PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang
tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus
migrasi desa ke kota dan urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang
kota semakin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat
dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan
terhadap pemanfaatan ruang kota. Salah satu contohnya adalah menurunnya
kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di perkotaan, baik berupa
ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non hijau telah mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di
perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial
(kriminalitas dan krisis sosial), menurunnya produktivitas masyarakat akibat
stress karena terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial.
Kota Makassar dengan kondisi pertumbuhan penduduk dan permintaan lahan
yang tinggi menyebabkan kehadiran ruang terbuka publik semakin berkurang,
padahal ruang terbuka publik merupakan salah satu fasilitas yang penting bagi
keberlangsungan pertumbuhan kota ditinjau dari sudut sosiologisnya.
Di Kota Makassar terdapat beberapa ruang terbuka publik antara lain Taman
Macan di Jalan Patimura, Taman Segitiga di Jalan Sultan Hasanuddin, Taman
Indosat di Jalan Balaikota, Anjungan Pantai Losari, Lapangan Emmy Saelan di
Jalan Hertasning dan Lapangan Karebosi.
Upaya untuk memperbaiki ruang publik Kota Makassar terus dilakukan
bahkan dalam wawancara yang dilakukan oleh Antara News.com pada Sabtu, 28
Februari 2015 Walikota Makassar, Moh Ramadhan Pomanto mengajak
perusahaan swasta bekerjasama membangun, memperbaiki dan menambah tamantaman kota sebagai area publik untuk dapat dinikmati masyarakat perkotaan
(dikutip:
Pemkot
Makassar
Ajak
Perusahaan
Bangun
Taman
Kota,
publik yang ada sering tidak mengacu pada kriteria desain tidak terukur yang
melibatkan aspirasi atau keinginan masyarakat pengguna serta desain ruang
publik sering tidak memikirkan masalah pengelolaan dan perawatannya.
Perancangan ruang publik harus dilihat aspek-aspek yang terkait antara lain:
aktivitas dan fungsi campuran, ruang publik yang hidup (lifely), pedestrian yang
humanis, ruang-ruang yang berskala manusia dan memiliki aksesibilitas yang
baik, struktur kota yang jelas dan berkarakter, kerapian, aman dan nyaman.
Pengelolaan yang baik seyogyanya dapat berinteraksi pemerintah kota,
masyarakat dan swasta. Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas diharapkan
kualitas ruang publik yang dirancang akan lebih baik dan berkesinambungan.
Teori Gehl (2001), menyiratkan sebuah argumen bahwa ketika kualitas ruang
publik buruk maka aktivitas yang muncul hanyalah keterpaksaan, sebaliknya
sebuah ruang publik dengan kualitas yang baik akan mampu mendorong
seseorang menghabiskan waktu lebih lama, bahkan dapat menciptakan suasana
yang menawarkan keragaman pilihan aktivitas sosial.
Evaluasi yang mengukur kualitas ruang terbuka publik sebagai fasilitas sosial
ataupun ruang sosial di kawasan perkotaan perlu dilakukan di Kota Makassar. Hal
tersebut perlu dilakukan terkait dengan pentingnya sebuah ruang terbuka publik
untuk melayani kebutuhan masyarakat terutama lingkungan di perkotaan dimana
ruang terbuka merupakan sebuah barang mahal.
Dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
Evaluasi Kualitas Ruang Terbuka Publik Kota Makassar Berbasis Persepsi
Masyarakat dimana penelitian memfokuskan kajian pada ruang terbuka publik
yang telah ada dan tidak mengalami alih fungsi, guna mengetahui pendapat
masyarakat dan aspek penentu tingkat prioritas kualitas ruang terbuka publik di
Kota Makassar sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan perencanaan terhadap ruang terbuka publik dengan tujuan tercapainya
sebuah kondisi ruang terbuka publik perkotaan yang aman, nyaman dan produktif
bagi penghuninya.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Dengan latar belakang di atas maka pertanyaan pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apa persepsi pengunjung terhadap kualitas ruang terbuka publik Kota
Makassar?
ruang
terbuka
publik
Kota
Makassar
Makassar.
Batasan substansial materi melibatkan teori place yaitu comfort and
image, uses and activities, sociability, access and lingkage sebagai
variabel penilaian kualitas ruang terbuka publik perkotaan yang akan di
pertanyaan-pertanyaan
yang
terdapat
pada
pertanyaan