Autotrafo 3 phasa
Ampere meter DC
Ampere meter AC
Volt meter AC
Volt meter DC
Watt meter
Penyearah
Jamper secukupnya
Unit beban
TEORI DASAR
Motor induksi secara prinsip dapat dianalogikan dengan sebuah transformator,
hanya saja yang membedakannya adalah pada motor induksi, rangkaian sekundernya
berputar. Maka motor induksi dapat dianalogikan dengan sebuah transformator dan
oleh karena itu cara menganalisaannya juga sama.
Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron
disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk
melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu,
didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada
kecepatan dasar yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan
tersebut disebabkan adanya slip/geseran yang meningkat dengan meningkatnya
beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang
sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan motor cincin geser/slip
ring motor.
Persamaan
berikut
dapat
slip/geseran(Parekh, 2003):
digunakan
untuk
menghitung
persentase
Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang
rendah (pull-up torque).
Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (pull-out
torque) dan arus mulai turun.
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke
nol.
A. Konstruksi
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu :
Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase
digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya
dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan
sikat yang menempel padanya.
Dalam motor induksi antara stator dan rotor terdapat celah udara yang
merupakan ruangan antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks
induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor
berputar. Celah udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian
rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara
antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor
induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan
menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin. Dalam motor induksi tidak ada
komutator dan singkat arang.
To
Jn 2 1
131.5P1
dimana
To = waktu untuk kecepatan motor jatuh ke satu-setengah dari nilai
sebelumnya [s]
J = momen inersia dari bagian yang berputar, yang disebut poros motor [kg
m]
n1 = awal laju pengereman motor saat mulai [r / min]
P1 = awal daya yang dikirim oleh motor ke pengereman resistor [W]
131,5 = konstan [exact value = (30 / p) 2 loge 2]
0,693 = konstan [exact value = loge 2]
Persamaan ini didasarkan pada asumsi bahwa efek pengereman sepenuhnya
karena energi pengereman didisipasi di resistor. Secara umum, motor
dikenakan tambahan akibat torsi pengereman windage dan gesekan, sehingga
waktu pengereman akan lebih kecil dari yang diberikan oleh persamaan
diatas.
PengeremanElektrik
Pengereman secara elektrik, torsi pengereman dihasilkan
berdasarkan nilai arusinjeksi yang diberikan pada belitan stator.Pada
pengereman secara elektrik energiputaran rotor diubah menjadi
energi elektrik yangkemudian dikembalikan ke suplai daya,
ataudengan memberikan suatu medan magnet stasionerpada stator
sehingga putaran rotor akan berkurangdengan sendirinya,
pengereman secara elektriklebih halus dan tidak ada hentakan yang
terjadi.
Putaran motor
Tegangan
Waktu
Tegangan exitacy
(rpm)
(volt)
(sec)
(volt)
1500
1499
13,2
139,3
204,4
1497
233,2
13,11
4,04
Dengan beban 1
1495
228,8
1494
228,2
4,29
Dengan beban 2
3,64
Dengan beban 3
3,24
203,2
205,4
204,4
VII. Analisa
Dari praktikm pengereman pada motor induksi dapat dianalisa yaitu
Pada percobaan pertama yaitu tanpa tegangan exitacy didapat data putaran motor =
1500 rpm, tegangan = 13,2 volt, waktu =13,11 sec, artinya pada pengereman ini di
butuhkan waktu cukup lama agar motor bisa berhenti tanpa adanya tegangan exitacy,
pada tegangan yang didapat ada kesalahan pada pengukuran atau penggunaan alat
ukur sehingga didapat tegangan yang kecil.
Pada percobaan kedua yaitu dengan ditambahkannya tegangan exitacy, dengan
adanya tegangan exitacy ini pengeremannya jauh lebih cepat dibandingkan tanpa
tegangan exitacy karena tegangan ini sebagai gaya lawan pada putaran rotor tersebut
sehingga motor dapat berhenti dengan cepat.
Pada percobaan ketiga yaitu dengan tegangan exitacy dan beban lampu 1 buah
didapat data putaran motor = 1497 rpm, tegangan = 233,2 volt, waktu =4,29 sec,
tegangan excitacy = 203,2 volt, artinya pada pengereman ini motor dapat berhenti
lebih cepat di bandingkan percobaan pertama karena adanya tegangan exitacy
sehingga terdapat gaya lawan pada rotor maka motor dapat berhenti lebih cepat.
Untuk percobaan ke empat dan seterusnya bebannya di tambah sehinga semakain
banyak beban yang ditambahkan maka semakin cepat pengereman pada motor
induksi.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan pengereman motor induksi dengan injeksi sumber DC dapat
disimpulkan
Dapat mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi, menetahui
karakteristik pengereman pada motor induksi.
Pada percobaan dinamis dibutuhkan pengereman cukup lama tanpa adanya tegangan
exitacy namun dengan ditambahkannya tegangan exitacy cukup cepat pengereman
yang dihasilkan.
Untuk percobaan regeneratif pengereman yang dihasilkan jauh lebih cepat karena
adanya tambahan beban yang beupa lampu.