BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya indera rasa pengecap dianggap kurang penting dibandingkan indera
lainnya, karena penurunan fungsi atau gangguan pengecap jarang berakibat fatal sehingga
tidak mendapatkan perhatian medis khusus. Gangguan indera rasa pengecap dapat
mengurangi kenikmatan hidup dan dapat menyebabkan penderita menjadi tidak nyaman
karena mempengaruhi kemampuannya untuk menikmati makanan, minuman dan bau yang
menyenangkan. Kelainan ini juga berpengaruh terhadap kemampuan penderita untuk
mengenali bahan kimia yang berbahaya, sehingga dapat menimbulkan akibat yang serius
(Wasjudi, 2000)
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin membuktikan bahwa pengaruh
pemberian cairan natrium klorida, asam sitrat dan pemanis terhadap kepekaan indera
pengecap (lidah).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian cairan natrium klorida, asam nitrat dan pemanis
terhadap kepekaan indera pengecap.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian cairan natrium klorida, asam nitrat dan
pemanis terhadap kepekaan indera pengecap.
1.4 Hipotesa
Ada pengaruh pemberian cairan natrium klorida, asam nitrat dan pemanis terhadap
kepekaan indera pengecap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meski dapat bergerak bebas, lidah terikat ke dasar mulut. Coba lihat ke cermin dan
angkat lidah Anda, akan terlihat selapis tipis jaringan (yang dalam bahasa kedokteran disebut
frenulum ) yang menghubungkan lidah ke dasar mulut. Bila kita meliaht juga di cermin
bahwa permukaan dari lidah kita tidak rata. Hal ini disebabkan karena permukaan lidah
bagian depan tertutup oleh selapis tonjol-tonjol yang disebut papillae.
Ada 4 jenis papillae, yaitu :
1. Filiform
2. Fungiform
3. Foliata
4. Vallatae, papillae terbesar, ada di cekungan berbentuk V di 1/3 lidah bagian belakang.
Semua papilla tersebut memiliki kuncup pengecap, kecuali papilla vallatae yang
hanya berfungsi untuk membantu memegang makanan). Selain berfungsi sebagai kuncup
pengecap, papilla juga membantu untuk memegang makanan. Manusia terlahir dengan
kurang lebih 10.000 kuncup pengecap. Namun seiring dengan bertambahnya usia, sebagian
kuncup pengecapnya mengalami atrofi /mati. Kuncup pengecap dapat membuat kita dapat
menentukan apakah suatu makanan berasa manis, asam, pahit atau asin.
Fungsi lidah :
1) Untuk mengatur makanan di dalam mulut agar tercampur dg air liur dan terkunyah dengan
baik.
2) Membantu menelan makanan.
3) Membantu mengucapkan kata-kata.
Bagian- - bagian lidah :
1) Papilla yaitu tonjolan2 di permukaan lidah.
2) Syaraf pengecap yg terdapat di papilla.
3) Pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.
4) Ujung lidah peka terhadap rasa manis.
5) Pinggir lidah peka terhadap rasa asam dan asin.
2.2 Pengecapan
Pengecapan terutama merupakan fungsi dari taste buds yang terdapat di dalam mulut,
tetapi pengalaman juga menyatakan bahwa indera penghidu sangat berperan pada persepsi
pengecapan. Selain itu, tekstur makanan, seperti yang dideteksi oleh indera pengecap taktil di
rongga mulut, dan adanya zat di dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujungujung saraf nyeri, akan sangat mengubah pengalaman dalam pengecapan. Makna penting
pengecapan terletak pada kenyataan bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih
makanan sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan metabolic
di jaringan tubuh terhadap zat-zat tertentu.
Sensasi pengecapan utama memiliki tempat yang spesifik di lidah meskipun terdapat
tumpang tindih yang cukup luas. Zat yang pahit terutama dikecap di belakang lidah, yang
asam di sepanjang tepi lidah, yang manis di ujung lidah, dan yang asin di dorsum anterior
lidah. Zat yang asam dan pahit juga terasa di palatum yang juga agak peka untuk manis dan
asin. Sensasi pengecapan utama ini dapat dirasakan juga di farings dan epiglotis. Sel-sel
pengecap secara histologist tidaklah berbeda di daerah pengecap lain, tetapi adanya
perbedaan fisiologis telah terbukti melalui pengukuran potensial reseptor dari tiap-tiap sel
pengecp. Penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa ada sel pengecap berespons
paling baik terhadap rangsang pahit sedangkan yang lain terhadap asin, manis, atau asam.
Sebagian berespons terhadap lebih dari satu sensasi pengecapan, dan sebagian terhadap
semua sensasi pengecapan.
Rasa Asam
Rasa Asam disebabkan oleh asam sehingga terasa kecut. Reseptor ini dirangsang oleh
kation H+, dan bukan anion yang terkait. Untuk setiap zat asam, rasa asam biasanya setara
dengan konsentrasi H+, tetapi asam-asam organik sering lebih asam daripada asam mineral
dengan konsentrasi H+ yang sama. Hal ini disebabkan oleh asam organic lebih cepat
menembus sel daripada asam mineral. Intensitas sensasi asam ini hampir sebanding dengan
logaritma konsentrasi ion hidrogen. Artinya, semakin asam suatu makanan, semakin kuat pula
sensasi asam yang terbentuk.
Rasa Asin
Rasa asin dihasilkan dari garam yang terionisasi, terutama karena konsentrasi ion
natrium. Kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain, karena
beberapa garam juga menghasilkan sensasi rasa selain rasa asin. Kation garam, khususnya
kation natrium, terutama berperan membentuk rasa asin, tetapi anion juga ikut berperan
walaupun lebih kecil.
Rasa Manis
Rasa manis tidak dibentuk oleh satu golongan zat kimia saja. Beberapa tipe zat kimia
yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alcohol, aldehid, keton, amida, ester,
beberapa asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat, asam halogenasi, dan garamgaram anorganik dari timah dan berilium. Perubahan yang sangat kecil pada struktur kimia,
seperti penambahan radikal sederhana, seringkali dapat mengubah zat dari rasa manis
menjadi pahit.
Sebagian besar zat yang terasa manis adalah zat organik. Sukrosa, maltose, laktosa,
dan glukosa adalah contoh yang laing dikenal, tetapi polisakarida, gliserol, sebgian besar
alcohol dan keton, serta sejumlah senyawa yang tampaknya tidak memiliki kaitan dengan
senyawa-senyawa tadi, misalnya kloroform, garam berilium, dan berbagai amida asam
aspartat, juga terasa manis. Pemanis buatan misalnya sakarin dan aspartame sering dicari
untuk pemanis dalam diet penurun berat karena zat-zat ini menghasilkan rasa manis dalam
jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan jumlah sukrosa yang kaya kalori, yang
diperlukan agar menimbulkan rasa manis setara.
Dua protein yang diisolasi dari buah arbei Afrika, taumatin dan morelin, terasa
100.000 kali lebih manis daripada sukrosa dengan molar yang sama. Struktur kedua protein
ini sangat berbeda, tetapi antibody terhadap salah satu protein ini akan berekasi silang dengan
protein satunya. Dengan demikian, keduanya semestinya memiliki semacam kesamaan dalam
struktur 3 dimensi, dan struktur yang sama nilah yang berikatan dengan reseptor manis.
Rasa Pahit
Rasa pahit, seperti rasa manis, tidak dibentuk hanya oleh satu tipe agen kimia. Zat
yang memberikan rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organic. Dua golongan
substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah sustansi organik rantai
panjang yang mengandung nitrogen dan alkaloid. Alkaloid meliputi banyak obat yang
digunakan dalam obat-obatan, seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin. Beberapa substansi
yang mula-mula terasa manis juga dapat berubah menjadi pahit sesudahnya. Ini berlaku untuk
sakarin, sehingga membuat zat ini tidak disukai oleh beberapa orang.
Rasa pahit, bila timbul dengan intensitas yang tinggi biasanya akan membuat manusia
membuang makanan tersebut. Sensasi rasa pahit ini tidak diragukan lagi merupakan fungsi
yang penting, karena banyak toksin mematikan yang ditemukan dalam tanaman beracun
merupakan alkaloid, dan semua ini dapat menimbulkan rasa yang sangat pahit, yang biasanya
diikuti dengan membuang makanan tersebut.
Zat yang sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina sulfat. Senyawa ini
dapat dideteksi dalam konsentrasi 8 mol/L. Senyawa organik lain, terutama morfin, nikotin,
kafein, dan ureum, terasa pahit. Garam-garam anorganik seperti magnesium, ammonium, dan
kalsium juga terasa pahit. Rasa ini disebabkan oleh adanya kation. Dengan demikian, tidak
terdapat struktur molekul zat tertentu yang menyebabkan timbulnya rasa pahit.
Penyebab lainnya karena tambalan atau gigi yang tajam yang menimbulkan trauma
pada lidah. Asap rokok yang mengumpul di rongga mulut ternyata memicu kanker. Lidah
bisa mengering karena paparan asap rokok. Gejala: pada stadium awal, kanker lidah ditandai
dengan lesi atau kelainan prakanker. Kelainan prakanker atau lesi tersebut berbentuk bercak
putih pada mukosa atau lapisan dalam rongga mulut berupa pengerasan, yang disebut
leukoplakia. Umumnya, kelainan ini akan menjadi kanker rongga mulut.
Cegah Kanker lidah dengan mulut yang bersih dengan salah satu caranya adalah rajin
menyikat gigi Pengobatan diilakukan dengan operasi, radiasi, sinar-X dan kemoterapi.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut teori ada 4 pengecap dasar yang digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor
dan variasi waktu sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa
manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin, bagian tepi belakang
lidah lebih sensitif terhadap rasa asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap
rasa pahit.
Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang
terutama terletak pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecapa pada lidah
manusia) dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan laringeal dari
epiglottis. Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla
foliota, papilla fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil
menuju ke sel-sel reseptor. Penyebaran kuncup kecap berada pada seluruh permukaan lidah
sehingga setiap lidah dapat merasakan rasa pada penjuru lidahnya. Tetapi kuncup kecap
menunjukkan adanya penyebaran berkelompok yaitu untuk reseptor rasa manis berada di
ujung lidah, reseptor rasa pahit di pangkal lidah reseptor reasa asin di tepi lidah depan
sedangkan reseptor rasa asam di tepi lidah belakang (Junqueira, 1995).
Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi kemampuannya mengecap
suatu rasa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sensitivitas ini. Sensitivitas mungkin
disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak bagus akibat dari pola makan
seseorang. Hal lain yang mempengaruhi sensitivitas adalah proses pengantaran rangsang dari
organ menuju otak, hal tersebut biasanya terjadi pada orang uang kondisi tubuhnya lemah
(sakit) sehingga daya tanggap terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat lambatnya
seseorang dalam mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang
yang diberikan jika dalam penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka dapat
mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan. Selain itu jenis kelamin juga kemungkinan
mempengaruhi sensasi reseptor pengecap. (Jalmo, 2007).
Sensasi rasa dipengaruhi oleh saliva (air liur). Hal ini disebabkan karena saliva akan
melarutkan dan mengkatalis zat yang masuk ke dalam mulut. Kuncup kecap hanya akan
dapat terstimulasi bila zat tersebut telah dikatalis oleh saliva (chemoreseptor), sehingga
11
apabila konsentrasi saliva terlalu rendah maka dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengkatalis zat-zat tersebut, dan semakin lambat pula respon rasa tersebut (Jalmo, 2007).
Faktor lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia. Suhu kurang
dari 20 atau lebih dari 30 akan mempengaruhi sensitifitas kuncup rasa (taste bud). Suhu
yang terlalu panas akan merusak sel-sel pada kuncup rasa sehingga sensitifitas berkurang,
10karena sel yang rusak akan cepat diperbaiki
namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat
dalam beberapa hari. Suhu yang terlalu dingin akan membius kuncup lidah sehingga
sensifitas berkurang (Jalmo, 2007).
Usia mempengaruhi sensitifitas reseptor perasa. Menurut Sunariani (2007), pada
orang yang berusia lanjut terdapat penurunan sensitifitas dalam menraskan rasa asin. Hal ini
disebabkan pada orang berusia lanjut karena berkurangnya jumlah papilla sirkumvalata
seiring dengan bertambahnya usia dan penurunan fungsi transmisi kuncup rasa pada lidah
sehingga mengurangi sensasi rasa (Jalmo,2007).
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor yang berbedabeda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap orang yang menyebabkan
berbedanya jumlah kuncup kecap di permukaan lidah. Kuncup kecap adalah salah satu sel
reseptor yang menerima impuls berupa senyawa kimia rasa yang akan diteruskan ke system
saraf pusat untuk diterjemahkan (Jalmo, 2007).
Reseptor perasa merespon stimulasi rasa dengan berbeda-beda. Rasa manis
mendepolarisasi sel kecap dengan membuka channel Na+. Channel ini tertutup oleh amiloride
dan biasa ditemukan pada ginjal dan sel epitel. Selain itu, juga dengan menaktikan adenylate
cyclase. cAMP akan diprduksi oleh adenylate cyclase untuk menutup channel K+. Susbtansi
perasa pahit akan menstimulasi produksi IP3, yang selajutnya akan meningkatkan level Ca2+
yang akan melepaskan trasmiter sinapsis dan mengaktifasi saraf gustatory. Substansi perasa
mendepolarisasi sel kecap dengan menaktifkan channel amiloride-sensitive Na+. Substansi
rasa masam akan mendepolarisasi sel kecap secara langsung dengan menaikkan konsentrasi
ion H+ yang menutup channel K+ (Jalmo,2007).
Rasa manis dimulai dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa. Kemudian
hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada
membran. Stimulator (protein G) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim
adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya
peningkatan camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini
akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting
12
pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya
akan diteruskan ke otak (Anonim c, 2012).
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya
saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter keluar, dan impuls bisa
diterima oleh otak. Transtan pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan
ini akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan
enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupakann senyawa yang larut dalam
sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya
ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat
saluran K terbuka dan terjadi sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit, rasa asam terjadi
karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini.
Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps.
(Anonim c, 2012).
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Lidah merupakan organ panca indera yang terdiri atas otot dengan adanya reseptor
pengecap sebagai taste bud untuk menerima impuls kimia pada makanan yang kemudian
akan diteruskan ke system saraf pusat untuk diterjemahkan.
2.
Manusia memiliki 4 macam modalitas cita rasa dasar yang spesifik, yaitu: manis pada
ujung lidah, asin pada tepi depan, asam pada tepi belakang, dan pahit pada pangkal lidah,
akibat dari taste bud yang berbeda-beda.
3.
Waktu sensasi reseptor setiap orang adalah berbeda-beda, hal tersebut terjadi akibat
sensitivitas taste bud dalam menerima impuls dari zat kimia serta perbedaan genetis setiap
orang.
4.
Setiap orang memiliki lokasi reseptor yang berbeda-beda. Secara umum kuncup kecap
ditemukan pada seluruh permukaan lidah tetapi untuk rasa manis didominasi di daerah ujung
lidah, rasa asin di tepi depan lidah, rasa asam di tepi belakang lidah dan untuk rasa pahit di
bagian pangkal tengah lidah.
5. Tingkat sensitivitas lidah seseorang mempengaruhi kemampuannya mengecap suatu rasa.
Sensitivitas disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak bagus akibat dari
pola makan seseorang.
5.2 SARAN
Dalam pengembangan ilmu , pembaca perlu melakukan penelitian lanjutan untuk
lebih mengetahui tentang indra pengecap.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15