Phemphigus Vulgaris
Phemphigus Vulgaris
PENDAHULUAN
Pemphigus Vulgaris (PV) adalah keadaan autoimun intra-epithelial
blistering yang bisa terjadi di kulit dan membran mukosa. Pemphigus Vulgaris
mempunyai karakteristik
dapat terjadi pada jenis kelamin pria maupun wanita dan lebih sering terjadi
pada pasien paruh baya dan lanjut usia. Terapi kortikosteroid yang sistemik
berkaitan dengan perbaikan kondisi yang nyata; namun komplikasi terapi
medis ini harus tetap menjadi perhatian.
Membran mukosa mulut adalah tempat yang sering terkena pada
pasien PV, kebanyakan pasien datang dengan lesi oral sebagai tanda
pertama dari PV. Lesi ini bisa terjadi dimanapun di mukosa mulut, mukosa
bukal adalah tempat tersering yang terkena, lalu di mukosa palatal, lingual
dan labial. Gingiva adalah tempat yang umum terkena dampak dari penyakit
ini, dan gingivitis deskuamatif (DG) adalah manifestasi umum dari penyakit
ini.
Pada banyak pasien PV, lesi oral diikuti dengan perkembangan lesi di
kulit. Apabila PV dikenali pada tahap awal, maka terapi awal dapat mencegah
keprogesifan penyakit di kulit nantinya. Lesi oral awal PV, bagaimanapun
sering dianggap sulit untuk di diagnosis, karena lesi oral awal mungkin relatif
tidak spesifik, manifestasinya berupa superficial erosi atau ulserasi dan jarang
berbentuk bulla utuh. Diagnostik yang terlambat lebih dari 6 bulan adalah
keadaan umum dijumpai pada pasien dengan PV. Rata-rata interval dari
onset awal penyakit untuk konfirmasi diagnosis PV biasanya
setelah 6
LAPORAN KASUS
Seorang wanita berumur 46 tahun dirujuk ke Nihon Uneversity School
of Dentistry di Rumah Sakit Matsudo dengan keluhan satu tahun merasa sakit
pada gingivanya. Pasien ini mengeluhkan gingivanya mengelupas ketika dia
menyikat gigi. Awalnya dia sudah menjalani perawatan periodontal, seperti
scalling dan mengikuti instruksi menyikat gigi dari dokter gigi. Namun tidak
ada perbaikan dari gejala penyakitnya. Terdapat lesi oral yang terus menerus
berulang terjadi remisi dan eksaserbasi. Diagnosis oral kandidiasis sudah
dikesampingkan oleh otologist.
Pemeriksaan oral mengungkapkan terdapat local erosi di marginal
gingiva gigi no 7 dan 8 (Figure 1). Tanda Nikolsky menunjukan reaksi positif,
dan epitelnya mudah terkelupas dengan menggores ringan permukaan
gingiva (figure 2). Tidak dijumpai lesi di kulit atau extraoral, serta riwayat
medis tidak ada kelainan yang bermakna. Diagnosis bandingnya adalah PV,
mucuos membrane pemphigoid, dan lichen planus erosive. Smear sitology
dilakukan sebelum melakukan specimen biopsy. Pemeriksaan sitologi smear
dilakukan pada gingiva labial dengan menggunakan Cytobrush (Medscand
Medical AB, Malmo, Sweden). Sediaan sitologi didapatkan sel yang
akantolisis (figure 3). Sel-sel ini memungkinkan diagnosis dugaan PV.
Sebuah sediaan biopsi gingiva diperoleh dari lokasi perilesional dan diajukan
untuk pemeriksaan histopatologi rutin dan Direct Immunofluorescence (DIF)
test. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan sel achantholysis diatas
lapisan sel basal (figure 4). DIF dilakukan dengan menggunakan konjugasi
untuk IgG, IgA, IgM, C3, dan Fibrinogen dan terdapat deposisi dari IgG dan
C3 diantara sel epitel (Figure 5). Diagnosis definitif PV dibuatkan
berdasarkan temuan klinis dan histopatologi. Pada pasien ini walau hanya
membutuhkan 2 minggu dari kunjungan pertamanya ke rumah sakit sampai
didapatkan diagnosisnya adalah PV, namun satu tahun telah tertunda sejak
onset awal lesi sampai ditegakkannya diagnosis definitif
Terapi kortikosteroid topical (0.1% triamcinolone acetonide) diberikan
untuk pengobatan lesi gingiva. Cetakan perseorangan digunakan untuk
DISKUSI
dari gingiva
yang
TINJAUAN PUSTAKA
Pemphigus merupakan suatu kelompok penyakit autoimun yang
berpotensi menimbulkan kematian, dengan karakteristik berupa bula atau
blister pada kulit dan mukosa. Pemphigus vulgaris adalah varian yang paling
umum (80% dari kasus pemphigus) dengan karakteristik adanya sirkulasi
autoantibodi Immunoglobulin-G (Ig-G) terhadap desmoglein-1(Dsg-1) atau
desmoglein-3 (Dsg-3) yang menyebabkan akantolisis atau hilangnya adhesi
intersel.4 Gambaran klinis pemphigus vulgaris berupa ulserasi yang multiple
pada mukosa oral dan dapat pula berupa lepuhan kulit yang kronis. Hampir
pada semua kasus dijumpai lesi oral, dimana sekitar 60% kasus pemphigus
vulgaris didahului dengan terjadinya lesi oral yang kemudian diikuti dengan
lesi kulit.
Biasanya lesi kulit akan terjadi setelah timbul lesi oral sekitar 6
terhadap
glikoprotein
desmosome,
desmiglein-1
(Dsg-1)
dan
Pemberian
Selain itu pada pasien pemphigus vulgaris perlu dilakukan control plak
dan scalling secara rutin untuk mencegah progresivitas dari penyakit dan
kelainan periodontal lainnya.
KESIMPULAN
Laporan ini menggambarkan kasus seorang pasien yang memiliki
riwayat gingiva yang nyeri selama satu tahun dengan erosi intractable, yang
akhirnya didiagnosa memiliki pemphigus vulgaris. Meskipun PV adalah
penyakit intraepithelial blister, formasi
terjadi dan merupakan manifestasi yang tidak spesiifik. Oleh karena itu,
diagnosis PV sering ditegakkan terlambat. Gejala klinis, histopatologi, dan
pemeriksaan imunologi harus dilakukan untuk mendapatkan diagnosis definitif
dari PV. Pada pasien dengan PV yang memiliki lesi terbatas pada rongga
mulut, harus segera di followup, dan harus dirujuk ke spesialis segera ketika
ada gejala extraoral.
DAFTAR PUSTAKA
1. H. Endo, T. D. Rees, W. W. Hallmon et al., Disease progression from
mucosal to mucocutaneous involvement in a patient with desquamative
gingivitis
associated
with
pemphigus
vulgaris,
Journal
of