SIFILIS
SIFILIS
KELOMPOK 3
DEFINISI
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema palidum; bersifat
kronik dan sistemik. pada perjalanannya, sifilis dapat menyerang hampir semua alat
tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Sifilis sering disebut sebagai Lues Raja Singa.
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut ditularkan
melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat Laten atau dapat kambuh lagi
sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat
diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan
penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang normal
dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin (Soedarto, 1998).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan olehTreponema pallidum.
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua
alat tubuh (Hidayat, 2009).
Sifilis ialah penyakit infeksi olehTreponema palidumdengan perjalanan penyakit
yang kronis, adanya remisi dan aksaserbasi, dapat menyerang semua organ dalam
tubuh terutama sistem kardiovaskular, otak, dan susunan saraf, serta dapat terjadi
sifilis kongenital (Mansjoer, Arif,et al, 2000: 153).
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa sifilis adalah penyakit
infeksi yang dapat digolongkan Penyakit Menular Seksual (PMS), yang disebabkan
olehTreponema palidium,yang bersifat kronis dan bekerja secara sistemik.
Epidemiologi :
Sifilis
FAKTOR RESIKO
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis primer
Berlangsung selama 10 - 90 hari sesudah infeksi ditandai
oleh Chancre sifilis dan adenitis regional. Papula tidak
nyeri tampak pada tempat sesudah masuknya Treponema
pallidum. Papula segra berkembang menjadi ulkus bersih,
tidak nyeri dengan tepi menonjol yang disebut chancre.
Infeksinya sebagai lesi primer akan terlihat ulserasi ( chancre )
yang soliter, tidak nyeri, mengeras, dan terutama terdapat di
daerah genitalia disertai dengan pembesaran kelenjar regional
yang tidak nyeri. Chancre biasanya pada genitalia berisi
Treponema pallidum yang hidup yang hidup dan sangat
menular, chancre extragenitalia dapat juga ditemukan pada
tempat masuknya sifilis primer. Chancre biasanya bisa sembuh
dengan sendirinya dalam 4 6 minggu dan setelah sembuh
menimbulkan jaringan parut. Penderita yang tidak diobati
infeksinya berkembang ke manifestasi sifilis sekunder.
Sifilis Sekunder
Terjadi sifilis sekunder, 2 10 minggu setelah chancre
sembuh. Manifestasi sifilis sekunder terkait dengan spiroketa
dan meliputi ruam, mukola papuler non pruritus, yang dapat
terjadi diseluruh tubuh yang meliputi telapak tangan dan telapak
kaki; Lesi pustuler dapat juga berkembang pada daerah yang
lembab disekitar anus dan vagina, terjadi kondilomata lata ( plak
seperti veruka, abu abu putih sampai eritematosa ). Dan plak
putih disebut ( Mukous patkes ) dapat ditemukan padfa membrana
mukosa, gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder adalah
penyakit seperti flu seperti demam ringan, nyeri kepala, malaise,
anoreksia, penurunan berat badan, nyeri tenggorokan, mialgia, dan
artralgia serta limfadenopati menyeluruh sering ada. Manifestasi
ginjal, hati, dan mata dapat ditemukan juga, meningitis terjadi 30 %
penderita. Sifilis sekunder dimanifestasikan oleh pleositosis dan
kenaikan cairan protein serebrospinal (CSS ), tetapi penderita
tidak dapat menunjukkan gejala neurologis sifilis laten.
Relapsing sfilis
Kekambuhan penyakit sifilis terjadi karena pengobatan
yang tidak tepat dosis dan jenisnya. Pada waktu terjadi
kekambuhan gejala gejala klinik dapat timbul kembali, tetapi
mungkin juga tanpa gejala hanya perubahan serologinya yaitu dari
reaksi STS ( Serologis Test for Syfilis ) yang negatif menjadi positif.
Gejala yang timbul kembali sama dengan gejala klinik pada
stadium sifilis sekunder.
Relapsing sifilis yang ada terdiri dari :
Sifilis
laten
Fase tenang yang terdapat antara hilangnya gejala klinik sifilis sekunder
dan tersier, ini berlangsung selama 1 tahun pertama masa laten ( laten
awal ). Tidak terjadi kekambuhan sesudah tahun pertama disertai sifilis
lambat yang tidak mungkin bergejala. Sifilis laten yang infektif dapat
ditularkan selama 4 tahun pertama sedang sifilis laten yang tidak
menular berlangsung setelah 4 tahun tersebut. Sifilis laten selama
berlangsung tidak dijumpai gejala klinik hanya reaksi STS positif.
Sifilis
tersier
Sifilis lanjut ini dapat terjadi bertahun tahun
sejak sesudah gejala sekunder menghilang. Pada
stadium ini penderita dapat mulai menunjukkan
manifestasi penyakit tersier yang meliputi neurologis,
kardiovaskuler dan lesi gummatosa, pada kulit dapat
terjadi lesi berupa nodul, noduloulseratif atau gumma.
Gumma selain mengenai kulit dapat mengenai semua
bagian tubuh sehingga dapat terjadi aneurisma aorta,
insufisiensi aorta, aortitis dan kelainan pada susunan
syaraf pusat ( neurosifilis ).
Sifilis
kongenital
Sifilis kongenital yang terjadi akibat penularan dari ibu hamil yang
menderita sifilis kepada anaknya melalui plasenta. Ibu hamil dengan
sifilis dengan pengobatan tidak tepat atau tidak diobati akan
mengakibatkan sifilis kongenital pada bayinya. Infeksi intrauterin
dengan sifilis mengakibatkan anak lahir mati, infantille congenital sifilis
atau sifilis timbul sesudah anak menjadi besar dan bahkan sesudah
dewasa. Pada infantil kongenital sifilis bayi mempunyai lesi lesi
mukokutan. Kondiloma, pelunakan tulang tulang panjang, paralisis
dan rinitis yang persisten. Sedangkan jika sifilis timbul sesudah anak
menjadi besar atau dewasa maka kelainan yang timbul pada umumnya
menyangkut susunan syaraf pusat misalnya parasis atau tabes, atrofi
nervous optikus dan tuli akibat kelainan syaraf nervous kedelapan, juga
interstitial keratitis, stig mata tulang dan gigi, saddel nose, saber shin
( tulang kering terbentuk seperti pedang ) dan kadang kadang gigi
Hutchinson dapat dijumpai. Prognosis sifilis kongenital tergantung
beratnya infeksi tetapi kelainan yang sudah terjadi akibat neurosifilis
biasanya sudah bisa disembuhkan. ( Soedarto, 1990 ).
KOMPLIKASI
mati
Persalinan prematur
Sifilis kongenital
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
Sifilis primer dan sekunder
1. Penisilin benzatin G dosis 4,8 juta unit IM (2,4juta unit/kali) dan diberikan 1 x seminggu
2. Penisilin prokain dalam aqua dengan dosis 600.000 unit injeksi IM sehari selama 10 hari.
3. Penisilin prokain +2% alumunium monostearat, dosis total 4,8 juta unit, diberikan 2,4 juta
unit/kali sebanyak dua kali seminggu.
Sifilis laten
1. Penisilin benzatin G dosis total 7,2 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam aqua dengan dosis total 12 juta unit (600.000 unit sehari).
3. Penisilin prokain +2% alumunium monostearat, dosis total 7,2 juta unit (diberikan 1,2 juta
unit/kali, dua kali seminggu).
Sifilis III
1. Penisilin benzatin G dosis total 9,6 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam aqua dengan dosis total 18 juta unit (600.000 unit)
3. Penisilin prokain + 2% alumunium monostearat, dosis total 9,6 juta unit (diberikan 1,2 juta
unit/kali, dua kali seminggu)
Untuk pasien sifilis I dan II yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan:
1. Tertrasiklin 500mg/oral, 4x sehari selama 15 hari.
2. Eritromisin 500mg/oral, 4x sehari selama 15 hari.
Untuk pasien sifilis laten lanjut (> 1 tahun) yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan:
1. Tetrasiklin 500mg/oral, 4x sehari selama 30 hari
2. Eritromisin 500mg/oral, 4x sehari selama 30 hari.
*Obat ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, menyusui, dan anak-anak.
Penatalaksanaan Keperawatan
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan
menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahaya PMS dan komplikais
2. Pentingnya mamatuhi pengobatan yang diberikan
3.Cara penularan PMS dan pengobatan untuk
pasangan seks tetapnya
4. Hindari hubungan seks sebelum sembuh dan
memakai kondom jika tidak dapat dihindarkan lagi.
5. Pentingnya personal hygiene khususnya pada alat
kelamin
6. Cara-cara menghindari PMS di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2004).Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Edge, V. (1993).Womens health care. VSA : Von Hoffman Press.
Manuaba, Ida Bagus. (2001).Ilmu kebidanan, penyakit kandungan,
dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC.
Padjadjaran, Universitas. (1981). Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.
Sinklair, C.C.R., Webb,J.B. (1992).Segi praktis ilmu kebidanan dan
kandungan untuk pemula. Jakarta : Binarupa Aksara.
Taber, Ben-Zion. (1994).Kapita selekta obstetri dan ginekologi.
Jakarta :EGC.
Wiknjosastro, H. (1999).Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26065/4/Chapter%20II.
pdf
. Diakses pada 28 agustus 2015.
Djuanda, Adhi. 1999.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Jakarta:
FKUI.