Jurnal
Jurnal
dan
Penelitian
ini
bisa
menjadi
dirancang
pengganti
untuk
yang
bermanfaat.
membandingkan
efektivitas
dan
Metode:
Penelitian
ini
dilakukan
pada
empat
peningkatan
keparahan
lesi
sebagai
parameter, hasilnya 80%, 88,33%, 71,66% dan 65% masingmasing pada follow-up kedua. Permetrin topikal (5%) lebih efektif
dibandingkan dengan topikal BB lotion dan topikal GBHC lotion (p
untuk
antihistamin.
Pengobatan
terlambatnya
mengatasi
Antibiotik
sering
rasa
diperlukan
terhambat
diagnosis,
gatal
dapat
untuk
karena
kepatuhan
mengunakan
infeksi
tidak
terapi
bakteri.
tepat
atau
buruk
atau
pengobatan.
Oleh
karena
itu,
perlu
memperbaiki
pendidikan
program
kondisi
untuk
terpadu,
lingkungan
menciptakan
dengan
dan
upaya
untuk
sosial-ekonomi
kesadaran
dan
juga
dan
untuk
Follow-up
pertama
kedua
Jumlah kasus
Jumlah kasus
dose
(%)
31 (51.66%)
(%)
20 (33.34%)
200g/kgBB
Krim Permetrin topikal 5% aplikasi
38 (63.34%)
16 (26.66%)
Ivermectin
oral
single
tunggal
Lotion GBHC topikal 1% aplikasi
26 (43.33%)
19 (31.66%)
tunggal
Lotion BB
30 (50.00%)
11 (18.33%)
25%
topikal
aplikasi
tunggal
Tabel 1. Respon pengobatan dari berbagai kelompok
kedua
Jumlah kasus
Jumlah kasus
dose
(%)
32 (53.34%)
(%)
16 (26.60%)
200g/kgBB
Krim Permetrin topikal 5% aplikasi
43 (71.66%)
10 (16.66%)
tunggal
Lotion GBHC topikal 1% aplikasi
28 (46.66%)
15 (25.00%)
Ivermectin
oral
single
tunggal
Lotion BB
25%
topikal
aplikasi
29 (48.33%)
10 (16.66%)
tunggal
Tabel 3. Peningkatan yang dilihat dengan keparahan lesi sebagai
parameter
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Kriteria eksklusi:
1) Anak-anak di bawah 5 tahun, pasien usia lanjut lebih dari 60
tahun
2) Pasien hamil dan menyusui
3) Pasien yang tidak bersedia datang untuk difollow-up
4) Memiliki penyakit sistemik yang serius
Klmpk
Jmla
h
minggu keenam
keenam
kasu
s
Perbe
daan
antar
kelom
Jumlah tdk
Jumlah
Jumlah tdk
meningkat(
meningkat(
meningkat(
meningkat(%
%)
51(85)
54(90)
45(75)
41(68.33)
x2 =10.54
IVER
60
PM
60
GBHC 60
BB
60
Chi-Square
Test
Degree
freedom
Jumlah
of
1-2
1-3
1-4
%)
9(15)
6(10)
15(25)
19(31.66)
p=0.01
p<.05,(S)
D.F.=3
x2=0.8
0
x2
=1.88
x2=4.6
6
%)
48(80)
53(88.33)
43(71.66)
39(65)
x2 =10.19
)
12(20
7(11.66)
17(28.33
21(35)
p=0.02
p<.05,(S)
D.F.=3
D.F.=
1
p=0.37(NS)
D.F.=
1
p=0.17(NS)
D.F.=
1
p=0.03(S)
x2
=1.57
x2=1.1
3
x2=4.3
8
D.F.=
1
D.F.=
1
D.F.=
1
p=0.21(NS)
p=0.29(NS)
p=0.04(S)
pok
(nilai
p)
2-3
2-4
3-4
x2=4.6
8
x2=8.0
2
x2=0.6
6
D.F.=
1
p=0.03(S)
D.F.=
1
p=0.005(S)
D.F.=
1
p=0.42(NS)
x2=5.2
1
x2=9.1
3
x2=0.6
2
D.F.=
1
D.F.=
1
D.F.=
1
p=0.02(S)
p=0.002(S)
p=0.43(NS)
Titik 4 sampai 6
: pruritus sedang
Titik 7 sampai 10
: pruritus berat
2) Keparahan penyakit diukur sesuai dengan jumlah lesi. Hal ini
dapat dinilai sebagai:
Ringan: Lesi <10
Sedang: Lesi 11-49
Berat :>50 lesi
Proforma pra-struktur digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang relevan (data pasien, temuan klinis dll) pada awal, pada
minggu pertama dan keenam follow-up atau jika ada keluhan di
antara minggu pertama sampai keenam. Analisis statistik data
menggunakan uji Chi-square, derajat kebebasan dan nilai p.
HASIL
Ditunjukan di [Tabel / Gambar-1-5]
PEMBAHASAN
Respon terhadap pengobatan di berbagai kelompok
1) Ivermectin
oral
yang
diberikan
dosis
tunggal
yang
lebih
rendah
dari
dosis
tunggal
5%
[4,8-10]
cream
telah
aplikasi
tunggal:
melaporkan
studi
angka
kesembuhan>
80%
dengan
Permetrin.
Tingkat
benzoat.
Brooks
dan
Grace
[16]
menemukan
Selisih
keberhasilan
terapi
kelompok
statistik
signifikan
dengan
kelompok
(Benzyl
agen
topikal
mempunyai
kelemahan
tertentu,
5%
memberikan
pruritus
parameter
dan
untuk
respon
maksimum
keparahan
lesi
membandingkan
ketika
diambil
efektivitas
bisa
menjadi
alternatif
untuk
pengelolaan
skabies
terapi
awal
dengan
Permetrin
sedapat
oral
dan
topikal,
pemberian
berulang
dan
itu
cocok
untuk
menjadi
pengobatan
pilihan.
oral
dapat
berguna
pada
pasien
yang
dalam
pengobatan
massal
masyarakat
dalam
studi
K,
Gupta
U,
Gupta
DK.
Oral
S,
Alizadeh
N.
Perbandingan
efektivitas
Ibrahim
A,
Hamid
A,
10.
Chen
JA.
Permetrin
5%
dermalcream:
Sebuah
study
of
efficacy
gama
benzene
PM.
Comparison
of
Ivermectin
and
benzyl
Estudo
comparativo
entre