A.
Alamat
421891
Email
: informasi@pusdiklatmigas.com
http://www.pusdiklatmigas.com
Tanggal Berdiri
Fasilitas
B.
10
C.
11
D.
oleh
BPM
(Bataafsche
Petroleum
Maarschappij)
yang
12
mulai
pengamatan
rembesan-rembesan
minyak
di
permukaan.
Di daerah Cepu, Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, di suatu kota
kecil di tepi Bengawan Solo, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
Timur, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893
atas nama AB. Versteegh.
Kemudian AB. Versteegh mengontrakkannya ke perusahaan DPM
(Dordtsche Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan membayar
ganti rugi sebesar F.10000 dan F.0.1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak
tanah dari hasil pengilangan). Penemuan sumur minyak bumi bermula di
desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop.
Pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari
Ngawi menuju Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai
tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893.
Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.
Selanjutnya, berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM
diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu
perusahaan minyak Belanda.
2. Periode Zaman Jepang ( Tahun 1942-1945 )
Pada periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan
tentara Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan
13
14
tanggal
17Agustus
1945,
Indonesia
memproklamirkan
Nasional
(PTMN)
berdasarkan
Maklumat
Menteri
Kemakmuran No.5.
Pada bulan Desember 1949 dan menjelang 1950, setelah adanya
penyerahan
kedaulatan,
kilang minyak
15
b. Periode 1950-1961
Kilang minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai
oleh BPM, sedangkan lapangan minyak lainnya seperti Ledok,
Nglobo, dan Semanggi tetap dipertahankan oleh pemerintah RI dan
pelaksanaan dilakukan oleh ASM (Administrasi Sumber Minyak),
tetapi pada tahun 1951 diserahkan kembali pada pemerintah RI. Pada
tahun 1957 didirikan PTMRI (Perusahaan Tambang Minyak
Republik Indonesia), tetapi kemudian diganti dengan Tambang
Minyak Nglobo CA (Combie Anexsis).
c. Periode 1961-1965
Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo diganti PERMIGAN
(Perushaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak di lapangan
minyak Ledok dan Nglobo dihentikan.
Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan
dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN
PERMIGAN.
16
d. Periode 1965-1978
Pada 4 Januari 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak
Kawengan dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan
Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian
pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas
Bumi (Akamigas) Cepu Angkatan I (Pertama).
e. Periode 1978-1984
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646
tanggal 26 Desember 1977 LEMIGAS diubah menjadi bagian dari
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB
LEMIGAS) dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret
1984 pasal 107 Cepu ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah
dengan nama Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas
Bumi (PPT Migas).
f. Periode 1984-2001
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.
0177/1987 tanggal 5 Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas
yang dimanfaatkan Diklat Operasional/Laboratorium Lapangan
Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP Asset 4 Cepu, sehingga
kilang
Cepu
mengoperasikan
pengolahan
crude
oil
milik
PERTAMINA.
Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral Minyak dan
Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang merupakan
17
pelaksana
teknis
migas
di
bidang
pengembangan
tenaga
berdasarkan
Kepres
PPT
Migas
ditetapkan
18
E.
19
Program
dan
Kerja
Sama
mempunyai
tugas
20
kepada
Sekretaris
Badan
atau
Kepala
Pusat
yang
dan
Sumber
Daya
Mineral
mempunyai
tugas
21
disusun
bersama
dengan
industri
migas
yang
memanfaatkannya.
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan meliputi, Kursus-kursus,
Penataran dan pertemuan ilmiah serta pelayanan jasa dalam rangka
pengembangan
ilmiah,
pelaksanaan
operasional
tenaga
kerja
23
2. Sertifikasi
Kegiatan industri migas adalah padat modal dan penuh resiko terjadi
kecelakaan kerja. Oleh karena itu tenaga kerja yang memiliki tingkat
resiko kerja yang tinggi wajib memiliki sertifikat kompetensi tenaga
teknis khusus migas. Ketentuan ini mengacu kepada Keputusan Menteri
PE No. 03 P/123MPE/1986 tanggal 27 Februari 1986, semua personil
yang termasuk dalam Tenaga Teknis Khusus (TTK) di industry migas
dan panas bumi harus memiliki sertifikasi kompetensi.
Pusdiklat Migas mempunyai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang
berfungsi untuk memberikan sertifikasi bagi pegawai yang bekerja
dilingkungan minyak dan gas bumi.
G.
d.
masyarakat cepu.
2. Sarana Ruang Kelas
24
25
5. Sarana Olahraga
Sarana yang berada di bawah tanggung jawab Badan Pembina
Olahraga Korps Pegawai Republik Indonesia (BAPOR KORPRI). Sub
unit Pusdiklat Migas ini, selain sebagai sarana pelatihan dan pendidikan,
juga digunakan untuk membina atlet yang telah berprestasi di lingkup
nasional maupun internasional.
Sarana olahraga yang ada meliputi, Gedung Olahraga (GOR),
Lapangan Atletik, Lapangan Golf, Lapangan Sepak Bola, Lapangan
Basket, Lapangn Tenis, Lapangan Volly, Sasana Tinju, Lapangan
Tembak, Fitness Center dan Kolam Renang.
6. Hubungan Kerjasama
Dalam rangka upaya mensukseskan berbagi program diklat,
Pusdiklat Migas menjalin hubungan kerjasama dengan berbagi instansi
pemerintah dan pihak perguruan tinggi.Tujuan kerjasama tersebut adalah
untuk saling memberikan bantuan dalam hal-hal tertentu yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak.
Pusdiklat Migas juga memiliki hubungan kerjasama di luar negeri,
antara lain :
a. Kerjasama Diklat dengan ASEAN, yaitu dengn Negara Kamboja,
Laos, Vietnam, dan Myanmar.
b. Kerjasama pelatihan dan sertifikasi dengan Iran.
c. Kerjasma dengan IFF Germany dalam menyusun Environtment
Performance Assessment dan Environtment Performance Indicator.
d. Kerjasama dengan CCOP untuk Protoleum Policy Management.
e. Kerjasama dengan GSI/GIWI untuk sertifikasi pengelasan.
f. Kerjasama sertifikasi tenaga pemboran dengan IADC Wellcap USA.
26
H.
yaitu
pengamanan
personil,
pengamanan
material,
27
3. Unit Perpustakaan
Perpustakaan Akamigas pada tahun 1967, mempunyai sistem
pelayanan terbuka (Open Acces) yang meliputi :
a.
Pelayanan Reguler (Mahasiswa Akamigas, Pegawai, Dosen)
b.
Pelayanan non reguler (Peserta kursus, praktikan)
Koleksi Perpustakaan antara lain: bukubuku diklat, majalah ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek dan bahan audio visual.
Sejarah berdirinya perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU erat
kaitannya dengan berdirinya AKAMIGAS yang ada pada awalnya
terkenal dengan nama AMGB. AKAMIGAS, yang berdirinya pada tahun
1967 sebagai salah satu wadah untuk membina kader kader
perminyakan nasional yang siap pakai.
AKAMIGAS tersebut didirikan oleh PPT. MIGAS CEPU yang
ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu-satunya Akademik Perminyakan
di Indonesia yang dipandang mempunyai fasilitas yang lengkap dan
memenuhi syarat-syarat, karena latar belakang tersebut maka sebegai
pelengkap untuk memacu kegiatan belajar serta untuk menambah
pengetahuan peserta didik maka didirikan perpustakaan AKAMIGAS
tahun 1968 1978.
Perpustakaan AKAMIGAS masih menjadi bagian dari perpustakaan
PPT MIGAS CEPU dan menjadi satusatunya pusat pendidikan tenaga
perminyakan di Indonesia. Awal tahun 2001 struktur organisasi berubah
lagi menjadi PUSDIKLAT MIGAS CEPU. Adapun tugastugas
perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU yaitu :
28
mahasiswa
29
4. Unit Kilang
Proses pengolahan minyak bumi di PUSDIKLAT MIGAS Cepu
terdiri dari dua unit utama yaitu Crude Destilation Unit (CDU) dan unit
Wax Plant (tidak beroperasi lagi). Proses Pengolahan di Unit Kilang
antara lain yaitu:
a. Crude Distilation Unit (CDU)
Pengolahan Minyak Mentah (Crude Oil) di PUSDIKLAT
MIGAS Cepu dilaksanakan dengan sistem pemisahan yang terjadi
pada CDU. Proses ini terjadi di Distilasi Atmosferik. Unit distilasi
atmosferik adalah suatu unit yang bertugas melaksanakan seluruh
rangkaian kegiatan pemisahan minyak mentah (crude oil) menjadi
produk-produk minyak bumi berdasarkan trayek titik didihnya pada
tekanan satu atm.
1) Bahan Baku
Sumber bahan baku (yakni campuran minyak mentah) berasal
dari lapangan Kawengan dan Ledok yang diambil dari sumur
milik PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU. Adapun
karakteristik minyak mentah dari sumur-sumur minyak tersebut
yaitu:
a) Lapangan Kawengan
Minyak Mentah dari lapangan Kawengan merupakan
minyak HPPO (High Pour Point Oil) bersifat Parafinis, yaitu
mengandung lilin, alkana rantai lurus, dan nilai oktan rendah.
b) Lapangan Ledok
30
31
2) Proses Pengolahan
Proses pengolahan minyak mentah yang dilakukan di unit
CDU PUSDIKLAT MIGAS Cepu meliputi 3 proses yaitu :
32
kotoran-kotoran
atau
impurities
berupa
33
utama
dari
pengolahan
minyak
mentah
di
Parameter uji
Satuan
ASTM/
Lain
Spek. Pertasol CA
Baru
Min
Maks
34
D
D
I
E
W
K
D
A
Su
mber:
Metode
No
1
2
Parameter uji
Satuan
Density at 15C
Distilasi :
IBP
END POINT
Warna Saybolt
Korosi Bilah
Kg/m
ASTM/
Lain
D-1298
D-86
Spek. Pertasol CB
Baru
Min
Maks
765
780
C
C
100
200
D-156
+18
Tembaga, 2
4
5
hrs/100C
Doctor Test
D-130
D-4952
No.1
Negative
D-1319
25
%
6 Aromatic Content
volume
Laboratorium Pusdiklat Migas Cepu
b) Pertasol CB
Kapasitas produksi Pertasol CB yaitu 30,55 Kl/hari.
Spesifikasi Pertasol CB berdasarkan ketentuan DIRJEN
MIGAS terdapat dalam tabel 3.
35
No
1
2
3
4
5
6
Parameter uji
Density at 15C
Distilasi :
IBP
END POINT
Warna Saybolt
Korosi Bilah Tembaga,
2 hrs/100C
Doctor Test
Aromatic Content
Satuan
Kg/m
Metode
ASTM/
Lain
D-1298
D-86
C
C
Baru
Min
782
Maks
796
124
250
D-156
% volume
Spek. Pertasol CC
D-130
D-4952
D-1319
+16
No.1
Negative
25
36
37
38
39
1) Bahan Baku
Bahan baku yang dipergunakan di wax plant PUSDIKLAT
MIGAS Cepu adalah PH Solar (Parafin High Solar) atau POD
(Parafin Oil Distilate) dengan titik beku 100-105F dan kadar
wax 20-30% serta memiliki viscositas adalah 9-11 cp/50C, yang
merupakan hasil samping distilasi atmosferik unit CDU Cepu.
2) Proses Pengolahan
Untuk mengolah PH solar menjadi batik wax yang siap
dipasarkan, maka melalui beberapa tahapan proses pengolahan
sebagai berikut :
a) Proses Dewaxing
Proses Dewaxing atau proses pengkristalan wax yaitu
proses untuk mendapatkan kristal wax dan merupakan proses
pemisahan wax dari minyak untuk mengurangi kadar minyak
dalam feed.
Proses ini terdiri dari dua tahap yaitu proses pendinginan
pada chiller dan proses penyaringan pada filter press.
40
b) Proses Sweating
Sweating adalah proses pengeringatan yang bertujuan
untuk menurunkan kadar minyak yang ada pada slack wax
sehingga diperoleh wax dengan mutu tinggi. Proses ini
berlangsung dalam tangki AMS (Allan Moore Stove)
berkapasitas 56 m3 dengan system batch. Pada proses ini
terdapat dua tahapan proses yaitu proses pendinginan dan
proses pengeringatan/pemansaan perlahan-lahan.
c) Proses Treating
Moulding
adalah
proses
pencetakan
wax
dalam
41
b.
Unit Boiler
Di dalam suatu industri minyak, boiler sangat diperlukan
untuk menunjang proses kilang. Boiler atau ketel uap adalah suatu
bejana tertutup yang terbuat dari baja yang digunnakan untuk
mengubah air menjadi uap atau dengan kata lain mentransfer panas
yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar sehingga berubah
wujud menjadi uap. Boiler di PUSDIKLAT MIGAS CEPU
berjumlah 3 (tiga) unit terdiri dari :
1) 2 (dua) unit Boiler type AL-LSB-6000 dengan masing
masing memiliki kapasitas sebesar 6 ton/jam
43
Air minum
Air pendingin
Air untuk umpan ketel uap
Air untuk pemadam kebakaran
Unit Water Treatment memiliki kapasitas sebesar 105,090
Unit Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang yang
pentingdalam suatu pabrik atau industri termasuk juga industri
44
bertugas
Unit K3LL
Unit K3LL dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan
menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja
45
yang mempengaruhi terhadap proses produksi, sehingga sumbersumber produksi dapat digunakan secara efisien dan produksi dapat
berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti. Unit K3LL
PUSDIKLAT MIGAS CEPU mempunyai tugas yang meliputi :
1) Tugas rutin:
pegawai.
3) Tugas Darurat
Memberikan pertolongan dan penanggulangan terhadap
46