METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan.
C. Definisi Operasional
28
No
Variabel
1.
Independen
Umur
2.
Pendidikan
3.
Pekerjaan
4.
Pengetahuan
Definisi Operasional
Alat
Ukur
Cara Ukur
Kuesioner
Wawancara
Pendidikan
yang
diperoleh ibu secara
formal diukur dari
sekolah yang dilewati
dengan sukses atau
lulus
Wawancara
Kuesioner
Kuesioner
Wawancara
Kuesioner
Wawancara
Bila jawaban
benar nilai 1
dan bila salah
nilai 0 untuk
masing-masing
poin
Hasil Ukur
Skala
Usia
reproduksi
sehat : umur 20-35
Usia reproduksi
tidak sehat : umur
<20 tahun atau >35
tahun
(Siswono, 2004)
Lulus SD /
sederajat
Lulus SMP/
sederajat
Lulus SMA/
sederajat
Lulus Perguruan
Tinggi
Bekerja
Tidak bekerja
Ordinal
6.
Dependen
Pemberian
ASI
eksklusif
Kuesioner
Wawancara
Bila jawaban
Ya nilai 1 dan
bila Tidak nilai
0
Ordinal
Nominal
Pengetahuan baik
bila skor total :
>80% (>16)
Pengetahuan
sedang bila skor
total: 60%-80%
(12 - 16)
Pengetahuan
kurang bila skor
total: <60%(<12)
(Khomsan, 2006)
Ordinal
Eksklusif : Bila
skor 1
Tidak eksklusif :
Bila skor 0
Nominal
2. Tempat Penelitian
Wilayah atau tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di Desa
Karangawen wilayah kerja Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak.
N
1+ N (d 2 )
Keterangan :
n : Besar sample
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan yaitu 0,05
Jadi sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 40 orang dari 45
orang dengan tingkat kepercayaan yaitu 0,05. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara Dukuh Ngiri Wetan diambil 6 orang, Dukuh Ngiri Kulon diambil 7
orang, Dukuh Waruk diambil 8 orang, Dukuh Karangawen Kidul diambil 11
orang, Dukuh Karangawen Lor diambil 8 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang sesuai kriteria
inklusi dan eklusi yang ditetapkan sebanyak 40 orang.
Kriteria sampel :
a. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sample.
Yang menjadi karakteristik inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu yang berada di Desa Karangawen wilayah kerja Puskesmas Karangawen
I Kabupaten Demak
2) Ibu yang bersedia diteliti
3) Ibu yang mempunyai bayi dan menyusui 06 bulan
b.Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu yang menolak untuk diteliti.
2) Bukan warga tetap Desa karangawen.
3. Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling
dengan cara Stratified Random Sampling. Yaitu Pengambilan sampel dilakukan
secara acak sratifikasi. Dengan teknik ini didapatkan sampel sebanyak 40
responden.
F. Instrumen Penelitian
Alat atau instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang terdiri dari
kuesioner tentang identitas, pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif. Ditinjau
cara responden menjawab kuesioner, penelitian ini menggunakan pertanyaan
tertutup. Pertanyaan yang digunakan disusun sedemikian rupa dengan jawaban
yang
1) Umur Ibu
a) Usia Reproduksi sehat : umur 20-35 tahun
: kode 1
b) Usia Reproduksi tidak sehat : umur <20 tahun atau >35 tahun : kode 2
(Siswono, 2004).
2) Pendidikan
a) Lulus SD/ Sederajat
: kode 1
: kode 2
: kode 3
a) Bekerja
: kode 1
b) Tidak Bekerja
: kode 2
4) Pengetahuan
a) Baik
: kode 3
b) Sedang
: kode 2
c) Kurang
: kode 1
2. Analisa Data
Data dianalisis dengan uji statistik Chi Square.
I. Jadwal Penelitian
Terlampir
BAB I
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pekerjaan yang paling banyak yaitu buruh industri dan petani. Tingkat pendidikan
di wilayah ini tergolong menengah yaitu tamat SD sampai SMA
Penelitian Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Karangawen Wilayah Kerja Puskesmas
Karangawen I Kabupaten Demak Tahun 2009 bertujuan untuk mengetahui faktor
apa saja yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan, dari segi umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan.
Jumlah responden dalam penelitian ini terdapat 40 responden yang merupakan
36
ibu menyusui dengan usia bayi 0-6 bulan di Desa Karangawen wilayah kerja
Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak.
2. Analisis Univariat
a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Pengetahuan dan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan dan Pemberian ASI Eksklusif
Variabel
1) Umur
Reproduksi sehat (20-35 tahun)
Reproduksi tidak sehat (<20
atau >35 tahun)
Jumlah
2) Pendidikan
Lulus SD / Sederajat
Lulus SMP / Sederajat
Lulus SMA / Sederajat
Lulus Perguruan Tinggi
Jumlah
3) Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Jumlah
4) Tingkat Pengetahuan
Baik
Frekuensi
Persentase (%)
30
10
75,00
25,00
40
100,00
9
15
16
0
40
22,50
37,50
40,00
0,00
100,00
27
13
40
67,50
32,50
100,00
22,50
Sedang
Kurang
Jumlah
5) Pemberian ASI Eksklusif
Ekskusif
Tidak ekskusif
Jumlah
11
20
40
27,50
50,00
100,00
5
35
40
12,50
87,50
100,00
tidak. Dimana secara faktual dengan tingkat pendidikan yang dimiliki tersebut
responden diharapkan memiliki pengetahuan tentang cara pemberian ASI eksklusif.
Misalnya saja seseorang berpendidikan tinggi dan pengetahuan luas akan lebih bisa
menerima alasan untuk memberikan ASI eksklusif karena pola pikirnya yang lebih
realistis dibandingkan yang berpendidikan rendah (Yoga, 2005).
tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya
selama 6 bulan (Roesli, 2000).
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan masih sangat rendah dari tarjet yang diharapkan oleh pemerintah yaitu 80,00%.
Hal itu disebabkan karena beberapa faktor diantaranya umur, pendidikan, pekerjaan
dan pengetahuan (Siswono, 2004). Dari penelitian ini faktor yang berhubungan
dengan pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan. Sebab semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang, maka semakin tinggi pula kecenderungan untuk pemberian
ASI eksklusif, begitu juga sebaliknya. Data yang menunjukkan hal tersebut adalah
dari 5 orang responden yang memberikan ASI eksklusif, 4 orang diantaranya
mempunyai tingkat pengetahuan baik dan 1 orang yang mempunyai tingkat
pengetahuan sedang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu dan sebagian besar pengetahuan didapat melalui
indera mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Hasil Table 4.1 menunjukkan bahwa 20
orang (50,00%) ibu menyusui di desa Karangawen mempunyai tingkat pengetahuan
kurang.
Sebagaimana menurut Notoatmodjo yang mengemukakan bahwa semakin tinggi
pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Selain pendidikan
formal responden juga dapat mencari pengetahuan tentang cara pemberian ASI
eksklusif dari majalah,surat kabar, dan buku yang menguraikan tentang pemberian
ASI secara eksklusif.
Pertanyaan
Benar
Frekuensi
Persentase
(%)
Salah
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
.
17.
18.
19.
20.
27
67,50
13
32,50
21
52,50
19
47,50
18
40
45,00
100,00
22
0
55,00
0,00
22
55,00
18
45,00
24
60,00
16
40,00
22,50
31
77,50
40
100,00
0,00
25
62,50
15
37,50
40
100,00
0,00
40
100,00
0,00
40
100,00
0,00
19
47,50
21
52,50
28
70,00
12
30,00
26
65,00
14
35,00
17
42,50
23
57,50
37
92,50
7,50
25
62,50
15
37,50
23
57,50
17
42,50
25
62,500
15
37,50
7 berisi tentang manfaat ASI bagi ibu khususnya dalam menjarangkan kehamilan atau
sebagai kontrasepsi alamiah atau biasa disebut Metode Amenorhea Laktasi (MAL).
Tetapi dalam hal ini banyak responden yang kurang mengerti akan manfaat tersebut.
Keadaan tersebut disebabkan karena kurangnya informasi dari tenaga kesehatan
khususnya bidan serta ketidak mantapan ibu dalam menggunakan metode KB ini. Ibu
yang menyusui bayinya secara ekeklusif sampai 6 bulan penuh serta belum
mendapatkan menstruasi pertamanya setelah melahirkan maka secara alamiah itu
dapat menjarangkan kehamilan (Roesli, 2000).
3. Analisis Bivariat
a. Hubungan Umur dengan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Umur dengan Pemberian
ASI Eksklusif
No
Umur
1.
Reproduksi
sehat
Reproduksi
tidak sehat
2.
Pemberian ASI
Eksklusif
Tidak
Eksklusif
4 (13,30%)
26 (86,70%)
1(10,00%)
9 (90,00%)
Jumlah
30 (100,00%)
10 (100,00%)
P-value
0,633
Dari Tabel 4.3 bahwa responden yang berada pada usia reproduksi sehat
sebesar 30 orang (75,00%). Pada kelompok ini, 4 orang (13,30%) memberikan
ASI eksklusif pada bayinya dan 26 orang (86,70%) tidak memberikan ASI
eksklusif pada bayinya. Responden yang berada pada usia reproduksi tidak sehat
sebesar 10 orang (25,00%), 1 orang (10,00%) memberikan ASI eksklusif dan 9
orang (90,00%) tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai uji statistik chi-square menunjukkan P-value
sebesar 0,633, karena P-value lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara umur dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 6
bulan.
keluarga ikut membantu pekerjaan ibu, dan bidan desa yang rajin memberikan
penyuluhan tentang ASI eksklusif.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan
pemberian ASI secara eksklusif.
No
Pendidikan
1.
Lulus
SD/Sederajat
Lulus
SMP/Sederajat
Lulus
SMA/Sederajat
Lulus Perguruan
Tinggi
2.
3.
4.
Pemberian ASI
Eksklusif
Tidak
Eksklusif
0 (00,00%)
9 (100,100%)
Jumlah
1 (6,25%)
14 (93,33%)
15 (100,00%)
4 (26,67%)
12 (75,00%)
16 (100,00%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
9 (100,00%)
P-value
0,258
Pekerjaan
1.
2.
Bekerja
Tidak
Bekerja
Pemberian ASI
Eksklusif
Tidak Eksklusif
3 (11,10%)
24 (88,90%)
2 (15,40%)
11 (84,60%)
Jumlah
P-value
27 (100,00%)
13 (100,00%)
0,531
bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif
pada bayi 0-6 bulan.
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang setiap hari dilakukan responden
dan mendapat upah dari pekerjaannya itu. Ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan saat ini masih rendah yaitu
kurang dari 2 %, dari jumlah total ibu melahirkan, hal itu terjadi karena
banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Jika ibu segera bekerja
setelah melahirkan maka akan menghambat pemberian ASI eksklusif (Suradi,
2004). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara
eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan. Cuti
hamil selama 3 bulan ibu dapat memberian ASI eksklusif pada bayinya. Serta
didukung dengan adanya pengetahuan yang benar tentang menyusui,
perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja. Jadi seorang ibu
yang bekerjapun tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya
(Roesli,2000). Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar
responden bekerja sebagai buruh pabrik. Hal itu disebabkan karena Desa
Karangawen dekat dengan kawasan industri atau pabrik. Keadaan itu mendorong
ibu untuk bekerja guna menambah penghasilan keluarga. Selain itu karena
adanya faktor pendorong lainnya yaitu masalah ekonomi dan kondisi lingkungan
masyarakat yang masih rendah. Dengan adanya cuti hamil selama 3 bulan ibu
dapat memberian ASI eksklusif pada bayinya. Serta didukung dengan adanya
pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan
dukungan lingkungan kerja seperti adanya jam istirahat bagi ibu untuk memerah
ASI, dan bila jarak tempat kerja dekat dengan rumah ibu diperbolehkan pulang
untuk menyususi bayinya selama tidak mengganggu jam kerja pabrik. Sekalipun
terbatasnya waktu untuk mengasuh dan bertemu dengan bayinya karena harus
bekerja di luar rumah, masih ada beberapa ibu yang tetap dapat memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan pemberian ASI secara eksklusif.
No
Pemberian ASI
Jumlah
P-value
9 (100,00%)
11(100,00%)
20 (100,00%)
0,024
Kategori
Pengetahuan
Eksklusif
1.
2.
3.
Baik
Sedang
Kurang
4 (44,44%)
1 (9,09%)
0 (00,00%)
Tidak
Eksklusif
5 (55,54%)
10 (90,90%)
20 (100,00%)
dan lain sebagainya. Kondisi yang demikian yang demikian akan dapat
menghambat dalam pemberian ASI eksklusif.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.