Joint Venture
Di susun oleh
Farah Nurul Inayah (A31110127)
Zuhdi Andika Nugraha (A31110902)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
Joint Venture
46
Persekutuan jangka pendek, dimana para sekutu pada umumnya sudah mempunyai
usaha pokok. Joint venture adalah kerja sama beberapa pihak untuk menyelenggarakan
usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Biasanya kerja sama berakhir setelah tujuan
tercapai atau pekerjaan selesai.
Tujuannya Untuk menciptakan sebuah perusahaan dengan kombinasi mitra 'lokal'
yang memiliki pengetahuan khusus pasar dan visibilitas tinggi. Bermacam -macam bentuk
organisasi yang ada dapat dibedakan secara jelas ketika kita membandingkan toko
kelontong, supermarket, konsultan hukum, atau perusahaan otomotif. Masing-masing unit
bisnis atau organisasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Demikian pula
yang akan kita bahas pada makalah ini seperti Organisasi Niaga, Regional dan
Internasional, antara klasifikasi disetiap masing organisasi-organisasi tersebut terdapat
perbedaan karakteristik pada pembentukan organisasi, tujuan organisasi maupun segi
keuntungan organisasi sendiri.
Perbedaan antara joint venture dengan persekutuan firma (CV) adalah umur joint
venture jauh lebih pendek dari pada umur persekutuan yang biasa.
Anggota joint venture disebut venture / partner / sekutu. Sekutu bisa perseorangan,
persekutuan (firma atau CV), dan bisa pula perseroan terbatas (PT). Pada umumnya,
semua sekutu ikut mengelola jalannya perusahaan. Salah satunya sebagai managing
partner atau sekutu pemimpin.
Pengaturan Joint Venture:
1. Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
2. PP Nomor 17 Tahun 1992 jo. PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham
Perusahaan Penanaman Modal Asing
3. PP Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang
Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing
4. SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam
Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal asing.
Jenis-Jenis Kontrak Joint Venture:
1. Joint Venture domestic
2. Joint Venture internasioanal
47
Menurut pasal 8 ayat (1) SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal
Asing, bidang usaha yang wajib mendirikan perusahaan Joint Venture adalah:
1. Pelabuhan
2. Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum
3. Telekomunikasi
4. Pelayanan
5. Penerbangan
6. Air minum
7. Kereta api umum
8. Pembengkit tenaga atom
9. Mass media
Faktor PMA wajib mengadakan usaha patungan (Joint Venture) dengan perusahaan
domestic adalah kerena usaha-usaha tersebut tergolong penting bagi Negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak. Sedangkan yang dilarang untuk penanaman modal
asing adalah bidang-bidang yang berkaitan dengan pertahanan Negara, seperti produksi
senjata, alat-alat peledak dan peralatan perang.
Penyelesaian Sengketa :
Hukum yang digunakan dalam kontrak Joint Venture adalah hukum Indonesia.
Sedangkan penyelesaian sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh para pihak, maka
harus tunduk pada ketentuan International Chambers of Commerce (ICC).
Metode Akuntansi Untuk Joint Venture
Ada 2 metode akuntansi untuk mencatat transaksi joint venture yaitu:
1. Pembukuan dijadikan satu dengan pembukuan usaha rutin salah satu sekutu
2. Pembukuan terpisah dari pembukuan usaha rutin sekutu
Pembukuan dijadikan satu dengan pembukuan usaha rutin salah satu sekutu
Dalam metode ini semua transaksi yang berhubungan dengan operasi joint venture dicatat
oleh semua sekutu dengan pembukuan sebagai berikut:
Keterangan
Aktiva, hutang
Nama pemegang
pembukuan
Modal
Rekening Nominal
joint venture
Joint venture
50
Apabila Akuntasi untuk joint venture yang diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan
masing-masing anggota.
Apabila dalam hal ini sampai akhir joint Venture suatu persetujuan masih belum bisa
diakhiri, untuk keperluan kebutuhan penutupan buku masing-masing partner maka perlu
dihitung rugi dan labanya. Menurut ketentuannya joint venture baru bisa dihitung apabila
usaha yang menjadi obyeknya sudah selesai. Tetapi apabila pembukuan dilakukan secara
terpisah maka dapat dilakukan tanpa kesulitan.
Apabila Akuntasi untuk joint venture yang diselenggarakan tidak secara terpisah dari
pembukuan masing-masing anggota.
Seperti yang dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba/ruginya apabila
telah berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal hal
yang perlu dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit berbeda dari
pembukuan secara terpisah, yang membedakan adalah hak-hak para anggota di dalam joint
venture dapat ditentukan pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komuatif semua rekening yang
mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai saldo
kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.
Rekening-rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk
biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening-rekening yang mempunyai saldo kredit
adalah rekening yang menunjukkan kewajiban-kewajiban koint venture kepada pihka ketiga
dan hak-hak anggota di dalam joint venture.
51