Skenario Blok 21
Skenario Blok 21
Dr. sukses sudah lama bertugas sebagai dokter UKM (upaya kesehatan masyarakat) di
Puskesmas Makmur. Pada sore hari, ia melakukn UKP (upaya kesehatan perorangan) sebagai
dokter umum yang membuka praktek di rumah dinasnya. Rumah dinas Dr. Sukses bersebelahan
dengan puskesmas tempat dia bertugas; Dr. sukses di tempat prakteknya melakukan layanan
primer.
Pasien Dr. Sukses, dia berpraktek sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari sebelum
bertugas di puskesmas dia masih melayani pasiennya. Hal ini menyebabkan Dr. Sukses dating
kesiangan, akibatnya yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau
bidan.
Di lingkungan wilayah puskesmas Makmur, ada juga Dr. arif, yang melakukan layanan
primer ssebagai dokter keluarga. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pasiennya tidak sebanyak Dr. sukses.
Dr. Arif baru mulai berpraktek sebagi dokter keluarga, sarana dan prasarana Dr. Arif
belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. Pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh Dr Arif adalah pelayanan kedokteran yang komprehensif dan menyeluruh.
Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga karena dia adalah lulusan Fakultas Kedokteran yang
menyelenggarakan KBK (kurikulum berbasis kompetensi), dan sudah mengikuti pelatihan dokter
keluaraga yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga (PDKI) cabang setempat.
I.
KLARIFIKASI ISTILAH
1.
2.
kesehatan masyarakat.
UKP : Upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu
3.
4.
5.
tersebut sehingga memiliki kompetensi dan kewenangan untuk bekerja dalam profesi
6.
dokter keluarga.
Sistem Kesehatan Nasional : suatu bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia guna menjamin
7.
8.
II.
IDENTIFIKSI MASALAH
1. Dr. sukses bertugas sebagai dokter UKM di puskesmas Makmur, yang juga malakukan
UKP sebagai dokter umum di rumah dinasnya dan Dr. Sukses sering datang kesiangan
karena sibuk praktek di rumahnya sehingga yang melayani pasien di puskesmas adalah
perawat atau bidan.
2. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), tetapi pasiennya tidak banyak dari Dr. Sukses.
3. Sarana dan prasarana Dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga
mandiri.
ANALISIS MASALAH
III.
mencakup
upaya-upaya
promosi
kesehatan,
pemeliharaan
kesehatan,
makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Pelayanan
UKM
UKP
Cakupan
Lebih luas
Terbatas
Pelayanan
Sasaran
Komunitas
Individu/keluarga
Sifat Pelayanan
Cara pelayanan
Kasus
per
berkesinambungan,
Jenis layanan
Peran keluarga
Kurang dipertimbangkan
Selalu dipertimbangkan,
dimanfaatkan dan dilibatkan
Promotif-
preventif
Upaya kesehatan
Komunitas
Individu/keluarga
b. Apa yang harus dilakukan dr. Sukses agar dokter UKM tidak terganggu ?
Jawab : Dr.Sukses harus membatasi waktu prakteknya sebagai dokter UKP, jangan sampai
mengganggu waktu dinasnya sebagai dokter UKM, sehingga tugas utamanya sebagai dokter
UKM tidak terbengkalai.
c. Apakah dokter UKM boleh membuka praktek sebagai UKP ?
Jawab : Dr.Sukses boleh saja membuka praktek UKP, tetapi tidak boleh mengabaikan
tugas utamanya sebagai dokter UKM. Waktu pelayanan harus diatur sebaik-baiknya sehingga
tidak mengganggu waktunya sebagai dokter UKM (08.00-14.00).
2. Bagaimana konsep dokter keluarga :
a. Definisi ?
Jawab :
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (IDI 1982).
penatalaksanaan
psien,
penyelesaian
masalah,
pelayanan
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan
epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga,ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan
bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.
f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat.
g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan & penyakit kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran komunitas
3. Keterampilan klinis Layanan Primer Lanjut
a. Keterampilan melakukan health screening
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS dan BPLS
4. Keterampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan Keterampilan Kliinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
5
Dokter baru
IDI
Rekomendasi
BPJS
Quota peserta
Dinas Kesehatan
Surat Izin
Praktik
BANK
Kredit profesi
Koperasi IDI
Staterkit
PDKM
Melayani pasien
Jawab :
1. Sebagai bagian dari Pelayanan rumah sakit (Hospital based)
a. Diselenggarakan di rumah sakit
b. Dibentuk unit khusus yang disebut bagian dokter keluarga (departement of
family medicine)
c. Semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit diwajibkan melalui
bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan
spesialistikkemudian dirujuk ke bagian spesilis yang ada di rumah sakir
tersebut
2.Dilaksanakan oleh klinik Doga (Family Clinic)
e. Pelayanan dilakukan pada suatu klinik yang khusus didirikan untuk itu yang
disebut family clinic center.
precaution
termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan proteksi khusus,
pemulihan
kesehatan,
pencegahan
kecacatan,
dan
rehabilitasi
setelah
sakit
dengan
Dokter keluarga
Ya
Ya
Layanan
sinambung
dan
jangka Ya
Episodik
panjang
Layanan bersifat personal
Ya
Tidak
Layanan komprehensif
Mengutamakan pencegahan
Ya
Terbatas
Koordinasi
Ya
Tidak
Kolaborasi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Berorientasi pd komunitas
Ya
Ya
1.
Kategori Kapitasi A yakni maksimal sebesar Rp 6.500,00 per jiwa, terdiri dari: jasa
medis dokter, pelayanan obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, siasanya adalah biaya obat dan pelayanan
laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
2.
Kategori Kapitasi B yakni maksimal sebesar Rp 6.000,00 per jiwa terdiri dari : jasa
medis dokter, pelayanan obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan
urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah biaya obat
dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
3.
Kategori Kapitasi C yakni maksimal sebesar Rp 5.500,00 per jiwa, terdiri dari : jasa
medis dokter, pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana). Besaran jasa medis
dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium
sederhana)
Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal dasar yang dibutuhkan dalam pelaksanaan dokter
keluarga secara konsisten, yaitu mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang dan sistem
pembiayaan kesehatan berbasis asuransi. Sayangnya sistem pembiayaan yang ada, seperti
dilakukan ASKES belum ideal. Penelitian yang dilakukan oleh pakar jaminan sosial Prof.
Hasbullah Thabrany menunjukkan bahwa untuk menyelenggarakan jaminan sosial yang ideal,
paling tidak kapitasina sebesar Rp. 20.000 per jiwa, tentu angka ini masih jauh dibanding yang
telah dilaksanakan (Rp.5.500- Rp. 6500 per jiwa). Tanpa pelaksanaan mekanisme pelayanan
kesehatan berjenjang sangat sulit untuk mengedukasi masyarakat akan peran dan manfaat dokter
keluarga. Tanpa pembiayaan kesehatan berbasis asuransi yang merata, juga akan tetap sangat
sulit bagi masyarkat untuk mengakses pelayanan dokter keluarga. Di berbagai negara,
pelaksanaan pelayanan dokter keluarga telah diintegrasikan dengan mekanisme pembiayaan
kesehatan berbasis asuransi dan mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang. Sayangnya sistem
jaminan sosial yang memiliki prinsip asuransi belum terlaksana (2014 akan dilaksanakan)
sehingga saat ini pembiayaan praktek dokter keluarga masih menjadi kendala tersendiri dalam
pelaksanaan sistem ini.
4.
di Indonesia. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang
diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM
tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN
menggantikan program-program jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek,
Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada
penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai,
dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut.
11
Berdasarkan [[UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) adalah :
a. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (pasal
1 ayat 6)
b. Badan
hukum
nirlaba
(pasal
dan
Penjelasan
Umum)
HIPOTESIS
Dr. Sukses praktek sebagai layanan primer sehingga belum bisa membagi waktu dalam
perannya sebagai dokter UKM dan UKP, sedangkan dr. Arif sebagai dokter keluarga tetapi sarana
dan prasarana dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri.
V.
SINTESIS
12
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan bahan zat adiktif dan bahan
berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Perbedaan UKP dan UKM
Upaya Kesehatan Perorangan (Pelayanan kedokteran) :
Tenaga pelaksananya terutama adalah dokter.
Perhatian utamanya pada peyembuhan penyakit
Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
Kurang memperhatikan efisiensi
Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran.
Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang
Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa.
Bertanggung jawab hanya kepada penderita
Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan
Masalah administrasi amat sederhana
Upaya Kesehatan Masyarakat :
Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat
Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan.
Selalu berupaya mencari cara yang efisien.
Dapat menarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan.
Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undangundang
Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
Dapat memonopoli upaya kesehatan
Menghadapi berbagai berbagai persoalan kepemimpinan.
Rumah Dinas
13
Peraturan menteri keuangan nomor 138/PMK.06/2010 tentang pengelolaan barang milik negara
berupa rumah Negara.
Konsep Dokter Keluarga di Indonesia
1. Pengertian Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif menhunjungi
penderita dan keluarganya.(Ikatan Dokter Indonesia, 1982)
2. Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Batasan pelayanan dokter kelurga banyak macamnya. Dua diantaranya yang
dipandang cukup penting adalah:
jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak
dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya
terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kendungan, ilmu bedah serta ilmu ekdokteran jiwa, yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologis, dan
ilmu-ilmu klinis dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk memiliki
peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian
masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.(The American Academy of Family
Physician, 1969)
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring
di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit
rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan
dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif,
14
dirawat di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.
- Kontinu
- Mengutamakan pencegahan
- Koordinatif dan kolaboratif
- Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
- Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
- Menjunjung tinggi etika, moral dan hokum.
- Sadar biaya dan sadar mutu
- Dapat diaudit dan dipertanggung jawab.
6. Tugas Dokter Keluarga
- Menapis kebutuhan sosialitik
- Mendiagnosis cepat dan mengobati cepat-tepat
- Memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit
- Melayani individu dan keluarganya
- Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit
- Menangani penyakit akut dan kronik
- Melakukan kerjasama dengan seluruh pengandil
- Melakukan tindak awal persiapan rujukan
- Memantau pasien yang dirujuk
- Bertanggungjawab atas pasien yang dirujuk
- Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan.
- Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.
7. Kewajiban Dokter Keluarga
- Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan
- Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
- Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit
- Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
- Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
- Menangani penyakit akut dan kronik
16
dirawat di RS
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus
teknologi kesehatan.
Pengawasan dan pengarahan : adalah fungsi yang harus dipegang oleh aparat pemerintah
yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. Pengawasan dan pengarahan ini pada
hakikatnya terdiri atas penetapan kebijakkan kesehatan, pengaturan di bidang kesehatan,
serta penilaian kinerja dan penyediaan informasi kesehatan.
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam
melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5) Kuratif medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medis,
dan bila perlu akan dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata
yang lebih tinggi
6) Rehabilitasi medis dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi
pada pasien dan atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari
segi fisik, jiwa maupun social.
7) Kemampuan social keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan kondisi social pasien dan
keluarganya.
8) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai dengan medikolegal dan etik
kedokteran.
b. Standar pelayanan medis (standartd of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan
pelayanan kedokteran secara lege artis.
1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patientcentered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan
pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan
diagnosis.
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelaianan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistic;
dan bila perlu mengajurkan pemeriksaan penunjang secara rasianol, efektif dan efesien demi
kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis
banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistic.
4) Prognosis
Pada setap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
5) Konseling
19
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksaan untuk
dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepeduliaan terhadap perasaan dan
persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan disaat itu
6) konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi kedokter lain yang
dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman. Konsultasidapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, doter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan
pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, doker keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap
lebih piawai dan atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain,
dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan
pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak
lanjut pada pasien, baik dilaksanakan diklinik, maupun ditempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada
pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik distrata pertama, dan demi kepentingan pasien.
10) pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling
keluarga.
c. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien
adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, dan spiritual, serta
berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia yang
seutuhnya.
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
20
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari
keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat memengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
3) pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk
meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan
antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan
lintas pogram dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal
maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang
diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antardokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.
2) Mitra dokter-pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada
saat proses penatalaksanaan medis.
3) Mitra lintas sektoral medis
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal disekitarnya.
4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimeter medik
Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan
keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di
sekitarnya.
21
Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk
memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang
bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi
pasien, menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan, pelayanan dokter keluarga
menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
Klasifikasi klinik dokter keluarga
22
Pasien membayar langsung jasa medik setelah berobat ke dokter. Hampir 80% terjadi dalam
masyarakat. Mekanisme pembayaran langsung telah menimbulkan ketidakadilan distributif
dimana banyak pasien miskin yang tambah miskin pada saat sakit; banyak tenaga kesehatan
yang imbalan jasa profesionalnya masih--berbisnis atau terpaksaberorientasi dari orang
sakit).
2. Sistem praupaya
23
yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket,
pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.
Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem
pembiayaan fee for service.
mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor
formal, sektor informal, atau wiraswastawan. Paradigma Jamsosnas Sistem jaminan sosial
nasional dibuat sesuai dengan paradigma tiga pilar yang direkomendasikan oleh Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar itu adalah : Program bantuan sosial untuk anggota
masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat yang
terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadi bencana alam, konflik sosial,
menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dari
dana masyarakat setempat. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang
ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran yang harus dibayar oleh peserta ditetapkan
berdasarkan tingkat pendapatan/gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang
berlaku di masyarakat. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat
dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada
jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial wajib. Iuran untuk
program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis risiko dari setiap peserta.
Asas Jamsosnas Program Jamsosnas diselenggarakan menurut asas-asas berikut ini:
1. Asas saling menolong (gotong royong): peserta yang lebih kaya akan membantu peserta
yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko kecil akan membantu peserta yang
2.
mempunyai risiko lebih besar, dan mereka yang sehat akan membantu mereka yang sakit.
Asas kepesertaan wajib: seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan diwajibkan
3.
4.
(SJSN) dibentuk dengan pertimbangan utama untuk memberikan jaminan sosial yang
menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui pengembangan sistem jaminan sosial
nasional tersebut hak setiap orang atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat sebagaimana diamanatkan konstitusi akan
dapat diwujudkan. Sistem jaminan social nasional yang berfungsi secara efektif merupakan salah
satu sarana membangun solidaritas social dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil dan makmur.
Pasal 14 ayat (1) UU SJSN menentukan bahwa Pemerintah secara bertahap mendaftarkan
penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada BPJS. Selanjutnya pada ayat (2)
ditentukan :Penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin
dan orang tidak mampu. Tidak ada penjelasan tentang siapa yang dimaksud dengan fakir miskin
dan orang tidak mampu. Hal tersebut akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
sebagaimana ditentukan pada ayat (3). Kemudian Pasal 17 ayat (4) menentukan : Iuran program
jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah.
Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit) yang
beroperasi berdasarkan asas membayar sambil jalan (pay-as-you-go). Manfaat pasti program
ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80%
dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja
akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat.
27