Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tomy Marvian Haidi

NIM : 710011151
PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN BATUBARA
Tanpa membedakan Proses pembentukan endapan batubara yang satu
dengan yang lain, dapat dikatakan bahwa semua merupakan suatu proses dasar
yang sama. Kebanyakan batubara didunia terbentuk dari beberapa juta tahun
yang silam yang menurut para ahli geologi disebut dengan zaman batubara (coal
age).
Ada dua periode zaman batubara tersebut. Yang pertama, zaman pra-tertier
dimulai pada 545 tahun yang silam (selama periode karbon) dan berakhir pada
280 juta tahun silam. Zaman batubara yang kedua, era iosen-meosin, dimulai
sekitar sekitar 100 juta tahun yang silam dan berakhir pada 45 juta tahun yang
silam.

1. Tahap pertama : Pembentukan Gambut (Peatification)


Iklim bumi selama zaman batubara adalah topis dan jenis tumbuh-tumbuhan
tumbuh subur di rawa-rawa membentuk suatu hutan tropis. Setelah banyak
tumbuhan mati dan menumpuk diatas tanah, tumpukan itu semakin lama
semakin tenbal menyebabkan bagian dasar dari rawa turun secara perlahanlahan dan material tumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri dan jamur.
Tahap ini merupakan tahap awal pembentukan batubara (coal lification)
yang ditandai dengan rangkaian biokimia yang luas. Selama proses

penguriaan tersebut, protein, kanji dan selulosa mengalamipenguraian yang


lebih cepat dibandingkan material berkayu (lignin) dan bagian tumbuhan
yang beerlilin (kulit ari daun, dinding spora, dan tepung sari). Karena itulah,
dalam batubara yang mudah masih terdapat ranting, daun, spora, bijih, dan
resin, sebagi sisa tumbuhan. Bagian-bagian tunmbuhan itu terurai dibawah
kondisi aerob menjadi karbon dioksida air, dan amoniak serta dipengaruhi
oleh iklim. Proses ini disebut dengan pembentukan humus (humification)
dan sebagi hasilnya adlah gambut.
2. Tahap kedua : Pembentukan Lignit
Proses pembentukan gambut berlangsung tanpa menutupi endapan gambut
tersebut dawah kondisi yang asam, dengan dibebaskanya H2O, CH4, dan
sedikit CO2. Terbentuklah material dengan rumus kimia C65H2O30 atau
ulmin yang dalam keadaan kering akan mengnadung karbon 61,7%
hydrogen 0,3% dan oksigen 38%. Dengan berubahnya tofografi daerah
diselilinganya, gambut menjadi terkubur di bawah lapisan lanau (silt) dan
pasir yang dinedapkan oleh sungai dan rawa. Semakin dalam terkubur,
semakin bertambah timbunan sedimen yang menghimpitnya sehingga
tekanan pada lapisan gambut bertambah serta suhu naik dengan jelas. Tahap
ini merupakan tahapan kedua dari proses pembentukan batubara atau yang
disebut tahap metamorfik. Penutupan rawa gambut memberikan kesempatan
bada bakteri untuk aktif dan penguraian pada kondisi basa yang

menyebabkanya CO2, dioksigenasi dari ulmin, sehinggga kandungan


hydrogen dan karbon bertambah. Tahap kedua dari pembentukan batubara
ini adalah pembentuakan lignit, yaitu batubara rank rendah yang mempunyai
rumus perkiraan C79H5,5O14,1. Dalam kering, lignit mengandung karbon
80,4% dan oksigen 19,1%.
3. Tahap ketiga: Pembentukan Batubara Subbitumen
Tahap selanjutnya dari proses pembentukan batubara ialah pengubahan
batubara bitumen rank rendah menjadi batubara bitumen rank pertengahan
dan rank tinggi. Selama tahap ketiga, kandungan hydrogen akan tetap
konstan dan oksigen turun. Tahap ini merupakan tahap pembentukan
batubara subbitumen (sub-bituminous caol).
4. Tahap ke Empat: Pembentukan Batubara Bitumen
Dalam tahap ke empat atau tahap pembentukan batubara bitumen
(bitumenios coal). Kandungan hydrogen turun dengan menurunnnya jumlah
oksigen secara berlahan lahan sebelumnya. Produk samping dari tahap
ketiga dan keempat ini adalah CH4, CO2, dan Mungkin H2O.
5. Tahap ke lima: Pembentukan Antrasit
Tahap ke lima adalah antrasitasi. Dalam tahap ini, oksigen hampir konstan,
sedangkan

hydrogen

turun

lebih

cepat

dibandingkan

tahap-tahap

sebelumnya. Proses pembentukan batubara merupakan proses reaksi kimia.


Kecepatan reaksi kimia ini dapat diatur oleh suhu dan tekanan. Pengendapan

dan tekanan yang menyebabkan adanya kenaikkan rank batubara sampai


membentuk batubara rank paling tinggi, yakni antrasit. Susunan unsure
karbon, volatile matter, calorific, value, dan moisture, dalam gambut, lignit,
batubara subbitunen, dan bitumen.

Anda mungkin juga menyukai