Anda di halaman 1dari 8

2.2.

3 Hubungan antara Besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar


Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari tentang besaran fisis Gerak Melingkar,
meliputi Perpindahan Sudut, Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut. Gerak Melingkar memiliki
hubungan dengan besaran fisis gerak lurus (perpindahan linear, kecepatan linear dan percepatan
linear).
Dalam gerak melingkar, arah kecepatan linear dan percepatan linear selalu menyinggung
lingkaran. Karenanya, dalam gerak melingkar, kecepatan linear dikenal juga sebagai kecepatan
tangensial dan percepatan linear disebut juga sebagai percepatan tangensial.
1. Hubungan antara Perpindahan Linear dengan Perpindahan sudut
Pada gerak melingkar, apabila sebuah benda berputar terhadap pusat/porosnya maka setiap
bagian benda tersebut bergerak dalam suatu lingkaran yang berpusat pada poros tersebut. Misalnya
gerakan roda yang berputar atau bumi yang berotasi. Ketika bumi berotasi, kita yang berada di
permukaan bumi juga ikut melakukan gerakan melingkar, di mana gerakan kita berpusat pada pusat
bumi. Ketika kita berputar terhadap pusat bumi, kita memiliki kecepatan linear, yang arahnya selalu
menyinggung lintasan rotasi bumi. Pemahaman konsep ini akan membantu kita dalam melihat
hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut. Adapun hubungan antara perpindahan
linear dengan perpindahan sudut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Ketika benda berputar terhadap poros O, titik A memiliki kecepatan linear (v) yang arahnya
selalu menyinggung lintasan lingkaran.
Hubungan antara perpindahan linear titik A yang menempuh lintasan lingkaran sejauh x dan
perpindahan sudut (dalam satuan radian), dinyatakan sebagai berikut :
=

x
r

Di mana r merupakan jarak titik A ke pusat lingkaran/jari-jari lingkaran.


1. Hubungan antara Kecepatan Linier dengan Kecepatan sudut

Besarnya kecepatan linear (v) benda yang menempuh lintasan lingkaran sejauh delta x dalam suatu
waktu dapat dinyatakan dengan persamaan :

v=

x
t persamaan 1

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara perpindahan linier dengan
x
perpindahan sudut ( = r

atau x = r ), kita dapat menurunkan antara besarnya posisi pada

lintasan dan besarnya perpindahan sudut.


x = r persamaan 2
Dimana x

= perubahan posisi, r = jari- jari lingkaran dan

Sekarang kita subtitusikan x


v=

x
t

karena

= besarnya perpindahan sudut.

pada persamaan 2 ke dalam persamaan 1

r
t
=

maka kita dapat menurunkan persamaan yang menghubungkan kecepatan

linier (v) dengan kecepatan sudut (


keterangan :

v = r( t )

v = r

v = kecepatan linier
r = jari-jari lingkaran (lintasan)
= kecepatan sudut

Dari persamaan di atas tampak bahwa semakin besar nilai r (semakin jauh suatu titik dari pusat
lingkaran), maka semakin besar kecepatan linearnya dan semakin kecil kecepatan sudutnya.
2. Hubungan antara Percepatan Linier dengan Percepatan Sudut
Besarnya percepatan tangensial untuk perubahan kecepatan linear selama selang waktu
tertentu dapat kita nyatakan dengan persamaan:
v
at =
t persamaan 1
Keterangan :
at = percepatan tangensial
v

= perubahan kecepatan linier

= perubahan selang waktu

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara kecepatan linier dengan
kecepatan sudut (v = r ), kita dapat menurunkan hubungan anatara besarnya perubahan
kecepatan linier ( v dan besarnya perubahan kecepatan sudut ( ) ,
v = r persamaan 2
Sekarang kita subtitusikan nilai v pada persamaan 2 ke persamaan 1
at

v
t

at =

r
t

yakni :

Karena

= , maka kita dapat menurunkan hubungan antara percepatan tangensial ( at

, dengan percepatan sudut ( .


at

= r (

at

t
r = jarak ke pusat lingkaran (jari-jari
lingkaran)
= percepatan sudut

Keterangan :
at = percepatan tangensial

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa semakin jauh suatu titik dari pusat lingkaran maka
semakin besar percepatan tangensialnya dan semakin kecil percepatan sudut. Semua persamaan yang
telah diturunkan di atas kita tulis kembali pada tabel di bawah ini:
Gerak
Gerak
Hubung
Lurus
Melingkar
an antara Gerak
B
S
B
S
Lurus dan
esaran
at
esa
atuan
Gerak
ua
ran
SI
Melingkar
n
SI
x
M
r
x=
(jarak)
ad
r
v
(kecepata
n)
at

m
/s

r
ad/s

m
/s

v=

at =

r
ad/s

Catatan : Pada gerak melingkar, semua titik pada benda yang melakukan gerak melingkar memiliki
perpindahan sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut yang sama, tetapi besarperpindahan linear,
kecepatan tangensial dan percepatan tangensial berbeda-beda, bergantung pada besarnya jari-jari (r)
2.2 Gerak Melingkar Beraturan
2.3.1 Definisi Gerak Melingkar Beraturan
Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju tetap maka benda
tersebut dikatakan melakukan Gerak Melingkar Beraturan atau GMB. Gerak rotasi bumi (bukan
revolusi), putaran jarum jam dan satelit yang bergerak pada orbit yang melingkar merupakan
beberapa contoh dari Gerak Melingkar Beraturan. Kita mengatakan bahwa GMB merupakan
gerakan yang memiliki kecepatan linear tetap. Misalnya sebuah benda melakukan Gerak Melingkar
Beraturan, seperti yang tampak pada gambar di bawah. Arah putaran benda searah dengan putaran
jarum jam. Dan vektor kecepatannya seperti yang terlihat pada gambar, arah kecepatan
linear/tangensial di titik A, B dan C berbeda. Dengan demikian arah kecepatan pada GMB selalu
berubah (ingat perbedaan antara kelajuan dan kecepatan, kelajuan adalah besaran skalar sedangkan
kecepatan adalah besaran vektor yang memiliki besar/nilai dan arah).

Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear (v) tetap, karenanya besar kecepatan sudut
juga tetap (kecepatan linear memiliki keterkaitan dengan kecepatan sudut yang dinyatakan dengan
persamaan v = r di mana kecepatan linear v sebanding dengan kecepatan sudut (), yang
dikatakan di sini adalah besar, jadi arah tidak termasuk. Jika arah kecepatan linear/kecepatan
tangensial selalu berubah, bagaimana dengan arah kecepatan sudut ? arah kecepatan sudut sama
dengan arah putaran partikel, untuk contoh di atas arah kecepatan sudut searah dengan arah putaran
jarum jam. Karena besar maupun arah kecepatan sudut tetap maka besaran vektor yang tetap pada
GMB adalah kecepatan sudut. Dengan demikian, kita bisa menyatakan bahwa GMB merupakan
gerak benda yang memiliki kecepatan sudut tetap.
2.3.2 Periode dan Frekuensi pada Gerak Melingkar Beraturan
Pada gerak melingkar Periode (T) dari benda yang melakukan gerakan melingkar merupakan
waktu yang diperlukan oleh benda tersebut untuk menyelesaikan satu putaran. Sedangkan, Frekuensi
(f) adalah jumlah putaran perdetik dalam gerak melingkar tersebut. Periode dan frekuensi pada gerak
melingkar memiliki hubungan yang erat, adapun hubungan antara periode dan frekuensi tersebut
dinyatakan dengan rumus:
1
T=
f

Atau
f=

1
T

Waktu yang diperlukan benda untuk menyelesaikan satu putaran penuh (T) dinyatakan dalam
sekon atau detik, sedangkan jumlah putaran perdetik (f) dinyatakan dengan satuan

1
s

atau

s1

dan lebih sering dinyatakan dengan Hertz (Hz)


2.3.3 Kecepatan Linier dan Kecepatan Sudut
Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling lingkaran (2
r), di mana r merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat lingkaran. Kecepatan linear (v)
merupakan perbandingan antara panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan selang waktu
tempuh yang dinyatakan dengan satuan

m
s . Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Kecepatan Linier=

v=

2 r
T

, karena T =

1
f

Panjang Lintasan Linier


SelangWaktu Tempuh

maka kecepatan linier juga dapat dinyatakan dengan rumus v = 2

rf

secara umum kecepatan linier dinyatakan dengan rumus :

V=

dimana s adalah jarak dengan satuan meter (m) dan t adalah waktu dengan satuan sekon (s).
Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan sepanjang satu keliling lingkaran yang besar
o
sudut dalam satu putaran tersebut adalah 360 atau sering dinyatakan dengan 2 . Pada saat itu
benda mengalami Kecepatan sudut ( ) yang merupakan perbandingan antara besar perpindahan
sudut yang ditempuh dengan selang waktu. Kecepatan sudut ini dinyatakan dalam satuan
Besar Sudut yang Ditempu h
Kecepatan
Sudut=
yang secara matematis
dapat
ditulis: Selang Waktu Tempu h

2
T , karena T =

1
f

maka kecepatan sudut juga dapat dinyatakan dengan rumus

rad
s,

=2

f.

Secara umum kecepatan sudut dinyatakan dengan rumus:


=

Dimana adalah posisi sudut dengan satuan radian (rad) dan t adalah waktu dengan satuan sekon
(s).
2.3.4 Percepatan Sentripetal
Percepatan Sentripetal ( a sp

merupakan percepatan yang terjadi pada gerak melingkar

beraturan yang arahnya selalu menuju pada pusat lingkaran. Jika suatu benda melakukan gerak
dengan kelajuan tetap mengelilingi suatu lingkaran, maka arah dari gerak benda tersebut mempunyai
perubahan yang tetap. Dalam hal ini maka benda harus mempunyai percepatan yang merubah arah
dari kecepatan tersebut. Arah dari percepatan ini akan selalu tegak lurus dengan arah kecepatan,
yakni arah percepatan selalu menuju kearah pusat lingkaran. Percepatan sentripetal disebut juga
percepatan radial karena mempunyai arah sepanjang radius atau jarijari lingkaran.

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa O x1 tegak lurus terhadap v1 dan O x2 tegak lurus
terhadap v2. Dengan demikian yang merupakan sudut antara O x1 dan O x2, juga merupakan sudut
antara v1 dan v2. Dengan demikian, vektor v1, v2 dan v membentuk segitiga yang sama secara
geometris dengan segitiga O x1 x2 pada gambar di atas, seperti gambar di bawah ini :

Dengan menganggap

sangat kecil, sehingga besar

juga sangat kecil, kita dapat

merumuskan :
v
x
v r
Semua kecepatan ditulis dengan v karena pada GMB kecepatan tangensial benda sama (v1 =
v2 = v). Karena hendak merumuskan persamaan percepatan sesaat, di mana t mendekati nol,
maka rumusan di atas dinyatakan dalam v
v
v = r . x
Untuk memperoleh persamaan percepatan sentripetal a sp , kita bagi v dengan t, di mana
:

v
a sp =
t
Karena

=
x
t

v
r

x
t
= v (kelajuan linear), maka persamaan di atas kita ubah menjadi:

asp =

v2
r

Berdasarkan persamaan percepatan sentripetal tersebut, tampak bahwa nilai percepatan


sentripetal bergantung pada kecepatan tangensial dan radius/jarijari lintasan (lingkaran). Dengan
demikian, semakin cepat laju gerakan melingkar, semakin cepat terjadi perubahan arah dan semakin
besar radius, semakin lambat terjadi perubahan arah. Arah vektor percepatan sentripetal selalu
menuju ke pusat lingkaran, tetapi vektor kecepatan linear menuju arah gerak benda secara alami
(lurus), sedangkan arah kecepatan sudut searah dengan putaran benda. Dengan demikian, vektor
percepatan sentripetal dan kecepatan tangensial saling tegak lurus atau dengan kata lain pada Gerak
Melingkar Beraturan arah percepatan dan kecepatan linear/tangensial tidak sama. Demikian juga arah
percepatan sentripetal dan kecepatan sudut tidak sama karena arah percepatan sentripetal selalu
menuju ke dalam/pusat lingkaran sedangkan arah kecepatan sudut sesuai dengan arah putaran benda
(untuk kasus di atas searah dengan putaran jarum jam).

Dapat disimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan :


1) Besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah kecepatan linear selalu
berubah setiap saat
2) Kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat
3) Percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol
4) Dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal
2.3.5 Penerapan GMB dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa masalah yang melibatkan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) antara lain :
1. Komedi Putar
Kuda pada komidi putar akan berputar mengelilingi pusat putaran yakni tiang komidi putar. Kudakuda akan bergerak berputar dalam waktu tertentu dengan frekuensi tertentu pula.
2. Jarum jam
3. Ketiga jarum jam juga termasuk dalam salah satu contoh gerak melingkar. Ketiga jarumnya
akan berputar dengan kecepatan yang berbeda karena masing-masing jarum jam menunjukkan
waktu yang berbeda (detik, menit dan jam). Poros jarum jam yang berperan sebagai pusat
lingkaran sementara jarum jam akan berputar beraturan sesuai dengan fungsi waktu masingmasing jarum.
4. Ban motor
5. Ban motor tentu saja selalu berputar ketika morot dijalankan. Ban motor akan melakukan
gerak melingkar terhadap poros ban. Tak terhitung berapa frekuensi putaran yang dihasilkan ban
motor selama melakukan perjalanan. Kecepatannya akan berubah sesuai dengan keinginan
pengendara dengan menggunakan bantuan rem dan gas

6. . Contoh soal
7. 1. Sepeda mempunyai roda belakang dengan jari-jari 35 cm, Gigi roda belakang
dan roda putaran kaki, jari-jarinya masing-masing 5 cm dan 10 cm. Gigi roda
belakang dan roda putaran depan tersebut dihubungkan oleh rantai. Jika kecepatan
sepeda 10 km/jam, Hitunglah :
8.
a. Kecepatan sudut roda belakang.
9.
b. Kecepatan linier gigi roda belakang.
10.
Penyelesaian :
11.
r1 = 5 cm, r2 = 10 cm, r3 = 30 cm
12.
v3 = 10 km/jam = 2,78 m/s = 278 cm/s
a. Roda belakang dan roda gigi belakang seporos.
v3
278
13. 3 = r 3 = 30 rad/s
b. 2 = 3 =
14. 2 =

v2
r2

278
30 rad/s
v2 = 2 . r2 =

278
30 x 10 =

2780
30 cm/s

2. Sebuah bola bermassa 100 gram diikat pada ujung sebuah tali dan diputar dengan
kelajuan tetap sehingga gerakan bola tersebut membentuk lingkaran horisontal
dengan radius 0,1 meter. Jika bola menempuh 20 putaran dalam 10 detik,
berapakah percepatan sentripetalnya ?
15. Penyelesaian:
16. Karena laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih dahulu kita harus
menentukan laju bola (v). Apabila bola menempuh 20 putaran dalam 10 detik
maka satu putaran ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan periode
putaran (T). Jarak lintasan yang ditempuh benda adalah keliling lingkaran =2r, di
mana r = jarijari/radius lingkaran.
17. Dengan demikian, laju bola :
2 r
2 ( 3,14 )(0,1 m)
18. v =
=
= 0,3 m/s
T
2s
19. Percepatan Sentripetal Bola adalah :
2
2
a st = v = (0,3 m/ s) = 0,45 m/s2
20.
r
0,2m
21.

Anda mungkin juga menyukai