Anda di halaman 1dari 27

Skenario A Blok 21

Dr. sukses sudah lama bertugas sebagai dokter UKM (upaya kesehatan masyarakat) di
Puskesmas Makmur. Pada sore hari, ia melakukn UKP (upaya kesehatan perorangan) sebagai
dokter umum yang membuka praktek di rumah dinasnya. Rumah dinas Dr. Sukses bersebelahan
dengan puskesmas tempat dia bertugas; Dr. sukses di tempat prakteknya melakukan layanan
primer.
Pasien Dr. Sukses, dia berpraktek sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari sebelum
bertugas di puskesmas dia masih melayani pasiennya. Hal ini menyebabkan Dr. Sukses dating
kesiangan, akibatnya yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau
bidan.
Di lingkungan wilayah puskesmas Makmur, ada juga Dr. arif, yang melakukan layanan
primer ssebagai dokter keluarga. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pasiennya tidak sebanyak Dr. sukses.
Dr. Arif baru mulai berpraktek sebagi dokter keluarga, sarana dan prasarana Dr. Arif
belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. Pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh Dr Arif adalah pelayanan kedokteran yang komprehensif dan menyeluruh.
Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga karena dia adalah lulusan Fakultas Kedokteran yang
menyelenggarakan KBK (kurikulum berbasis kompetensi), dan sudah mengikuti pelatihan dokter
keluaraga yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga (PDKI) cabang setempat.
I.

KLARIFIKASI ISTILAH
1.

UKM : Upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu

2.

kesehatan masyarakat.
UKP : Upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu

3.

kesehatan perseorangan (individu).


Puskesmas : unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang melakukan usaha prevensi,

4.
5.

promosi, dan kurasi kesehatan yang mencakupi suatu wilayah kecamatan.


Layanan Primer : layanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Dokter Keluarga : dokter yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam
bidang kedokteran keluarga yanhg diperoleh dari pendidikan khusus dalam bidang

tersebut sehingga memiliki kompetensi dan kewenangan untuk bekerja dalam profesi
6.

dokter keluarga.
Sistem Kesehatan Nasional : suatu bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia guna menjamin

7.

tercapainya tujuan pembangunan.


Kedokteran yang komprehensif : kedokteran yang memberikan pelayanan promotif,

8.

preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai suatu kesatuan;


Standar pelayanan dokter keluarga mandiri : standar minimum yang harus dikuasai
oleh seorang dokter keluarga mandiri.

II.

IDENTIFIKSI MASALAH

1. Dr. sukses bertugas sebagai dokter UKM di puskesmas Makmur, yang juga malakukan

UKP sebagai dokter umum di rumah dinasnya dan Dr. Sukses sering datang kesiangan
karena sibuk praktek di rumahnya sehingga yang melayani pasien di puskesmas adalah
perawat atau bidan.
2. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), tetapi pasiennya tidak banyak dari Dr. Sukses.
3. Sarana dan prasarana Dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga
mandiri.
ANALISIS MASALAH

III.

1. a. Bagaimana peran dokter UKM dan UKP menurut SKN?


Jawab :
UKP dalam SKN
UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
UKM dalam SKN
UKM

mencakup

upaya-upaya

promosi

kesehatan,

pemeliharaan

kesehatan,

pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular,


penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan
2

makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Pelayanan

UKM

UKP

Cakupan

Lebih luas

Terbatas

Pelayanan
Sasaran

Komunitas

Individu/keluarga

Sifat Pelayanan

Menyeluruh dan paripurna

Sesuai dengan keluhan

Cara pelayanan

Kasus

per

kasus Kasus per kasus, pengamatan sesaat

berkesinambungan,
Jenis layanan

pengamatan sepanjang hayat


Promotif, preventif, rehabilitatif, Lebih bersifat kuratif
kuratif

Peran keluarga

Kurang dipertimbangkan

Selalu dipertimbangkan,
dimanfaatkan dan dilibatkan

Promotif-

Menjadi perhatian utama

Bukan perhatian utama

preventif
Upaya kesehatan

Komunitas

Individu/keluarga

b. Apa yang harus dilakukan dr. Sukses agar dokter UKM tidak terganggu ?
Jawab : Dr.Sukses harus membatasi waktu prakteknya sebagai dokter UKP, jangan sampai
mengganggu waktu dinasnya sebagai dokter UKM, sehingga tugas utamanya sebagai dokter
UKM tidak terbengkalai.
c. Apakah dokter UKM boleh membuka praktek sebagai UKP ?
Jawab : Dr.Sukses boleh saja membuka praktek UKP, tetapi tidak boleh mengabaikan
tugas utamanya sebagai dokter UKM. Waktu pelayanan harus diatur sebaik-baiknya sehingga
tidak mengganggu waktunya sebagai dokter UKM (08.00-14.00).
2. Bagaimana konsep dokter keluarga :
a. Definisi ?
Jawab :

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (IDI 1982).

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau
jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja
(The American Academy of Family Physician, 1969)
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan specialis yang luas yang bertitik tolak
dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari suatu disiplin ilmu lainnya terutama
ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu
bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang
terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinis, dan karenanya
mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam
menyelenggarakan

penatalaksanaan

psien,

penyelesaian

masalah,

pelayanan

konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengoordinasikan


seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of Family Physician, 1969)
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan
individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,
ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).
b. Kompetensi ?
Jawab : Standar Kompetensi Dokter Keluarga
Berdasarkan PDKI tahun 2006, yaitu :
1. Kompetensi Dasar
a. Keterampilan komunikasi efektif
b. Keterampilan klinik dasar
4

c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan
epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga,ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan
bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.
f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat.
g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan & penyakit kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran komunitas
3. Keterampilan klinis Layanan Primer Lanjut
a. Keterampilan melakukan health screening
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS dan BPLS
4. Keterampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan Keterampilan Kliinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
5

a. Manajemen klinik dokter keluarga


c. Syarat atau prosedur untuk mendapatkan izin ?
Jawab :
Berdasarkan pendekatan public - private participation
Sertifikat Kompetensi
( Surat Tanda Registrasi )

Dokter baru

IDI

Rekomendasi

BPJS

Quota peserta

Dinas Kesehatan

Surat Izin
Praktik

BANK

Kredit profesi

Koperasi IDI

Staterkit
PDKM

Praktek Dokter Keluarga

Melayani pasien

d. Bentuk-bentuk dokter keluarga ?

Jawab :
1. Sebagai bagian dari Pelayanan rumah sakit (Hospital based)
a. Diselenggarakan di rumah sakit
b. Dibentuk unit khusus yang disebut bagian dokter keluarga (departement of
family medicine)
c. Semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit diwajibkan melalui
bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan
spesialistikkemudian dirujuk ke bagian spesilis yang ada di rumah sakir
tersebut
2.Dilaksanakan oleh klinik Doga (Family Clinic)
e. Pelayanan dilakukan pada suatu klinik yang khusus didirikan untuk itu yang
disebut family clinic center.

f. Menjalin hubungan dengan rumah sakit, apabila pasien membutuhkan perawatan


inap dapat dirujuk kerumah sakit mitra.
3. Pelayanan Doga dilakukan melalui praktek Doga (family doctor).
a. Bentuk pelayanan sama dengan yang dilaksanakan melalui klinik Doga.
b. Umumnya berupa rawat jalan, bisa berupa kunjungan rumah, atau perawatan
pasien di rumah.
.
e.

Sarana dan prasarana ?


Jawab :
Standar Sarana dan prasarana dokter keluarga :
a. Standar Fasilitas Praktik
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama
yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1) Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan
pasien, pegawai, dan dokter yang berpraktik.
2) Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan
privasi pasien.
3) Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan
permanen atau semipermanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai
kondisi pasien.
4) Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat
sekitarnya.
5) Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah
diatur oleh organisasi profesi.
b. Standar Peralatan Klinik
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1) Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai
penyedia layanan strata pertama.
7

2) Peralatan penunjang medis


3) Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis
yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik
sebagai penyedia pelayanan strata pertama
4) Peralatan nonmedis
5) Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan nonmedis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
pelayanan strata pertama.
c. Standar Proses-Proses Penunjang
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang
kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1) Pengelolaan rekam medis
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
rekam medis dengan dasar rekam medis berorientasikan pada masalah.
2) Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku yang
berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3) Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memerhatikan universal

precaution

management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.


4) Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memerhatikan sistem pembuangan air kotor
dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah
lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik
5) Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengonsumsi air bersih atau air yang telah
diolah sehingga aman digunakan.
6) Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistem pengelolaan obat sesuai
prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang
kadaluarsa.
f.

Pelayanan dokter komprehensif dan menyeluruh ?


Jawab :
Standar pelayanan paripurna ( comprehensive)
Adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna, yaitu

termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan proteksi khusus,

pemulihan

kesehatan,

pencegahan

kecacatan,

dan

rehabilitasi

setelah

sakit

dengan

memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.


Standar pelayanan menyeluruh.
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa
pasien adalah manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta
berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya. Selain itu, pasien juga dipandang sebagai
bagian dari keluarga dan lingkungannya dan pelayanan menggunakan segala sumber di
sekitarnya.
g. Apa perbedaan pelayanan dokter keluarga dan pelayanan dokter umum ?
Jawab :
Prinsip dasar

Dokter keluarga

Dokter umum di puskesmas

Layanan kontak pertama

Ya

Ya

Layanan

sinambung

dan

jangka Ya

Episodik

panjang
Layanan bersifat personal

Ya

Tidak

Layanan komprehensif

Ya,>> promotif, Ya, >> kuratif


preventif

Mengutamakan pencegahan

Ya

Terbatas

Koordinasi

Ya

Tidak

Kolaborasi

Ya

Tidak

Berorientasi pada keluarga

Ya

Tidak

Berorientasi pd komunitas

Ya

Ya

h. Apa saja manfaat dokter keluarga ?

Jawab : Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan


baik, akan banyak manfaat yag diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain
adalah (Cambridge Research Institute, 1976):
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
9

3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan


terarah, terutama di tengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
4. Akan dpat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah
lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan
keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang
sedang dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang memengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologi.
7. Akan dapat diselenggarkan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang
lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya
kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.
3. Bagaimana system pembiayaan dokter keluarga dan dokter umum ?
Jawab :
Penetapan penggolongan Dokter Keluarga berdasarkan kapitasi pelayanan yang
dimilikinya dilakukan melalui pelaksanaan seleksi PPK (credentialing) dan seleksi kembali PPK
(re-credentialing) dengan memperhatihkan indicator-indikator penentu yakni:
1.
Hasil penilaian sarana dan prasarana
2.
Ketersediaan tenaga perawat
3.
Ketersediaan tenaga administrasi
4.
Kemampuan penyediaan sarana laboratorium
5.
Penggolongan besaran kapitasi Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas
6.
pelayanan yang dimiliki di bagi atas 3 kategori yakni:
-Kategori Kapitasi A yakni apabila Dokter Keluarga memenuhi seluruh indicator (indicator
penentu point (1)-(4) point c). besaran kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal sebesar Rp
6500,00 per jiwa
-Kategori Kapitasi B yakni apabila Dokter Keluarga hanya mampu memenuhi minimal 2
(dua) indicator penentu. Besaran kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal sebesar Rp 6000,00
per jiwa
-Kategori Kapitasi C yakni apabila Dokter keluarga hanya mampu memenuhi indicator sarana
dan prasarana sedangkan indicator penentu lainnya tidak terpenuhi. Besarnya kapitasi yang
ditetapkan adalah maksimal Rp 5500,00
Penetapan komponen besaran kapitasi yang dibayarkan kepada Dokter Keluarga untuk
masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
10

1.
Kategori Kapitasi A yakni maksimal sebesar Rp 6.500,00 per jiwa, terdiri dari: jasa
medis dokter, pelayanan obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, siasanya adalah biaya obat dan pelayanan
laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
2.
Kategori Kapitasi B yakni maksimal sebesar Rp 6.000,00 per jiwa terdiri dari : jasa
medis dokter, pelayanan obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan
urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah biaya obat
dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
3.
Kategori Kapitasi C yakni maksimal sebesar Rp 5.500,00 per jiwa, terdiri dari : jasa
medis dokter, pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana). Besaran jasa medis
dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium
sederhana)
Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal dasar yang dibutuhkan dalam pelaksanaan dokter
keluarga secara konsisten, yaitu mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang dan sistem
pembiayaan kesehatan berbasis asuransi. Sayangnya sistem pembiayaan yang ada, seperti
dilakukan ASKES belum ideal. Penelitian yang dilakukan oleh pakar jaminan sosial Prof.
Hasbullah Thabrany menunjukkan bahwa untuk menyelenggarakan jaminan sosial yang ideal,
paling tidak kapitasina sebesar Rp. 20.000 per jiwa, tentu angka ini masih jauh dibanding yang
telah dilaksanakan (Rp.5.500- Rp. 6500 per jiwa). Tanpa pelaksanaan mekanisme pelayanan
kesehatan berjenjang sangat sulit untuk mengedukasi masyarakat akan peran dan manfaat dokter
keluarga. Tanpa pembiayaan kesehatan berbasis asuransi yang merata, juga akan tetap sangat
sulit bagi masyarkat untuk mengakses pelayanan dokter keluarga. Di berbagai negara,
pelaksanaan pelayanan dokter keluarga telah diintegrasikan dengan mekanisme pembiayaan
kesehatan berbasis asuransi dan mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang. Sayangnya sistem
jaminan sosial yang memiliki prinsip asuransi belum terlaksana (2014 akan dilaksanakan)
sehingga saat ini pembiayaan praktek dokter keluarga masih menjadi kendala tersendiri dalam
pelaksanaan sistem ini.
4.

Apa yang dimaksud dengan SJSN dan PPJS ?


Jawab :
Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem Jaminan sosial yang diberlakukan

di Indonesia. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang
diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM
tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN
menggantikan program-program jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek,
Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada
penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai,
dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut.
11

Berdasarkan [[UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) adalah :
a. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (pasal
1 ayat 6)
b. Badan

hukum

nirlaba

(pasal

dan

Penjelasan

Umum)

Pembentukan dengan Undang-undang (pasal 5 ayat 1)


Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit)
yang beroperasi berdasarkan asas membayar sambil jalan (pay-as-you-go). Manfaat pasti
program ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60%
hingga 80% dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja.
Setiap pekerja akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat.
Badan Penjamin Jaminan Sosial
IV.

HIPOTESIS
Dr. Sukses praktek sebagai layanan primer sehingga belum bisa membagi waktu dalam

perannya sebagai dokter UKM dan UKP, sedangkan dr. Arif sebagai dokter keluarga tetapi sarana
dan prasarana dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri.
V.

SINTESIS

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


UKP adalah setiap kegiata yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upya promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatn rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan
yang ditujukan terhadap perorangan.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pembrantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit
tidak menular, penyehatan lingkungan, penyediaan sanitasi dasar perbaikan gizi masyarakat,

12

pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan bahan zat adiktif dan bahan
berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Perbedaan UKP dan UKM
Upaya Kesehatan Perorangan (Pelayanan kedokteran) :
Tenaga pelaksananya terutama adalah dokter.
Perhatian utamanya pada peyembuhan penyakit
Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
Kurang memperhatikan efisiensi
Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran.
Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang
Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa.
Bertanggung jawab hanya kepada penderita
Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan
Masalah administrasi amat sederhana
Upaya Kesehatan Masyarakat :
Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat
Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan.
Selalu berupaya mencari cara yang efisien.
Dapat menarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan.
Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undangundang
Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
Dapat memonopoli upaya kesehatan
Menghadapi berbagai berbagai persoalan kepemimpinan.
Rumah Dinas
13

Peraturan menteri keuangan nomor 138/PMK.06/2010 tentang pengelolaan barang milik negara
berupa rumah Negara.
Konsep Dokter Keluarga di Indonesia
1. Pengertian Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif menhunjungi
penderita dan keluarganya.(Ikatan Dokter Indonesia, 1982)
2. Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Batasan pelayanan dokter kelurga banyak macamnya. Dua diantaranya yang
dipandang cukup penting adalah:

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau

jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak
dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya
terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kendungan, ilmu bedah serta ilmu ekdokteran jiwa, yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologis, dan
ilmu-ilmu klinis dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk memiliki
peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian
masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.(The American Academy of Family
Physician, 1969)
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring

di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit
rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan
dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif,
14

holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan


lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.
3. Tugas Dokter Keluarga
Tugas dari dokter keluarga adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit,
d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga
e. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
f. Menangani penyakit akut dan kronik,
g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,
h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau
i.
j.
k.
l.
m.

dirawat di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.

4. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga


Tujuan umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
Tujuan khusus
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan
efisien.
5. Prinsip Dokter Keluarga
Prinsip pelayanan Dokter keluarga mempunyai 9 prinsip, yaitu:
- Komprehensif dan holistik
15

- Kontinu
- Mengutamakan pencegahan
- Koordinatif dan kolaboratif
- Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
- Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
- Menjunjung tinggi etika, moral dan hokum.
- Sadar biaya dan sadar mutu
- Dapat diaudit dan dipertanggung jawab.
6. Tugas Dokter Keluarga
- Menapis kebutuhan sosialitik
- Mendiagnosis cepat dan mengobati cepat-tepat
- Memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit
- Melayani individu dan keluarganya
- Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit
- Menangani penyakit akut dan kronik
- Melakukan kerjasama dengan seluruh pengandil
- Melakukan tindak awal persiapan rujukan
- Memantau pasien yang dirujuk
- Bertanggungjawab atas pasien yang dirujuk
- Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan.
- Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.
7. Kewajiban Dokter Keluarga
- Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan
- Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
- Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit
- Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
- Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
- Menangani penyakit akut dan kronik
16

- Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS


- Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
-

dirawat di RS
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus

8. Wewenang Dokter Keluarga


Wewenang dari dokter keluarga adalah :
a. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
b. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
c. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit
d. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer
e. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal
f. Melakukan tindak pra bedah, bedah minor, perawatan pasca bedah di unit
pelayanan primer
g. Melakukan perawatan sementara,
h. Menerbitkan surat keterangan medis
i. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap
j. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
Peran Dokter Keluarga dalam Sistem Kesehatan nasional
Sistem kesehatan adalah semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan untuk
mencapai tujuan utama berupa peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Kegiatan yag tercakup
dalam sistem kesehatan dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu pemberian pelayanan
kesehatan dan pembiayaan upaya kesehatan. Sistem kesehatan memiliki 4 fungsi yaitu:

Pelayanan kesehatan : merupakan proses memberikan dan mengelola masukan di dalam


kegiatan produksi jasa kesehtan yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi tertentu.
Kesemuanya itu mengarah kepada dilakukannya serangkaian intervensi terhadap
masalah- masalah kesehatan yang ada. Pelayanan kesehatan terbagi menjadi pelayanan
17

individu dan pelayanan masyarakat. Dokter keluarga merupakan penggerak dari

pelayanan kesehatan individu.


Pembiayaan kesehatan : adalah proses penarikan dana dari sumber dana (primer yaitu
rumah tangga atau perusahaan, maupun sekunder yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga
donor), penghimpun dana tersebut di badan-badan tertentu dan pengalokasian dana untuk

kegiatan-kegiatan para pemberi pelayanan


Sumber daya kesehatan : tidak hanya berupa dana, tetapi juga tenaga kesehatan, obat,
peralatan kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan, serta ilmu pengetahuan dan

teknologi kesehatan.
Pengawasan dan pengarahan : adalah fungsi yang harus dipegang oleh aparat pemerintah
yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. Pengawasan dan pengarahan ini pada
hakikatnya terdiri atas penetapan kebijakkan kesehatan, pengaturan di bidang kesehatan,
serta penilaian kinerja dan penyediaan informasi kesehatan.

Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga


1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (Standard of Comprehensive of Care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua
orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and specific
protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan
rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan social serta sesuai
dengan medikolegal etika kedokteran.
1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga
yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai
dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan
surat persetujuaan tempat praktik.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan
peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3) pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam
menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
4) Deteksi dini
18

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam
melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5) Kuratif medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medis,
dan bila perlu akan dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata
yang lebih tinggi
6) Rehabilitasi medis dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi
pada pasien dan atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari
segi fisik, jiwa maupun social.
7) Kemampuan social keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan kondisi social pasien dan
keluarganya.
8) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai dengan medikolegal dan etik
kedokteran.
b. Standar pelayanan medis (standartd of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan
pelayanan kedokteran secara lege artis.
1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patientcentered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan
pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan
diagnosis.
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelaianan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistic;
dan bila perlu mengajurkan pemeriksaan penunjang secara rasianol, efektif dan efesien demi
kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis
banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistic.
4) Prognosis
Pada setap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
5) Konseling
19

Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksaan untuk
dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepeduliaan terhadap perasaan dan
persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan disaat itu
6) konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi kedokter lain yang
dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman. Konsultasidapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, doter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan
pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, doker keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap
lebih piawai dan atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain,
dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan
pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak
lanjut pada pasien, baik dilaksanakan diklinik, maupun ditempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada
pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik distrata pertama, dan demi kepentingan pasien.
10) pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling
keluarga.
c. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien
adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, dan spiritual, serta
berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia yang
seutuhnya.
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya

20

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari
keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat memengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
3) pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk
meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan
antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan
lintas pogram dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal
maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang
diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antardokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.
2) Mitra dokter-pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada
saat proses penatalaksanaan medis.
3) Mitra lintas sektoral medis
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal disekitarnya.
4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimeter medik
Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan
keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di
sekitarnya.

e. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efesien, proaktif dan terus menerus demi
kesehatan pasien.
1) Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2) Rekam medis bersinambung

21

Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk
memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang
bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi
pasien, menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan, pelayanan dokter keluarga
menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
Klasifikasi klinik dokter keluarga

Alur Dokter Lulusan KBK Untuk Menjadi Doga

22

Konversi Dokter Praktek Umum Menjadi Dokter Keluarga


Surat edaran IDI nomor 2342/PB/A3/11/2008 tentang dokter keluarga & keputusan
Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 juga mengatur peraturan praktek dokter
umum dan dokter gigi yang diarahkan ke konsep dokter keluarga. Dari dua peraturan tersebut
dapat disimpulkan bahwa peralihan fungsi DPU menjadi DK merupakan suatu pilihan, bukan
suatu kewajiban. Tidak ada regulasi yang mewajibkan setiap dokter umum untuk beralih fungsi
menjadi DK secara administratif (memiliki gelar DK).
Sistem Manajemen Keuangan dalam Pengelolaan Praktek DOGA
Pelayanan kedokteran keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan
profesional. Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang
umum dan bersifat transparansi. Selain itu, manajemen keuangan pelayanan kedokteran keluarga
dikelola sehingga dapat mengikuti sistem pembayaran praupaya pembiayaan melalui program
asuransi kesehatan (health insurance) maupun sistem pembiayaan fee for service.
Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang dinilai sesuai untuk pelayanan dokter
keluarga hanyalah pembiayaan melalui program asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami,
karena untuk memperkecil risiko biaya, program asuransi sering menerapkan prinsip membagi
risiko (risk sharing) dengan penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak ada
pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, dan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi
tanggungannya untuk tidaksampai jatuh sakit
1. Sistem langsung (fee for service)

Pasien membayar langsung jasa medik setelah berobat ke dokter. Hampir 80% terjadi dalam
masyarakat. Mekanisme pembayaran langsung telah menimbulkan ketidakadilan distributif
dimana banyak pasien miskin yang tambah miskin pada saat sakit; banyak tenaga kesehatan
yang imbalan jasa profesionalnya masih--berbisnis atau terpaksaberorientasi dari orang
sakit).
2. Sistem praupaya

23

Dilakukan dengan perhitungan per-kapitasi/per-kepala seperti pada sistem dokter keluarga


yang diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang dokter (care provider, decision
maker, communicator, community leader, manager) secara profesional. Dalam sistem ini dokter
dibayar dimuka dengan tanggung-jawab memelihara kesehatan keluarga. Sisa manajemen dana
yang dititipkan ke dokter keluarga merupakan income (jasa pemeliharaan kesehatan) dari dokter
tersebut atas jasanya memelihara kesehatan keluarga. Teknis mekanisme rujukan dari dokter
keluarga ke dokter spesialis (pelayanan tingkat lanjut) diluar skema pembiayaan di atas, yang
umumnya bersifat reimburse dari lembaga nirlaba (atau co-payment dari dokter keluarga) ke
dokter spesialis.
Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pada saaat
ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk
pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:
a) Sistem kapitasi (capitation system), yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem
pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta
untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang
dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh
frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh
jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan.
b) Sistem paket (packet system), yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem
pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket
pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang
dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan
oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu
paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem
pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis
terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.
c) Sistem anggaran (budget system), yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem
pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran
24

yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket,
pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.
Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem
pembiayaan fee for service.

BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial


Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem Jaminan sosial yang diberlakukan di
Indonesia. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan
oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan
hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan
konvensi ILO No.102 tahun 1952. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan programprogram jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang
dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah
pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang baiknya tata
kelola manajemen program tersebut.
Manfaat program Jamsosnas tersebut cukup komprehensif, yaitu meliputi jaminan hari tua,
asuransi kesehatan nasional, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Program ini akan
25

mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor
formal, sektor informal, atau wiraswastawan. Paradigma Jamsosnas Sistem jaminan sosial
nasional dibuat sesuai dengan paradigma tiga pilar yang direkomendasikan oleh Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar itu adalah : Program bantuan sosial untuk anggota
masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat yang
terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadi bencana alam, konflik sosial,
menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dari
dana masyarakat setempat. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang
ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran yang harus dibayar oleh peserta ditetapkan
berdasarkan tingkat pendapatan/gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang
berlaku di masyarakat. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat
dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada
jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial wajib. Iuran untuk
program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis risiko dari setiap peserta.
Asas Jamsosnas Program Jamsosnas diselenggarakan menurut asas-asas berikut ini:
1. Asas saling menolong (gotong royong): peserta yang lebih kaya akan membantu peserta
yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko kecil akan membantu peserta yang
2.

mempunyai risiko lebih besar, dan mereka yang sehat akan membantu mereka yang sakit.
Asas kepesertaan wajib: seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan diwajibkan

3.

untuk berpartisipasi dalam program Jamsosnas


Asas dana amanah (trust fund): dana yang dikumpulkan dari peserta akan dikelola oleh
beberapa Badan Pengelola Jamsosnas dalam sebuah dana amanah yang akan

4.

dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh peserta


Asas nirlaba: dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan jaminan sosial seluruh peserta.Keterbukaan, pengurangan risiko, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektifitas: dasar pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan
program Jamsosnas Portabilitas: peserta akan terus menjadi anggota program Jamsosnas
tanpa memedulikan besar pendapatan dan status kerja peserta, dan akan terus menerima
manfaat tanpa memedulikan besar pendapatan dan status keluarga peserta sepanjang

memenuhi kriteria tertulis untuk menerima manfaat program tersebut.


Berdasarkan [[UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
26

(SJSN) dibentuk dengan pertimbangan utama untuk memberikan jaminan sosial yang
menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui pengembangan sistem jaminan sosial
nasional tersebut hak setiap orang atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat sebagaimana diamanatkan konstitusi akan
dapat diwujudkan. Sistem jaminan social nasional yang berfungsi secara efektif merupakan salah
satu sarana membangun solidaritas social dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil dan makmur.
Pasal 14 ayat (1) UU SJSN menentukan bahwa Pemerintah secara bertahap mendaftarkan
penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada BPJS. Selanjutnya pada ayat (2)
ditentukan :Penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin
dan orang tidak mampu. Tidak ada penjelasan tentang siapa yang dimaksud dengan fakir miskin
dan orang tidak mampu. Hal tersebut akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
sebagaimana ditentukan pada ayat (3). Kemudian Pasal 17 ayat (4) menentukan : Iuran program
jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah.
Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit) yang
beroperasi berdasarkan asas membayar sambil jalan (pay-as-you-go). Manfaat pasti program
ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80%
dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja
akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat.

27

Anda mungkin juga menyukai