Anda di halaman 1dari 8

KENDARAANMU,KEBETULAN dan

KEBENARAN
Sebuah Kebetulan
Sebuah kebetulan yang selalu terjadi, setiap saya memberanikan diri menginjakan kaki
ke kampus tercinta ini .....
Cerita apa yang telah Engkau rancang untuk hambamu ini ya Allah
sehingga Engkau menguji hambamu ini, pada sesuatu yang selalu hamba ini takuti
selalu ingin hamba hindari
ketika kekuatan untuk menginjakan kaki itu datang, kebetulan itu selalu terjadi
aku terlalu takut
nyaliku terlalu ciut Tuhan ....
maafkan hambamu ini,
mempertanyakan cerita yang telah Engkau rancang pada hambamu ini...
Hamba mengerti, Engkau tidak mungkin memberi cobaan melebihi batas
kemampuan hamba
"Ketika kumohon kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat"
Apakah ini jawaban dari semua kebetulan yang Engkau rancang pada
kehidupan hambamu ini ....
kuatkan hamba Tuhan...
kuatkan hamba .....
kuatkan hamba untuk tidak menyerah
kuatkan hamba untuk tidak menyalahkan segala macam kebetulan ini
kuatkan hamba untuk menerima semuanya ....
Apa arti sebuah "Kebetulan"?? Jika semua sudah diaturNYA
Apa maksud sebuah "Kebetulan"?? Jika semua sudah jalanNYA
Apa ada sebuah "Kebetulan"?? Jika memang semua sudah ditetapkanNYA
Kebetulan, memang membingungkan. Jika semua sudah diatur dalam sebuah
drama, "Kebetulan" hanyalah sebuah bahasa manusia. Manusia tahu apa? saya tahu
apa? Saya tak tahu apa-apa. Saya hanya manusia, manusia biasa. Saya hanya bertanya
dan dijawab oleh mereka. Mereka yang sama seperti saya. Biasa! Kini saya hanya
bertanya pada-NYA? apa maksud semua kebetulan ini? Semu ataukah episode baru
sebuah drama? Harapku sebuah drama baru yang indah, lebih indah! Inikah maksud

jalan cerita-NYA, yang manusia sebut dengan "Kebetulan"? Jika memang iya, ini adalah
sebuah "Kebetulan Luar Biasa". Tapi lagi-lagi ini hanya sebuah jawaban manusia.
Biasa! Apa jawaban-NYA? lagi-lagi pertanyaan ada. Singgah bertumpuk dalam dada.
Menguras fikiran untuk mencari jawabannya. "Kebetulan" itu sederhana namun susah
untuk dibaca. Sedikit saya mengerti dari semua. Mungkin "Kebetulan" (bahasa
manusia) adalah sebuah mainan teka-teki-NYA. Ya! Manusia diminta berfikir
sederhana, se-sederhana teka-teki anak TK. Mungkin Dia hanya meminta kita mengerti.
Mengerti saja! Dan mungkin setelah mengerti, kita bisa melihat jawabannya.
Tapi nanti, setelah mengerti! Mungkin!
***
Kebetulan memang merupakan salah satu di antara banyak topik yang menarik
untuk diperbincangkan. Saya akan mencoba untuk membahas secara literal terlebih
dahulu. Dalam bahasa Indonesia, ada dua kata yang mempunyai kesamaan arti atau
sinonim dan cukup menarik untuk diteliti, yaitu kata benar dan betul. Keduanya juga
berlawanan kata atau antonim dengan kata salah. Tapi ketika benar dan betul diberi
awalan ke dan akhiran an, maka maknanya menjadi sangat jauh berbeda.
Kebenaran tidak akan sama artinya dengan kebetulan. Kebenaran adalah sesuatu
yang bisa dibuktikan oleh panca indra baik secara empiris maupun dengan logika.
Misalnya saja premis yang menyatakan bahwa semua orang pasti mati, maka hal itu
disebut sebagai kebenaran. Sebaliknya kebetulan adalah peristiwa yang terjadi secara
tidak sengaja, tapi membawa keberuntungan seperti kata serendipity. Tapi kebetulan
tidak bisa digunakan secara logis untuk menyatakan, kebetulan semua orang pasti
mati. Kebetulan juga adalah barang yang langka dan tidak bisa terjadi setiap saat.
Menurut James Redfield dalam Celestine Prophecy bahwa di dunia ini, tidak ada
yang namanya kebetulan. Semuanya sudah digerakan oleh Yang Maha Kuasa. Misalnya
saja seseorang sedang bangkrut, tidak punya job, dan tidak punya uang sesen pun. Tibatiba datang teman memberikan proyek dengan keuntungan yang cukup besar. Itu yang
dinamakan kebetulan. Atau saat motor seseorang mogok di tengah jalan dalam
perjalanan luar kota karena kehabisan bensin dan sialnya lagi dompetnya tinggal seribu
rupiah saja, jelas dia tidak bisa pulang ke rumah. Mendadak temannya yang sudah lama
tidak bertemu dan tinggal tidak jauh dari tempat itu melintas di depannya. Untungnya
saja temannya berhenti dan mau meminjamkannya uang. Apakah peristiwa seperti ini
bisa disebut sebagai kebetulan atau kebenaran? Tentu saja banyak orang akan
menganggap peristiwa ini hanya kebetulan saja karena kemungkinannya sangat kecil.
Tapi jika Anda percaya akan dengan kekuatan alam, maka Anda tidak akan pernah
mengangap peristiwa ini sebagai kebetulan saja, tapi sebuah kebenaran karena sudah
digariskan sebelumnya seakan ada kekuatan besar yang menggerakan semuanya.
Apakah benar begitu? Lawan dari kebetulan ini adalah kesialan. Misalnya saat
anda tidak punya uang, sialnya anda sedang sakit keras karena mengidap sipilis. Saat
motor anda mogok di tengah rel kereta, sialnya ada kereta melintas cepat dan menggilas
tubuh anda sampai berkeping-keping. Saat anda sedang diPHK dari perusahaan anda,
sialnya anda diputus oleh pacar yang akan menikah dengan orang lain. Saat anda

menyatakan diri sebagai ateis dan masuk PKI, sialnya meletus gerakan pembunuhan
masal PKI yang digerakan militer dan tanpa menunggu banyak waktu lagi, leher Anda
sudah digorok oleh orang-orang beragama.
Bayangkan jika tidak ada kebetulan di dunia ini, maka kita tidak akan
menemukan kebenaran. Misalnya jika saja Albert Einstein tidak naik kereta dan
memikirkan teori relativitas, mungkin dia akan sulit menemukan contoh yang sederhana
untuk menjelaskan teorinya kepada semua orang. Jika Newton tidak kejatuhan apel saat
duduk di sebuah taman, maka dia tidak akan menemukan kebenaran teori gravitasi. Jika
Jackson Pollock secara tidak sengaja menumpahkan cat airnya ke atas kanvas, maka dia
tidak akan menemukan gaya melukisnya yang sangat ekspresif. Masihkah kita
meragukan kekuatan kebetulan untuk menemukan kebenaran?
Nah, kebetulan saat saya sedang memikirkan korelasi antara kebetulan dan
kebenaran ini setiap hari, tenyata saya mampu membuktikan kebenaran ini. Saya
memiliki seorang sahabat sejak kecil dan sampai sekarang masih sangat akrab. Kami
berdua datang ke Semarang di waktu yang sama. Saya dari Pekalongan dan dia dari
Cilacap. Ternyata rumah kami berdekatan, hari ulang tahun kami berdekatan bahkan
kami memiliki riwayat gangguan kesehatan yang sama. Kami bersekolah di SD yang
sama dan berada satu kelas. Saat beranjak ke SMP tidak terduga saya satu sekolah
dengannya. Saat pembagian kelas ternyata kami berbeda kelas, tapi setelah berjalan
beberapa waktu, tak terduga saya dipindah menjadi satu kelas dengannya bahkan saya
duduk di depan bangkunya. Saat duduk kelas 3 SMP, kami kembali untuk duduk satu
kelas. Padahal kita duduk berjauhan, tetapi sekali lagi Ibu Guru meminta saya duduk di
depan tempat duduknya. Saat beranjak ke SMA, kami menjadi teman satu sekolah lagi
walau kami tidak berencana untuk satu sekolah. Tapi dalam kurun satu tahun kami
sempat tidak berkomunikasi. Setelah naik ke kelas dua, kami dipertemukan kembali
dalam kegiatan ektrakulikuler. Bahkan saat ada event, kami berdua ditunjuk untuk
bekerjasama sebagai ketua acara. Apakah semua ini hanya kebetulan saja? Atau ada
sesuatu kekuatan yang besar sedang menggerakan saya. Mungkin hanya orang yang
tercerahkan saja yang bisa mengerti dan membuktikannya.
***
Mari kita renungkan ayat-ayat berikut:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di
sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al
Baqarah(2):255 - Ayat Kursi)

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Al
Anaam(6):59)
Di dalam akidah Islam tidak ada yang dikatakan sebagai kebetulan karena
semuanya merupakan takdir daripada Allah SWT. Setiap yang berlaku hatta sekecil
mana sekalipun tidak terlepas daripada khudrat dan ilmu Allah SWT. Tetapi kita boleh
katakan kebetulan yang dimaksudkan oleh orang kita ialah berbetulan dengan takdir.
Maka jika dimaksudkan dengan kebetulan ialah yang berbetulan dengan takdir maka
tidaklah menjadi salah untuk kita mengatakan secara kebetulan. Dengan perkataan yang
lain ialah sesuatu yang di luar kemampuan kita berlaku dan berbetulan dengan apa yang
telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
Namun jika diitiqadkan yang kebetulan itu terjadi dengan sendiri bukan
daripada khudrat Allah SWT maka kalam sebegini boleh mengeluarkan kita daripada
Islam dan dikira sebagai murtad dan wajib bertaubat dan jika tidak mau bertaubat maka
dipancung oleh Imam atau ketua negara sebuah negara Islam.
Ulama mutakallim membagikan perbuatan kita kepada dua hal. Pertama disebut
sebagai ikhtiari dan kedua disebut sebagai idthirori. Ikhtiari ialah yang kita lakukan
dengan pilihan kita dan usaha kita seperti kita memilih untuk memakan nasi atau roti.
Maka ini di dalam kewenangan kita. Adapun idthirori ialah sesuatu yang di luar bidang
kuasa kita yang berlaku dengan ketentuan Allah SWT seperti kelipan mata dan
sebagainya.
Benda alam ini dengan seluruh sistemnya disengaja seratus persen oleh pola
penciptaan-Nya. Tapi bahwa kemudian terjadi ketidakseimbangan ekologis, terjadi
kebakaran di hutan, banjir karena ketidaktertataan pembangunan, pelubangan ozon, dan
lain sebagainya, itu tanda bahwa Allah berbagi kepada manusia, member mandat
kepadanya untuk mengerjakan sesuatu, tapi diperintahkan agar disesuaikan dengan
kehendak-Nya.
Sama seperti dengan rambut lurusmu itu, hidung mancungmu itu, kokoh
tanganmu itu, disengaja seratus persen oleh Allah. Tapi, Ia memberimu persentase
pinjaman (haq) juga kepadamu, dan kamu pergi ke salon mengkritingkan rambutmu,
kamu pergi ke took emas memasankan anting-anting di hidungmu, serta saat kamu
mengikuti fitness untuk membuat badanmu lebih kokoh.
Dan bagaimana Allah menyengaja model nasib atasmu, bergantung pada dua
hal. Pertama, pada hak mutlak Allah untuk menetukan apa saja. Kedua, pada kualitas
dan moral pergaulanmu sendiri terhadap Allah.
***

Berserah diri kepada Allah merupakan ciri khusus yang dimiliki orang-orang
mukmin, yang memiliki keimanan yang mendalam, yang mampu melihat kekuasaan
Allah, dan yang dekat dengan-Nya. Terdapat rahasia penting dan kenikmatan jika kita
berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada Allah maknanya adalah menyandarkan
dirinya dan takdirnya dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Allah telah menciptakan
semua makhluk, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa masing-masing dengan tujuannya sendiri-sendiri dan takdirnya sendiri-sendiri.
Matahari, bulan, lautan, danau, pohon, bunga, seekor semut kecil, sehelai daun yang
jatuh dari ranting pohonnya, debu yang ada di bangku, batu yang menyebabkan kita
tersandung, baju yang kita beli sepuluh tahun yang lalu, buah persik di lemari es, ibu
anda, teman kepala sekolah anda, diri anda - pendek kata segala sesuatunya, takdirnya
telah ditetapkan oleh Allah jutaan tahun yang lalu. Takdir segala sesuatu telah tersimpan
dalam sebuah kitab yang dalam al-Qur'an disebut sebagai 'Lauhul-Mahfuzh'. Saat
kematian, saat jatuhnya sebuah daun, saat buah persik dalam peti es membusuk, dan
batu yang menyebabkan kita tersandung - pendek kata semua peristiwa, yang remeh
maupun yang penting - semuanya tersimpan dalam kitab ini.
Orang-orang yang beriman meyakini takdir ini dan mereka mengetahui bahwa
takdir yang diciptakan oleh Allah adalah yang terbaik bagi mereka. Itulah sebabnya
setiap detik dalam kehidupan mereka, mereka selalu berserah diri kepada Allah. Dengan
kata lain, mereka mengetahui bahwa Allah menciptakan semua peristiwa ini sesuai
dengan tujuan Ilahiyah, dan terdapat kebaikan dalam apa saja yang diciptakan oleh
Allah. Misalnya, terserang penyakit yang berbahaya, menghadapi musuh yang kejam,
menghadapi tuduhan palsu padahal ia tidak bersalah, atau menghadapi peristiwa yang
sangat mengerikan, semua ini tidak mengubah keimanan orang yang beriman, juga tidak
menimbulkan rasa takut dalam hati mereka. Mereka menyambut dengan rela apa saja
yang telah diciptakan Allah untuk mereka. Orang-orang beriman menghadapi dengan
kegembiraan keadaan apa saja, keadaan yang pada umumnya bagi orang-orang yang tak
mengenal Allah SWT menyebabkan perasaan ngeri dan putus asa. Hal itu karena
rencana yang paling mengerikan sekalipun, sesungguhnya telah direncanakan oleh Allah
untuk menguji mereka. Orang-orang yang menghadapi semuanya ini dengan sabar dan
bertawakal kepada Allah atas takdir yang telah Dia ciptakan, mereka akan dicintai dan
diridhai Allah. Mereka akan memperoleh surga yang kekal abadi. Itulah sebabnya
orang-orang yang beriman memperoleh kenikmatan, ketenangan, dan kegembiraan
dalam kehidupan mereka karena bertawakal kepada Tuhan mereka. Inilah nikmat dan
rahasia yang dijelaskan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman. Allah
menjelaskan dalam al-Qur'an bahwa Dia mencintai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya. (Q.s. Ali 'Imran: 159) Rasulullah saw. juga menyatakan hal ini, beliau
bersabda:
"Tidaklah beriman seorang hamba Allah hingga ia percaya kepada takdir yang
baik dan buruk, dan mengetahui bahwa ia tidak dapat menolak apa saja yang
menimpanya (baik dan buruk), dan ia tidak dapat terkena apa saja yang dijauhkan
darinya (baik dan buruk)."

Masalah lainnya yang disebutkan dalam al-Qur'an tentang bertawakal kepada


Allah adalah tentang "melakukan tindakan". Al-Qur'an memberitahukan kita tentang
berbagai tindakan yang dapat dilakukan orang-orang yang beriman dalam berbagai
keadaan. Dalam ayat-ayat lainnya, Allah juga menjelaskan rahasia bahwa tindakantindakan tersebut yang diterima sebagai ibadah kepada Allah, tidak dapat mengubah
takdir. Nabi Ya'qub alaihi'salam. menasihati putranya agar melakukan beberapa tindakan
ketika memasuki kota, tetapi setelah itu beliau diingatkan agar bertawakal kepada Allah.
Inilah ayat yang membicarakan masalah tersebut:
"Dan Ya'qub berkata, 'Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk dari satu pintu
gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, namun demikian aku
tidak dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan
menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nyalah aku bertawakal dan
hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri'." (Q.s. Yusuf:
67).
Sebagaimana dapat dilihat pada ucapan Nabi Ya'qub, orang-orang yang beriman
tentu saja juga mengambil tindakan berjaga-jaga, tetapi mereka mengetahui bahwa
mereka tidak dapat mengubah takdir Allah yang dikehendaki untuk mereka. Misalnya,
seseorang harus mengikuti aturan lalu lintas dan tidak mengemudi dengan sembarangan.
Ini merupakan tindakan yang penting dan merupakan sebuah bentuk ibadah demi
keselamatan diri sendiri dan orang lain. Namun, jika Allah menghendaki bahwa orang
itu meninggal karena kecelakaan mobil, maka tidak ada tindakan yang dapat dilakukan
untuk mencegah kematiannya. Terkadang tindakan pencegahan atau suatu perbuatan
tampaknya dapat menghindari orang itu dari kematian. Atau mungkin seseorang dapat
melakukan keputusan penting yang dapat mengubah jalan hidupnya, atau seseorang
dapat sembuh dari penyakitnya yang mematikan dengan menunjukkan kekuatannya dan
daya tahannya. Namun, semua peristiwa ini terjadi karena Allah telah menetapkan yang
demikian itu. Sebagian orang salah menafsirkan peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai
"mengatasi takdir seseorang" atau "mengubah takdir seseorang". Tetapi, tak seorang
pun, bahkan orang yang sangat kuat sekalipun di dunia ini yang dapat mengubah apa
yang telah ditetapkan oleh Allah. Tak seorang manusia pun yang memiliki kekuatan
seperti itu. Sebaliknya, setiap makhluk sangat lemah dibandingkan dengan ketetapan
Allah. Adanya fakta bahwa sebagian orang tidak menerima kenyataan ini tetap tidak
mengubah kebenaran. Sesungguhnya, orang yang menolak takdir juga telah ditetapkan
demikian. Karena itulah orang-orang yang menghindari kematian atau penyakit, atau
mengubah jalannya kehidupan, mereka mengalami peristiwa seperti ini karena Allah
telah menetapkannya. Allah menceritakan hal ini dalam al-Qur'an sebagai berikut:
"Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.s. al-Hadid: 22-3).

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, peristiwa apa pun yang terjadi telah
ditetapkan sebelumnya dan tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Untuk itulah Allah
menyatakan kepada manusia supaya tidak berduka cita terhadap apa yang luput darinya.
Misalnya, seseorang yang kehilangan semua harta bendanya dalam sebuah kebakaran
atau mengalami kerugian dalam perdagangannya, semua ini memang sudah ditetapkan.
Dengan demikian mustahil baginya untuk menghindari atau mencegah kejadian
tersebut. Jadi tidak ada gunanya jika merasa berduka cita atas kehilangan tersebut. Allah
menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai kejadian yang telah ditetapkan untuk
mereka. Orang-orang yang bertawakal kepada Allah ketika mereka menghadapi
peristiwa seperti itu, Allah akan ridha dan cinta kepadanya. Sebaliknya, orang-orang
yang tidak bertawakal kepada Allah akan selalu mengalami kesulitan, keresahan,
ketidakbahagiaan dalam kehidupan mereka di dunia ini, dan akan memperoleh azab
yang kekal abadi di akhirat kelak. Dengan demikian sangat jelas bahwa bertawakal
kepada Allah akan membuahkan keberuntungan dan ketenangan di dunia dan di akhirat.
Dengan menyingkap rahasia-rahasia ini kepada orang-orang yang beriman, Allah
membebaskan mereka dari berbagai kesulitan dan menjadikan ujian dalam kehidupan di
dunia ini yang akan terasa mudah bagi mereka.
***
Jika hatimu berzikir dan mengonsentrasikan diri pada fungsi kesengajaan Allah
yang penuh kasih saying atas naik turunya nasibnya, kau akan dibimbing untuk
senantiasa berada dalam atau dekat kasih sayang-Nya itu. Pikiranmu akan dituntun olehNya untuk memasuki ide-ide atau gagasan dalam mengendalikan setir mobilmu yang
sesuai dengan kasih sayang-Nya. Kakimu, tanganmu, alam pikiran dan perasaanmu
akan senantiasa dipanggil oleh-Nya ke dalam cinta-Nya.
Dengan demikian, kau tak perlu menyerobot kasih sayang Allah yang
dianugerahkan kepada orang lain. Karena, di samping kasih sayang-Nya juga tersedia
buatmu, juga karena kalau kau mencuri rahmat yang diterima saudaramu, maka nanti
kau harus membayarnya. Mungkin keharusan membayar itu membuat kasih sayang
Allah urung menaburi hidupmu.
Kini saya lebih mengerti bahwa setiap apa yang terjadi itu sudah Allah tentukan
seawalnya, seperti soal Jodoh, Rejeki, Ajal juga sudah termaktub dalam sebuah kitab
yang dalam al-Qur'an disebut sebagai 'Lauhul-Mahfuzh'. Dan, harus diingat setiap apa
yang berlaku itu pasti ada hikmahnya. Terkadang orang bosan mendengar nasihat yang
sama. Bila setiap kita kali dapat menerima sesuatu hakikat itu, orang pasti akan
menasihati kita dengan ayat "SETIAP YANG BERLAKU ADA HIKMAHNYA" dan
saya sendiri mengakuinya. Belum ada lagi setiap apa yang terjadi itu Allah sengaja
berikan pada kita tanpa hikmah. Saya lebih menyukai untuk berkongsi ayat ini, hari ini
biarlah lebih baik dari semalam, dan di harapkan hari esok lebih baik dari hari ini.
Semoga segala apa yang Allah berikan pada saya hari ini, akan menjadikan saya
lebih kuat, saya senantiasa berpegang pada ayat ini ,"ALLAH TIDAK AKAN

MEMBERIKAN DUGAAN YANG HAMBANYA TIDAK MAMPU UNTUK


MENGHADAPINYA"
Semoga saya dan anda yang menghadapi masalah, tabah dan ridha menempuh
dugaan hidup dan sentiasa berbalik kepada AL-QURAN dan DOA kepada ALLAH
untuk memperoleh ketenangan.

Anda mungkin juga menyukai