Anda di halaman 1dari 7

We R Mommies | WRM Indonesia

Tips: P3K untuk Anak-Anak


Pengirim: Eva Tio Pitna
Rabu, 28 Pebruari 2007

Anak Tersedak
Melihat anak megap-megap atau batuk-batuk karena tersedak, tentu membuat orangtua panik dan kadang tak tahu apa
yang mesti dilakukan. Anak-anak dengan reflek menelan yang belum sempurna lebih mudah tersedak benda kecil, saat
mereka tengah asyik mengeksplorasi dunia sekitarnya. Bisa jadi, Anda tak sedang mengawasinya saat ia memasukkan
benda ke mulutnya, tiba-tiba Anda hanya melihatnya sedang terbatuk-batuk, sulit bernapas, atau pucat hingga kebiruan.
Bagi anak yang lebih besar, mereka biasanya memegang tenggorokan sambil berusaha bernapas. Lebih berat lagi,
mereka bisa tak sadarkan diri.

Oksigen berkurang
Ketika seseorang tersedak, wajahnya akan berubah merah dan tampak berusaha untuk mengatur napas, pembuluh
darah wajah juga akan terlihat jelas. Biasanya ia akan memegangi tenggorokan, sementara kulitnya makin pucat, bibir
dan ujung telinga serta hidung menjadi kebiruan. Ini disebabkan jumlah oksigen yang dihirup berkurang
Yang harus dilakukan
Sebelum melakukan pertolongan pertama, katakan pada si anak setenang mungkin langkah apa yang akan Anda
lakukan.
Pertama, perintahkan anak untuk membatukkan benda yang menyebabkan tersedak. Batuk yang cukup kuat
diperlukan untuk mengeluarkan benda penyebab tersedak. Bila anak masih bisa bicara, Anda bisa lebih tenang karena
umumnya mereka bisa mengeluarkan benda hanya dengan membatukkannya.
Jika dengan batuk, benda penyebab tersedak tidak juga bisa keluar. Mintalah ia batuk sambil membungkuk atau posisi
kepala lebih rendah agar gaya gravitasi membantu ia mengeluarkan benda tersebut. Jika tidak berhasil juga, lakukan
tindakan pertolongan dengan manuver Heimlich. Manuver Heimlich adalah tindakan yang dikenal dapat menolong
orang yang tersedak
Manuver Heimlich untuk bayi kurang dari 1 tahun
1. Baringkan bayi dengan wajah menghadap ke bawah dan jari-jari tangan kanan Anda menahannya di bahu dan leher
bayi, dengan lengan bawah kiri sebagai landasan.
2. Lalu berilah lima kali tepukan di punggungnya dengan tangan yang satunya.
3. Jika ini gagal, balikkan badannya hingga wajahnya menghadap Anda, lalu dengan dua jari Anda, tekan sebanyak
lima kali di tulang dada bagian bawah, kurang lebih satu jari dari garis yang dibentuk oleh kedua puting susu bayi.
4. Periksa mulut dan ambil semua benda yang dapat Anda lihat.
5. Ulangi sesering mungkin jika diperlukan.
6. Bila bayi tidak sadar, mulailah resusitasi dan bawalah ke rumah sakit.
Manuver Heimlich untuk anak lebih dari 1 tahun dan dewasa
1. Berdiri di belakang anak, carilah bagian bawah iganya.
2. Letakkan telapak anda di perut anak di atas pusarnya dan buat kepalan. Bagian jempol berada pada perut anak.
3. Letakkan telapak tangan sisi lain di atas kepalan.
4. Tekan perut ke arah atas sampai benda terpental ke luar. Perhatikan kekuatan tekanan sesuai keadaan fisik anak.
sumber: webmd dot com
Referensi
1. Choking: First aid. First Aid Guidelines available at mayoclinic dot com
2. Buku pelatihan resusitasi untuk bayi dan anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia.2003
3. Choking. Available at merck dot com.
Mencegah / Mengatasi Anak Tenggelam
Tenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat kecelakaan. Setiap tahun, lebih dari 4000 orang tenggelam, dan
sepertiganya adalah anak di bawah usia 14 tahun. Kematian disebabkan air yang masuk ke saluran pernapasan
sehingga otak kekurangan oksigen. Belum lagi, tenggelam sering disertai benturan di kepala dan leher yang akan
menambah fatal. Anak sangat suka air, dengan badan yang kecil, bak mandi pun dapat menjadi tempat berbahaya bagi
mereka.
Kolam renang adalah tempat lain yang perlu diwaspadai. Sekitar 300 anak di bawah usia 5 tahun tenggelam di kolam
http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

We R Mommies | WRM Indonesia

renang di Amerika Serikat. Secara umum, tenggelam di kolam renang dapat disebabkan kram kaki atau leher,
penurunan kesadaran, bermain di air yang lebih dalam, tidak bisa berenang dan jatuh terpeleset. Di tambah lagi,
kebanyakan mereka tidak menggunakan alat penyelamat yang lengkap. Kunci utamanya adalah mencegah jangan
sampai tenggelam terjadi.
Cegah tenggelam:
Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics untuk bayi dan anak di bawah usia empat tahun:
1. Jangan pernah meninggalkan sesaat pun seorang anak sendirian atau menitipkannya pada anak lainnya saat
berada di kolam renang, bak mandi, ember penuh air atau genangan air terbuka di mana pun. Siapa pun juga tak bisa
menggantikan orang dewasa dalam menjaga anak di sekitar air.
2. Lakukan “touch supervision”, artinya anak harus dapat terjangkau oleh tangan dan dengan perhatian
penuh. Orang dewasa tersebut tidak boleh melakukan aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi seperti menelpon,
ngobrol, atau pekerjaan rumah tangga.
3. Untuk kolam renang pribadi, pastikan memiliki pagar. Penutup kolam renang, alarm, ataupun benda lain tak dapat
menggantikan pagar empat sisi untuk mencegah anak mendekati kolam renang.
4. Berdasarkan perkembangannya, anak belum siap untuk diajar berenang sampai ulang tahun ke-4. Waktu tepat
mengajar anak berenang harus disesuaikan dengan kemampuan anak. Pelajaran berenang juga tak menjadi jaminan
anak tidak akan tenggelam sehingga pengawasan tetap paling utama.
5. Orang tua, pengawas, atau pemilik kolam renang seharusnya belajar resusitasi jantung paru (pernapasan buatan)
dan memastikan adanya fasilitas penyelamat yang lengkap.
6. Pastikan anak memakai alat pelampung yang terjamin yang membuat anak dapat mengambang di air.
7. Pastikan orang yang akan menjaga anak kita di kolam renang benar-benar sepenuhnya berkonsentrasi terutama bila
banyak anak yang harus diawasi.
8. Pada kolam renang pribadi, pagar yang disarankan adalah empat sisi dengan ketinggian empat kaki atau lebih dan
tak bisa dipanjat. Jarak antara dasar pagar dengan tanah dan antara pagar dengan pagar tak boleh lebih dari empat
inci. Pintu pagar harus bisa menutup sendiri dan arah membukanya harus menjauhi kolam renang. Alarm dan penutup
kolam renang yang keras juga dapat menambah perlindungan.
Untuk anak usia 5-12 tahun:
1. Anak perlu diajarkan berenang. Selain dalam kolam, anak juga harus mengetahui peralatan pengaman berenang di
tempat lain seperti laut, danau, atau sungai karena risiko tenggelam dipengaruhi kondisi lingkungan (misalnya
kedalaman, suhu air, cuaca), ada tidaknya akses pertolongan, atau bahaya lain.
2. Anak harus diajarkan untuk tidak berenang sendirian tanpa pengawasan orang dewasa.
3. Bila anak bermain di alam, ajarkan untuk menggunakan alat pelampung yang aman misalnya saat bermain perahu,
bermain di laut, atau memancing
4. Anak harus mengerti kalau melompat atau menyelam ke dalam air dapat menyebabkan luka. Kedalaman air dan
kemungkinan adanya benda berbahaya dalam air harus diwaspadai sebelum anak masuk ke air. Bagian tubuh pertama
yang masuk air haruslah kaki terlebih dahulu.
5. Ingatkan pada anak bahwa udara dingin dapat meningkatkan risiko tenggelam.
6. Anak yang mengidap penyakit kejang atau epilepsi harus diawasi saat berenang atau mandi berendam. Mandi
shower lebih dipilih daripada berendam bila tak ada orang yang mengawasi.
Jika tenggelam/hampir tenggelam terjadi di hadapan Anda:
Menolong anak tenggelam juga berisiko untuk Anda. Pastikan Anda menguasai keadaan dan cukup terlatih.
1. Pertama, cobalah meraih anak yang hampir tenggelam dengan tangan dari sisi kolam renang. Jika tidak bisa
menggapainya, cobalah dengan tali atau alat bantuan lain.
2. Jika Anda memutuskan masuk air, dekati secara hati-hati dari belakang. Jangan mendekati anak dari depan, karena
ia akan merangkul anda dan anda pun menjadi sulit bergerak.
3. Bicaralah dan tenangkan korban saat Anda mendekat. Tanyakan apakah semuanya baik-baik saja.
4. Raihlah pakaiannya atau tangkupkan satu tangan Anda di dagu anak tersebut dan tarik korban dari belakang hingga
ke tempat aman
5. Katakan pada korban untuk menjauhkan tangannya dari Anda dan teruslah tenangkan korban
6. Jika korban berhenti bernapas atau tidak teraba nadinya, lakukan resusitasi jantung paru (pernapasan buatan).
7. Jika korban selamat namun setelah itu menderita batuk, demam, ataupun sakit otot, segera periksakan ke dokter.
Referensi:
1. Committee on injury, violence and poison prevention, American Academy of Pediatrics. Policy Statement:
organizational principles to guide and define the child health care system and/or improve the health of all children.
Pediatrics August 2003: 112(2)
2. Child Safety: Prevent drowning. Feb 14 2005. Available at : mayoclinic dot com
3. American institute for preventive medicine. Frist aid for drowning. 1996
Mengatasi Anak Mimisan
Mimisan dapat terjadi pada siapa saja, terlebih pada anak-anak. Biasanya, mimisan bukanlah suatu keadaan yang
http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

We R Mommies | WRM Indonesia

berbahaya, walaupun kadang-kadang darah yang keluar dari hidung cukup banyak sehingga kelihatannya sedikit
menakutkan.
Mengapa mimisan bisa terjadi? Apa penyebabnya?
Pembuluh darah pada hidung berperan pada proses menghangatkan dan melembabkan udara yang kita hirup. Karena
peranannya yang demikian, pembuluh darah hidung terletak di bagian permukaan lapisan lendir hidung. Oleh karena
itu pembuluh darah ini mudah pecah bahkan oleh trauma yang minimal. Pada anak-anak, jalinan pembuluh darah ini
mempunyai dinding yang lebih tipis, itulah sebabnya mimisan lebih sering terjadi pada anak-anak.
Pada anak-anak, mimisan sering terjadi akibat trauma, misalnya akibat mengorek hidung, trauma di sekitar hidung
pada saat bermain, atau akibat benda asing yang sengaja dimasukkan oleh anak ke dalam hidungnya saat bermain.
Mimisan juga sering terjadi pada musim atau cuaca panas, akibatnya lapisan lendir hidung menjadi kering sehingga
pembuluh darah teriritasi. Kadang-kadang bau bahan kimia yang sangat menyengat juga dapat menimbulkan iritasi
pada selaput lendir dan pembuluh darah hidung.
Anak yang sedang pilek atau mengalami alergi pada hidung (Rhinitis alegi) juga sering mengalami mimisan. Bersin
yang terlalu kuat kadang-kadang juga dapat mengakibatkan mimisan. Kelainan bentuk anatomi hidung, penyakit kronik,
penyakit darah adalah beberapa keadaan yang juga menyebabkan mimisan, hanya saja angka kejadian kelainankelainan ini amat jarang.
Bagaimana cara menangani anak yang mengalami mimisan?
1. Tidak perlu panik. Bersihkan darah di sekitar lubang hidung dan darah yang mengalir menggunakan tissue atau sapu
tangan yang dibasahi dengan air.
2. Katakan pada anak untuk duduk. Jangan sandarkan kepala anak ke belakang karena hal ini mengakibatkan darah
dari hidung mengalir ke arah tenggorokan, dan darah akan masuk ke lambung. Adanya darah dalam lambung dapat
menyebabkan anak mual, muntah, atau diare.
3. Berikan kompres menggunakan wadah berisi es batu pada daerah puncak batang hidung.
4. Tekan hidung anak pada daerah antara tulang hidung dan cuping hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk selama 5
menit. Jika setelah penekanan ini darah masih mengalir, ulangi penekanan dengan cara yang sama selama 10 menit.
5. Jika mimisan juga tidak kunjung berhenti dengan cara-cara tersebut di atas, segera bawa anak ke dokter atau rumah
sakit terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Referensi:
1. American Academy of Pediatrics: Revised article of “Nosebleeds”
2. American Academy of Family Physicians: Reviewed article of “Nosebleeds: What to do when your nose
bleeds”
Mengatasi anak luka bakar / Tersiram Air Panas
Tersiram air panas merupakan salah satu penyebab luka bakar yang sering pada anak. Inilah yang bisa dilakukan.
Mengenali tipe luka bakar yang terjadi
Jika anak tersiram air panas, pertama kali kenalilah derajat keparahan luka bakar, ini akan menentukan apakah anak
perlu di bawa ke rumah sakit atau tidak.
Luka bakar derajat satu:
Paling ringan, luka terbatas pada lapisan kulit paling luar. Tandanya: kemerahan, nyeri, sedikit bengkak, kulit kering
tetapi tidak ada lepuh. Kulit di area yang terkena biasanya berubah pucat jika ditekan. Bisa sembuh sendiri dalam
waktu 5-10 hari.
Luka bakar derajat dua:
Kerusakan kulit meliputi kulit paling luar (epidermis) dan sebagian kulit bagian dalam (dermis).
Tandanya: reaksi radang lebih berat, kulit tampak berair disertai lepuh (gelembung berisi cairan). Area juga terasa nyeri
sehingga anak akan menangis disebabkan iritasi ujung saraf. Permukaan area luka berwarna merah atau pucat, sering
terletak lebih tinggi dari kulit normal.
Waktu penyembuhan: pada luka bakar derajat dua yang dangkal, dapat sembuh sendiri dalam waktu 10-14 hari. Pada
luka bakar derajat dua dalam, yaitu bila folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea terkena meski hanya sebagian
kecil, penyembuhan menjadi lebih lama bisa mencapai satu bulan.
Luka bakar derajat tiga:
Merupakan yang paling berat dan mengenai seluruh lapisan kulit hingga jaringan di bawahnya.
http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

We R Mommies | WRM Indonesia

Tandanya: Tidak ada lagi lepuh dan anak tidak merasa nyeri karena ujung saraf rusak. Area kulit yang terkena
berwarna abu-abu dan pucat, letaknya lebih rendah daripada kulit normal. Folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea
ikut rusak.
Penyembuhan tergantung keparahan. Pada yang parah, bisa dilakukan transplantasi kulit untuk menggantikan kulit
yang hilang.
Langkah selanjutnya sesuai dengan tipe luka bakar yang terjadi:
Jika luka bakar derajat satu:
1. Jika sempat, bukalah pakaian si anak di area yang terkena air panas.
2. Alirkan air sejuk (tetapi tidak dingin) di area tersebut, bisa juga di kompres hingga nyeri berkurang (jangan memakai
es karena akan memperlama penyembuhan).
3. Jangan menggunakan mentega, odol, bedak, atau apapun yang katanya dapat digunakan untuk luka bakar sebab
bisa meningkatkan risiko infeksi.
4. Cucilah area yang terkena dua kali sehari dengan sabun cair. Jangan mengutak-atik lepuh yang berisi cairan karena
berfungsi melindungi kulit dari infeksi. Saat lepuh pecah, bersihkan sisa-sisa kulit yang tertinggal, dan berikan salep
antibiotik atau antiseptik lalu tutup dengan perban steril. Ganti perban setiap kali luka dicuci.
5. Jika keluhan nyeri amat mengganggu aktivitas si anak, dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen diminum sesuai
dosis. Kompres air sejuk juga bisa mengurangi nyeri.
Jika luka bakar derajat dua dalam atau derajat tiga:
1. Segera bawa ke unit gawat darurat rumah sakit
2. Sebelumnya, lakukan tindakan sesuai luka bakar derajat satu
3. Baringkan anak dengan posisi area yang terkena lebih tinggi
4. Pastikan area tersebut bebas dari pakaian ataupun ikatan
5. Selimuti luka bakar dengan handuk bersih yang dilembabkan, jaga jangan sampai anak kedinginan atau kepanasan.
Bawa anak ke rumah sakit bila:
1. Luka bakar termasuk derajat dua atau tiga
2. Area yang terkena air panas cukup luas, yaitu lebih dari 15-20% permukaan tubuh. Luka bakar bisa menyebabkan
kematian karena kehilangan cairan tubuh dan reaksi inflamasi yang berlebihan. Semakin luas area terkena, semakin
besar kemungkinan itu terjadi.
3. Luka bakar terjadi di wajah, kepala, tangan, persendian, dan area kemaluan.
4. Luka bakar tampak bernanah, membengkak, dan kulit normal di sekitarnya tampak ikut memerah.
Anda bisa menelpon atau datang ke dokter di lain hari, bila terjadi:
1. Luka bakar terinfeksi
2. Tidak sembuh-sembuh dalam sepuluh hari
3. Anak tampak makin sakit
4. Jika ada kekhawatiran terjadi sesuatu pada anak.
Referensi:
1. Moenadjat Y. Luka bakar, penatalaksanaan awal dan permasalahannya. Dalam: Ramli M, Umbas R, Panigoro SS,
penyunting. Kedaruratan Non Bedah dan Bedah. Balai Penerbit FKU: Jakarta, 2000
2. Burns. Emergencies: what to do. Kidshealth for parents. Tersedia dalam: kidshealth dot com
3. University of Michigan Health System. Schmitt BD, MD. Burns (Thermal). McKesson Health Solutions LLC. 2002.
Kejang Demam
Kejang memang suatu peristiwa menakutkan bagi para orang tua. Kejang yang sering terjadi pada anak adalah kejang
demam, yaitu kejang yang terjadi pada saat anak demam tinggi (biasanya di atas 38,5C) dengan usia rata-rata 6 bulan
sampai 5 tahun.
Meskipun demikian, kejang demam bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, karena tidak berbahaya bagi anak.
Ketidaktahuan orang tua sering mengakibatkan kepanikan dan tindakan yang sebetulnya tidak perlu.
Apa itu kejang demam dan penyebabnya?
Kejang demam adalah kejang yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh (di atas 38,5C). Demam selalu terjadi
pada saat tubuh mengalami infeksi, baik infeksi virus maupun bakteri. Kejang demam kerap terjadi pada anak yang
memiliki riwayat kejang demam pada keluarga. Artinya jika kita mempunyai seorang anak mengalami kejang demam,
maka besar kemungkinan anak kita yang lain juga akan mengalami kejang demam, atau jika kita dulu pernah
mengalami kejang demam saat bayi/balita maka kemungkinan besar anak kita juga akan mengalami hal yang sama.
Apa yang terjadi saat anak mengalami kejang demam?
http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

We R Mommies | WRM Indonesia

Kejang memang suatu yang menakutkan bagi orang yang baru pertama kali melihat. Pada saat kejang seluruh tubuh
tampak kaku, punggung melengkung dan kehilangan kesadaran. Mata mendelik ke atas dan keluar air liur/busa dari
mulut. Setelah itu terdapat gerakan kelojotan dari tangan dan kaki, terkadang terdapat kekakuan otot yang berlebihan
sehingga anak tidak dapat bernapas dan tampak biru.
Serangan seperti ini sebagian besar hanya berlangsung beberapa menit dan berhenti sendiri. Setelah serangan anak
tampak mengantuk dan tertidur. Jarang sekali kejang demam berlangsung lebih dari 10 menit.
Apakah kejang demam suatu hal yang serius?
Kejang demam bukan suatu hal yang berbahaya dan tidak mengakibatkan kerusakan otak pada anak. Kejang yang
berlangsung kurang dari 15 menit, jarang mengakibatkan masalah. Tetapi kejang yang terjadi lebih dari 30 menit akan
mengakibatkan kerusakan otak. Kejang demam tidak selalu memerlukan perawatan di rumah sakit. Anak perlu dirawat,
jika terdapat demam yang sangat tinggi (lebih dari 40C) atau kejang yang berulang/lama. Kunjungan ke dokter tetap
diperlukan untuk mengetahui penyebab demam.
Apa yang harus dilakukan jika anak saya mengalami kejang?
1. Miringkan anak pada salah satu sisi tubuhnya, supaya anak tidak tersedak oleh air liurnya dan dapat bernapas
dengan baik.
2. Longgarkan baju yang terlalu ketat, bersihkan segala sesuatu yang terdapat pada mulut (air liur, sisa makanan, dll.)
3. Jangan meletakkan apapun ke dalam mulut (orang tua sering memasukkan sendok ke dalam mulut, hal ini akan
mengakibatkan gigi patah). Anggapan bahwa lidah akan tergigit atau anak akan tersedak oleh lidahnya sendiri pada
saat kejang, sama sekali tidak benar.
4. Jangan memberikan apapun melalui mulut (minum atau obat) pada saat anak kejang.
5. Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang, berusahalah untuk tetap tenang.
6. Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak anda kejang.
7. Usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan mengkompres tubuh anak dengan air hangat atau air
biasa.
8. Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk mengetahui pada suhu tubuh
berapa anak anda akan mengalami kejang.
9. Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari 10 menit.
10. Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari penyebab dan mengobati demam.
Apa yang harus dilakukan jika anak saya pernah mengalami kejang demam?
Jika anak anda pernah mengalami kejang, sebaiknya selalu sediakan obat penurun panas, thermometer dan obat anti
kejang yang dimasukkan melalui dubur.
Mintalah dokter anda untuk mengajarkan bagaimana cara memasukkan obat anti kejang tersebut. Berikan segera obat
penurun panas jika anak anda mulai demam. Ukurlah suhu tubuh anak, jika anda sudah mengetahui pada suhu berapa
anak anda kejang, maka anda bisa menyiapkan obat anti kejang dan mempersiapkan diri untuk tidak panik.
Apakah setelah kejang demam yang pertama, anak saya akan mengalami kejang demam lagi?
Ada beberapa faktor resiko seorang anak akan mengalami kejang demam berulang. Faktor resiko tersebut adalah :
1. Terdapat riwayat kejang demam dalam keluarga.
2. Usia anak kurang dari 18 bulan.
3. Suhu badan tidak begitu tinggi pada saat kejang.
4. Jarak antara mulainya demam dengan kejang. Makin pendek jarak tersebut, maka kemungkinan berulangnya kejang
semakin besar.
Poin 3 dan 4 perlu mendapat perhatian khusus karena sebagian besar orang tua belum menyadari bahwa anaknya
demam/sakit, sehingga obat penurun panas belum diberikan kejang sudah terjadi.
Jika terdapat semua faktor resiko di atas, maka kemungkinan kejang berulang sebesar 80%. Tetapi jika hanya salah
satu faktor resiko, maka kemungkinan berulangnya kejang hanya sebesar 10-15%. Kemungkinan terbesar berulangnya
kejang demam adalah dalam 1 tahun pertama sejak pertama kali timbul kejang demam.
Jika anak saya kejang demam, apakah berarti menderita epilepsi (ayan)?
Kejang demam bukan epilepsi, meskipun terjadi berulang kali, dan bukan juga penyakit yang disebabkan guna-guna
atau kutukan. Seorang anak dikatakan menderita epilepsi jika mengalami kejang tanpa demam sebanyak 2 kali atau
lebih.
Apakah anak saya akan menderita epilepsi di kemudian hari?
Kejang demam tidak menyebabkan epilepsi. Seorang anak dengan kejang demam mempunyai resiko 10 kali lebih besar
menderita epilepsi di kemudian hari dibandingkan anak normal. Tetapi secara umum, resiko terjadinya epilepsi hanya
sebesar 2-4% dari seluruh populasi anak normal.
http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

We R Mommies | WRM Indonesia

Apakah kejang demam bisa dicegah dengan obat-obatan?


Sebagian besar kejang demam tidak memerlukan pengobatan anti kejang jangka lama seperti pada epilepsi. Obat anti
kejang yang diminum terus menerus tentu mengakibatkan efek samping. Ada beberapa jenis kejang demam yang
memerlukan pengobatan terus menerus, diskusikan secara detail dengan dokter anda mengenai hal ini.
Hal yang terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah tetap bersikap tenang dalam menghadapi kejang, dan mintalah
keterangan sebanyak-banyaknya dari dokter untuk lebih meyakinkan kita. Pengetahuan yang baik tentang kejang
demam, membuat orang tua tidak mudah panic, lebih siap, percaya diri dan bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya
kejang demam berulang pada anak.
Bahaya Penggunaan Baby Walker
Dina saat ini berusia 9 bulan dan sudah bisa berdiri, bahkan mulai berjalan berpegangan. Gerakannya yang makin
lincah dan keinginannya berjalan ke sana-kemari membuat orang kelelahan menjaga. Sepertinya menggunakan baby
walker merupakan saat yang tepat, namun amankah untuk anak?
Memakai baby walker untuk bayi yang sedang belajar berjalan sebenarnya telah menjadi “tradisi” sejak
–setidaknya- pertengahan tahun 1600-an, dan baru dua dekade belakangan, para ahli menemukan bahwa
bahayanya jauh melebihi keuntungannya. Di negara maju, diperkirakan 25.000 anak per tahun dibawa ke Unit Gawat
Darurat akibat kecelakaan yang berkaitan dengan baby walker. Tentunya timbul pertanyaan, mengapa demikian?
Penyebab kecelakaan tertinggi
Di antara seluruh produk untuk bayi, baby walker menuruti peringkat pertama penyebab kecelakaan pada anak kecil
dengan angka cukup signifikan. Bahkan, tak main-main, sebuah penelitian pada 271 anak yang celaka akibat baby
walker, 96%-nya terjadi akibat anak jatuh dari tangga saat ia memakai baby walker-nya. Kasus yang lain yang pernah
dilaporkan adalah jari terjepit, tersandung, luka bakar, ataupun menelan benda asing.
Pemakaian baby walker terbatas pada usia tertentu yaitu usia 5-15 bulan, ketika bayi sudah mulai duduk tegak namun
belum dapat berjalan sendiri. Ini menyebabkan kecelakaan paling banyak terjadi pada usia tersebut.
Berikut hal-hal yang sering terjadi:
Jatuh. Ini yang paling banyak terjadi. Bayi bergerak dengan cepat, tersandung, dan baby walker terguling membuat ia
terbentur benda keras atau jatuh ke lantai, lebih parah lagi bila jatuh ke tangga. Penelitian menunjukkan, 60-90%
kecelakaan di tangga berhubungan denga baby walker. Banyaknya anak tangga berkorelasi dengan keparahan
kecelakaan dan lantai yang keras di dasar tangga juga turut memperparahnya. Kepala adalah anggota tubuh yang
paling sering terkena dibandingkan anggota tubuh lain.
Terbakar atau terluka. Dengan memakai baby walker, anak dimungkinkan meraih benda-benda di tempat lebih tinggi
yang berbahaya untuk mereka seperti gelas berisi air panas, pisau, vas bunga dari kaca dan lain-lain. Posisi anak yang
mendongak saat meraih benda menyebabkan kebanyakan kasus terjadi di daerah wajah dan kepala.
Gangguan Perkembangan dan baby walker.
Banyak orang tua percaya baby walker dapat membantu anak mereka berjalan. Sesungguhnya ini tidak benar. Bahkan,
fakta makin memperlihatkan baby walker malah memperlambat perkembangan anak.
Sebuah penelitian pada anak kembar menunjukkan anak yang diletakkan di baby walker mengalami gangguan motorik
berjalan dibandingkan saudara kembarnya. Perhatikanlah, anak tanpa baby walker akan lebih bebas berguling, duduk
dan berdiri, bergerak mengambil sesuatu, dan bermain di lantai yang merupakan dasar untuk belajar berjalan,
ketimbang bergeser ke sana kemari dengan baby walker.
Pengawasan tak menjamin
“Saya selalu mengawasinya kok” atau “Saya menggunakan pagar di tangga, jadi anak tak mungkin
jatuh,” ternyata tidak menjamin anak tak mengalami kecelakaan akibat baby walker. Dari sebagian besar
kecelakaan jatuh dari tangga akibat baby walker, lebih dari setengahnya memiliki pagar di tangganya. Bisa
dibayangkan, bayi dalam baby walker dapat bergerak satu meter perdetik, dan dengan usianya, ia belum memiliki
kontrol terhadap kecepatan sehingga ketika kita lengah sedikit saja, si bayi yang aktif telah sampai di ujung ruangan
dan terlepaslah ia dari jangkauan. Bahkan, dari 271 anak yang celaka akibat baby walker, 78%-nya sedang dalam
pengawasan dengan 69%-nya diawasi oleh orang dewasa.
Bagaimana dengan tanda peringatan yang selalu ada di setiap kemasan produk tersebut? Dari studi yang sama,
sebagian besar orang tua menyadari sebelumnya bahwa baby walker memang berpotensi menyebabkan kecelakaan,
bahkan setelah kecelakaan terjadi, sebagian dari mereka ada yang memakai kembali baby walker pada anak yang
sama atau pada adiknya dengan berbagai alasan, misalnya “si bayi tampak menyukainya”, atau
“kecelakaan yang terjadi bukan karena baby walker-nya, tetapi karena kelengahan”, dan sebagainya.
Sehingga, tanda peringatan tentang bahaya baby walker tidaklah efektif untuk mencegah kecelakaan yang bisa terjadi.
http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

We R Mommies | WRM Indonesia

Jadi, bagaimana dong?


Meskipun di negara maju telah ada usaha untuk menyegel produksi atau penjualan produk baby walker, namun hal ini
menjadi sulit karena dianggap belum cukup bukti. Selain itu, tak semua orang tua setuju dengan penyegelan ini
sehingga muncullah alternatif produk serupa baby walker yang lebih aman. Misalnya, telah dipasarkan baby walker
tanpa roda yang tetap membuat anak gembira karena ia tetap bisa berdiri, berputar, ataupun berjingkat. Dan yang jelas
mengurangi risiko kecelakaan jatuh dari tangga akibat baby walker. Selain itu, banyak industri yang memodifikasi
ukuran baby walker sehingga melebihi ukuran pintu standar, dengan harapan mengurangi angka kecelakaan. Namun,
menurut Child Accident Prevention Trust, semua usaha ini belum terbukti menurunkan jumlah atau derajat keparahan
kecelakaan yang terjadi. Jadi, pertimbangkan kembali sebelum memutuskan untuk menggunakan baby walker.
Referensi
1. Smith AG, Bowman MJ, Luria JW, Shilds BJ, Baby Walker-related injuries continue despite warning labels and public
education. Pediatrics Vol.100 No.2 Agustus 1997.
2. Child Accident Prevention Trust. Baby Walker Factsheet, 2004. Tersedia dalam: www. capt.org.uk
Sumber: dari berbagai sumber...

http://wrm-indonesia.org

We R Mommies Indonesia!

Generated: 18 April, 2012, 23:17

Anda mungkin juga menyukai