GEOGRAFI PARIWISATA
Kajian Tujuan Wisata dan Potensi Wisata
Disusun Oleh :
Gilang Sasongko
3201410045
Dosen Pembimbing :
Drs. Apik Budi S, M.Si.
Drs.moch.Arifien,M.Si
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
yang cukup teduh nan berudara bersih. Selain itu juga terdapat arena outbond berupa
Flying Fox dan juga motor ATV Tour.
Saat ini juga sedang dilakukan kerjasama dengan Taman Safari Indonesia
dengan pembangunan kolam lumba-lumba atau semacam sea world dan tempat
rekreasi modern.
2. Pantai Ujungnegoro
Tempat menarik yang bisa anda kunjungi ketika berkunjung ke Jawa Tengah,
ada sebuah pantai yang bernama pantai Ujung Negoro yang terletak di pantai utara
Batang, lebih tepatnya lagi terletak di Kota Batang, Jawa tengah. Kurang lebih 5
kilometer dari jalur pantura Jakarta-Semarang atau 10-14 kilo dari Kota Batang. Bisa
di tempuh menggunakan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua, ada juga
angkutan umum untuk menuju ke pantai ini.
Di pantai ujung negera terbentang pohon bakau yang berjejer,gagah, rimbun
dan kuat menahan hantaman ombak. Pengunjung tidak perlu kuatir, pantai ini
memiliki lingkungan yang bersih, banyak disediakan tong sampah agar pengunjung
tidak sembarang membuang sampah di area pantai. Ada juga taman bermain yang bisa
digunakan untuk anak-anak untuk bermain. Pengunjung juga bisa menikmati
petualangan menaikir perahu-perahu kecil untuk membawa ketengah laut untuk
melihat keindahan pantai, banyak warung yang menyajikan aneka makanan ketika
perut sudah terasa lapar.
3. Agrowisata Pagilaran
Di samping harus tetap mempertahankan produk utamanya sebagai sentra
penghasil teh terbesar di Jawa Tengah, PT Pagilaran membuka kebun yang terletak di
Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Batang sebagai areal agrowisata.
Agrowisata Kebun Teh Pagilaran (AKTP) masih menjadi andalan Jateng
dalam menarik wisatawan mancanegara dan nusantara. Dalam setahun terakhir ini,
jumlah kunjungan wisatawan hampir mencapai 50.000 orang, kata Kepala Bagian
Pariwisata Agrowisata Pagilaran Ir. Supriyono.
Dalam sejarahnya, kebun ini didirikan pada tahun 1880 oleh sebuah maskapai
milik Belanda. Pada 1922, perkebunan ini dibeli Pemerintah Inggris, dan digabung
dengan PT Pemanukan and Tjiasem Land's hingga hak guna usaha-nya habis pada
1964. Pemerintah Indonesia kemudian mengambil-alih menyerahkan pengelolaan
perkebunan tersebut kepada Fakultas Pertanian UGM, dengan tujuan peningkatan
Goa yang dibangun Jepang ini memiliki karakteristik yang sama dengan goa
yang ada di kecamatan Subah. Dari pengamatan Tim, goa Jepang dibuat lebih dari 10
mulut goa, biasanya hanya 1 yang benar-benar menjadi goa utama yang mampu
menampung beberapa kendaraan tempur dan puluhan tentara. Sedangkan mulut goa
lainnya hanya berkedalaman sekitar 5 hingga 20 meter yang berfungsi untuk
mengelabuhi.
Goa Jepang Alas Roban ini berjumlah 1 mulut goa buatan utama, 12 mulut goa
buatan dengan kedalaman 5-20 meter, 1 mulut goa yang belum jadi dan 1 goa yang
ada karna proses alam. Semuanya dahulu digunakan Jepang untuk bersembunyi.
Pada goa utama dapat menampung sekitar 8 tank (kendaraan perang) pada saat itu.
Kedalamannya lebih dari 30 meter. Belum ada yang mampu memetakan keadaan
dalam goa karena keterbatasan SDM dan alat.
Kondisi di beberapa goa memprihatinkan, banyak sampah non organik
berserakan dan beberapa mulut goa mulai longsor karena terkikisnya tanah.
Dahulu goa ini dibangun dengan menggunakan nyawa-nyawa bangsa
Indonesia setempat. Namun saat ini tidak ada yang mau merawatnya dan
memanfaatkan kembali. Harapannya tempat ini dimanfaatkan untuk kegiatan publik
agar tidak sia-sia. Goa ini merupakan situs bersejarah keberadaan Jepang di Indonesia
yang dapat menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia saat itu.
Sumber :
http://photobatang.blogspot.com
http://batangkab.go.id/