BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Propolis
a. Deskripsi
Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yakni pro bermakna
sebelum dan polis berarti kota. Secara umum propolis dapat diartikan
sebelum sampai kota. Kota dalam kehidupan lebah madu adalah sarang
(Hoesada et al., 2007). Istilah ini diberikan untuk menggambarkan
kegunaan propolis sebagai zat pelindung di pintu masuk sarang, baik
terhadap invasi serangga lain maupun terhadap cuaca sehingga kota
lebah madu selalu dalam kondisi steril berkat propolis (Suranto, 2010).
Propolis dapat ditemukan dengan mudah di pintu-pintu masuk
sarang lebah madu dan di seluruh tepian sarang lebah yang biasanya
tersimpan dalam pola zig-zag. Pola ini memungkinkan penyimpanan
propolis lebih efektif sehingga dapat digunakan untuk mengisi celah,
menutupi jalan masuk sarang, atau dicairkan kembali jika harus
digunakan di tempat lain di dalam sarang (Suranto, 2010). Topracki
(2005) menjelaskan bahwa lebah madu menggunakan propolis untuk
pertahanan sarang, mengkilatkan bagian dalam sarang, dan menjaga
suhu lingkungan. Gambar 1 menjelaskan propolis digunakan oleh
lebah madu untuk mengurangi ukuran pintu masuk sarang.
Jumlah
Resin
45-55 %
25-53 %
Senyawa organik
lain dan mineral
10 %
5%
5%
Grup Komponen
Flavonoid, asam fenolat (kafeik, asam
ferulik), dan esternya
Sebagian besar dari lilin lebah dan
beberapa dari tanaman
Senyawa volatil
Protein kemungkinan berasal dari
pollen dan amino bebas
14 macam mineral yang paling
terkenal adalah Fe dan Zn. Senyawa
organik lain seperti: keton, laktan,
kuinon, asam benzoat dan esternya,
vitamin, dan gula
(Sumber : Krell, 1996)
mengandung
flavonoid
tinggi.
Flavonoid
adalah
membuktikan
bahwa
kemampuan
propolis
sebagai
5) Mineral
Jenis mineral yang ditemukan dalam propolis berjumlah
sekitar 14 jenis. Zat besi (Fe) dan seng (Zn) adalah kandungan
mineral terbanyak (Suranto, 2010). Kedua zat ini dibutuhkan dalam
membentuk
sistem
pertahanan
tubuh.
Enzim
superoksida
antioksidan
endogenus
glutation
peroksidase
10
2. Ginjal
a. Fisiologi
Ginjal merupakan organ penting dalam mempertahankan
homeostasis dengan cara mengatur konsentrasi konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua zat sisa
metabolisme (kecuali CO2 yang dikeluarkan oleh paru-paru) dan
senyawa asing (Gartner dan Hiatt 2007; Wilson, 2006). Zat sisa
metabolisme tubuh yang dieliminasi ginjal, di antaranya urea, asam
urat, dan kreatinin, sedangkan senyawa asing yang dieliminasi ginjal
adalah toksin, metabolit obat-obatan, zat penambah pada makanan,
pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil
masuk ke dalam tubuh (Sherwood, 2001). Selain itu, ginjal juga
berperan dalam fungsi hormonal, mensekresikan eritropoietin dan
11
berbentuk
seperti
kacang,
dan
terletak
dalam
12
13
2) Korpuskulum Ginjal
14
15
berperan
penting
dalam
mengontrol
volume
cairan
16
17
Sel-sel tubulus kontortus proksimal mempunyai tandatanda sel yang bermetabolisme tinggi, mempunyai banyak
mitokondria untuk menyokong proses transpor aktif yang sangat
cepat dan cukup tepat (Guyton dan Hall, 2007). Tubulus kontortus
proksimal adalah lokasi yang paling sering mengalami kerusakan
akibat toksikan. Hal ini terjadi karena tubulus kontortus proksimal
merupakan tempat pertama yang dilalui oleh toksikan. Selain itu,
sebelum obat dan metabolitnya diekskresikan melalui urine,
terlebih dahulu akan dikonsentrasikan dalam sel tubulus kontortus
proksimal ginjal sehingga kadar toksik pada tubulus kontortus
proksimal meningkat (Wilson, 2006). Sitokrom P450 (C-P450) di
ginjal
yang
berperan
dalam
pembentukan
N-asetyl-p-
18
atau kolumner rendah menjadi sel pipih (Steven dan Lowe, 2005).
Segmen tebal distal asenden menuju korteks dan menghampiri
kutub vaskuler glomerulus asalnya, tepatnya di antara arteriol
eferen dan eferen. Sel-sel tubulus di tempat ini tersusun lebih rapat
dan lebih tinggi dari pada sekitarnya, dinamakan makula densa.
Kemudian tubulus melanjutkan diri menjadi tubulus kontortus
distal (Junqueira et al., 2005).
Proses pemekatan filtrat akan terjadi selama melewati
lengkung Henle. Hal dikarenakan lengkung Henle menimbulkan
gradien hipertonis dalam medula yang akan berpengaruh terhadap
konsentrasi urine pada waktu melewati tubulus kolektivus. Bagian
desenden lengkung Henle sangat permiabel terhadap air, Na+, dan
Cl-. Karena interstisial medulla hipertonis terhadap filtrat,
akibatnya Na+ dan Cl- masuk sedangkan air akan keluar
meninggalkan filtrat. Bagian asenden lengkung Henle tidak
permiabel terhadap air dan secara aktif mentransport Na+ dan Cl- ke
dalam cairan interstisial sehingga tubulus ini sangat berperan
dalam mempertahankan cairan interstisial medula yang hipertonis.
Akibat hilangnya Na+ dan Cl- yang tidak diikuti keluarnya air,
maka filtrat yang mencapai tubulus kontortus distal bersifat
hipotonis (Guyton dan Hall, 2007; Ward, 2009).
6) Tubulus Kontortus Distal
19
Mekanisme
di
sini
penting
untuk
mengendalikan
keseimbangan asam basa darah. Tubulus kontortus distal bersamasama dengan tubulus kolektivus sangat permiabel terhadap air bila
terdapat hormon antidiuretik (ADH), (Guyton dan Hall, 2007;
Sherwood, 2001; Ward, 2009).
7) Tubulus kolektivus
Tubulus kolektivus atau duktus ekskretorius tidak termasuk
bagian nefron karena secara embriologis keduanya berbeda.
20
3. Parasetamol
a. Farmakodinamik
Parasetamol (asetaminofen) adalah metabolit aktif dari
fenasetin yang memiliki efek antipiretik kuat (Wilmana dan Gan, 2007;
Furst dan Munster, 2002). Mekanisme kerja sentral dari efek
antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen (Wilmana dan Gan,
2007). Obat ini adalah penghambat prostaglandin yang lemah pada
jaringan perifer sehingga tidak memiliki efek antiinflamasi yang
signifikan (Furst dan Munster, 2002).
b. Farmakokinetik
Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran
cerna. Metabolisme lintas pertama yang bermakna terjadi pada sel
21
lumen usus dan sel hepar (Mycek et al., 2001). Konsentrasi tertinggi
dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam dan masa paruh
plasma antara 1-3 jam. Di dalam plasma, sebanyak 25 % parasetamol
terikat protein plasma. Parasetamol dimetabolisme melalui 3 jalur
yaitu glukuronidasi, sulfatasi, dan oksidasi oleh sitokrom P450 (C-P450),
(Mycek et al., 2001; Priyanto, 2009). Di dalam hati, 80 % dikonjugasi
dengan asam glukuronat menjadi bentuk glukuronida dan sebagian
kecil lainnya dengan asam sulfat menjadi metabolit sulfat yang secara
farmakologis tidak aktif (Furst dan Munster, 2002; Wilmana dan Gan,
2007). Ketika jalur glukuronidasi dan sulfasi ini tidak dapat digunakan
lagi disebabkan asupan parasetamol jauh melebihi dosis terapi, maka
parasetamol berlebih ini akan dimetabolisme melalui jalur C-P450.
Konjugasi melalui jalur C-P450 akan menghasilkan N-asetyl-pbenzoquinoneimine
22
23
: Fe2+ + H2O2
Cu2+ + H2O2
Reaksi Haber-Weiss
: O2
+ H2O2
O2
+ OH + OH-
24
c. Indikasi
Indikasi pemberian parasetamol adalah sebagai analgesik dan
antipiretik. Nyeri akut dan demam dapat diatasi dengan 325-500 mg
empat kali sehari dan secara proporsional dikurangi untuk anak-anak
(Furst dan Ulrich, 2007).
d. Efek Samping
Parasetamol merupakan salah satu obat yang paling sering
menyebabkan kematian akibat keracunan (self poisoning),(Neal,
2006). Efek samping paling serius dari kelebihan dosis akut
parasetamol adalah nekrosis hati dan ginjal yang fatal (Priyanto, 2009;
Wilmana dan Gan, 2007). Sekitar 10 % pasien keracunan yang tidak
mendapatkan pengobatan yang spesifik akan berkembang menjadi
kerusakan hati yang hebat dan 10-20 % akhirnya meninggal karena
kegagalan fungsi hati. Kegagalan ginjal akut juga terjadi pada
beberapa pasien (Burke et al., 2006; Ghosh et al., 2010). Lethal Dose50 (LD-50) mencit adalah 6,76 mg/20 gram BB mencit (Wishart dan
Knox, 2006). Penelitian Mitic-Zlatkovic dan Stefanovic (1999) pada
hewan coba menunjukkan bahwa ketika parasetamol memenuhi ginjal,
parasetamol
akan
dioksidasi
melalui
C-P450
sehingga
dapat
25
menyebabkan
kerusakan
glomerulus,
nefrotoksisitas
26
b.
c.
27
28
29
B. Kerangka Pemikiran
Propolis
Parasetamol dosis
toksik
Bioaktivasi
C-P450
Se
Vit. C
Peningkatan
Lipid NAPQI
(elektrofilik)
peroksida
Cu-Zn
Mn
Vit. E
Fe
Flavonoid
Deplesi
glutation
Meningkatkan
Total
Antioxidant
Ikatan kovalen dengan
Status (TAS)
makromolekul
(nukleofilik)
Aktivasi
katalase
Aktivasi
GSH-Px
Reactive
Oxygen
Species (ROS)
Aktivasi
Aktivasi SOD
nitrit oxide
(NO) dan
adhesi
Konjugasi
leukosit
glutation
Keterangan:
: memacu
: menghambat
: mengandung antioksidan
Kerusakan
makromolekul
Stres oksidatif
Kerusakan Sel Ginjal
30
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Pemberian propolis dapat mencegah kerusakan sel ginjal mencit (Mus
musculus) yang diinduksi parasetamol.
2. Peningkatan dosis propolis dapat meningkatkan daya proteksi terhadap
kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus) yang diinduksi parasetamol.