Case Napza
Case Napza
PENDAHULUAN
NAPZA merupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lain. Masalah gangguan penggunaan NAPZA merupakan problema kompleks
yang penatalaksanaan melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun
non medik. Di beberapa negara, gangguan penggunaan NAPZA merupakan
masalah yang menjadi perhatian disamping masalah HIV/AIDS, kekerasan,
kemiskinan, pencemaran lingkungan, pemanasan global, dan kelangkaan pangan.1
Beberapa zat dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi keadaan mental
yang dirasakan seperti mood, maupun aktivitas seperti prilaku. Zat dapat
menyebabkan gejala neuropsikiatri yang tidak dapat dibedakan dengan gejala
gangguan psikiatri umum tanpa kausa yang diketahui seperti skizofrenia dan
gangguan mood.2 Beberapa zat yang dapat mempengaruhi keadaan mental
antaralain alkohol, amfetamin, kafein, kanabis, kokain, nikotin, opioid, zat
sedatif/hipnotik, dan lainnya.2
WHO memperkirakan bahwa jumlah pengguna tembakau sebanyak 1,1
milyar orang, pengguna alkohol sebanyak 250 juta orang, dan pengguna NAPZA
lain sebanyak 15 juta orang diseluruh dunia. Menurut Riskesdes tahun 2007,
perilaku merokok di Indonesia pada kelompok umur 10 tahun keatas adalah
sebesar 29,2%, sedangkan perilaku minum alkohol selama 12 bulan terakhir
adalah 4,6%, sementara prevalensi penyalahgunaan NAPZA lainnya di Indonesia
sulit untuk diketahui besarnya. Namun, berdasarkan hasil perhitungan oleh Badan
Narkotika Nasional (BNN) diperkirakan ada 3,2 juta orang (1,5% dari total
populasi) di Indonesia mempunyai riwayat NAPZA dan diperkirakan hanya 10%
yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis.1 Diperkirakan hampir 25%
penggunaan obat ilegal diantara remaja dari usia 12 tahun hingga 17 tahun.3
Penyalahgunaan NAPZA dapat menimbulkan beberapa gejala seperti
gangguan prilaku (marah-marah, mengamuk, dan lainnya), halusinasi, ilusi, dan
lainnya.Selain itu penggunaan NAPZA dengan menggunakan jarum suntik dapat
menyebabkan seseorang menderita penyakit sepeti HIV/AIDS dan hepatitis B. 1
Oleh karena itu, makalah ini akan mendiskusikan mengenai gangguan psikiatri
yang timbul akibat penggunaan NAPZA pada pasien yang dirawat di RS Ernaldi
Bahar.
BAB II
2
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
1. Nama
: M. Rahmadi
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Tanggal Lahir/Umur
:22 tahun
4. Pendidikan
: SMA
5. Pekerjaan
: Tidak bekerja
6. Status Perkawinan
: Belum Menikah
7. Warga Negara
: Indonesia
8. Agama
: Islam
Keadaan Umum
Sensorium
:Compos Mentis
Suhu
: 36,8oC
Berat Badan
: 45 kg
Nadi
: 80x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Tinggi Badan
:-
Tekanan Darah
:110/80 mmHg
Turgor
:Baik
Status Gizi
:Baik
Sistem Kardiovaskular
Sisem Respiratorik
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Kelainan Khusus
Mata :
- Gerakan
- Persepsi Mata
Pupil
Refleks Kornea
Pemeriksaan Oftalmoskopi
Motorik
: +/+
: Tidak dilakukan
: Tonus eutoni, koordinasi
baik, turgor baik, reflex
normal, kekuatan +5/+5
Sensibilitas
Fungsi Luhur
Kelainan khusus
2.3 ANAMNESIS
Identitas alloanamnesis (pasien datang ke IRD RS Dr.Ernaldi Bahar Palembang
dibawa oleh keluarganya)
1. Nama
: M. Jauhari
2. Umur
: 44 tahun
3. Alamat
4. Pekerjaan
: PNS
5. Pendidikan
: SMA
Sebab Utama
Mengamuk
Keluhan Utama
Tidak ada
Riwayat Premorbid
Bayi
: Lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, ditolong
Anak-anak
Remaja
Dewasa
bidan
: Banyak teman, mudah bergaul
: Banyak teman, mudah bergaul
: Banyak teman, mudah bergaul
Riwayat Pendidikan
SD
: Tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata
SMP : Tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata
SMA : Tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata
PT
: Pasien pernah kuliah di Bina Darma jurusan olahraga namun
berhenti sampai semester 2 kemudian pasien melanjutkan lagi kuliah di
IAIN dan berhenti sampai semester 2 juga.
Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
Riwayat Keluarga
Status Ekonomi
Pasien belum pernah bekerja. Pasien mengaku diberikan jatah uang harian
20 ribu sehari dan uang tersebut dirasa cukup untuk kebutuhannya seharihari. Ibu pasien berdagang.
2.4 AUTOANAMNESIS
Pemeriksa
Pasien
Interpretasi
Assalammualaikum,
Waalaikumsalam
pak (pemeriksa
(Psikopatologi)
- compos mentis
- kooperatif,
tersenyum sambil
tangan pemeriksa
dan mengajak
bersalaman)
saya dokter disini,
perhatian ada
verbalisasi jelas
cara bicara lancer
kontak fisik, mata,
dan verbal ada
boleh
M. Rahmadi dok
22 tahun
Rumah aku di Plaju
dok
dirumah
aku, dok
ado dimano?
sudah berapo lamo
nginep disini pak
- Discriminative
insight terganggu
Yo, bener
Kesadaran/Sensorium
: Compos Mentis
Perhatian
: Adekuat
Sikap
: Kooperatif
Inisiatif
: Ada
Ekspresi Fasial
: Cenderung curiga
Verbalisasi
: jelas
Cara Bicara
: lancar
Kontak Psikis
- Kontak Fisik
: Ada, adekuat
- Kontak Mata
: Ada, adekuat
- Kontak Verbal
: Ada, adekuat
Keadaan Afektif
: afek terbatas
Keadaan mood
: iritabel
Hidup Emosi
Stabilitas
: Labil
Dalam-dangkal
: dangkal
Pengendalian
: Terkendali
Adekuat-Inadekuat
: Inadekuat
Echt-Unecht
: Echt
Skala Diferensiasi
: Menyempit
Einfuhlung
: mudah dirabarasakan
Arus Emosi
: Lambat
Discriminative Insight
: normal
Dugaan taraf intelegensi
: IQ rata-rata
Kemunduran intelektual (demensia, dsb): (-)
Terhalang(+)
Terhambat (-)
Perseverasi (-)
Verbigerasi(-)
longgar(+)
Isi Pikiran
- Waham (+)
-
(+)
Fobia (-)
Konfabulasi (-)
Perasaan inferior (-)
Kecurigaan (-)
Pemilikan Pikiran
-
Obsesi(-)
Alienasi(-)
Bentuk Pikiran
- Simbolik (-)
- Dereistik (-)
- Simetrik (-)
- Paralogik (+)
- Lain-lain (-)
- Konkritisasi (-)
Keadaan Dorongan Instinktual dan Perbuatan
Abulia/Hipobulia(-)
Vagabondage (-)
Stupor(-)
Pyromania(-)
Impulsivitas (-)
Mannerisme (-)
Kegaduhan Umum
(+), sekarang tidak
ada
Autisme(+)
Deviasi Seksual(-)
Logore(-)
Ekopraksi (-)
Mutisme(-)
Ekolalia (-)
Parameter
Kualitatif
THC-C
COC-C
AMP
M-AMP
MORPHIN-C
BENZODIAZEPH
INE
-
Kuantitatif (Drug
Monitoring
THC-C
Hasil
Positif (+)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Positif (+)
Nilai Normal
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
follow up
: 80-71
2.10
TERAPI
Farmakoterapi :
- THP 2mg 2x1
- Clozapin 12,5mg 1x1
Psikoterapi:
Individual
o Menjalin komunikasi interpersonal dengan pasien, sehingga
menumbuhkan rasa percaya terhadap dokter da orang lain.
o Membantu pasien dalam mempelajari kelebihan dan kelemahan
diri.
o Memotivasi pasien untuk minum obat secara teratur.
o Menjelaskan kepada pasien mengenai bahaya penggunaan zat
terlarang dan memotivasi pasien untuk menghentikan sama sekali
penggunaan zat-zat berbahaya ketika pasien sudah keluar dari
-
rumah sakit.
Keluarga
o Memotivasi keluarga untuk membawa pasien kontrol ke dokter
secara teratur dan menciptakan suasana yang dapat membantu
penyembuhan
o Memberikan nasehat kepada keluarga untuk menciptakan kondisi
rumah yang kondisif seperti mengindari pertengkaran dan
permushan sehinga mengurangi stree terhadap pasien
o Memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus kepada pasien
Lingkungan
o Tidak menjauhi pasien, membiarkan pasien berinteraksi dengan
2.11
-
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 NAPZA
3.1.1 Batasan dan pengertian
A. NAPZA
- NAPZA (Narkotika,
Psikotropika
dan
Zat
adiktif
lain)
adalah
B. NARKOBA
- NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.
Istilah ini sangat popular di masyarakat termasuk media massa dan aparat
A. NARKOTIKA
- Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.4
- Narkotika dapat dibagi atas beberapa golongan yakni : 4
Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi
sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. (Contoh : heroin/putauw,
kokain, ganja).
-
Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhit dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
shabu, LSD).
Psikotropika Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi, mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
terapi
serta
memiliki
potensi
sedang
mengakibatkan
diazepam,
bromazepam,
fenobarbital,
klinazepam.
nitrazepam).
C. ZAT ADIKTIF
- Zat adiktif adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang
disebut Narkotika dan Psikotopika, meliputi : 4
Minuman berakhol, mengandung etanil etil alkohol yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat. Jika dipakai bersama narkotika atau
psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman berakhol yaitu : 4
Golongan A : kadar etanil 1-5% (bir)
Golongan B : kadar etanol 5-20% ( berbagai jenis minuman
anggur)
Golongan C : kadar etanol 20-45% (whiskey, vodka, dan lainnya).
Inhalansia
Berupa gas yang dihirup atau zat pelarut yang mudah menguap
berupa senyawa organic. Contoh : lem, tinner, aseton, bensin.
Tembakau
Pemakaian nikotin sangat luas di masyarakat yakni rokok.
Golongan depresan
Berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh, membuat
pemakai merasa tenang, pendiam, bahkan membuat tertidur. Yang
pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lagi berlanjut pada tahap
lebih berat.
Pemakaian sosial atau rekreasi (recreational use), yaitu pemakaian
NAPZA dengan tujuan bersenang-senang pada saat rekreasi atau santai.
Sebagian pemakai tetap bertahan, pada tahap ini namun sebagian lagi
pola
fisiknya kambuh.
Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional
yang ditandai oleh relasi dalam keluarga tidak baik, perilaku agresif dan
tak wajar, hubungan dengan teman terganggu, sering bolos, melanggar
3.2 KANABIS
3.2.1
3.2.2
3.2.3
menjadi tiga,yaitu7
1. Marijuana (bhang, ganja, ganga, sinsemilla)
2. Hashish (charas, cannabis resin)
5. Tetrahydrocannabivarian (THCV)
-
3.2.4
Jenis-Jenis Kanabis
kandungan
THC
yang
berbeda-beda.
Cannabis
3.2.5
3.2.6
Epidemiologi
Neurofarmakologi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, komponen utama dari
kanabis adalah delta 9 tetrahydrocannabinol, yang secara cepat
dikonversi menjadi 11-hydroxy delta 9 tetrahydrocannabinol,
suatu metabolit yang aktif di dalam sistem saraf pusat. Reseptor
kanabinoid diikat dengan protein G inhibitor (Gi), yang
berikatan dengan adenilil siklase dalam aktivitas inhibisi.
Reseptor kanabinoid banyak ditemukan di ganglia basalis,
hipokampus dan serebelum. Sedangkan dalam jumlah yang
sedikit ditemukan di batang otak. Beberapa penelitian
menemukan
bahwa
kanabinoid
mempengaruhi
neuron
Intoksikasi Kanabis
Pada intoksikasi kanabis dapat ditemui beberapa keadaan
seperti pemakaian kanabis yang belum lama, perilaku
maladaptif atau perubahan psikologi yang bermakna secara
klnis (misalnya, gangguan koordinasi motorik, euforia,
kecemasan,
sensasi
waktu
menjadi
lambat,
gangguan
3.2.7
darah konjungtiva (yaitu mata merah) dan takikardia ringan. Pada dosis
tinggi,
hipotensi
ortostatikdapat
terjadi.peningkatan
nafsu
makan,
gangguan
reaktivitas
kekebalan,
perubahan
konsentrasi
menggunakan.
Gangguan Hormon
Terjadi gangguan hormon reproduksi baik pada wanita atau laki
laki yang dapat berakibat gairah seks menurun, menstruasi tidak teratur
fisik
dapat
terjadi
bila
pasien
mengurangi
atau
maka
akan
mengalami
kerinduan
yang
kuat
sekaliuntuk
1. Gangguan Belajar
Menurut sebuah studi yang baru baru ini dilakukan terhadap
sekelompok mahasiswa, pengguna ganja dapat mengganggu proses belajar,
berpikir kritis dan fungsi kognitif terkait lainnya selama 24 jam setelah
dosis terakhir diambil. Hasil dari studi ini, setelah mengonsumsi ganja
siswa jauh lebih parah pada pengguna jangka panjang dikarenakan adanya
perubahan yang terjadi pada otak ketika mengonsumsi ganja dalam jangka
waktu yang lama.
2. Gangguan Motivasi
Salah satu efek utama yang disebabkan karena ganja adalah
kurangnya motivasi.ganja dapatmenyebabkan penggunanya untuk menjadi
mudah terganggu/distracted, dan meskipun mereka dapat membuat
rencana yang sangat kreatif, mereka dengan mudah bisa melupakannya
atau tidak cukup termotivasi untuk melakukannya. Secara fisik memang
tidak ada yang salah, tetapi secara mental adanya gangguan motivasi pada
pengguna. Pecandu kemudian dapat mengalami apa yang dikenal sebagai
Sindrom Motivasi, dimana mereka kehilangan motivasi tentang semua
aspek dalam kehidupan, seperti sekolah, kerja, keluarga dan berkurangnya
tanggung jawab.
yaitu
kurangnya
motivasi
dapat
- Tatalaksana1
1. Intoksikasi Kanabis
a. Umumnya tidak perlu farmakoterapi dapat diberikan terapi suportif
dengan talking down
b. Bila ada gejala ansietas berat :
Lorazepam 1- 2 mg oral
Alprazolam 0,5- 1 mg oral
Chlordiazepoxide10- 50 mg oral
c. Bila terdapat gejala psikotik menonjol dapat diberikan Haloperidol 1 2
mg oral atau i.m. ulangi setiap 20 -30 menit
-
- BAB IV
- ANALISIS KASUS
-
mental dan perilaku pasien ini adalah masalah perceraian kedua orang tua
pasien. Akibat perceraian tersebut, pasien mulai mengkonsumsi ganja yang
diperoleh dari rekan pasien. Pasien mengaku dengan mengkonsumsi ganja
- DAFTAR PUSTAKA
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. KMK No. 422 ttg NAPZA
2. Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb. Gangguan
Berhubungan Dengan Zat. Dalam: Sinopsis Psikiatri. Jilid Satu. Jakarta:
Binarupa Aksara; 2010. hal. 585-698.
3. Benjamin JS, Virginia AS. Gangguan Mood/Suasana Perasaan Dalam: Kaplan
& Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
4. Joewana, satyo. 2004. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Jakarta: EGC. Hal 79-90
5. Utomo Pranjoto M. Psikotropika yang Berbahaya Bagi Kesehatan.
Yogayakarta: FMIPAUNY, 2007. h.3-7
6. Safaria Triantoro. Jurnal Perbedaan Tingkat Kemaknaan Hidup Antara
Kelompok Pengguna NAPZA Dengan Kelompok Non Pengguna NAPZA.
2009.
7. Visions Journal. BC's Mental Health and Addictions Journal of Cannabis.
2009.
8. Mc.Laren A.Jennifer, Sillins Edmund, Hutchinson Delyse, Mattick P,
Richard, Hall Wayne. Assesing Evidence For Causal Link Between Cannabis
and Psychosis; A Review Cohort Studies. Australia: International Journal Of
Drug Policy. 2009.
-