Rasulullah SAW dan kini sudah menjadi satu nama / istilah dari
disiplin ilmu tersendiri.
* Para ulama ahli sejarah dahulu memakai istilah Ilmu peperangan
dan Sejarah .
* Pada dasarnya pembahasan Sirah Nabawiyah mencakup 3 bahasan
pokok :
1. Sejarah kehidupan Rasulullah SAW sejak tanda-tanda kenabian
(sejak lahir) sampai wafatnya.
2. Sejarah kehidupan para sahabat yang beriman dan berjihad bersama
beliau.
3. Sejarah penyebaran Dienul Islam yang dimulai turunnya Al 'Alaq di
gua Hira sampai berduyun-duyun umat manusia di jazirah Arab memasuki
Islam.
III.Sumber-sumber Kajian Sirah Nabawiyah
1. Al Quran: Al Quran merupakan sumber pokok kajian Sirah
nabawiyah, karena Al Quran merupakan data paling tepat untuk
catatan semua peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di
alam ini.
* Yang menuturkannya adalah satu-satunya saksi sejarah yang masih
hidup dan tidak akan pernah mati, bahkan Allah sendirilah pemprogram
semua peristiwa sejarah itu.
* Tetapi Al Quran sendiri tidak secara rinci memuat peristiwaperistiwa sejarah, hanya secara global saja.
* Oleh karena itu kita tidak hanya cukup bersandar pada Al Qu ran
saja dalam kajian Sirah Nabawiyah ini, tetapi perlu didukung oleh
sumber-sumber lainnya.
2. As Sunnah An Nabawiyah Ash Shahihah: Yakni Sunnah yang telah
dihimpun oleh para ulama hadits dengan cara periwayatan yang sangat
cermat, seperti 6 kitab standard dalam ilmu hadits : Shahih Bukhari,
Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Majah,
dan Sunan At-Tirmidzy. Juga Muwaththa Imam Malik dan Musnad Imam
Ahmad boleh dijadikan sumber kajian Sirah.
3. Kitab-kitab Sirah, Dalail dan Syamail. Seperti Sirah Ibnu Hisyam
karya Abu Muhammad Abdul Malik Ibn Ayyub Al Humairy (213 atau 218
H), Thabaqat Al Kubra (Thabaqat Ibnu Saad) karya Muhammad Ibnu
Saad Ibnu Munei Az-Zuhry (168 - 230H), Tarikh Ath-Thabary karya
Abu Jafar Muhammad Ibnu Jarir Ath-Thabary (223 - 310 H),
Dalailunnubuwwah karya Al Imam Al Baihaqy, Asy-Syamail karya Al
Imam At-Turmudzy, Al-Khashaish Al Kubra karya Imam As-Suyuthy, dll.
IV.Ciri-ciri Sirah Nabawiyah
* Ciri-ciri Sirah Nabawiyah sangat terkait dengan karakteristik Al
Quran dan As-Sunnah, karena ketiganya merupakan mata rantai yang
tidak terpisahkan.
* Namun di sisi lain ada perbedaan-perbedaan yang disebabkan karena
unsur kemanusiaan peribadi Rasulullah SAW. Asy-Syumul (Universal),
yakni mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Karena beliau diutus
untuk dicontoh dan dijadikan tauladan oleh umat manusia.
* Al-Mahfudh (Terpelihara), yakni Allah SWT memelihara Sirah
Nabawiyah seperti Sunnah Nabawiyyah, karena pemeliharaan keduanya
merupakan indikasi pemeliharaan terhadap Al Quran sendiri. AlAmaliyyah (Aplikatif), yakni Sirah Nabawiyah sangat mungkin untuk
diaplikasikan dalam setiap masa, setiap tempat dan keadaan serta
setiap permasalahan.
tahapan da'wah :
Fasa Makkiyah (selama beliau berdawah di Makkah).
1. Penekanan dengan penyampaian dan penyebaran dawah, baik secara
rahasia ataupun secara terang-terangan, dimulai dari keluarga
terdekat, sebagai penyelamatan manusia dari kesesatan kepada
petunjuk yang terang, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan
jahiliyah kepada cahaya Islam yang terang benderang.
2. Penekanan dengan mendidik / mentarbiyah orang-orang menerima
dawah dan beriman kepada dawah beliau, mentazkiyah / menyucikan
jiwa mereka, untuk membentuk basis masyarakat Islami dengan jalan: mengajarkan Dienul Islam -mengaplikasikan Islam dalam kehidupan
mereka. -memperdalam makna ukhuwah islamiyah di antara mereka saling berwasiat dengan haq dan kesabaran
3. Berusaha untuk tidak memberikan perlawanan secara fisikal
terhadap gangguan dan rintangan dawah, cukup dengan jihad dawah.
Padahal musuh-musuh Islam menyerangnya dengan berbagai kekuatan
fisikal. Bahkan Khobbab ibn Al-Arot ra pernah mengadu kepada
Rasulullah SAW tentang siksaan yang diderita oleh shahabat yang
lain. Shahabat Khobbab lalu mengusulkan agar kaum Muslimin diizinkan
memberikan perlawanan fisikal atau Rasulullah berdoa kepada Allah
untuk kehancuran orang-orang kafir. Tapi beliau menganggap tindakan
itu sebagai langkah istijal (ketergesa-gesaan).
4. Terus bergerak dengan dawah, tidak terfokus pada Makkah saja,
hijrahnya beberapa orang ke Habasyah, perginya beliau ke Thaif,
usaha beliau untuk menjalin hubungan dengan jemaah haji yang datang
ke Makkah di musim haji merupakan bukti amanah beliau dalam
menyampaikan Risalah Islam.
5. Kesinambungan kerja dalam meletakkan strategi dan langkah-langkah
untuk masa depan dawah islamiyah. Seperti mengadakan perjanjian dan
sumpah setia (baiat) dengan orang-orang Yatsrib; kemudian mengutus
Musab bin Umair kepada mereka untuk mengajarkan Al Quran dan
Islam; berusaha memiliki kontak dengan kabilah-kabilah di luar kota
Makkah untuk mencari suaka dan tempat berlindung; Dan akhirnya
beliau hijrah ke Yathrib/Madinah dengan strategi yang sangat rapi
dan matang.
Zaman Madaniyah (selama beliau berdawah di Madinah)
1. Penekanan dalam pemantauan proses penyampaian dawah, tarbiyah
dan tazkiyah kepada orang-orang yang menerima dawah dengan cara
penyampaian Al Quran, mengajarkannya dan menerapkannya dalam
kenyataan hidup mereka. Juga kepentingan pembangunan masjid sebagai
tempat pembinaan umat, mempersaudarakan antara orang-orang Ansar dan
Muhajirin serta terus mempererat hubungan persaudaraan di antara
mereka.
2. Penuh perhatian dengan berdirinya suatu tatanan masyarakat atau
tata perlembagaan masyarakat Islami (daulah) setelah ketiga unsurnya
sempurna, yaitu: - adanya basis masyarakat yang beriman, hal ini
sudah beliau persiapkan sejak diutusnya Musab bin Umair ke Yatsrib
sebelum Hijrah. - adanya basis geografis yang aman, di mana kota
Yathrib sangat strategis kalau dilihat dari berbagai aspeknya, di
samping sebagai realisasi petunjuk Allah dalam mimpi beliau (mimpi
seorang Nabi merupakan wahyu yang benar). - adanya aturan hidup yang
jelas, yakni syariat Islam yang terus mengatur interaksi
masyarakat.
Mengenal Rasul
Manusia dilahirkan di atas fitrah, percayakan tuhan walaupun
kadangkala engkar (27.14)
Kewujudan pencipta adalah suatu yang diakui oleh manusia walaupun
mereka tidak mahu menerima Islam (23.83-90)
Manusia diciptakan untuk menjadi hamba kepada Allah.
Manusia perlukan hidup yang bersistematik untuk kesenangan dan
ketenangan.(28.50)
Oleh kerana itu semua maka didatangkan Rasul-rasul.
Perlu taat kepada Rasul (3.31) itulah kalimah kedua dalam dua
kalimah syahadah.
Menunjukkan tuhan yang sebenar disamping alam semesta dijadikan
untuk petanda kewujudan Allah (31.10)
5