Anda di halaman 1dari 101

PENENTUAN % VOLUME KOMPOSISI GAS ALAM DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS

( GC )

KARYA ILMIAH

JEFRI TAMPUBOLON

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009
Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas
(GC), 2009.

PENENTUAN % VOLUME KOMPOSISI GAS ALAM DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS

( GC )

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

PROGRAM STUDI DIPLOMA - 3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC), 2009.

PERSETUJUAN

Judul
: PENENTUAN % VOLUME KOMPOSISI GAS

ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KROMATOGRAFI GAS ( GC )
Kategori
: KARYA ILMIAH
Nama
: JEFRI TAMPUBOLON
Nomor

Program

Departemen

Fakultas
PENGETAHUAN

SUMATERA

Disetujui

Medan,

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU

Pembimbing

Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS Dr. Rumondang Bulan, MS

NIP 131 459 466

NIP 131 459 466

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

PERNYATAAN

PENENTUAN % KOMPOSISI GAS ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

METODE KROMATOGRAFI GAS ( GC )

KARYA ILMIAH

Saya
sendiri. kecuali
beberapa
sumbernya.

Medan,

JEFRI 062409023

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas
(GC), 2009.

selalu memberikan lebih bergiat untuk

membantu dalam doa,

dan doa dari terimakasih

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa karena atas rahmat dan karunianya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.Karya ilmiah ini
merupakan hasil kerja praktek lapangan di PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA
FIELD PANGKALAN SUSU dan disusun sebagai salah satu persyaratan akademik
untuk memperoleh gelar Ahli Madya D -3 untuk program studi Kimia Alam Universits

Sumatera

Karya berbagai yang


1.

2.

3.
dan juga sebagai
ketua Departemen
F MIPA Universitas Sumatera Utara yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan kepada saya untuk menyelesaikan karya ilmiah saya
ini.
Bapak Happy Marbun, selaku pembimbing laboratorium yang dengan tulus
membimbing dan mengarahkan saya pada saat PKL.
Bapak Drs.Eddy Marlianto M.Sc selaku Dekan F MIPA Universitas Sumatera Utara.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Seluruh staff dan Karyawan laboratorium PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA


FIELD PANGKALAN SUSU.
Staff dan Karyawan Program Studi Kimia Industri F MIPA Unversitas Sumatera
Utara.
Teman teman separtner PKL, yaitu Dewi Sartika, Widya dan Susi

Teman teman KIN 06 yang telah membantu dalam doa dan dukungan.

ini masih banyak


kekurangan
hati,
penulis
mengharapkan
digunakan untuk
menambah
dan
kesalahan
penulisan

Juni 2009

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

PENENTUAN % VOLUME KOMPOSISI GAS ALAM DENGAN


MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS ( GC )

ABSTRAK

Komposisi sampel gas alam yang dihasilkan dari sumur pengeboran gas terdiri
dari senyawa hidrokarbon dan senyawa senyawa kimia lainnya seperti
senyawa
alam tersebut juga

sampel gas alam.


Semakin
dan semakin kecil
senyawa
dari gas alam
tersebut
menjadi bahan
bakar
dari masing
masing
kromarografi gas
dapat
yawa hidrokarbon
yang

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

THE APPOINMENT % VOLUME OF NATURAL GAS COMPOSITION USE

THE GAS CHROMATOGRAPHY METHOD

ABSTRACT

The composition of natural gas sample that produced from gas fields consist of
hidrocarbon compound and the other chemical compound like chemical inert
compound
influence the quality
of fuel
increase value of
heavy
the quality of the
fuel gas
fuels gas, it is
important
of natural gas.
With
amount of
hidrocarbon
.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan

iii

Penghargaan iv

Abstrak

Abstract

vi

Daftar Isi

vii

Bab I

Bab 2

Bab 3

Bab 4

4.1. Pembahasan
29
Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan
31
5.2. Saran
32
Daftar Pustaka
33

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode
Kromatografi gas (GC), 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kromatografi gas ( Gas Chromatography ) merupakan metode yang dinamis

untuk
menguap dalam suatu
campuran

gas
( Gas

pertama kali pada


tahun
merupakan alat utama
yang
terutama untuk sampel
gas.
)

adalah
untuk
melakukan
organik
yang
mudah
menguap
senyawa dalam suatu
campuran
destruktif dan non
destruktif

dalam gas alam sebagian besar bergantung pada letak sumur pengeboran. Banyak
senyawa senyawa kimia lain yang terdapat dalam sampel gas alam selain hidrokarbon
sebagai penyusun utamanya misalnya komponen inert seperti hidrogen sulfida dan
karbondioksida. Hal ini dipengaruhi oleh letak sumur pengeboaran dan kondisi cuaca
pada saat pengambilan sampel gas alam di sumur pengeboran gas alam. Kondisi cuaca
yang mendung atau hujan dapat menyebabkan bertambahnya % volume dari komponen
inert yang terdapat dalam sampel gas alam, dengan demikian akan mengurangi %
volume dari senyawa hidrokarbon sebagai penyusun utamanya. Selain itu, komponen
yang sangat besar

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

pengaruhnya terhadap % volume dari sampel gas alam adalah hidrogen sulfida. Hal ini
disebabkan karena komponen inert ini memiliki pengaruh yang sangat besar baik
terhadap % volume dari gas dan juga terhadap peralatan yang digunakan dalam sampel
pengambilan gas alam. Komponen inert ini dapat merusak peralatan karena dapat
menyebabkan perkaratan terhadap peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel
gas alam.
Secara umum urutan besarnya % volume dari komponen penyusun gas alam

adalah
oleh komponen
atau
sebagai penyusun
utama
pentana, dan diikuti
senyawa
senyawa atau
komponen
dalam jumlah yang
kecil.
sementara sisanya
berubah
juga dipengaruhi
oleh
masing komponen
penyusun
hidrokarbon yang
ringan
gas alam yang lebih
baik.

Penentuan % volume dari komposisi gas alam di PT PERTAMINA EP REGION


SUMATERA FIELD PANGKALAN SUSU dilakukan dengan menggunakan metode
kromatografi gas ( Gas Chromatography ) dengan cara kerja yang singkat, cepat, dan
telah sesuai denga standart ASTM ( American Society For Testing Materials ). Sampel
yang diambil dari lapangan pengeboran gas alam langsung diinjeksikan ke dalam
kromatografi gas ( Gas Chromatography ) dan hasilnya berupa % volume dari
komposisi senyawa penyusun gas alam.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

1.2. Permasalahan

Adapun permasalahan yang di bahas dalam karya ilmiah ini adalah : Bagaimana

menentukan besarnya % komposisi dari komponen yang terdapat dalam gas alam
dengan menggunakan analisa kromatografi gas ( Gas Chromatography )?. Dengan
mengetahui % komposisi komponen yang terdapat dalam gas alam maka dapat di
tentukan kualitas dari gas alam tersebut. Selain itu, kita juga dapat mengetahui
komponen
dapat mengurangi
atau
gas alam yang
memiliki
gas alam juga
sangat
dalam sampel gas
alam.

1.3.

yang terdapat

Untuk mengetahui komponen - komponen yang terdapat dalam gas alam

Untuk mengetahui pengaruh % komposisi dari komponen penyusun gas alam terhadap
kualitas gas alam

Untuk mengetahui komponen inert yang terdapat dalam sampel gas alam

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

1.4.Manfaat

Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu sumber untuk mengetahui % komposisi dari
senyawa hidrokarbon dan kandungan senyawa inert yang terdapat dalam sampel gas
alam. Karya ilmiah ini juga bermanfaat untuk mengetahui urutan senyawa hidrokarbon
sebagai penyusun gas alam.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposisi gas alam

senyawa hidrokarbon
seperti
( C 2H6 ), propana
( C3H8
hidrokarbon diatas
pentana
( CO2 ), hidrogen
sulfida
76 mmHg dan 0 ).

Hidrokarbon
. Sisa dari cairan
hidrokarbon
kemungkinan dapat
dinyatakan
mol.

seberapa lama dari massa yang diberikan kandungan gas dalam volume yang diberikan
pada suhu dan tekanan yang lebih besar, atau lebih kecil daripada massa udara kering
yang di kandung dalam volume yang sama dalam keadaan suhu dan tekanan yang
normal. Gas yang kaya ( yang mengandung sebagian besar hidrokarbon yang ringan )
juga memiliki densitas yang lebih besar.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Tabel densitas relatif dari gas yang sesungguhnya pada suhu dan tekanan yang normal adalah
sebagai berikut :

Gas
Densitas relative ( )

Nitrogen ( N2 )
0,9673

Gas alam yang utama digunakan sebagai bahan bakar industri dan domestik. Sebelum
digunakan, gas tersebut harus dibersihkan lebih dahulu dari pengotor pengotor padat dan cairan.
Kotoran dan air digunakan untuk tekanan pengujian yang biasa dilakukan di dalam sebuah pipa
gas yang baru. Permukaan inert dari pipa akan dimakan karat dan menghasilkan produk korosi
padatan, seperti karat besi ditemukan sejak operasi dari pipa pipa gas dalam cara asing
dimasukkan dan dijalankan dengan gas yang rendah pada kecepatan yang tinggi. Kerusakan
yang total adalah terjadinya pembengkokan. Memasukkan pipa piston kompressor silinder,
tongkatnya lebih dahulu

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC), 2009.

dilumuri permukaannya. Hal ini untuk mengurangi kerusakan. Kumpulan debu kering
dari gas ( fraksi gasoline ) juga digunakan sebagai penyerap dari kumpulan debu.
Kumpulan debu diisikan dengan solar atau minyak untuk keperluan industri. Gas dapat
juga dibersihkan di dalam tangki operasi dengan gaya berat.

Minyak dan gas dari beberapa sumber juga mengandung sejumlah kecil senyawa

belerang. Belerang terdapat dalam gas alam dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S ) yaitu

gas dengan berat lebih ringan dari udara ( dimana spesifik gravity relatif dari udara

adalah
ketika konsentra
si dengan
0,002 %. Dalam
standard
hidrogen sulfida di
atmosfer
sebagian besar
yang
konsentrasi
yang
diijinkan
dalam gas dan dapat
menyebabkan
juga mengandung
oksigen,
dihasilkan dari proses
ini. Jika
ditoleransi

untuk
menutupinya
asam sulfur.
Oleh

karena itu, pengolahan hidrogen sulfida dari gas sangat penting untuk mencegah
pengotoran, perkaratan peralatan, kelayakan dari hasil akhir dan juga untuk menutupi
sulfur yang terdapat pada material yang berharga. Gas domestik seharusnya tidak
3

mengandung lebih dari 2 gram hidrogen sulfida per 100 m gas pada suhu dan tekanan
normal. Gas yang digunakan sebagai bahan baku kimia seharusnya mengandung tidak
3

lebih dari 0,06 mg/m hidrogen sulfida pada keadaan suhu dan temperatur yang normal.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Biasanya gas dibersihkan lebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kompressor,


sebelum dialirkan ke dalam pipa gas dan sebelum digunakan. Tujuan utama adalah
untuk melindungi terhadap perkaratan. Efisiensi dari proses desulfurisasi diteliti dengan
menganalisa gas sampel sebelum dan sesudah pemurnian. Komponen uap air dalam gas
alam dikarakterisasikan dengan kelembaban absolut dan relatif.

Kelembaban relatif adalah perbandingan dari jumlah sesungguhnya dari uap air di dalam
gas terhadap jumlah kemungkinan maksimumnya dalam kondisi rendah yang
diberikan
tekanan parsial dari
uap air
pada temperatur
yang
mencegah pengendapan
kondensat,
jalur gas dan juga
korosi
menggunakan tenaga
yang
diperlukan untuk
menjerat
rendah. Keuntungan
kalori
membuatnya lebih baik
digunakan
adsorpsi ( gas
kering
dengan menggunakan

pendingin. Adsorben padat yang biasa digunakan adalah campuran dari kalsium klorida
( CaCl2 ), sodium hidroksida, silika gel, dan aluminium oksida aktif.

Dalam kromatografi gas, fase bergeraknya adalah gas, dan zat terlarut terpisah sebagai
uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam
berupa cairan dengan titik didih yang tinggi ( tidak mudah menguap ) yang terikat pada
zat padat penunjangnya. Sedangkan dalam kromatografi padat gas, digunakan suatu
zat penyerap.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Ide untuk memfraksionasikan gas - gas dengan menginteraksikannya terhadap su atu zat
padat atau cairan tidak bergerak melalui suatu aksi selektif terhadap suatu komponen
tertentu. Pertama kali disarankan pada tahun1941. Metode ini menjadi populer setelah
tahun 1955. Pemakaian zat cair sebagai fase diam ternyata lebih dahulu dibandingkan
zap padat, sehingga teknik ini kadangkala dikenal sebagai kromatografi gas cair.

Volume pembawa yang diperlukan untuk menggerakkan pita zat terlarut pada

keseluruhan
fundamental yang
diukur
dioperasikan pada
suatu
maka
waktu yang
diperlukan
dalam
suatu kolom
dikenal
injeksi sampel sampai
puncak
tanpa koreksi.
Karena
dibandingkan pada saat
keluarnya,
pada volume retensi
yaitu
kolom, zat tersebut
akan
. Zat terlarut akan

tinggal selama separuh dari waktunya dalam cairan, separuh waktunya lagi digunakan
untuk tinggal dalam fase cairnya. Jika isoterm partisinya linear, maka partisinya tidak
tergantung pada konsentrasi zat terlarutnya. Bila pengaruh temperatur diperhatikan,
maka jelas waktu elusi untuk masing masing komponen dapat dipengaruhi dengan
mengatur temperatur kolom. Menurunkan temperatur operasi menyebabkan
bertambahnya waktu retensi. Pada anggota anggota suatu deret homolog, maka
volume retensi spesifik suatu zat terlarut merupakan fungsi dari temperatur kolom dan
dapat dihubungkan dengan titik didihnya.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Sifat retensi biasanya dinyatakan sebagai retensi relatif, yaitu waktu retensi
dibandingkan dengan suatu zat referans yang kedua duanya dianalisis pada kondisi
yang identik. Retensi relatif tidak bergantung pada panjang kolom, laju aliran gas
pembawa, faktor kompresibilitas dan perbandingan banyaknya cairan fase diam
terhadap zat padat penunjang, tetapi bergantung pada temperatur. Suatu kolom yang
efisien adalah bila puncak elusinya terpelihara dalam bentuk tajam serta resolusinya
terjaga dengan baik.

sampel yang hanya


mengandung
banyak hal juga
pelarut
Walaupun cairan yang
mudah
menguap dapat
langsung
pelarut organik baru
kemudian
10 %. Komponen
yang
boleh ada dalam
sampel,
pada akhirnya akan
mengurangi

bertitik didh rendah, etil eter, alkohol, dan keton. Pelarut yang dipilih harus mempunyai
sifat yang berbeda secara nyata dengan sampel yang dianalisis. Penyuntikan dalam
kromatografi gas dapat dilakukan dengan memakai alat suntik kedap gas atau sistem
penyuntikan yang telah dirancang secara khusus. Kebanyakan penyuntikan dilakukan

dengan menggunakan alat penyuntik mikro. Dalam kasus tertentu, dalam dilakukan
penyuntik - an langsung ke dalam kolom ( on coloum injection ) tanpa melalui lubang
penyuntikan. Teknik ini digunakan untuk senyawa senyawa yang mudah menguap
sehingga kalau

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

penyuntikannya melalui lubang suntik secara langsung, dikhawatirkan dapat terjadi


peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi ( pirolisis ).

Setelah kolom dipakai dalam jangka waktu sekian lama, kemungkinan yang paling
sering terjadi adalah penyumbatan kolom. Hal ini sering terjadi pada kolom kapiler.
Akibat dari hal tersebut maka kinerja kolom akan menurun, khususnyan untuk kolom
yang fase diamnya adalah fase terikat. Apabila terjadi penyumbatan pada kolom kapiler
atau menurunnya kinerja kolom, maka perlu dilakukan regenerasi untuk meremajakan
semula. Ada tiga cara regenerasi

a.

pada ujung
depan
yang tidak dapat
diatsirikan
. Salah satu tanda
adanya
yang melebar
atau
adalah dengan cara
memotong
depannya. Biasanya

pemotongan dilakukan dengan kinerja dengan memakai pemotong intan yang ujungnya
sangat tajam (pensil intan).

b. Pengkondisian (Conditioning)

Pengkondisian ini bersifat untuk memelihara kolom agar waktu hidup (life time)-nya
cukup lama. Pengkondisian ini dilakukan kurang dari 30 menit sebelum dan sesudah
analisis, tergantung pada kontaminasinya. Suhu yang dipakai pada saat

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

pengkondisian sebaiknya terprogram dengan kenaikan 5 C/menit sampai suhu


opeerasional.

c. Pencucian kolom

Untuk kolom fase terikat sebaiknya dilakukan pencucian dengan memakai

tangkai (tabung) pencuci yang dilakukan diluar oven. Yang terbaik yang dipakai sebagai
larutan pencuci adalah pentana yang dapat dipakai sebagai larutan pencuci semua janis
kolom.
juga dipakai metilen
klorida
semua cairan pencuci
keluar
telah dicuci jangan
dihubungkan

detektor. Detektor
merupakan
fase gerak (gas

pembawa)
pada kromatografi
adalah
gas pembawa dan
komponrn
elektronik detektor

akan sangat berguna untuk analisai kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponenkomponen ynag terpisah diantara fase diam dan fase gerak.

Pada garis besarnya detektor pada kromatografi gas termasuk detektor diferensial, dalam
arti respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang liniar dengan kadar atau
lajur aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil
pemisahan fisik komponen-komponen oleh kromatografi gas disajikan oleh detektor
sebagai deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

kromatogram dapat digunakan sebagai dat kualitatif, sedangkan luas puncak dalam
kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah dikonfirmasik an dengan senyawa baku. Akan tetapi, apabila kromatografi gas digabung dengan
instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram akan disajikan dalam
bentuk lain.

Sampling Untuk Analisa Gas Bumi

Komposisi hidrokarbon

Persyaratan

keahlian dan

Hal-hal
bumi
ledakan maka harus

Uap hidrokarbon selama sampling harus di kontrol karena pada kondisi tertentu dapat
menggantikan udara
Sampel gas alam kemungkinan mengandung gas berbahaya seperti H2S sehingga di
perlukan cara untuk mengetahui keberadaaan dan penanggulangannya
Lakukan uji kebocoran botol percontoh untuk meyakinkan bahwa percontoh aman
dalam botol
Wadah sampel yang baik adalah kontainer yang dapat menjaga kondisi sampel sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Sampel yang akan di uji korosivitasnya seperti kandungan sulfur harus ditempatkan
dalam tabung siliko steel
Ketelitian dan kecermatan penentuan titik sampling

Lakukan uji kebocoran botol sample Syarat sampling gas bumi


Untuk mendapatkan sampel yang mewakili beberapa kontaminan seperti

kodensat cair harus dipisahkan terlebih dahulu dari sistem sampling dan

bereaksi dengan

mudah membengkok

menjaga homogenitas

monifolds, tee,

sebaiknya di

Dimana

Gas bumi kering didefenisikan sebagai gas yang tidak mengalami kondensasi akibat
pendinginan oleh ekspansi yang cepat dari tekanan pada sumber ke tekanan atmosfer
atau tekanan intermediet lainnya.
Gas bumi basah

Gas bumi basah didefenisikan sebagai gas yang terkondensasi sebagian karena
pendinginan atau adanya perubahan tekanan pada tekanan sumber. Adanya

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

sedikit perubahan suhu atau perubahan pada tekanan sumber yang dapat menyebabkan
kondensasi sebagian.
Pemilihan prosedur sampling

Metode purge-fill & empty

Metode purge-controlled rate

Metode water displacement

Metode glycol displacement

Tahapan

Peralatan

Peralatan kunci

NB : Sebelum digunakan, bersihkan silinder / botol percontoh dengan deterjen panas


atau pelarut

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Tahapan kerja

Rangkaian probe, valve, separator, penunjuk tekanan, silinder / wadah sampel seperti
pada gambar dengan semua valve pada posisi tertutup. Pasang pipa tambahan clan valve
pada outlet silinder / botol untuk menghindari kondensasi hidrokarbon
Buka penuh valve pada titik pengambilan sampel

Buka penuh valve 1, 2, dan 3, biarkan tekanan pada wadah sampel naik sampai

hingga tekanan

Tabel j

Tekanan

Lebih dari 500


3

Metode Glycol / water displacement

Tabung sampel di isi dengan glycol atau air dari suatu vessel

Air harus mempunyai pH 5 7, air yang mempunyai pH lebih dari 7 harus di asamkan
agar pH berada pada kisaran yang diinginkan ( 0,1 N H2SO4 )
Glyco yang digunakan yaitu etylen glycol

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Metode helium POP

Vakumkan wadah sampel hingga mendekati 1 mmHg

Alirkan / isikan tabung dengan helium, hingga tekanan cukup besar mendekati 5 psig,
tutup valve tabung
Sambungkan wadah sampel dengan sumber gas yang akan disampling hingga

tekanan tabung mendekari tekanan sumber

Metode floating piston cylinder

mendorong udara

valve sampling
Penangan

maka harus

temperatur sumber

Manfaat

distribusi

Menjamin spesifikasi gas bumi dan atau LPG, sesuai dengan spesifikasi produk dari
sumbernya dan kesepakatan B to B produsen dengan transporter dan konsumen
Untuk menjamin terhindarnya kerusakan pada peralatan yang menggunakan gas bumi
dan atau LPG pada konsumen
Menjamin produk yang di salurkan sesuai dengan spesifikasi peralatan konsumen

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Teori Kromatografi Gas

Volume pembawa yang diperlukan untuk menggerakkan pita zat terlarut pada
keseluruhan panjang suatu kolom adalah volume retensi (VB), yaitu besaran
fundamental yang diukur dalam kromatografi gas. Untuk suatu kolom tertentu yang
dioperasikan dalam temperatur (tc) dan laju aliran gas pembawa (Rc), maka yang
diperlukan masing - masing komponen untuk tinggal dalam kolom dikenal sebagai
waktu retensinya (tg). Jarak pada sumbu waktu, dari titik injeksi sampel sampai puncak
suatu koreksi (tg), dan hubungannya

penting berikut,
yaitu :
diam, fase diam,
detektor,

Tinjaun

1.

diatur 1-1000 liter


gas
jarum terletak pada
bagian
dialirkan dulu pada

silinder berisi molekuler sieve untuk menyaring adanya kontaminasi pengotor. Gas
pembawa He, N2, H2, Ar, umumnya digunakan, tetapi untuk detektor konduktivitas
termalnya yang tinggi.
2. Sistem injeksi sampel

Sampel diinjeksikan dengan suatu macro syringe melalui suatu septum karte silikon ke
dalam kotak logam yang panas. Kotak logam tersebut dipanaskan dengan pemanas
listrik. Banyaknya sampel berkisar anatara 0,5 10l.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Kolom kromatografi

Terbuat dari tabung yang dibuat berbentuk spiral terbuka. Baja tahan karat

digunakan untuk tabung kolom kromatografi bila bekerja pada temperatur tinggi.
Diameter kolom bervariasi dari 1/16 sampai 3/16. Panjang umunya adalah 2 meter.
4. Penunjang stasioner

Struktur dan sifat permukaan memegang peranan penting. Struktur berperanan pada
efisiensi kolom, sedangakan sifat permukaan menentukan tingkat pemisahan.
Permukaan
lapisan film tipis.
Penunjang
.
5.

variasi fase cair untuk


partisi
Pembatasannya adalah
penguapan,
fase cair dapat

menengah. Karbowax
yang
seperti glikol.
Temperatur
ditentukan oleh
penguapan

dinyatakan dengan
persen
tiap 100 g kolom

mengandung 15 g fase stasioner. Bergantung pada cara fase stasioner dilekatkan pada
kolom, maka dikenal kolom WCOT ( wall coater open tubular ), yaitu fase stasioner
langsung dilekatkan pada dinding pipa kapiler, dan kolom SCOT ( support coated open
tubular ), yaitu fase stasioner dilapiskan pada penunjang.
Detektor

Peka terhadap komponen - komponen yang terpisahkan di dalam kolom serta

mengubah kepekaannya menjadi sinyal listrik. Kuat lemahnya sinyal bergantung pada

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

laju aliran massa sampel dan bukan pada konsentrasi sampel gas penunjang. Range
suatu detektor dinyatakan sebagai sinyal terbesar yang diamati dibagi sinyal terlemah
yang masih terdeteksi dan masih memberikan respon yang linear. Detektor harus
terletak dekat kolom baik untuk menghindarkan kondensasi cairan maupun dekomposisi
sampel sebelum mencapai detektor. Untuk kolom berpenunjang ( packed column )
detektor TCD ( thermal conductivity detector ) paling cocok tetapi untuk kolom terbuka
( tanpa penunjang ), FID merupakan detektor yang tepat. FID pada kolom berpenunjang
bisa
TCD, FID dan ECD
( electron
umum digunakan ,
tetapi
komponen thermal
sensing
dapat dibuat tetap
kencang
elektronik yang terbuat
dari
terhadap temperatur.
Detektor
tidak ada kontak
langsung
gas penunjang dan
campuran
Dengan TCD, maka
konduktivitas
ini.
7.

Akurasi suatu kromatogram pada suatu daerah pembacaan ditentukan oleh pemilihan
pencatat sinyalnya. Kadangkala sinyal perlu diperkuat. Respon melewati skala penuh
haruslah 1 detik. Kepekaan perekam adalah 10 mV dan berjangkauan dari 1-10 mV.
Kadangkala mutlak diperlukan penguatan sinyal. Dalam operasi saluran langsung dua
elektrometer dibangun menjadi satuan sinyal.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

dapat menggunakan tinggi. Gas dan uap partisi antara gas sensitifitasnya tinggi.
terhadap fase diam untuk zat yang

Cara kerja kromatografi Gas

Sampel diinjeksikan melalui suatu sampel injection port yang temperaturnya dapat
diatur, senyawa-senyawa dalam sample akan menguap dan akan dibawa oleh gas
pengemban menuju kolom. Zat terlarut akan teradsorbsi pada bagian atas kolom oleh
fase diam, kemudian akan merambat dengan laju rambatan masing-masing komponen
yang sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen tersebut.

Komponen - komponen tersebut terelusi sesuai dengan urut - urutan makin

membesarnya
mencatat sederetan
sinyal
laju elusi. Pada alat
pencatat
komposisi aliran
gas

kolom mempunyai dan

Fase gas dan zat mudah


Pemakaian Gas Kromatografi

Dalam kromatografi gas untuk mengikuti reaksi, senyawa dilewatkan melalui zona
reaksi dalam sistem tertutup antara tempat injeksi sampel dan detektor. Reaksi

berlangsung setelah melalui tempat injeksi sampel. Reaksi seharusnya berlangsung


seketika dan hasil reaksi mempunyai waktu retensi normal, yaitu 8-10 detik.
Pengambilan suatu komponen senyawa dengan gugusan tertentu juga dapat dilakukan
dengan membubuhkan dalam kolom kromatografi, suatu reagen yang relatif

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

untuk menahan komponen tersebut. Untuk perbandingan dua kolom dengan instrumen
pencatat dapat dimanfaatkan . senyawaan dapat diubah menjadi bentuk lain dengan beda
waktu retensi, misal dengan melewatkan H2O pada CaC2 dapat terbentuk CH=CH
asetilena.
Hasil pirolisis materi yang sukar menguap juga dapat dianalisis dengan menggunakan
kromatografi gas. Cracking materi tersebut dilakukan dalam gas pengemban, sehingga
hasil - hasil degradasinya yang mudah menguap dapat terbawa langsung untuk
identifikasi

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1. ALAT DAN BAHAN

3.1.1.

3.1.2.

Gas Standard

Prosedur kerja

Gas Chromatography dikalibrasi terlebih dengan menggunakan sebuah tabung kalibrasi


Setelah dikalibrasi, Gas Chromatography dirangkai dan diperiksa kembali rangkaiannya

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Gas Chromatography dihubungkan dengan gas pembawa dan dihubungkan ke arus


listrik
Diatur kecepatan dan tekanan gas pembawa, temperatur kolom dan oven

Recorder dihidupkan dan ditunggu sampai alat stabil yang ditandai dengan adanya garis
lurus pada monitor.
Disuntikkan gas standard dengan menggunakan syringe, ditunggu beberapa saat hingga
semua gas yang disuntikkan keluar.
atau sekitar 200 port, lalu data
keluar.

3.3.

diperoleh data

perhitungan

a. Zi

Rumus

Maka nilai Zi untuk :

N2
=
0,1701
x 0,0044 / 100
= 0,000
CH4
=
74,0571
x 0,0116 / 100
= 0,008
C02
=
1,8733
x 0,0197 / 100
= 0,000
C2H6
=
12,2755
x 0,0239 / 100
= 0,002
C3H8
=
6,7944
x 0,0344 / 100
= 0,002
i-C4H10
=
1,602

x 0,0458 / 100
= 0,000
n- C4H10
=
1,8424
x 0,0478 / 100
= 0,000

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

i-C5H12
=
0,7406
x 0,0581
/ 100
= 0,000

n- C5H12
=
0,4489
x
0,0631
/ 100
= 0,000

C6
=

0,1958
x
0,0802
/ 100
= 0,000
+
Sehingga total Zi untuk semua komposisi gas alam
= 0,012

Zb
2

= 1 ( jumlah Zi x 14,7 )

1 [ (0,012 x 14,7 ) ]

1 0,002

b. SGi

Rumus

100
Maka

N2

CH

C02

C2H

C3H

i-C4H10
=
1,602
x 2,00684 / 100
= 0,032
n- C4H10
=
1,8424

x 2,00684 / 100
= 0,036
i-C5H12
=
0,7406
x 2,49115 / 100
= 0,018
n- C5H12 =
0,4489
x 2,49115 / 100
= 0,011
+

C6
=

0,1958
x 3,17652 / 100
= 0,006 +

Sehingga total SGi untuk semua komposisi gas alam = 0,772

SGr

jumlah SGi x ( 14,7 / 14,73 ) x ( 0,99949 / Zb )

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode
Kromatografi gas (GC), 2009.

0,772 x ( 0,99796 ) x ( 0,99949 / 0,998 )

0,772 x ( 0,99796 ) x ( 1,00169 )

0,7761 x 0,99964

0,775766

0,7758

c. GHVi

Rumus

100
Maka

N2

CH

C02

C2H

C3H

i-C4

n- C

i-C5

n- C

C6
=

0,1958 x 5065,83 / 100


= 0,006 +

Sehingga total GHVi semua komposisi gas alam adalah = 1305,93

GHV =

jumlahGHVi x ( 14,7 / 14,696 ) / Zb

1305,93 x 0,95264 / 0,9978

1305,93 x 1,002

1308,5

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode
Kromatografi gas (GC), 2009.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

a. %

adalah sebagai

berikut:

N2

CH

C02

C2H

C3H i-C4 n- C i-C5 n- C

C6

0,1958 %

b. Vbi atau Factor Summary Kompressor untuk komposisi gas tersebut adalah sebagai
berikut ;
N2
=
0,0044
CH4
=
0,0116
C02
=
0,0197

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

C2H6
=
0,0239
C3H8
=
0,0344
i-C4H10
=
0,0458
n- C4H10
=
0,0478
i-C5H12
=
0,0581
n- C5H12 =
0,0631
+

C6
=

0,0802

c. Nilaikomposisi gas adalah

sebagai

N2

CH

C02

C2H

C3H i-C4 n- C i-C5

n- C5H12 =

C6

2,49115

3,17652

d. Nilai Gross Heating Value ( GHV ) kompressor untuk masing masing komposisi gas
adalah sebagai berikut :
N2
=
0,00
CH4
=
1010,00

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

C02

C2H6

2516,20
C3H8 i-C4H10 n- C4H10 i-C5H12
n- C5H12

C6

3252,10

3262,40

0,00

4000,90

1769,80

4008,80

4.2.

sumur gas alam


mengandung
komponen inert.
Senyawa
dalam
gas
alam.
Sedangkan
yang kecil saja

misalnya
oleh
letak
sumur
pengeboran
alam. Besarnya %
volume
dengan menggunakan

analisa kromatografi gas ( Gas Chromatography ). Analisa ini digunakan secara umum
karena metode kromatografi gas dapat mendeteksi senyawa senayawa yang mudah
menguap seperti gas alam. Sampel gas alam yang diambil dari sumur pengeboran
dimasukkan ke dalam tabung gas yang terbuat dari baja. Kemudian, sampel tersebut di
injeksikan ke dalam kromatografi gas sampai dihasilkan out put ( kromatogram ) yang
berisi % volume dari tiap tiap komponen yang terdapat dalam sampel gas alam.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Penentuan % volume dari komponen yang terdapat dalam gas alam sangat

penting untuk pemilihan gas alam yang akan diolah kembali menajadi bahan bakar gas

yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bakar kendaraan, industri, dan

rumah tangga. Berbagai faktor lain yang mempengaruhi kemurnian dan kualitas dari

bahan bakar yang dihasikan sangar perlu di pertimbangkan, karena bahan bakar gas

yang memiliki kualitas yang baik akan memiliki harga jual yang lebih tinggi.

Komponen komponen penggangugu yang dapat mengurangi efektifitas dari bahan

bakar
nitrogen, dan hidrogen
sulfida.
gas alam maka
efektivitas
kecil sehingga
pada
dahulu sampai
mencapai

gas yang dihasilkan


komponen
mengurangi %
volume

gas alam. Hidrogen


sulfida
dari komponen
gas alam
dihasilkan, terhadap
peralatan
gas alam dan
pengolahannya. Hal
ini disebabkan karena hidrogen sulfida dapat menyebabkan

perkaratan ( korosif ) terhadap peralatan yang dipakai.

Komponen yang utama penyusun gas alam adalah senyawa hidrokarbon dimulai dari
6+

metana, etana, propana, butana, pentana, dan C atau komponen hidrokarbon diatas
pentana. Komponen hidrokarbon inilah yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas
nyala dari bahan bakar gas yang dihasilkan. Berbagai cara yang dilakukan oleh orang
untuk meningkatkan kualitas dari bahan bakar gas yang diolah karena konsumen tentu
saja menginginkan bahan bakar gas yang berkualitas tinggi, mempunyai kemurnian
yang tinggi dan daya nyala yang besar. Oleh sebab itu, perlu

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

dilakukan pemilihan sumur pengeboran gas alam penghilangan komponen inert yang
terdapat dalam sampel gas alam dan pemilihan waktu atau kondisi cuaca pada saat
penmgambilan sampel gas alam. Sehingga diperoleh sampel gas alan yang berkualitas
baik dan setelah diolah menjadi bahan bakar gas dihasilkan bahan bakar gas dengan
mutu dan kualitas yang tinggi.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

dalam sampel gas

n- C5H12
=
0,4489 %
+

C6
=

0,1958 %

Komponen yang terdapat dalam sampel gas alam adalah komponen hidrokarbon yang
terdiri dari metana, etana, propana, butana, pentana dan senyawa hidrokarbon diatas
pentana dan komponen inert yang terdiri dari karbondioksida, nitrogen dan hidrogen
sulfida.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

Pengaruh besarnya % volume dari komponen penyusun gas alam terhadap kualit as gas
alam yang diperoleh adalah semakin besar hidrokarbon yang ringan atau memiliki
densitas yang besar, maka kualitas gas alam yang diperoleh juga akan

Semakin besar dan semakin semakin kecil harga komponen inert yang terdapat dalam
sampel gas alam, maka akan meningkatkan kualitas dari gas alam tersebut

Komponen inert yang terdapat dalam sampel gas alam adalah karbondioksida,

5.2.

gas yang pertama

yang diperoleh

digunakan sebagai

juga dengan

yang terdapat dalam

alam mana yang

paling yang bagus diolah menjadi bahan bakar gas yang berkualitas tinggi.

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi gas (GC),
2009.

DAFTAR PUSTAKA

Gritter, Robbit. 1991. PENGANTAR KROMATOGRAFI. Edisi Kedua. ITB.

Bandung. Halaman 38 - 80

J.E., Wilet. 1938. GAS CHROMATOGRAPHY. Published on Rehalf of

ACOL.

. UI PRESS.

Pelajar. Celaban

. Edisi Keempat.

. Penerbit andi

Yogyakarta. Yogyakarta. Halaman 210 -214

Jefri Tampubolon : Penentuan % Volume Komposisi Gas Alam Dengan Menggunakan Metode Kromatografi
gas (GC), 2009.

Anda mungkin juga menyukai