Anda di halaman 1dari 39

BAB II

ORIENTASI UMUM PUSDIKLAT MIGAS CEPU

A.

Profil Umum Pusdiklat Migas Cepu

Gambar 1. Logo Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral


Sumber : PUSDIKLAT
Nama Instansi

: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi

Alamat

: Jl. Sorogo No.1 Kecamatan Cepu 5831 Kabupaten


Blora, Jateng Telp.(0296) 421888 Fax. (0296)

421891
Email

: informasi@pusdiklatmigas.com
http://www.pusdiklatmigas.com

Tanggal Berdiri

: 4 Januari 1966, berdasarkan SK Menteri


Minyak dan Gas Bumi No.5/M Migas/ 1966.

Fasilitas

: Kilang CDU, Lab. Kima, Lab. Fisika, Lab. Minyak


8

Bumi, Lab. Lindungan Lingkungan, Lab. Produksi,


Lab. Telekomunikasi, Lab. Instrument, Lab.Listrik,
Lab. Eksplorasi, Lab. Engineering, Lab. Komputer,
Lab. Teknik sipil, Lab. Metalurgi dan Las, Mekanik
Lab.Penggerak Mula, Lab.Inspeksi, Lab. Bahasa,
bor, simulator Produksi, Simulator Proses, Model,
wisma, Fire Ground, ruang model, Perpustakaan,
Pilot Plant dan sarana olahraga.

B.

Tugas dan Fungsi Pusdiklat Migas Cepu


1. Tugas
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat
Migas) mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pelatihan
di bidang minyak dan gas bumi. Sebagai Unit Pendidikan dan Pelatihan.
Pusdiklat Migas Cepu memiliki sarana lengkap yang meliputi
gedung, laboratorium, kilang serta didukung dengan tenaga pengajar
(fungsional maupun struktural) yang cukup menguasai bidangnya.
Pusdiklat Migas bertanggung jawab kepada Kepala Badan Diklat Energi
dan Sumber Daya mineral (Surat Keputusan Menteri Energi Sumber
Daya dan Mineral No. 150 Tahun 2001) dan telah diperbarui dengan
Peraturan Menteri ESDM No. 18 tahun 2010 tanggal 22 November
2010.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas - tugas tersebut, maka berdasarkan
Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 tanggal 22 November
2010, fungsi dari Pusdiklat Migas Cepu adalah:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di
bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas
bumi.
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
d. Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak
dan Gas Bumi.

10

C.

Visi dan Misi


1. Visi :
Menjadi Pusat Pendidikan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang
unggul dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik,
transparan dan terbuka.
2. Misi :
a. Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan Pusdiklat Migas untuk
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
b. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk
berkompetensi melalui mekanisme ekonomi pasar.
c. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi
menjadi kompetitif melalui program pengembangan Sumber Daya
Manusia.

11

D.

Sejarah Singkat Pusdiklat Migas Cepu


Lapangan minyak yang ada di Indonesia termasuk cukup banyak di
berbagai daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak
di daerah Cepu, pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda
bernama Andrian Stoop pada tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah
yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada awal tahun 1870, ditemukan minyak di daerah Cepu dan
sekitarnya

oleh

BPM

(Bataafsche

Petroleum

Maarschappij)

yang

merupakan perusahaan minyak Belanda pada masa itu. Lapangan minyak


dan gas yang ditemukan berjumlah 24 buah dan sekarang hanya tinggal 5
buah saja, yaitu lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo, Semanggi dan
Balun (gas).
Di dalam perkembangan sejarahnya Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Minyak dan Gas Bumi, telah mengalami pergantian nama sejak ditemukan
minyak di Cepu sampai sekarang. Pada awal berdirinya sekitar abad XIX
tempat ini diberi nama DPM (Dordtsche Petroleum Maarschappij).
Seiring perkembangannya, tempat ini mengalami perubahan nama,
hingga pada tahun 2001 sampai sekarang berubah nama menjadi Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas). Selain
diterangkan di atas, sejarah mencatat bahwa perkembangan perminyakan di
Cepu dapat diuraikan dalam tiga periode, yaitu :

1. Periode Zaman Hindia Belanda ( Tahun 1870-1942 )

12

Pada zaman ini telah ditemukan rembesan minyak didaerah Jawa,


yaitu Kuwu, Merapen, Watudakon, Mojokerto, serta penemuan minyak
dan gas di Sumatra dan Jawa.
Eksplorasi minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun 1870 oleh
seorang Insinyur dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi,
Semarang,

mulai

pengamatan

rembesan-rembesan

minyak

di

permukaan.
Di daerah Cepu, Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, di suatu kota
kecil di tepi Bengawan Solo, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
Timur, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893
atas nama AB. Versteegh.
Kemudian AB. Versteegh mengontrakkannya ke perusahaan DPM
(Dordtsche Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan membayar
ganti rugi sebesar F.10000 dan F.0.1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak
tanah dari hasil pengilangan). Penemuan sumur minyak bumi bermula di
desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop.
Pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari
Ngawi menuju Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai
tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893.
Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.
Selanjutnya, berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM
diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu
perusahaan minyak Belanda.
2. Periode Zaman Jepang ( Tahun 1942-1945 )
Pada periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan
tentara Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan

13

Jepang untuk menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak,


untuk keperluan perang dan kebutuhan minyak dalam negeri Jepang.
Pada saat terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para
pegawai perusahaan minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik
bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang ditujukan
untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang
menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak akan merugikan
pemerintah Jepang sendiri.
Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil
Jepang, tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga indonesia
yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga
kasar diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah
besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal
seperti biasa dan pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran
baru di lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi.

14

3. Periode Zaman Kemerdekaan ( Tahun 1945 hingga Sekarang)


Pada zaman kemerdekaan, kilang minyak di Cepu mengalami
beberapa perkembangan sebagai berikut :
a. Periode 1945-1950
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.
Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia.
Pada

tanggal

17Agustus

1945,

Indonesia

memproklamirkan

kemerdekaan sehingga kilang minyak Cepu diambil alih oleh


Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan Tambang
Minyak

Nasional

(PTMN)

berdasarkan

Maklumat

Menteri

Kemakmuran No.5.
Pada bulan Desember 1949 dan menjelang 1950, setelah adanya
penyerahan

kedaulatan,

kilang minyak

Cepu dan lapangan

Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM.

15

b. Periode 1950-1961
Kilang minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai
oleh BPM, sedangkan lapangan minyak lainnya seperti Ledok,
Nglobo, dan Semanggi tetap dipertahankan oleh pemerintah RI dan
pelaksanaan dilakukan oleh ASM (Administrasi Sumber Minyak),
tetapi pada tahun 1951 diserahkan kembali pada pemerintah RI. Pada
tahun 1957 didirikan PTMRI (Perusahaan Tambang Minyak
Republik Indonesia), tetapi kemudian diganti dengan Tambang
Minyak Nglobo CA (Combie Anexsis).
c. Periode 1961-1965
Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo diganti PERMIGAN
(Perushaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak di lapangan
minyak Ledok dan Nglobo dihentikan.
Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan
dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN
PERMIGAN.

16

d. Periode 1965-1978
Pada 4 Januari 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak
Kawengan dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan
Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian
pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas
Bumi (Akamigas) Cepu Angkatan I (Pertama).
e. Periode 1978-1984
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646
tanggal 26 Desember 1977 LEMIGAS diubah menjadi bagian dari
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB
LEMIGAS) dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret
1984 pasal 107 Cepu ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah
dengan nama Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas
Bumi (PPT Migas).
f. Periode 1984-2001
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.
0177/1987 tanggal 5 Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas
yang dimanfaatkan Diklat Operasional/Laboratorium Lapangan
Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP Asset 4 Cepu, sehingga
kilang

Cepu

mengoperasikan

pengolahan

crude

oil

milik

PERTAMINA.
Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral Minyak dan
Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang merupakan

17

pelaksana

teknis

migas

di

bidang

pengembangan

tenaga

berdasarkan

Kepres

perminyakan dan gas bumi.


Keberadaan

PPT

Migas

ditetapkan

No.15/1984 tanggal 18 Maret 1984, dan struktur organisasinya


ditetapkan berdasrkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi No.1092 tanggal 5 November 1984.
g. Periode 2001-Sekarang
Sampai Tahun 2004 PPT Migas Cepu diubah menjadi Pusdiklat
Migas sesuai SK Menteri ESDM nomor 150 Tahun 2001 dan telah
diubah Peraturan Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20
Juli 2005.
Kemudian diperbarui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010
tanggal 22 November 2010.

18

E.

Struktur Organisasi dan Sistem Manejemen Pusdiklat Migas Cepu


1. Struktur Organisasi Pusdiklat Migas Cepu
Struktur organisasi yang ada di Pusdiklat Migas Cepu terdiri dari
Pimpinan tertinggi sebagai kepala Pusdiklat Migas Cepu. Pimpinan
tertinggi membawahi kepala bagian dan kepala bidang yang bertugas
memimpin unit-unit di Pusdiklat Migas Cepu.
Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub bagian dan sub
bidang dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit
dan pengelola unit yang dipimpin oleh sub bagian masing-masing unit.
Selain itu, dalam kegiatan operasional Pusdiklat Migas Cepu setiap unit
memiliki masing-masing karyawan atau bawahan yang handal dalam
setiap masing-masing bidang yang dijalankan. Struktur organisasi
Pusduklat migas Cepu dapat dilihat pada lampiran 1.
Pusdiklat Migas memiliki tugas melaksanakan pendidikan dan
pelatihan di bidang Migas. Bertanggung jawab langsung kepada kepala
Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli
2005 yang diperbaharui Peraturan Menteri No.18 Tahun 2010 Tanggal
22 November 2010 dan berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No.18 Tahun 2010. Pusdiklat Migas cepu
dipimpin oleh Bapak Zainal Arifin, S.H., M.M. dan membawahi
beberapa bagian dan bidang, yaitu :
a. Bagian Tata Usaha

19

Bagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan dan


kepegawaian, rumah tangga, ketatausahaan, dan keuangan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
b. Bidang Program dan Kerja Sama
Bidang

Program

dan

Kerja

Sama

mempunyai

tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana,


program, anggaran, kerja sama, dan pelaporan di bidang pendidikan
dan pelatihan minyak dan gas bumi.
c. Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan, pemantauan dan
evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi
d. Bidang Sarana dan Prasarana Teknis
Bidang Sarana dan Prasarana Teknis mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana teknis di bidang
pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.

20

e. Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung
jawab

kepada

Sekretaris

Badan

atau

Kepala

Pusat

yang

bersangkutan. Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Badan


Pendidikan

dan

Sumber

Daya

Mineral

mempunyai

tugas

melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa pendidikan dan


pelatihan, serta melaksanakan tugas lainnya yang didasarkan pada
keahlian atau keterampilan tertentu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Terdiri dari 3 Sub Bidang, yaitu:

Widyaiswara Bidang Pendidikan

Widyaiswara Bidang Teknologi Industri


Widyaiswara Bidang Manajemen/Umum
2. Sistem Manajemen
Pembagian jam kerja bagi karyawan Pusdiklat Migas Cepu adalah
sebagai berikut:
Senin- Kamis
: 07.30-12.00 dilanjutkan 13.00-16.00
Jumat
: 07.30-11.30 dilanjutkan 13.00-16.30
Adapun bagian yang memerlukan kerja rutin dan kontinyu selama 24
jam, seperti bagian pengolahan, laboratorium control dan keamanan
diadakan pembagian menjadi 3 shift kerja, yaitu :
Shift I : 08.00-16.00
Shift II : 16.00-24.00
Shift III : 24.00-08.00
Bagi karyawan yang bekerja dengan shift, diadakan pergantian shift
setiap 5 hari sekali dan mendapatkan libur 2 hari.

21

Sistem kerja yang berlaku adalah system Pegawai Negeri Sipil


(PNS), dimana sehabis masa kerjanya akan mendapatkan pension. Setiap
karyawan diwajibkan masuk yayasan dana pensiun dengan membayar
10% dari jumlah gaji, dengan pembagian 5% utnuk tabungan hari tua,
2% untuk perawatan kesehatan, dan 3% untuk pesangon. Selain itu juga
diberikan tunjangan kepada kepala seksi keatas, dimana besarnya
tunjangan tergantung dari jabatan.
F.

Pelatihan dan Sertifikasi


1. Pelatihan
Sebagai Unit Pendidikan dan Pelatihan, Pusdiklat Migas Cepu
memiliki sarana yang meliputi gedung, laboratorium, kilang serta
didukung dengan tenaga pengajar (Fungsional maupun Struktural) yang
cukup menguasai bidangnya. Program pelatihan untuk mengembangkan
SDM yang diselenggarakan Pusdiklat Migas Cepu pada prinsipnya
bersifat taylor mode, yaitu jenis pelatihan, kurikulum dan durasi
pelatihan

disusun

bersama

dengan

industri

migas

yang

memanfaatkannya.
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan meliputi, Kursus-kursus,
Penataran dan pertemuan ilmiah serta pelayanan jasa dalam rangka
pengembangan

ilmiah,

pelaksanaan

operasional

tenaga

kerja

pertambangan minyak dan gas bumi. Adapun program kegiatan pokok


pelatihan di Pusdiklat Migas Cepu adalah Program Diklat Reguler.
Diklat Reguler ini merupakan diklat aparatur Negara yang diikuti
oleh Pegawai Negeri Sipil atau Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam
22

penyelenggaraan Program Diklat Reguler ini dibiayai oleh pemerintah


dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Adapun 3 tingkatan yang ikut dalam Diklat Reguler ini, yaitu :
a. Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Pendidikan dan Pelatihan Teknis, meliputi pendidikan teknik
pengeboran dan Water Treatment.
b. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional
Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, diklat untuk tingkatan ini
diikuti oleh pejabat yang akan atau sedang menduduki suatu jabatan
Fungsional dan Widyaiswara.
c. Pendidikan dan Pelatihan Sturktural
Pendidikan dan Pelatihan Sturktural, diklat untuk tingkatan ini
diikuti oleh pejabat yang akan menduduki suatu jabatan structural.

23

2. Sertifikasi
Kegiatan industri migas adalah padat modal dan penuh resiko terjadi
kecelakaan kerja. Oleh karena itu tenaga kerja yang memiliki tingkat
resiko kerja yang tinggi wajib memiliki sertifikat kompetensi tenaga
teknis khusus migas. Ketentuan ini mengacu kepada Keputusan Menteri
PE No. 03 P/123MPE/1986 tanggal 27 Februari 1986, semua personil
yang termasuk dalam Tenaga Teknis Khusus (TTK) di industry migas
dan panas bumi harus memiliki sertifikasi kompetensi.
Pusdiklat Migas mempunyai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang
berfungsi untuk memberikan sertifikasi bagi pegawai yang bekerja
dilingkungan minyak dan gas bumi.
G.

Sarana Pendidikan dan Pelatihan


1. Sarana Kilang
Kilang Pusdiklat Migas didirikan pada tahun 1929 yang digunakan
sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, juga dipergunakan sebagai
tempat on the Job Training bagi tenaga kerja yang dipersiapkan untuk
kepentingan operasi peusahaan perminyakan di lingkungan Blora dan
Bojonegoro. Adapun bebrapa manfaat sarana kilang ini adalah sebagi
berikut :
a.
Sebagai kelengkapan utama sarana diklat migas sector hilir.
b.
Kilang cepu merupakan gambaran dari proses dasar dari kilang
c.

minyak guna menunjang proses pembelajaran.


Membantu ketersediaan kebutuhan BBM untuk wilayah Blora,

d.

Bojonegoro, Rembang, Ngawi.


Kelebihan kapasitas kilang (air minum) yang sangat membantu

masyarakat cepu.
2. Sarana Ruang Kelas

24

Saat ini Pusdiklat Migas memiliki ruang kelas sebagai tempat


mengajar dengan fasilitas multimedia. Jumlah ruang kelas yang aktif
digunakan adalah sebanyak 32 ruangan.
3. Sarana Laboratorium dan Bengkel (Workshop)
Sebagai penunjang pendidikan dan pelatihan, Pusdiklat Migas juga
dilengkapi dengan sarana laboratorium dan bengkel (workshop). Sarana
laboratorium dan bengkel tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan
pendidikan dan pelatihan, selain itu juga digunakan untuk melayani jasa
analisis laboratorium bagi industry dan masyarakat umum.
4. Sarana Wisma / Asrama
Untuk pemenuhan akomodasi para peserta pelatihan dengan berbagai
macam durasi pelatihan hingga mencapai 1 tahun, maka Pusdiklat Migas
menyediakan saran berupa asrama dan wisma bagi peserta pelatihannya,
terdapat 4 buah wisma dan 3 buah asrama yang tersebar di kecamatan
cepu yaitu berada di daerah Nglajo dan Mentul.

25

5. Sarana Olahraga
Sarana yang berada di bawah tanggung jawab Badan Pembina
Olahraga Korps Pegawai Republik Indonesia (BAPOR KORPRI). Sub
unit Pusdiklat Migas ini, selain sebagai sarana pelatihan dan pendidikan,
juga digunakan untuk membina atlet yang telah berprestasi di lingkup
nasional maupun internasional.
Sarana olahraga yang ada meliputi, Gedung Olahraga (GOR),
Lapangan Atletik, Lapangan Golf, Lapangan Sepak Bola, Lapangan
Basket, Lapangn Tenis, Lapangan Volly, Sasana Tinju, Lapangan
Tembak, Fitness Center dan Kolam Renang.
6. Hubungan Kerjasama
Dalam rangka upaya mensukseskan berbagi program diklat,
Pusdiklat Migas menjalin hubungan kerjasama dengan berbagi instansi
pemerintah dan pihak perguruan tinggi.Tujuan kerjasama tersebut adalah
untuk saling memberikan bantuan dalam hal-hal tertentu yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak.
Pusdiklat Migas juga memiliki hubungan kerjasama di luar negeri,
antara lain :
a. Kerjasama Diklat dengan ASEAN, yaitu dengn Negara Kamboja,
Laos, Vietnam, dan Myanmar.
b. Kerjasama pelatihan dan sertifikasi dengan Iran.
c. Kerjasma dengan IFF Germany dalam menyusun Environtment
Performance Assessment dan Environtment Performance Indicator.
d. Kerjasama dengan CCOP untuk Protoleum Policy Management.
e. Kerjasama dengan GSI/GIWI untuk sertifikasi pengelasan.
f. Kerjasama sertifikasi tenaga pemboran dengan IADC Wellcap USA.

26

H.

Unit Penunjang Pusdiklat Migas Cepu


1. Unit Hubungan Masyarakat
Unit Hubungan Masyarakat (Humas) berfungsi sebagai penghubung
berbagai kepentingan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu dengan pihak luar.
Memberikan informasi tentang PUSDIKLAT MIGAS Cepu kepada
masyarakat merupakan salah satu peranan unit Humas. Demikian pula
berbagai urusan maupun kepentingan dengan negara juga melibatkan
pihak humas.
2. Unit Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PUSDIKLAT
MIGAS, baik proses industri, kegiatan pengajaran, dan segala jenis
kegiatan lainnya, unit keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu memiliki
peran yang penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas kerja di
PUSDIKLAT MIGAS Cepu.
Namun secara umum unit keamanan memiliki 4 macam objek
pengamanan

yaitu

pengamanan

personil,

pengamanan

material,

pengamanan informasi, pengamanan operasional.

27

3. Unit Perpustakaan
Perpustakaan Akamigas pada tahun 1967, mempunyai sistem
pelayanan terbuka (Open Acces) yang meliputi :
a.
Pelayanan Reguler (Mahasiswa Akamigas, Pegawai, Dosen)
b.
Pelayanan non reguler (Peserta kursus, praktikan)
Koleksi Perpustakaan antara lain: bukubuku diklat, majalah ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek dan bahan audio visual.
Sejarah berdirinya perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU erat
kaitannya dengan berdirinya AKAMIGAS yang ada pada awalnya
terkenal dengan nama AMGB. AKAMIGAS, yang berdirinya pada tahun
1967 sebagai salah satu wadah untuk membina kader kader
perminyakan nasional yang siap pakai.
AKAMIGAS tersebut didirikan oleh PPT. MIGAS CEPU yang
ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu-satunya Akademik Perminyakan
di Indonesia yang dipandang mempunyai fasilitas yang lengkap dan
memenuhi syarat-syarat, karena latar belakang tersebut maka sebegai
pelengkap untuk memacu kegiatan belajar serta untuk menambah
pengetahuan peserta didik maka didirikan perpustakaan AKAMIGAS
tahun 1968 1978.
Perpustakaan AKAMIGAS masih menjadi bagian dari perpustakaan
PPT MIGAS CEPU dan menjadi satusatunya pusat pendidikan tenaga
perminyakan di Indonesia. Awal tahun 2001 struktur organisasi berubah
lagi menjadi PUSDIKLAT MIGAS CEPU. Adapun tugastugas
perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU yaitu :

28

a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup


buku, majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja
praktek, diklat/ hand out serta bahan Audio Visual.
b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka
meliputi refrigrasi/inventari, katalogisasi, klasifikasi, shelfing,
failing.
c. Laporan penggunaaan laboratorium bahasa untuk

mahasiswa

AKAMIGAS, pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus dan lainlain.


d. Layanan Audio Visual Pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk
mahasiswa akamigas, pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus dan
lain-lain.
e. Layanan kerjasama antara perpustakaan/inter library dan jaringan
informasi nasional.

29

4. Unit Kilang
Proses pengolahan minyak bumi di PUSDIKLAT MIGAS Cepu
terdiri dari dua unit utama yaitu Crude Destilation Unit (CDU) dan unit
Wax Plant (tidak beroperasi lagi). Proses Pengolahan di Unit Kilang
antara lain yaitu:
a. Crude Distilation Unit (CDU)
Pengolahan Minyak Mentah (Crude Oil) di PUSDIKLAT
MIGAS Cepu dilaksanakan dengan sistem pemisahan yang terjadi
pada CDU. Proses ini terjadi di Distilasi Atmosferik. Unit distilasi
atmosferik adalah suatu unit yang bertugas melaksanakan seluruh
rangkaian kegiatan pemisahan minyak mentah (crude oil) menjadi
produk-produk minyak bumi berdasarkan trayek titik didihnya pada
tekanan satu atm.
1) Bahan Baku
Sumber bahan baku (yakni campuran minyak mentah) berasal
dari lapangan Kawengan dan Ledok yang diambil dari sumur
milik PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU. Adapun
karakteristik minyak mentah dari sumur-sumur minyak tersebut
yaitu:
a) Lapangan Kawengan
Minyak Mentah dari lapangan Kawengan merupakan
minyak HPPO (High Pour Point Oil) bersifat Parafinis, yaitu
mengandung lilin, alkana rantai lurus, dan nilai oktan rendah.
b) Lapangan Ledok

30

Minyak Mentah bersifat Asphaltis, yaitu mengandung


Aspal, struktur rantai tertutup, nilai oktan tinggi. Minyak
mentah Kawengan yang sering disebut minyak mentah HPPO
(High Pour Point Oil) dan minyak mentah Ledok yang sering
disebut LPPO (Light Pour Point Oil). Kapasitas kilang pada
saat ini adalah 320 KL/hari.
Seiring dengan meningkatnya produksi sumur minyak
maka untuk bahan baku crude oil yang digunakan adalah
merupakan crude oil campuran antara Kawengan dan Ledok.
Oleh karena itu untuk spesifikasi dari crude oil ini dapat kita
lakukan uji Densitiy, pour point, dan uji destilasi ASTM D 86,
untuk mengetahui sifat volatility dari crude.

31

Tabel 1. Spesifikasi Crude Oil yang digunakan

Sumber : Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu

2) Proses Pengolahan
Proses pengolahan minyak mentah yang dilakukan di unit
CDU PUSDIKLAT MIGAS Cepu meliputi 3 proses yaitu :

32

a) Proses Distilasi Atmosferik


Pengolahan minyak di PUSDIKLAT MIGAS Cepu
menggunakan metode distilasi atmosferik yang meliputi:
1) Pemanasan awal dalam HE
2) Pemanasan pada Furnace
3) Penguapan dalam Evaporator
4) Distilasi dalam kolom Fraksinasi dan Stripper
5) Pengembunan dan Pendinginan
6) Pemisahan
b) Proses Treating
Pada umumnya minyak mentah dan produk masih
mengandung

kotoran-kotoran

atau

impurities

berupa

hydrogen sulfide (H2S), merchaptan (RSH), MgCl2, NaCl,


dan lain-lain dalam jumlah tertentu. Proses Treating adalah
proses yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
impurities yang terdapat dalam produk.
Pada unit pengolahan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu
proses treating hanya dilakukan pada produk Pertasol
(CA,CB,CC) yaitu dengan cara injeksi amoniak (NH3) pada
puncak kolom dan dengan proses pencucian menggunakan
soda caustic (NaOH).

33

3) Produk yang dihasilkan


Produk

utama

dari

pengolahan

minyak

mentah

di

PUSDIKLAT MIGAS Cepu saat ini adalah sebagai berikut :


a) Pertasol CA
Pertasol ini merupakan campuran hidrokarbon cair yang
merupakan trayek didih 30-200C. Kapasitas produksi
Pertasol CA sekitar 25,72 Kl/hari. Pertasol atau gasoline
merupakan produk yang terpenting karena digunakan sebagai
solvent/pelarut, pembersih, dan lain-lain. Spesifikasi pertasol
CA yang ditetapkan oleh DIRJEN MIGAS dapat dibaca pada
tabel 2.
Kegunaan Pertasol CA (Pertasol 2) yaitu :

Industry cat, lacquers, varnish


Untuk tinta cetak sebagai pelarut dan diluen.
Industry cleaning dan degreasing

Tabel 2. Spesifikasi Pertasol CA


Metode
No

Parameter uji

Satuan

ASTM/
Lain

Spek. Pertasol CA
Baru
Min
Maks

34

D
D
I
E
W
K
D
A
Su
mber:

Metode
No
1
2

Parameter uji

Satuan

Density at 15C
Distilasi :
IBP
END POINT
Warna Saybolt
Korosi Bilah

Kg/m

ASTM/
Lain
D-1298
D-86

Spek. Pertasol CB
Baru
Min
Maks
765
780

C
C

100
200
D-156

+18

Tembaga, 2
4
5

hrs/100C
Doctor Test

D-130
D-4952

No.1
Negative

D-1319

25

%
6 Aromatic Content
volume
Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu
b) Pertasol CB
Kapasitas produksi Pertasol CB yaitu 30,55 Kl/hari.
Spesifikasi Pertasol CB berdasarkan ketentuan DIRJEN
MIGAS terdapat dalam tabel 3.

Tabel 3. Spesifikasi Pertasol CB

35

Sumber : Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu


c) Pertasol CC
Untuk produk Pertasol CC, kilang PUSDIKLAT MIGAS
Cepu memproduksi dalam waktu-waktu tertentu dalam arti
hanya memproduksinya secara On Demand tetapi memiliki
spesifikasi berdasarkan ketentuan DIRJEN MIGAS terdapat
dalam tabel 4.

Tabel 4. Spesifikasi Pertasol CC

No
1
2

3
4
5
6

Parameter uji
Density at 15C
Distilasi :
IBP
END POINT
Warna Saybolt
Korosi Bilah Tembaga,
2 hrs/100C
Doctor Test
Aromatic Content

Satuan
Kg/m

Metode
ASTM/
Lain
D-1298
D-86

C
C

Baru
Min
782

Maks
796

124
250
D-156

% volume

Spek. Pertasol CC

D-130
D-4952
D-1319

+16
No.1
Negative
25

Sumber : Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu


d) Residu

36

Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang


mempunyai titik didih paling tinggi yaitu 350C dan
merupakan hasil bawah dari residu stripper. Residu biasanya
digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena
mempunyai heating value yang tinggi. Kapasitas produksi
yang dihasilkan yaitu 58,13 Kl/hari.
Untuk residu di Kilang pusdiklat migas cepu dikenal
dengan nama Minyak Bakar cepu (MBC). Minyak Bakar
Cepu (MBC) memiliki Spesifikasi berdasarkan ketentuan
DIRJEN MIGAS terdapat dalam tabel 5.
Tabel 5. Spesifikasi Minyak Bakar Cepu (Residu)
Sumber : Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu

e) Solar/ Gas Oil (Jenis minyak solar 48)

37

Solar atau gas oil mempunyai trayek didih 250-350C.


Kapasitas produksi yang dihasilkan adalah 109,99 Kl/hari.

Tabel 6. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Solar 48


Sumber : Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu

38

b. Unit Wax Plant (Sedang Tidak Beroperasi)


Wax plant merupakan suatu unit di kilang PUSDIKLAT MIGAS
Cepu yang bertujuan untuk mengolah produk PH solar yang
dihasilkan dari Unit Distilasi Atmoserik menjadi batik wax.

39

1) Bahan Baku
Bahan baku yang dipergunakan di wax plant PUSDIKLAT
MIGAS Cepu adalah PH Solar (Parafin High Solar) atau POD
(Parafin Oil Distilate) dengan titik beku 100-105F dan kadar
wax 20-30% serta memiliki viscositas adalah 9-11 cp/50C, yang
merupakan hasil samping distilasi atmosferik unit CDU Cepu.
2) Proses Pengolahan
Untuk mengolah PH solar menjadi batik wax yang siap
dipasarkan, maka melalui beberapa tahapan proses pengolahan
sebagai berikut :
a) Proses Dewaxing
Proses Dewaxing atau proses pengkristalan wax yaitu
proses untuk mendapatkan kristal wax dan merupakan proses
pemisahan wax dari minyak untuk mengurangi kadar minyak
dalam feed.
Proses ini terdiri dari dua tahap yaitu proses pendinginan
pada chiller dan proses penyaringan pada filter press.

40

b) Proses Sweating
Sweating adalah proses pengeringatan yang bertujuan
untuk menurunkan kadar minyak yang ada pada slack wax
sehingga diperoleh wax dengan mutu tinggi. Proses ini
berlangsung dalam tangki AMS (Allan Moore Stove)
berkapasitas 56 m3 dengan system batch. Pada proses ini
terdapat dua tahapan proses yaitu proses pendinginan dan
proses pengeringatan/pemansaan perlahan-lahan.
c) Proses Treating
Moulding

adalah

proses

pencetakan

wax

dalam

lempengan- lempengan dengan tujuan mempermudah proses


penyimpanan, pengankutan dan pemasaran.
3) Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan adalah Batik Wax. Batik Wax produk
akhir dari proses treating dengan titik leleh 135-138F, warna 3,0
dan kandungan minyak kurang lebih 2,5% berat. Jumlah yield 810% volume PH solar.

41

5. Unit Penunjang Kilang


Pada dasarnya unit Kilang tidak dapat beroperasi apabila tidak ada
unit-unit penunjang lainnya. Unit-unit penunjang kilang antara lain:
a.

Unit Power Plant


Power plant adalah suatu unit di Pusdiklat Migas yang
menangani penyediaan tenaga listrik. Unit ini sangat penting
karena memasok listrik ke kilang Pusdiklat Migas Cepu.
Pembangkit tenaga listrik power plant menggunakan pembangkit
tenaga listrik tenaga diesel.
Bahan baku yang digunakan di power plant berupa solar.
Solar ini digunakan untuk menggerakkan generator yang nantinya
akan memproduksi listrik bagi PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
Power Plant di PUSDIKLAT MIGAS CEPU mulai didirikan
tahun 1973 dan 8 (delapan) mesin pembangkit listrik yang terdiri
dari :
1) 4 (empat) unit mesin sentral di unit power plant PUSDIKLAT
MIGAS CEPU antara lain :
a) CUMMINS No.1 type KTA 38 G5 kapasitas 1000 KVA
b) CUMMINS No. 2 type KTA 38 G5 kapasitas 1030 KVA
c) CUMMINS No. 8 type KTA 38 G5 kapasitas 1000 KVA
d) CUMMINS No. 9 type KTA 38 G5 kapasitas 640 KVA.

2) 4 (tiga) unit mesin cadangan untuk menggantikan saat listrik


PLN padam antara lain :
42

a) CUMMINS (Ngalo) type NTA 885 G7 kapasitas 400 KVA


b) PERKINS (Mentul) type 2306 C-E14TAG3 kapasitas 400
KVA
c) CUMMINS (Ngareng) type NTA 885 G7 kapasitas 400
KVA
d) Mitshubishi (Portable) kapasitas 100 KVA.
Genset yang beroperasi di unit power plant saat ini ada satu
buah dengan kapasitas 1000 KVA. Hal ini dikarenakan semua daya
listrik di Pusdiklat migas cepu kecuali untuk operasi kilang sudah
dilayani dengan sumber listrik dari PLN sehingga di unit power
plant hanya dioperasikan satu unit genset untuk penghematan
energi.

b.

Unit Boiler
Di dalam suatu industri minyak, boiler sangat diperlukan
untuk menunjang proses kilang. Boiler atau ketel uap adalah suatu
bejana tertutup yang terbuat dari baja yang digunnakan untuk
mengubah air menjadi uap atau dengan kata lain mentransfer panas
yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar sehingga berubah
wujud menjadi uap. Boiler di PUSDIKLAT MIGAS CEPU
berjumlah 3 (tiga) unit terdiri dari :
1) 2 (dua) unit Boiler type AL-LSB-6000 dengan masing
masing memiliki kapasitas sebesar 6 ton/jam

43

2) 1 (satu) unit Boiler Wanson yang memiliki kapasitas sebesar


6,6 ton/jam
Dalam pengoperasiannya, Boiler di PUSDIKLAT MIGAS
CEPU hanya dioperasikan 1 unit saja karena kebutuhan steam
untuk kilang sudah tercukupi. Untuk mengetahui proses dari Unit
Boiler dapat dilihat pada lampiran 3.
c.

Unit Water Treatment


Merupakan unit pengolahan air, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan
operasi dari pabrik. Untuk itu diperlukan air yang bersih, jernih dan
bebas dari kuman penyakit. Air mudah didapat dari permukaan
bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai dengan mutu yang sesuai
dengan penggunaannya masih sulit untuk diperoleh.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka Pusdiklat Migas
Cepu mengambil air dari sungai Bengawan Solo untuk kemudian
di olah sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan antara lain :

Air minum
Air pendingin
Air untuk umpan ketel uap
Air untuk pemadam kebakaran
Unit Water Treatment memiliki kapasitas sebesar 105,090

m3. Untuk mengetahui proses dari Unit Water Treatment dapat


dilihat pada lampiran 4.
d.

Unit Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang yang
pentingdalam suatu pabrik atau industri termasuk juga industri

44

perminyakan. Laboratorium di pusdiklat migas cepu

bertugas

melakukan pengawasan terhadap proses produksi mulai dari bahan


baku sampai menjadi produk agar dapat memperoleh produk yang
baik dan seragam serta memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh DIRJEN MIGAS. Adapun sarana yang tersedia di pusdiklat
migas cepu adalah laboratorium penguji produksi yang terdiri dari :
1. Laboratorium Penguji Hasil Produk (PHP)
Laboratorium ini bertugas untuk manganalisa secara rutin
mengenai kualitas bahan baku dan produk yang dihasilkan baik
dari unit kilang dan wax plant sebelum dipasarkan untuk
diketahui spesifikasinya sehingga penurunan dan penyimpanan
kualitas produksi dapat segera diketahui dan diatasi.
Analisa yang dilakukan menggunakan prosedur dan alatalat yang sesuai standar ASTM (American Society for Testing
and Materials) dan IP (Institute of Petroleum).
2. Laboratorium Penguji Kualitas Air
Laboratorium ini bertugas mengontrol kualitas air yang
akan diolah di unit utilitas secara rutin. Laboratorium ini
menganalisa air minum, air umpan boiler dan air dari sungai
bengawan solo.
e.

Unit K3LL
Unit K3LL dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan
menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja

45

yang mempengaruhi terhadap proses produksi, sehingga sumbersumber produksi dapat digunakan secara efisien dan produksi dapat
berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti. Unit K3LL
PUSDIKLAT MIGAS CEPU mempunyai tugas yang meliputi :
1) Tugas rutin:

Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja.


Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus.
Melakukan pemeriksaan alat alat pemadam kebakaran.
Mengadakan safety trainning baik kepada personil

pemadam api maupun pegawai biasa.


2) Tugas Non Rutin
Melaksanakan pelayanan pemadam api dan keselamatan kerja
diluar PUSDIKLAT MIGAS CEPU.

Melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja yang


sama.

Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan

pentingnya pencegahan kebakaran dan keselamatan kerja.


Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para

pegawai.
3) Tugas Darurat
Memberikan pertolongan dan penanggulangan terhadap

terjadinya kecelakaan kerja.


Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik dilingkungan
PUSDIKLAT MIGAS CEPU maupun diluar.

46

Anda mungkin juga menyukai