Diagnosis Cepat DBD
Diagnosis Cepat DBD
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
ABSTRACT
To anticipate exrtraordinary cases Dengue Fever, a rapid and accurate diagnostic
method is needed. This is important to improve the prognosis of Dengue Fever, and to
prevent unnecessary worries besides expenses as well. Today in the market an
immunochromatography method exist which show whether the patients fever is due to
Dengue infection (primary or secondary) or non Dengue infection, by means of detecting
the presence of IgM or IgG anti Dengue antibodies, within a period of 5 minutes. This test
has its limitation in accordance to the length of tinme the anti Dnegue antibodies are
present in the blood circulation. To overcome this limittation, skills are needed in the
physical diagnostic and interpretation of the hematological test. In addition to the relatively
high cost of the test for most of the people, tehre is a need for simple, alternative laboratory
test, which can be done at the Puskesmas. (J Kedokter Trisakti 1999;(18)2:77-90).
Key words : Dengue Fever, Dengue Haemoragic Fever, immunochromatography,
IgM,IgG
PENDAHULUAN
Hal ini disebabkan karena pasienterutama ibunya - panik, takut anaknya
terkena
infeksi
demam
berdarah.
Memang pada waktu itu yang dirawat dan
didiagnosis Demam Dengue mungkin
merupakan infeksi virus yang ditularkan
melalui gigitan artropoda, yang paling
penting di dunia 5,14 . Organisasi
Kesehatan Sedunia The World Health
Organization / WHO
memperkirakan
insidens 100 juta kasus tiap tahun. Infeksi
virus Dengue terutama penting untuk
daerah tropis dan subtropis dan penyakit
ini telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat bagi negara-negara tropis di
seluruh dunia 3,9,18 . Hal-hal yang
menyebabkan masalah adalah angka
kematian yang tinggi, penyebara penyakit
yang mudah meluas dan terutama
menyerang anak-anak.
Sekitar bulan Maret 1998 di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dinyatakan telah
77
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
78
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
79
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
Klinis
Infeksi Dengue selama hampir dua
abad digolongkan sebagai flu dengan
gejala demam atau pilek atau mencret
biasa, yaitu sebagai kelainan yang timbul
karena penyesuaian diri seseorang
terhadap iklim tropis. Akan tetapi sejak
timbulnya wabah demam di Filipina tahun
1953 yang disertai dengan perdarahan
dan renjatan serta banyak yang berakhir
dengan
kematian,
pandangan
itu
berubah. Saat itulah istilah hemorrhagic
fever mulai digunakan.
Kasus DHF yang pertama kali di
Indonesia ditemukan di Surabaya pada
tahun 1968, akan tetapi konfirmasi
serologisnya baru diperoleh tahun 1970.
Di Jakarta laporan pertama diberikan oleh
Kho dkk tahun 1969 sebagaimana dikutip
leh Socanof. Penyakit ini biasanya
menyebar dari suatu pusat sumber
penularan - umumnya kota besar - dan
mengikuti lalu lintas penduduk. Semakin
ramai lalu lintas itu, semakin besar
kemungkinan penyebaran.
Spekrum manifestasi klinis infeksi virus
Dengue begitu bervariasi mulai dari
infeksi subklinis atau asimtomatik yang
hanya dapat diketahui dari adanya
antibodi dalam darah; demam Dengue
klasik; dan demam Dengue berdarah
tanpa atau dengan renjatan10,15,18. Infeksi
Dengue dapat menyerang segala usia.
Bayi dan anak yang terkena akan
mengalami demam disertai timbulnya
bercak makulo papular. Pada anak besar
dan orang dewasa terdapat sindrom trias
berupa demam tinggi, nyeri pada anggota
badan, dan timbulnya bercak makulo
papular. Demam berdarah Dengue
merupakan demam akut yang ditandai
oleh 4 manifestasi klinis yaitu demam
tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan
kegagalan sirkulasi.
Kriteria diagnosis DHF menurut WHO (
1975) adalah :
80
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
81
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
classic
complement pathway yang
terutama diawali oleh adanya kompleks
antigen - antibodi (kompleks imun); dan
the alternative complement pathway yang
tidak selalu memerlukan adanya antibodi.
Komponen kunci dari sistem komplemen
adalah C3 yang berperan pada kedua
jalan, yang akhirnya akan menyebabkan
lysis- nya membran sel4.
Unsur yang paling berperanan yang
terbentuk
dalam
proses
aktivasi
komplemen adalah C3a dan C5a yang
mempunyai aktivitas anaphylatoxin yang
menyebabkan kontraksi otot polos dan
degranulasi sel mast serta basofil
sehingga
keluarlah
histamin
dan
substansi vasoaktif lain yang akan
menginduksi kebocoran kapiler. Pada
DHF dijumpai kompleks imun yang terdiri
dari virus Dengue dan antibodi virus
Dengue dalam sirkulasi dan menurunnya
komponen komplemen, terutama C3 pada
fase renjatan17.
Di samping itu kelainan trombosit baik
kuantitatif maupun kualitatif berkaitan
dengan terbentuknya kompleks imun
yang menimbulkan trombositopenia dan
gangguan fungsi trombosit sehingga
terjadi
gangguan
koagulasi
dan
fibrinolisis4.
Respons
Dengue
Imun
Pada
Infeksi
Virus
82
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
Infeksi
sekunder,
menimbulkan
pembentukan antibodi Ig M pula, dalam
pola yang kira-kira sama seperti pada
primer. Antibodi Ig G akan dibentuk dalam
waktu yang singkat yaitu hari ke 2 sakit
dan dengan kadar yang tinggi sekali dan
83
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
84
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
menggunakan
uji
hambatan
hemaglutinasi sebagai standar untuk
mengklasifikasikan
respons
antibodi
menjadi respons primer ( infeksi primer ),
respons sekunder (infeksi sekunder ) dan
bukan Dengue. Untuk itu diperlukan
pengambilan bahan paling sedikit dua kali
yaitu serum fase akut dan serum fase
Interval
Serum I-II
7 hari
Apapun
< 7 hari
Apapun
7 hari
< 7 hari
Hanya
Kenaikan titer
4x
4x
4x
Tak ada
Takada
Tak ada
1 serum
Titer serum II
1 : 1280
1 : 1560
1 : 1280
1 : 2560
1 : 1280
1 : 1280
1 : 1280
Kesimpulan
Infeksi primer
Infeksi sekunder
Infeksi primer, atau sekunder
Mungkin infeksi sekunder
Bukan dengue
Tak ada kesimpulan
Tak ada kesimpulan
85
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
yaitu
dengan
metode
immunochromatography terhadap Ig G dan Ig M
anti Dengue7,13 Serum pasien yang
tersangka terinfeksi virus Dengue, yang
mungkin mengandung Ig M atau Ig G anti
Dengue, akan diikat secara spesifik oleh
anti human Ig M atau Ig G yang dalam hal
ini berperan sebagai fase padat pada
membran nitroselulose. Antibodi Ig M atau
Ig G dari serum akan bereaksi pula
dengan suatu kompleks yang terdiri dari
antigen Dengue dan gold labelled anti
Dengue monoclonal antibody; yang
kemudian
akan
memberi
tanda
perubahan warna.
86
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
87
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
88
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
DAFTAR PUSTAKA
1. Brown, J.L., et al. 1996 Rapid
diagnosis and determination of
duration of viraemia in dengue fever
using
a
reverse
transcriptase
polymerase chain reaction. Trans R.
Soc Trop Med Hyg, 90 ( 2 ) : 140 - 3.
2. Chow, V.T. 1997 Molecular diagnosis
and epidemiology of Dengue virus
infection. Ann Acad Med Singapore
1997; 26 ( 6 ) : 820 - 6.(2)
3. Fang, R., Sinniah, M., Kuen, L.S.,
1992 Use of dengue blot in dengue
diagnosis : the Malaysian experience.
Malays J Pathol , 14 : 2, 117 - 20.
4. Frank, M.M., 1977 Complement and
Kinin. In : Stites DP, Terr AI, Parslow
TG,
eds.
Medical Immunology.
Connecticut USA : Prentice Hall
International Inc, 169 - 81.
5. Jensenius, M, Gundersen, S.G., Vene,
S., Bruu, Al. 1997 Dengue fever
imported to Norway. Serologically
comfirmated cases 1991- 96. Tidsskr
Nor Laegeforen , 117 : 29, 4230 - 3
6. Kasim, Y.A., 1982 Penanggulangan
Demam Berdarah Dengue Berat di
ICU Anak FKUI / RSCM Dalam :
Demam Berdarah ed. Alatas H dkk ,
79 - 92.
J Kedokter Trisakti, Mei-Agustus 1999, Vol.18, No.2
89
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
90
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c