Anda di halaman 1dari 21

1.

Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejang-kejang
yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 2
hari yang lalau dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya memang akan
kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi anaknya tetap
kejang. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak
menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku,
bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.

A. Daftar Permasalahan

Usia 3 tahun

kejang-kejang yang mulai dialami beberapa menit yang lalu

demam sejak 2 hari yang lalu dan demam tinggi sejak tadi malam

tidak sadar

telapak tangan tampak menggenggam kencang

bibir mengatup kencang

tangan dan kaki tampak kaku

bibir tampak sianosis

tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien

B. Diagnosis
Susp Tetanus
C. Tujuan Terapi

Membuka jalan nafas

Mengatasi kejang

Mengatasi sianosis dengan oksigen

Mengatasi demam

Mengeradikasi kuman penyebab

Memberikan vaksinasi berdasarkan kuman penyebab

Debridemen membersihkan luka (jika pasien sudah stabil) dengan memberikan H2O2

D. Golongan Obat
Mengatasi kejang

Benzodiazepine

Barbiturate

Hidantoin

Suksimid

Karbamazepin

Asam valproate

Mengatasi demam

Para amino fenol

NSAID

Mengeradikasi kuman penyebab

Penisilin

Sefalosporin

Aminoglikosida

Tetrasiklin

Makrolida

Polipeptida

Kloramfenikol

Vankomisin

Kuinolon

Kotrimoksasol

E. Golongan obat sesuai tujuan terapi


Mengatasi demam

Golongan Obat
Para Amino Fenol
(Paracetamol)

Efficacy
Memiliki

efek

sentral

Suitability
dan

Safety

merupakan Indikasi : nyeri ringan sampai sedang, ES : jarang terjadi, tetapi dila

penghambat biosintesis PG yang lemah pada pasien demam/pireksia.

adanya ruam kulit, kelainan

SSP (ISFI, 2009).

pankreatitis akut setelah peng

KI : pasien dengan fenilketonuria dan

Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai pasien yang harus membatasi masukan
dalam waktu 0,5 jam dan masa paruh plasma fenilalanin,
1-3 jam (FKUI, 2008).

hati-hati

pada

pasien

dengan gangguan fungsi hati dan ginjal,

jangka panjang, dan berperan

kerusakan hati apabila overdosis


2009).

serta ketergantungan alkohol (IONI,


2008; ISFI, 2009).
NSAIDs

Menghambat enzim COX sehingga konversi Indikasi : terapi awal untuk mengurangi Efek samping yang paling sering
asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu.
Setiap obat menghambat enzim COX dengan
kekuatan

dan

selektivitas

yang

nyeri dan pembengkakan (Sudoyo, induksi tukak peptik yang d


2009).

berbeda KI : hipersensitivitas terhadap asetosal

terhadap isoform COX 1 dan COX 2 (FKUI, & NSAIDs lainnya, termasuk penderita
2008).

dengan anemia akibat perdaraha


terutama oleh efek COX 1.
ES lain berupa gangguan

asma, angioedema, urtikaria, atau rinitis trombosit

akibat

pengham

yang dipicu oleh asetosal dan NSAIDs. biosintesis tromboksan A2 se

Sebaiknya

tidak

diberikan

pada memperpanjang

waktu

perd

penderita tukak lambung aktif (ISFI, edema, perburukan fungsi rena


2009).
Hati-hati pada penderita usia lanjut,
kehamilan, menyusui, dan gangguan

jantung, menurunkan efektivitas


antihipertensi (Brunton, 2006;
2008).

koagulasi (IONI, 2008).

Golongan yang dipilih untuk mengatasi demam adalah golongan para-amino fenol karena aman bagi pasien serta efektif dalam
menurunkan demam, serta memiliki antipiretik yang dominan sehingga cocok pada pasien ini.

Mengatasi kejang

Nama golongan

Efikasi

Suitability

Benzodiazepin

Memiliki

efek

relaksasi

otot,

antikonvulsi
dengan

hipnosis,

sedasi, KI

ansiolitik,

dengan

safety
Depresi

pernapasan, ES : Obstruksi saluran napas oleh lidah

dan insufisiensi pulmoner akut, status relaksasi otot (pada penggunaan IV), depres

berinteraksi fobi atau obsesi, psikosis kronik, sampai henti napas, hipotensi, henti jantun

reseptor

penghambat porfiria.

kantuk.

neurotransmitter
Barbiturat

Menghambat

tahap

akhir

mitokondria,

sehingga

oksidasi KI : depresi pernapasan berat, ES : mengantuk, letargi, depresi mental,

menghalangi porfiria

pembentukan fosfat berenergi tinggi.

nistagmus, iritable, dan hiperaktif pada anak


agitasi, bingung.

Senyawa fosfat ini perlu untuk sistensis


neutransmiter
repolarasi

ACTH

membran

an
sel

untuk
setelah

depolarisasi.
Hidantoin (Fenitoin) Mengambat penjalaran rangsang dari KI : Ibu hamil
fokus ke bagian lain ke otak.
Mempengaruhi

berbagai

ES : gangguan saluran cerna, pusing, nyeri

Indikasi : untuk bangkitan tonik tremor, insomnia, neuropati perifer, hi


sistem klonik, dan bangkitan parsial, atau gingiva, ataksia, bicara tak jelas, nistagmus.

fisiologik, alam hal ini khususnya fokal.

Efek samping cukup toksik pada anak.

konduktan Na, K, Ca, neuron, potensial (Batas keamanan yang sempit)


membrean, Norepinefrin, Asetilkolin,
GABA.
Suksimid

Bersifat lebih toksik


Bersifat

Indikasi : untuk bangkitan lena.

antipetilentrazol

terkuat,

ES : mual, sakit kepala, kantuk, ruam


agranulositosis dan pansitopeni.

merupakan obat yang paling selektif


terhadap bangkitan lena.
Karbamazepin

Menyekat
kalsium,

kanal ion natrium dan KI : gangguan konuksi AV, riwayat ES : pusing, vertigo, ataksia, diplopia, pen
bekerjada

pada

presinaps depresi sumsum tulang, porfiria.

kabur, mual muntah, diskrasia darah.

untuk mengurangi trasmisi sinaptik,.


Asam Valproat

Menyebabkan hiperpolarisasi potensial KI : penderita penyakit hati atau ES : Gagal hati, mual muntah, pankreati
istirahat

membran

neuron,

akibat disfungsi hati yang nyata.

meningkat,

perdarahan,

leuk

peningkatan daya konduksi membran

trombositopenia, anemia, supresi sumsum

untuk kalium.

psikosis, agresi, menstruasi tidak teratur.

Efek antikonvulsi: meningkatkan kadar


GABA di dalam otak.

Golongan yang dipilih untuk mengatasi kejang adalah benzodiazepin karena efektif dalam mengatasi kejang pada anak, terdapat
sediaan suppositoria dan kerjanya cepat. Serta paling mudah ditemukan di Indonesia. Golongan suksinid tidak dipilih karena
absorpsinya lambat.

hematoma,

Profilaksis Tetanus
Nama
Penisilin

Efficacy (Kemanjuran)

Suitability (Kecocokan)

Safety (Keamanan)

Sifat:Bakterisidal
Terutama pada bakteri gram

Indikasi:
diberikan pada bakteri

E.S : reaksi alergi karena

positif (beberapa pada gram

gram +, beberapa pada

negatif,gonokokus)
Mekanisme: Menghindarkan

gram -, dan
pseudomonas

sintesa lengkap dari polimer


untuk membentuk jaringan
peptidoglikan spesifik yang

Kontraindikasi:
pada pasien dengan
riwayat alergi penisilin.

hipersensitasi. Gangguan
GIT (diare, mual, muntah).
Dosis sangat tinggi dapat
menyebabkan nefrotoksis dan
neurotoksis
Wanita hamil dan laktasi:

disebut murein. Bila sel

semua dianggap aman,

tumbuh dan plasmanya

walaupun akan sedikit sekali

bertambah atau menyerap air

yang masuk ke darah janin

dengan jalan osmosis, maka

dan ASI.

dinding sel yang tak sempurna


itu akan pecah dan bakteri
musnah.
Beberapa obat, memiliki
kemampuan tahan laktamase
bagi bakteri penghasil betalaktamase.
Sefalosporin

Spektrum kerja luas,

Generasi I: digunakan

E.S: sama dengan penisilin,

meliputi banyak kuman

peroral pada ISK ringan

namun lebih ringan.

gram (+), dan gram(-),

dan pilihan kedua ada

Gangguan GIT (diare, mual,

termasuk E.coli, Klebsiella,

infeksi saluran

muntah). Jarang ada reaksi

dan Proteus. Bersifat

pernapasan dan kuit yang

alergi, seperti rash dan

baktersidal dalam fase

tidak begitu serius, dan

urtikaria. Alergi silang dapat

pertumbuhan kuman, dengan

bila terdapat alergi untuk

terjadi pada derivat penisilin.

menghambat sintesis

penisilin
Generasi II dan III:

Nefrotoksisitas lebih sering

peptidoglikan yang diperlukan


kuman. Kepekaannya

digunakan parenteral
pada infeksi serius yang

pada generasi I, khususnya


sefaloridin, dan sefalotin

terhadap beta-laktamase

resisten terhadap

dosis tinggi. Beberapa obat

lebih rendah daripada

amoksisilin dan generasi

bisa menimbulkan reaksi

penisilin.
Generasi I: aktif terhadap

I, juga dikombinasi

disulfiram bila digunakan

dengan aminoglikosida

bersamaan dengan alkohol,

(gentamisisn, tobramisin)

yaitu sefamandol dan

untuk memperluas dan

sefoperazon.
Kehamilan dan Laktasi:

coccigram+, tidak berdaya


terhadap gonococci,
H.influenzae, Bacteriodes, dan
Pesudomonas, tidak tahan
terhadap beta-laktamase.
Generasi II: lebih aktif
terhadap gram (-), termasuk
gonococci, H.influenzae,
Bacteriodes,serta kumankuman yang resisten dengan
amoksisilin. Agak kuat
terhadap beta-laktamase dan
efek terhadap gram +
(Streptokokus dan
stafilokokus)sama
Generasi III:Lebih kuat
terhadap gram (-), lebih luas
lagi terhadap Bacteriodes, dan
Pesudomonas. Resistensi kuat
terhadap beta-laktamase,
namun khasiat terhadap gram+
lebih ringan. Tidak aktif
terhadap Methicilin Resistant
Staphylococcus Epidermis dan
MRSA
Generasi IV: sangat resisten
terhadap laktamase dan aktif
sekali terhadap pesudomonas.

memperkuat
aktivitasnya. Profilaksis
bedah jantung, usus,
ginekologi, dan lainnya.
Sefoksitin dan
sefuroksim (gen.II)
dipakai pada gonore.
Generasi III:
Seftriakson dan
sefotaksim sering
dianggap sebagai obat
pilihan pertama untuk
gonore. Sefokstitin pada
infeksi Bacteriodes
fragilis.

mudah melintasi plasenta,


tetapi kadarnya rendah dalam
darah janin daripada darah
ibunya.

Aminoglikosida Spektrum kerja luas, banyak

Indikasi :kuman aerobic

E.S : yang digunakan secara

bacili gram(-), antara lain

gram negative yang

parenteral dapat

E.coli, H.influenzae,

telah resisten terhadap

menyebabkan kerusakan pada

Klebsiella, Proteus dan

antibiotic lain.
Kontraindikasi : bila

organ pendegaran dan

Enterbacter, Salmonrlla dan


Shigella. Aktif juga mengatasi
gonokokus, dan sejumlah gram
+ (Staphylococcus
aureus/epiermis).
Aktivitas:baktersidal, dengan
penetrasi dinding bakteri dan
mengikat diri pada ribosom di
dalam sel. Proses translasi
(RNA dan DNA) diganggu,
sehingga biosintesa protein
diganggu. Tidak hanya terjadi
pada fase pertumbuhan kuman,
namun juga termasuk saat
kuman membelah diri.
Memiliki efek sisa setelah
selesai penggunaan obat, efek
antibiotisnya masih ada walaun
kadarnya dalam darah,
berangsur-angsur turun.

ada riwayat alergi pada


aminoglikosida. Pada
lansia dan gangguan
ginjal

keseimbangan, akibat
rusaknya saraf
vestibulokoklearis (N.VIII).
Nefrotoksitas yang reversibel
karena ditimbun dalam sel-sel
tubuler ginjal. Jarang terjadi
blokade neuromuskuler
dengan kelemahan otot dan
depresi pernafasan. Toksisitas
di atas, bukan bergantung
dosis, namun pada lamanya
pemakaian obat dan jenisnya
(Netilmisin efeknya lebih
kurang untuk menimbulkan
ototoksisitas). Sebaiknya
ditakarkan 1-2x sehari. Pada
penggunaan oral dapat terjadi
nausea, muntah, diare,
khususnya pada dosis tinggi.
Kehamilan dan laktasi:
dapat melintasi plasenta,
merusak ginjal dan tuli pada
bayi. Tidak dianjurkan selama
kehamilan. Sedikit mencapai
ASI, bia digunakan saat
pemberian ASI.

Tetrasiklin

Khasiat: bakteriostatik dan

Indikasi: Infeksi saluran

E.S: Penggunaan oral dapat

bakterisidal lemah bila

napas, paru-paru, ISK,

menyebabkan gangguan GIT.

diinjeksikan secara

infeksi kulit dan mata.

Efek lebih sering dan serius

intravena.
Mekanisme kerjanya:

Penggunaan pada acne ,

adalah sifat penyerapannya

karena adanya daya

dalam tulang dan gigi yang

berdasarkan sintesis protein


kuman yang diganggu.
Spektrum kerja luas dan
meliputi banyak cocci gram+
dan gram (-), serta kebanyakan
basili, kecuali pseudomonas
dan proteus. Aktif juga
terhadap Chlamydia
trachomatis, Rickettsiae,
Spirochaeta terhadap sifilis dan
frambusia, leptospirae,
Actinomyces, dan beberapa
protozoa (Amoeba).
Sudah banyak terjadi

hambat terhadap akitvitas sedang tumbuh pada janin


lipase untuk

anak-anak karies .

Propionibacter acnes.

Fotosensitasi, kulit menjadi

Pada bronkhitis kronis,

peka cahaya, menjadi

adakalanya dijadikan

kemerah-merahan, gatal-

sebagai obat profilaksis

gatal, dan sebagainya.

serangan akut.
Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil hingga
anak berusia 8 tahun.
Hipersensitivitas
terhadap tetrasiklin, dan
penyakit ginjal.

resistensi
Makrolida&
Linkomisin

Efek:bakteriostatis,bakteri

Indikasi: eritromisin

E.S: Gangguan GIT, yang

gram (+), dan spektrum kerja

merupakan pilihan utama

terutama nampak pada

mirip penisilin-G. Mekanisme

pada infeksi paru-paru

eritromisin akibat

kerja, melalui pengikatan

dengan

penguraiannya oleh asam

reversibel pada ribosom

Legionellapneumophilia

lambung. Lebih jarang nyeri

kuman, sehingga sintesis

(penyakit veteran),

kepala dan reaksi kulit.

proteinnya dirintangi.
Waktu paruh singkat, hingga

Mycoplasma

Eritromisin dosis tinggi dapat

pneumoniae, dan infeksi

menimbulkan ketulian

usus oleh Campylobacter

reversibel, mungkin akibat

jejuni Pada indikasi lain,

pengaruhnya terhadap SSP.

seperti sepsis,

Semua makrolida dapat

endokarditis, dan pasien

mengganggu fungsi hati, yang

perlu ditakarkan sampai 4x.


Kinetik: tergantung formulasi,
bentuk garam atau ester.
Makanan memperburuk

absorbsi, sebaiknya diminum

dengan

tampak sebagai peningkatan

saat perut kosong, kecuali

granulositopenia,atau

nilai-nilai fungsi hati, nyeri

diritromisin tidak dipengaruhi

lansia, sebaiknya

kepala, pusing dapat terjadi.

oleh makanan. Kemampuan

digunakan yang bersifat

Eritromisin dan dapat

penetrasi ke jaringan dan organ

baktersidal, seperti

baik, kadar interseluler tinggi.

penisilin dan

mengakibatkan reaksi alergi.


Kehamilan dan laktasi:

Efek kuman intrasel tinggi,

sefalosporin. Untuk

Legionella, Mycoplasma &

derivatnya yang lebih

Chlamydia. Sisanya di luar sel.

tahan asam lambung dan

Metabolisme semua makrolida

keluhan GIT nya lebih

diuraikan dalam hati, melalui

ringan, seperti

sistem sitokrom P-450,

azitromisin dapat

menjadi metabolit inaktif.

diberikan, yang mampu

Kecuali, metabolit-OH dari

melawan bakteri gram-,

klaritromisin. Ekskresi

seperti Haemophilus

berlangsung melalui empedu

influenzae, infeksi

dan tinja serta kemih, terutama

saluran napas. Untuk

dalam bentuk inaktif.

klaritromisin dan

eritromisin aman, tapi tidak


ada data untuk derivatnya,
sedangkan rosirtromisin aman
diminum sambil memberi
ASI. Klaritromisin ternyata
mengganggu perkembangan
janin pada binatang coba,
jangan digunakan pada
trimester pertama kehamilan.

azitromisin efektif juga


mengatasi kuman
penyerta pada AIDS,
seperti Toxoplasma
gondii dan
Mycobacterium avium
intercellare.
Kontraindikasi: Alergi
eritromisin, saat hamil
tidak boleh diberikan
Polipeptida

Efek: Polimiksinhanya aktif


melawan kuman gram (-)
termasuk pseudomonas,

Indikasi:
kuman gram- termasuk
pseudomonas, dan
bebeapa kecil terhadap

E.S: nefrotoksis bila


diberikan secara parenteral.
Serta dapat mneybabkan

sedangkan basitrasin dan


gramisidin efektif terhadap
gram +.
Sebagai bakteriosidal, dengan
sifat permukaannya yang
melekatkan diri pada membran
sel bakteri , sehingga
permeabilitas sel meningkat
dan akhirnya selnya ruptur.

gram +.

otooksis

Kontraindikasi: tidak
ada gangguan ginjal,
tidak dalam keadaan
hamil, dan tidak dalam
masa anak-anak. Serta
mudah menyebabkan
ototoksisitas

Kerjanya tidak bergantung


terhadap membelah tidaknya
kuman tersebut, sehingga dapat
dikombinasi dengan
bakteriostatik, seperti
kloramfenikol dan tetrasiklin.
Kloramfenikol

Efek: Bakteriostatis terhadap

Indikasi: infeksi tifus,

E.S: gangguan GIT, neuropati

Enterobacter dan Staph.aureus

meningitis (khusus bagi

optis dan perifer, radang

dengan merintangi sintesa

H.influenzae), infeksi

lingua, mukosa mulut, depresi

polipeptida kuman. Bekerja

anaerob (contoh abses

sumsum tulang belakang,

bakterisidal terhadap

otak oleh B.fragilis yang

Strep.pneumoniae,

semuanya digunakan

anemia aplastic
Kehamilan dan laktasi:

Neiss.meningitides dan

secara oral.
Kontraindikasi:

H.influenzae

tidak dianjurkan, khususnya


selama minggu-minggu

Penderita anemia

terakhir dari kehamilan,

aplastik, ibu hamil dan

karena dapat menimbulkan

laktasi, tetes telinga

sianosis dan hipotermia

(karena zat pelarut yaitu

neonatus (grey baby

propilenglikol ototoksis

syndrome), melintasi plasenta,

pada telinga. Penderita

ASI, begitu pula untuk

neuropati. Penderita

tiamfenikol

dengan kelainan darah

lainnya.
Vankomisin

Efek: bakterisidal kuman

Indikasi: Bisa sebagai

E.S: Gangguan fungsi ginjal,

gram (+) aerob dan anaerob,

pengganti bagi pasien

terutama pada penggunaan

termasuk stafilokokus yang

yang alergi penisilin

lama dengan dosis tinggi,

resisten untuk metisilin

atau sefalosporin. kolitis juga neuropati perifer, reaksi

(MRSA). Biasanya sebagai lini

akibat terapi seperti oleh

alergi kulit menjadi

terakhir, bila antibiotik lainnya

linkomisin, klindamisin

kemerahan yang disebut the

sudah tidak mempan.


Kinetik: resorpsi dari usus

dan radang pada mukosa

red man syndrome, mual,

usus oleh Stafilokokus.


Kontraindikasi: Gagal

demam, dan lainnya.

buruk, namun pada usus yang


sakit, seperti pada enteritis

ginjal, alergi vankomisin,

resorpsinya baik. Kadar

mengkonsumsi obat

terapeutis dalam cairan pleura,

aminoglikosida,

sinovial, dan saluran kemih

neuropati
Bisa diberikan oral,

tercapai. Plasma T1/2 ialah 511 jam. Ekskresi 80% melalui

ataupun injeksi

saluran kemih.

Kombinasi dengan
aminoglikosida
meningkatkan resiko nefro
dan ototoksisitas.
Kehamilan dan Laktasi:
belum ada data yang
menjelaskan, namun obat ini
mencapai ASI.

Senyawa-

Efek: berkhasiat sebagai

Indikasi: kuinolon

E.S: Yang sering gangguan

senyawa

baktersidal pada fase

hanya untuk ISK tanpa

GIT, seperti sakit perut, mual,

Kuinolon

pertumbuhan kuman,

komplikasi. Namun

muntah, anoreksia, dan diare.

berdasarkan inhibisi enzim

florokuinolon, lebih luas

Jarang timbul Colitis

DNA-girase bakteriil. Karena

indikasinya, ISK dengan

pseudomembranosis. Yang

enzim tersebut hanya terdapat

komplikasi kuman-

lain, eritema, urtikaria, efek

pada kuman dan tidak pada sel

kuman multiresisten,

neurologi (sakit kepala,

dari organisme yang lebih

misalnya melibatkan

pusing, neuropati dan

tinggi, sehingga kuinolon-

jaringan ginjal. Selain

perasaan kacau), efek psikis

kuinolon tidak menghambat

itu, florokuinolon juga

hebat (eksitasi, takut, gelisah,

sintesis DNA manusia. Hal

untuk infeksi saluran

dan perasaan panik) dan

yang sama berlaku bagi

napas serius, prostatitis

sulfonamida dan antibiotika

kronis, infeksi kulit dan

konvulsi.
Kehamilan dan laktasi:

beta-laktam.

jaringan lunak oleh

tidak dianjurkan pada wanita

Spektrum Kerja: Asam

gram-. Juga untuk

hamil dan laktasi, seperti

nalidiksat berkhasiat

mengobati salmonella,

siprofloksasin dan asam

terhadap gram- seperti

baik pembawa kronis

nalidiksat.

Proteus, Klebsiella,

maupun yang dimata.

Enterobacter. Begitu pula

pilihan pertama pada

pipemidinat terhadap

Teavellers diarrhea.
Kontraindikasi:

Pseudomonas. Florokuinolon
lebih luas spektrumnya
semua kuman gramtermasuk Ps.aeruoginosa dan
gonococci, serta kebanyakan
kuman gram+, termasuk
Campylobacter jejuni,
Chlamydia, Legionella,
Mycoplasma, dan Mycobacter
tbc. Kurang aktif terhadap

Senyawa-senyawa
kuinolon ini jangan
diberikan pada anakanak dibawah usia 16
tahun, karena dapat
menyebabkan
penyimpangan pada
tulang rawan terutama
oleh asam nalidiksat.

Streptococci, Pneumococci dan


kuman-kuman anaerob.
Kotrimoksazol

Campuran sulfametoksazol dan Indikasi: Infeksi Proteus

E.S: tidak sering terjadi dan

trimetropim dalam

dan Klamidia. Juga pada

biasanya berupa ekzema dan

perbandingan 5:1 bersifat

ISK (E.coli dan

gangguan GIT, serta

bakterisidal.
Kinetik: Resorpsi baik dan

Enterobacter),

stomatitis. E.S khas dari

prostatitis, salmonellosis,

sulfonamida seperti

bronkhitis. Juga untuk

fotosensitasi, dan sindrom

mengobati dan mencegah

Stevens-Johnson. Pada dosis

radang pulmo karena

tinggi, efek sampingnya juga

Pneumocystis carinii-

berupa demam dan gangguan

Pneumonia dari

fungsi hati dan efek pada


darah, seperti neutropenia,

Plasma T1/2 hingga 10 jam.

penderita AIDS.
Kontraindikasi:

Ekskresi melalui ginjal sebagai

Kelainan darah, alergi

cepat. Mendapai kadar puncak


dalam darah hingga 4 jam.
Distribusi sangat baik, pada
semua jaringan, saliva, dan
CSS. Trimetropim lebih lancar
terkait sifat lipofiliknya.

trombositopenia. Penggunaan
leboh dari 2 minggu

zat aktif masing-masing 20-

sulfa.

25% dan 50-60%.

hendaknya selalu dengan


pemantauan darah. resiko
kristaluria dapat dihindarkan
dengan minum lebih dari 1,5
liter air perhari.

Golongan yang dipilih adalah penicillin karena dapat mengeradikasi bakteri gram positif
dan beberapa pada gram negatif serta direkomendasikan pada tatalaksana tetanus

Pada kasus ini ditambahkan pula vaksin tetanus sebagai profilaksis tetanus

F. Pemilihan jenis obat

Jenis obat yang dipilih dari golongan benzodiazepine adalah diazepam karena obat ini
memiliki rute pemberian yang bervariasi, termasuk rute per-rektal yang cocok pada
pasien kejang dan spasme otot sehingga mempermudah dalam memberikannya.
Diazepam juga termasuk senyawa yang memiliki t lebih lama dari 24 jam sehingga
efeknya lama didalam tubuh. Selain itu kerjanya cepat sesuai pada pasien kejang.

P-drug dari golongan para amino fenol adalah parasetamol, dipilih karena paling murah,
aman, serta mudah didapat dalam sediaan per-rektal.

P-drug dari golongan penicillin adalah penicillin G karena cukup sensitif terhadap bakteri
gram negatif, serta sensitifitasnya cukup memadai pada clostridium (bakteri tetanus).
Selain itu murah dan mudah didapat.

Vaksin tetanus yang dipilih adalah serum anti tetanus, immunoglobulin tetanus manusia
dipilih karena tidak menimbulkan reaksi alergi dan pemberiannya cukup 1 kali saja,
sehingga meningkatkan compliance pasien.

G. BSO dan dosis

Diazepam
BSO : suppositoria dan injeksi intravena
Dosis : 0,5 mg/kgBB/hari setiap 12 jam saat demam

Parasetamol

BSO : injeksi intravena


Dosis : 10 - 15 mg/kgBB/ hari setiap 4-6 jam

Penicillin G
BSO : injeksi intravena
Dosis : 50.000-100.000 u/kg bb/hari.i.m,minimal selama 10 hari

Anti serum tetanus


BSO : injeksi intramuscular
Dosis : 500 unit

H. Penulisan resep

dr. Cantique
SIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/

Supp. Diazepam 5 mg
S.i.m.m

no. II

paraf
R/

I.V Diazepam 5 mg
Spuit 3 cc
S.i.m.m

amp. V
No. X

paraf

Pro
Umur
Alamat

: An. Riza
: 3 tahun
: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram

KIE :

Melakukan perawatan luka :


dr. Cantique
SIP. No: 021/21/21/DINKES

Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/

I.V NaCl Inf


Abocath 22 G
Infus Set
S.i.m.m

lag II
No.I
No.I

paraf
R/

I.V Sanmol Inf


Abocath 22 G
Infus Set
S.i.m.m

Lag 1
No.I
No.I

paraf

Pro
Umur
Alamat

: An. Riza
: 3 tahun
: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram

dr. Cantique
SIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/

Injeksi Penisilin G 600 juta


Spuit 3 cc
S.i.m.m

amp. X
No. X

paraf
R/

Injeksi Vaksin Human Imunoglobulin Antitetanus


Spuit 1 cc
S.i.m.m

amp. I
No. I

paraf

Pro
Umur
Alamat

: An. Riza
: 3 tahun
: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram

KIE :

Melakukan perawatan luka dengan memberikan H2O2, irigasi, dan debridemen luka
serta membiarkan luka tetap terbuka

Menghindari tempat terang, ramai, sentuhan yang tidak nyaman

Pemasangan iv-line dilakukan saat pasien sudah berhenti kejang

Anda mungkin juga menyukai