Seorang Anak Laki
Seorang Anak Laki
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejang-kejang
yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 2
hari yang lalau dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya memang akan
kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi anaknya tetap
kejang. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak
menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku,
bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.
A. Daftar Permasalahan
Usia 3 tahun
demam sejak 2 hari yang lalu dan demam tinggi sejak tadi malam
tidak sadar
B. Diagnosis
Susp Tetanus
C. Tujuan Terapi
Mengatasi kejang
Mengatasi demam
Debridemen membersihkan luka (jika pasien sudah stabil) dengan memberikan H2O2
D. Golongan Obat
Mengatasi kejang
Benzodiazepine
Barbiturate
Hidantoin
Suksimid
Karbamazepin
Asam valproate
Mengatasi demam
NSAID
Penisilin
Sefalosporin
Aminoglikosida
Tetrasiklin
Makrolida
Polipeptida
Kloramfenikol
Vankomisin
Kuinolon
Kotrimoksasol
Golongan Obat
Para Amino Fenol
(Paracetamol)
Efficacy
Memiliki
efek
sentral
Suitability
dan
Safety
merupakan Indikasi : nyeri ringan sampai sedang, ES : jarang terjadi, tetapi dila
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai pasien yang harus membatasi masukan
dalam waktu 0,5 jam dan masa paruh plasma fenilalanin,
1-3 jam (FKUI, 2008).
hati-hati
pada
pasien
Menghambat enzim COX sehingga konversi Indikasi : terapi awal untuk mengurangi Efek samping yang paling sering
asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu.
Setiap obat menghambat enzim COX dengan
kekuatan
dan
selektivitas
yang
terhadap isoform COX 1 dan COX 2 (FKUI, & NSAIDs lainnya, termasuk penderita
2008).
akibat
pengham
Sebaiknya
tidak
diberikan
pada memperpanjang
waktu
perd
Golongan yang dipilih untuk mengatasi demam adalah golongan para-amino fenol karena aman bagi pasien serta efektif dalam
menurunkan demam, serta memiliki antipiretik yang dominan sehingga cocok pada pasien ini.
Mengatasi kejang
Nama golongan
Efikasi
Suitability
Benzodiazepin
Memiliki
efek
relaksasi
otot,
antikonvulsi
dengan
hipnosis,
sedasi, KI
ansiolitik,
dengan
safety
Depresi
dan insufisiensi pulmoner akut, status relaksasi otot (pada penggunaan IV), depres
berinteraksi fobi atau obsesi, psikosis kronik, sampai henti napas, hipotensi, henti jantun
reseptor
penghambat porfiria.
kantuk.
neurotransmitter
Barbiturat
Menghambat
tahap
akhir
mitokondria,
sehingga
menghalangi porfiria
ACTH
membran
an
sel
untuk
setelah
depolarisasi.
Hidantoin (Fenitoin) Mengambat penjalaran rangsang dari KI : Ibu hamil
fokus ke bagian lain ke otak.
Mempengaruhi
berbagai
antipetilentrazol
terkuat,
Menyekat
kalsium,
kanal ion natrium dan KI : gangguan konuksi AV, riwayat ES : pusing, vertigo, ataksia, diplopia, pen
bekerjada
pada
Menyebabkan hiperpolarisasi potensial KI : penderita penyakit hati atau ES : Gagal hati, mual muntah, pankreati
istirahat
membran
neuron,
meningkat,
perdarahan,
leuk
untuk kalium.
Golongan yang dipilih untuk mengatasi kejang adalah benzodiazepin karena efektif dalam mengatasi kejang pada anak, terdapat
sediaan suppositoria dan kerjanya cepat. Serta paling mudah ditemukan di Indonesia. Golongan suksinid tidak dipilih karena
absorpsinya lambat.
hematoma,
Profilaksis Tetanus
Nama
Penisilin
Efficacy (Kemanjuran)
Suitability (Kecocokan)
Safety (Keamanan)
Sifat:Bakterisidal
Terutama pada bakteri gram
Indikasi:
diberikan pada bakteri
negatif,gonokokus)
Mekanisme: Menghindarkan
gram -, dan
pseudomonas
Kontraindikasi:
pada pasien dengan
riwayat alergi penisilin.
hipersensitasi. Gangguan
GIT (diare, mual, muntah).
Dosis sangat tinggi dapat
menyebabkan nefrotoksis dan
neurotoksis
Wanita hamil dan laktasi:
dan ASI.
Generasi I: digunakan
infeksi saluran
menghambat sintesis
penisilin
Generasi II dan III:
digunakan parenteral
pada infeksi serius yang
terhadap beta-laktamase
resisten terhadap
penisilin.
Generasi I: aktif terhadap
I, juga dikombinasi
dengan aminoglikosida
(gentamisisn, tobramisin)
sefoperazon.
Kehamilan dan Laktasi:
memperkuat
aktivitasnya. Profilaksis
bedah jantung, usus,
ginekologi, dan lainnya.
Sefoksitin dan
sefuroksim (gen.II)
dipakai pada gonore.
Generasi III:
Seftriakson dan
sefotaksim sering
dianggap sebagai obat
pilihan pertama untuk
gonore. Sefokstitin pada
infeksi Bacteriodes
fragilis.
parenteral dapat
E.coli, H.influenzae,
antibiotic lain.
Kontraindikasi : bila
keseimbangan, akibat
rusaknya saraf
vestibulokoklearis (N.VIII).
Nefrotoksitas yang reversibel
karena ditimbun dalam sel-sel
tubuler ginjal. Jarang terjadi
blokade neuromuskuler
dengan kelemahan otot dan
depresi pernafasan. Toksisitas
di atas, bukan bergantung
dosis, namun pada lamanya
pemakaian obat dan jenisnya
(Netilmisin efeknya lebih
kurang untuk menimbulkan
ototoksisitas). Sebaiknya
ditakarkan 1-2x sehari. Pada
penggunaan oral dapat terjadi
nausea, muntah, diare,
khususnya pada dosis tinggi.
Kehamilan dan laktasi:
dapat melintasi plasenta,
merusak ginjal dan tuli pada
bayi. Tidak dianjurkan selama
kehamilan. Sedikit mencapai
ASI, bia digunakan saat
pemberian ASI.
Tetrasiklin
diinjeksikan secara
intravena.
Mekanisme kerjanya:
anak-anak karies .
Propionibacter acnes.
adakalanya dijadikan
kemerah-merahan, gatal-
serangan akut.
Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil hingga
anak berusia 8 tahun.
Hipersensitivitas
terhadap tetrasiklin, dan
penyakit ginjal.
resistensi
Makrolida&
Linkomisin
Efek:bakteriostatis,bakteri
Indikasi: eritromisin
eritromisin akibat
dengan
Legionellapneumophilia
(penyakit veteran),
proteinnya dirintangi.
Waktu paruh singkat, hingga
Mycoplasma
menimbulkan ketulian
seperti sepsis,
dengan
granulositopenia,atau
lansia, sebaiknya
baktersidal, seperti
penisilin dan
sefalosporin. Untuk
ringan, seperti
azitromisin dapat
klaritromisin. Ekskresi
seperti Haemophilus
influenzae, infeksi
klaritromisin dan
Indikasi:
kuman gram- termasuk
pseudomonas, dan
bebeapa kecil terhadap
gram +.
otooksis
Kontraindikasi: tidak
ada gangguan ginjal,
tidak dalam keadaan
hamil, dan tidak dalam
masa anak-anak. Serta
mudah menyebabkan
ototoksisitas
H.influenzae), infeksi
bakterisidal terhadap
Strep.pneumoniae,
semuanya digunakan
anemia aplastic
Kehamilan dan laktasi:
Neiss.meningitides dan
secara oral.
Kontraindikasi:
H.influenzae
Penderita anemia
propilenglikol ototoksis
neuropati. Penderita
tiamfenikol
lainnya.
Vankomisin
linkomisin, klindamisin
mengkonsumsi obat
aminoglikosida,
neuropati
Bisa diberikan oral,
ataupun injeksi
saluran kemih.
Kombinasi dengan
aminoglikosida
meningkatkan resiko nefro
dan ototoksisitas.
Kehamilan dan Laktasi:
belum ada data yang
menjelaskan, namun obat ini
mencapai ASI.
Senyawa-
Indikasi: kuinolon
senyawa
Kuinolon
pertumbuhan kuman,
komplikasi. Namun
pseudomembranosis. Yang
komplikasi kuman-
kuman multiresisten,
misalnya melibatkan
konvulsi.
Kehamilan dan laktasi:
beta-laktam.
nalidiksat berkhasiat
mengobati salmonella,
nalidiksat.
Proteus, Klebsiella,
pipemidinat terhadap
Teavellers diarrhea.
Kontraindikasi:
Pseudomonas. Florokuinolon
lebih luas spektrumnya
semua kuman gramtermasuk Ps.aeruoginosa dan
gonococci, serta kebanyakan
kuman gram+, termasuk
Campylobacter jejuni,
Chlamydia, Legionella,
Mycoplasma, dan Mycobacter
tbc. Kurang aktif terhadap
Senyawa-senyawa
kuinolon ini jangan
diberikan pada anakanak dibawah usia 16
tahun, karena dapat
menyebabkan
penyimpangan pada
tulang rawan terutama
oleh asam nalidiksat.
trimetropim dalam
bakterisidal.
Kinetik: Resorpsi baik dan
Enterobacter),
prostatitis, salmonellosis,
sulfonamida seperti
Pneumocystis carinii-
Pneumonia dari
penderita AIDS.
Kontraindikasi:
trombositopenia. Penggunaan
leboh dari 2 minggu
sulfa.
Golongan yang dipilih adalah penicillin karena dapat mengeradikasi bakteri gram positif
dan beberapa pada gram negatif serta direkomendasikan pada tatalaksana tetanus
Pada kasus ini ditambahkan pula vaksin tetanus sebagai profilaksis tetanus
Jenis obat yang dipilih dari golongan benzodiazepine adalah diazepam karena obat ini
memiliki rute pemberian yang bervariasi, termasuk rute per-rektal yang cocok pada
pasien kejang dan spasme otot sehingga mempermudah dalam memberikannya.
Diazepam juga termasuk senyawa yang memiliki t lebih lama dari 24 jam sehingga
efeknya lama didalam tubuh. Selain itu kerjanya cepat sesuai pada pasien kejang.
P-drug dari golongan para amino fenol adalah parasetamol, dipilih karena paling murah,
aman, serta mudah didapat dalam sediaan per-rektal.
P-drug dari golongan penicillin adalah penicillin G karena cukup sensitif terhadap bakteri
gram negatif, serta sensitifitasnya cukup memadai pada clostridium (bakteri tetanus).
Selain itu murah dan mudah didapat.
Vaksin tetanus yang dipilih adalah serum anti tetanus, immunoglobulin tetanus manusia
dipilih karena tidak menimbulkan reaksi alergi dan pemberiannya cukup 1 kali saja,
sehingga meningkatkan compliance pasien.
Diazepam
BSO : suppositoria dan injeksi intravena
Dosis : 0,5 mg/kgBB/hari setiap 12 jam saat demam
Parasetamol
Penicillin G
BSO : injeksi intravena
Dosis : 50.000-100.000 u/kg bb/hari.i.m,minimal selama 10 hari
H. Penulisan resep
dr. Cantique
SIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/
Supp. Diazepam 5 mg
S.i.m.m
no. II
paraf
R/
I.V Diazepam 5 mg
Spuit 3 cc
S.i.m.m
amp. V
No. X
paraf
Pro
Umur
Alamat
: An. Riza
: 3 tahun
: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
KIE :
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/
lag II
No.I
No.I
paraf
R/
Lag 1
No.I
No.I
paraf
Pro
Umur
Alamat
: An. Riza
: 3 tahun
: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
dr. Cantique
SIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/
amp. X
No. X
paraf
R/
amp. I
No. I
paraf
Pro
Umur
Alamat
: An. Riza
: 3 tahun
: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
KIE :
Melakukan perawatan luka dengan memberikan H2O2, irigasi, dan debridemen luka
serta membiarkan luka tetap terbuka