Anda di halaman 1dari 10

II.

KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM

II.1. Sejarah Umum Perusahaan


Pabrik Gula Bungamayang merupakan salah satu distrik yang merupakan bagian
dari PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang bergerak dalam budidaya tebu
dan pabrik gula. PTPN VII Distrik Bungamayang memiliki lahan perkebunan
serta pengolahan (pabrik) untuk mengolah hasil tanaman tebu sendiri (TS)
maupun tebu rakyat (TR) dengan sistem jual beli tebu. Perkembangan PTPN VII
(Persero) berawal pada tahun 1971 dan 1972 yaitu diadakannya survei gula oleh
Indonesia Sugar Study (ISS) untuk melihat kelayakan pembangunan pabrik gula
di luar Jawa. Survei serupa juga dilakukan pada tahun 1979 dan 1980 oleh World
Bank meliputi lima lokasi termasuk Ketapang di Provinsi Lampung.
Pada

tahun

1981

melalui

Surat

Keputusan

Menteri

Pertanian

No.

688/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981, didirikan proyek pabrik gula Cinta


Manis dan proyek pabrik gula Ketapang. Pada saat itu proyek diserahkan kepada
PT. Perkebunan XXI-XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya untuk
melaksanakan pembangunan dua pabrik gula ini. Pada tahun 1982 dilakukan studi
lebih terperinci atas survei tahun 1980 bertujuan untuk mendirikan pabrik gula.
Pada tahun tersebut ditandatangani kontrak dan dilakukan pelaksanaan
pembangunan pabrik gula Ketapang oleh pemerintah dan kontraktor. Pelaksanaan
pembangunan pabrik diselesaikan hingga pada tahun 1984. Atas pengusulan
rakyat dan pemerintah daerah, pabrik gula Ketapang disetujui pemerintah untuk

kemudian diubah menjadi pabrik gula Bungamayang melalui Surat Menteri


Pertanian No. 446/Mentan/V/1982 tanggal 31 Mei 1982.
Pada bulan Agustus 1984 dilakukan pengujian dan pelaksanaan giling pertama
kali secara komersial oleh PG Cinta Manis dan PG Bungamayang. Melalui Akte
Pendirian No. 1 tanggal 1 Maret 1990 kedua PG tersebut berubah status menjadi
PT. Perkebunan XXXI (Persero) yang berkantor pusat di Jl. Kol. H. Burlian km 9
Palembang Sumatera Selatan. Pada tahun 1994 PTP XXXI (Persero) bergabung
dengan PTP X (Persero) menjadi PTP X-XXXI (Persero). Selanjutnya tahun 1996
dilakukan

konsolidasi

antara

PTP

X-XXXI

(Persero)

dengan

proyek

pengembangan PTP IX (Persero) di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, ditambah


proyek pengembangan PTP XXIII (Persero) di Bengkulu, menjadi PTPN VII
(Persero) dengan kantor pusat di Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung
(Bungamayang, 2013a). Awal tahun 2015 terjadi perubahan bagian wilayah distrik
di PT. Perkebunan Nusantara VII yang terdiri dari Distrik Begkulu, Distrik Muara
Enim, Distrik Cinta Manis, Distrik Banyuasin, Distrik Way Sekampung, Dsitrik
Way Seputih, dan Distrik Bungamayang. Saat ini PTPN VII Distrik Bungamayang
terdiri beberapa unit usaha yang terbagi di beberapa wilayah. Pada tahun 2013
PTPN VII Distrik Bungamayang memperolah predikat hijau pada peghargaan
Program Penigkatan Kinerja Perusahaan (Proper) dan juni 2015 telah
tersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).

II.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

PTPN VII Distrik Bungamayang terletak di Desa Negara Tulang Bawang,


Kecamatan Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
Berada 157 km Utara Ibukota Provinsi Lampung (Bandar Lampung) , dan 45
km dari Ibukota Kabupaten Lampung Utara (Kotabumi). Secara geogarafis
terletak pada 104 57 Bujur Timur, 4 22 Lintang Selatan dan ketinggian 10-50
mdpl dengan topografi bergelombang dan kemiringan 0-8% (Bungamayang,
2013a). Lokasi PTPN VII PG Bungamayang dapat dilihat pada Gambar 1. Batas
Areal PTPN VII PG Bungamayang antara lain:
Utara

: Negeri Besar

Selatan

: Kecamatan Sungkai Selatan

Timur

: Kecamatan Muara Sungkai

Barat

: Kecamatan Kotabumi Utara

Gambar 1. Letak geografis PTPN VII Distrik Bungamayang

II.3. Visi dan Misi Perusahaan


Adapun yang menjadi visi dan misi PTPN VII Distrik Bungamayang adalah
sebagai berikut:
a. Visi: Menjadi perusahaan Agrobisnis dan Agroindustri yang tangguh dan
berkarakter global.
b. Misi:
1.

Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet,


kelapa sawit, teh, dan tebu.

2.

Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi


vertikal.

3.

Menggunakan teknologi budidaya dan proses yang efisien dan akrab


lingkungan untuk menghasilkan produk berstandar, baik untuk pasar
domestik maupun internasional.

4.

Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders, khususnya,


pekerja, mitra petani, pemasok, dan mitra usaha untuk bersama-sama
mewujudkan daya saing guna menumbuhkembangkan perusahaan
(Bungamayang, 2013a).

Visi dan misi ini selalu diupayakan dapat tercapai dengan sebaik mungkin,
sehingga kekuatan perusahaan dapat di pertahankan.

II.4. Strktur Organisasi

Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII tersebar di tiga provinsi yang terdiri
atas 7 Distrik dengan 25 Unit Usaha. Masing-masing distrik dikepalai General
Manajer Distrik dan masing-masing Unit Usaha dikepalai Manajer Unit Usaha.
Suatu kegiatan akan berjalan dengan baik apabila dilengkapi dengan struktur
organisasi yang tepat. Struktur organisasi yang baik akan mempermudah dalam
mengkoordinir setiap pekerjaan dan keselarasan hubungan kerja yang didasari
wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dengan tepat dan jelas.
PTPN VII Distrik Bungamayang dipimpin seorang General Manager yang
memiliki tanggung jawab penuh terhadap keadaan perusahaan secara keseluruhan,
baik selama masa giling maupun di luar masa giling. Untuk melaksanakan
keseluruhan kegiatan operasional perusahaan, General Manager dibantu oleh
manager, asisten kepala bagian, asisten bagian, mandor besar, krani, mandor, dan
operator. Struktur organisasi Distrik Bungamayang PTPN VII (PERSERO) diatur
berdasarkan Surat Keputusan No. SDM/Kpts/004/2014, struktur organisasi pada
PTPN VII PG Distrik Bungamayang dapat dilihat pada Gambar 2.

General Manager
Manager
Asisten Kepala Bagian
Asisten Bagian
Mandor Besar / Krani Kepala
Mandor / Krani
Operator / Pekerja / Juru

Gambar 2. Struktur organisasi PTPN VII Distrik Bungamayang

II.5. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor pendukung terhadap kelancaran
jalannya perusahaan. Tenaga kerja di PG Bungamayang dibedakan menjadi empat
yaitu:
1.

Karyawan tetap staf (KTS).

2.

Karyawan tetap bulanan (KTB).

3.

Karyawan tetap harian (KTH).

4.

Karyawan kontrak waktu tertentu (KKWT).

PTPN VII Distrik Bungamayang membagi waktu kerja menjadi 2, dimana setiap
waktu kerja terdiri dari 8 jam per hari dalam satu minggu. Adapun pembagian
kerjanya adalah sebagai berikut:
1.

Karyawan Kantor
Karyawan kantor bekerja pada hari senin hingga sabtu, dan hari minggu
libur. Dalam 1 hari, waktu kerja dibagi menjadi:
a. Jam 07.30-12.00 WIB masuk.
b. Jam 12.00-14.00 WIB istirahat.
c. Jam 14.00-16.00 WIB masuk.

2.

Karyawan Pabrik

Karyawan pabrik terdiri dari shift dan non shift. Penentuan waktu kerja
antara lain:
a. Shift
Jam kerja kolompok shift berdasarkan shift kelompok yang menangani
secara langsung proses produksi, peralatan produksi, dan pekerjaan yang
membutuhkan pengawasan 24 jam. Karyawan pabrik dengan shift dibagi
3 kelompok dalam 3 shift, masing-masing kelompok dalam 1 hari
bekerja 8 jam dan 1 shift selama 7 hari dan selanjutnya akan mengalami
pergantian shift setiap hari senin. Pembagian waktu kerjanya yaitu:

Shift I (pagi) jam 06.00-14.00 WIB.

Shift II (siang) jam 14.00-22.00 WIB.

Shift III (malam) jam 22.00-06.00 WIB.

b. Non Shift
Karyawan pabrik ini bekerja selama 6 (enam) hari dalam 1 minggu dan
libur pada hari minggu. Adapun pembagian kerjanya yaitu:

Jam 07.30-11.30 WIB masuk.

Jam 11.30-13.00 WIB istirahat.

Jam 13.00-16.00 WIB masuk.

Data pekerja pada PTPN VII PG Bungamayang pada tahun 2013 yakni sejumlah
698 orang untuk karyawan tetap dan karyawan batih sejumlah 2.138 orang
(Bungamayang, 2013a). Data pekerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data pekerja tetap PTPN VII PG Bungamayang tahun 2013/2014
Pendidikan

Golongan

Jumlah

S3
S2
S1
D3
D1/D2
SLTA
SLTP
SD
Jumlah

I
2
6
175
40
29
252

II
2
5
2
295
43
24
371

III
38
3
7
48

IV
1
8
1
10

MBT

8
2
7
17

0
1
50
15
2
485
85
60
698

II.6. Sarana Sosial


Sarana sosial yang diberikan oleh pabrik gula distrik Bungamayang sangat
beragam yang berfungsi sebagai dorongan dan motivasi pekerja pabrik gula
Bungamayang agar tetap lebih baik dalam bekerja di perusahaan. Adapun sarana
yang diberikan bagi karyawan PTPN VII PG Bungamayang antara lain:
1. Fasilitas tempat tinggal yang disediakan berupa antara lain: (1) Bedengbedeng atau barak untuk tenaga kerja borongan yang berlokasi di masingmasing rayon dengan kapasitas 500 orang tiap bedeng, (2) Perumahan
untuk tenaga kerja tetap yang terdiri dari: tipe 250 sebanyak 1 unit, tipe
200 sebanyak 5 unit, tipe 120 sebanyak 5 unit, tipe 100 sebanyak 81 unit,
tipe 50 sebanyak 132 unit, dan tipe 36 sebanyak 490 unit.
2. Fasilitas tempat ibadah terdiri dari 1 masjid dan 5 mushola.
3. Fasilitas pendidikan untuk menunjang pendidikan anak-anak karyawan
dan masyarakat, antara lain:
a. TK YP PG Bungamayang: daya tampung murid 130 orang; tenaga
pengasuh 5 orang.

b. SD YP PG Bungamayang: daya tampung murid 564 orang; tenaga


guru 22 orang.
c. SMP YP PG Bungamayang: daya tampung murid 333 orang; tenaga
guru 21 orang.
4. Fasilitas olahraga untuk menunjang kebugaran jasmani karyawan serta
masyarakat antara lain: fasilitas lapangan sepak bola, lapangan tenis,
lapangan voli, bulu tangkis, dan tenis meja.
5. Fasilitas pertemuan terdiri dari gedung pertemuan 1 unit untuk kegiatan
sosial, rapat kerja, dharma wanita, pentas seni, dengan daya tampung 200
orang dan dilengkapi dengan satu set alat musik gamelan dan kolintang.
6. Fasilitas asuransi ditujukan untuk semua karyawan baik tenaga kerja
musiman maupun borongan berupa jaminan sosial tenaga kerja
(Jamsostek).
7. Fasilitas

kesehatan/pengobatan

pada

pabrik

gula

Bungamayang

menyediakan Pusat Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) yang ditangani


oleh dokter perusahaan dan paramedis. Fasilitas kesehatan berlaku bagi
keluarga pekerja yakni istri dan anak pekerja.
8. Koperasi unit usaha Bungamayang menyediakan kebutuhan pokok
sehari-hari pekerja.
9. Tunjangan bagi karyawan tetap berupa bahan bakar, transportasi, listrik,
dan air serta pemberian penghargaan masa kerja 25 tahun, 30 tahun, dan
35 tahun (Bungamayang, 2013a).

II.7. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan karyawan tetap KTS, KTB, dan KTH di PT. Perkebunan
Nusantara VII (Persero) diatur berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan atas
dasar usulan Badan Musyawarah Direksi seluruh Indonesia yang dituangkan
dalam Surat Keputusan Direksi. Pengupahan karyawan tetap diatur sesuai UMR
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI yang dituangkan dalam
Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero).

Anda mungkin juga menyukai