Anda di halaman 1dari 46

Novi Catur Muspita, S. Pd., M.

Si
Dosen FISIP Universitas Islam Balitar,
disampaikan pada perkuliahan 22 Agustus 2015
sosiologi2015.blogspot.com.
www.slideshare.net/novimuspita

Sumber untuk mengenal hukum


adat itu adalah :
Pepatah2 adat
Laporan2 Penelitian.
Dokumen2 bersejarah yang memuat
tentang hukum adat.
Buku2 ataupun peraturan2 yang
dikeluarkan oleh raja2.
Buku2 karangan para ahli hukum
Adat.

Sistim hukum adat bersendi atas dasar


dalam fikiran bangsa Indonesia.
Hukum adat memiliki corak2sebagai
berikut :
Mempunyai sifat kebersamaan atau
communal yang kuat.
Mempunyai Corak religius/Magic yang
berhubungan dengan pandangan hidup
alam Indonesia
Hukum adat diliputi oleh pikiran
penataan serta kongkrit tapi nyata.

PEPATAH ADAT

Kecuali istilah2 hukum adat diberbagai


lingkungan hukum adat terdapat pula
pepatah adat yang sangat berguna
sebagai petunjuk tentang adanya
sesuatu peraturan hukum adat, pepatah
adat memberikan/memberi lukisan
tentang Pepatah Adat bukan merupakan
sumber hukum adat melainkan
mencerminkan dasar hukum yang tidak
tegas.

Contoh Dari daerah Tapanuli Yaitu :


Togu Urat Nibolu, Toguan Urat
nipadang, Togu Penanidok ni uhum,
Toguan na nidok ni padan.
Artinya :
Akar bamboo kuat, akan tetapi akar
rumput lebih kuat lagi
Maksud dari pada pepatah adat ini
mengandung dasar hukum bahwa
Peraturan2 hukum Positif adalah kuat
akan tetapi sesuatu persetujuan adalah
lebih kuat daripada peraturan hukum
secara ringkasnya yang diutamakan

2. Contoh Pepatah Dari


minangkabau
Sakali aia gadang, sakali tapian
baranjak sakali rajo baganti sakali
adat berubah
Artinya :
Apabila air meluap tempat pemandian
bergeser, apabila raja diganti atau
ditukar maka adat akan berganti
pula.

Banyak Anak banyak Rejeki.


Mendem Jeru Mikul Duwur.
Jer Basuki Mawa Bea
Kebo Nusu Gudel
Becik ketitik olo ketoro
Adigang Adingung Lembur dining
pangastuti
Sopo sing Nandur bakar panen
Ojo digebyah uyah podo asine

PERSEKUTUAN HUKUM
Di dalam Hukum Adat ada kelompok bersama
yang terdiri dari banyak orang mereka hidup
berkumpul tinggal bersama2 di dalam satu
daerah serta mempunyai cara hidup dan
peraturan yang sama.
Rumah keluarga tersebut dapat diperbesar
menurut keperluan penghuninya. Seluruh
anggota persekutuan ini merasa terikat satu
sama lain dan berasal dari keturunan yang
satu.

Bukan saja segala kekayaan alam di sekitarnya


kepunyaan bersama, malahan tempat
tinggalnya pun kepunyaan bersama merupaka
satu rumah besar yang dapat ditempati oleh
seluruh keluarga.
Kumpulan manusia yang merupakan kesatuan
seperti tersebut diatas dinamakan
Persekutuan Hukum (Recht
Gemenchaapen)

Tebal atau tipisnya kekuatan materil


sesuatu peraturan hukum adat adalah
tergantung pada faktor2 :
1. Lebih atau kurang banyaknya penetapan2
yang serupa yang memberikan stabilitas
kepada peraturan hukum
2. Seberapa Jauh keadaan social di dalam
masyarakat yang bersangkutan
mengalami perubahan.
3. Seberapa jauh peraturan yang diwujudkan
itu selaras dengan sistim hukum adat
yang berlaku.
4. Seberapa jauh peraturan itu selaras
dengan syarat2 kemanusiaan.

Faktor yang mengikat persekutuan


itu mungkin satu benda suci yang
sama2 dipelihara dan dipuja sejak
zaman nenek moyang karena
mempunyai kekuatan magic yang
dianggap menyelamatkan seluruh
masyarakat, mungkin juga karena
keturunan dan daerah tempat tinggal,
mungkin juga gabungan keduanya

Benda Suci di Sulawesi Selatan


terkenal dengan sebutan ARAJANG,
GAUKANG dan KALOMPOAN.

Factor Genologi(Keturunan)
Persekutuan yang berdasarkan satu
keturunan sedarah berasal dari satu
nenek moyang yang satu kemudian
berkembang menjadi satu keluarga
yang seketurunan

Garis keturunan diambil menurut ibu


(matrilineal) atau menurut bapak
(patrilinial) ada juga yang
menentukan garis keturunan kedua
pihaknya yaitu ibu dan bapak
(bilateral) yang berdasarkan kedua
orang tua (parental).

Patriliniar (pertalian Darah menurut


garis keturunan Bapak)
Garis keturunan melalui orang laki2
saja. Anak mengikuti keturunan bapak
menjadi anggota clan bapaknya, Bapak
mengikuti kakek dan seterusnya.
Kesemuanya berpusat pada satu Bapak
asal kedudukan bapak lebih tinggi dari
pada Ibu.
Contoh :

Batak

Nias

Sumba

b. Matreliniar (pertalian darah


meneurut garis ibu )

Garis keturunan melalui orang


perempuan saja, anak menjadi
anggota clan ibunya. Yang menjadi
atau yang memegang peranan di
dalam masyarakat adalah Mamak
saudara laki2 dari ibu. Dialah yang
menentukan segala sesuatunya.
Laki2 yang tertua menjadi kepala
keluarga yang dinamakan mamak
kepala waris Contoh :

Minangkabau.

c. Parental (mengambil garis


keturunan kepada kedua orang tua)
Kedudukan kedua orang tua di dalam
bentuk ini sama tinggi. Terhadap
keluarga ibu dan keluarga bapak sama
kedudukannya. Terhadapke dua belah
pihak (Bapak-Ibu) anak2 memiliki
hubungan hukum yang sama, pertalian
kekeluargaan yang sama.
Contoh
:
Jawa, Aceh, Bali, Kalimantan

2. Faktor Teritorial
Persekutuan Hukum berdasarkan kepada
hubungan hidup bersama di dalam suatu daerah
yang menjadi persoalan bukan perhubungan
darah tetapi lingkungan daerahnya dimana para
anggotanya tinggal, para anggota bergabung
didalam satu ikatan dengan tata susunan
kedalam.

Didalam factor territorial ini factor genelogi


sering memegang peranan di dalam tata
susunan.
a. Persekutuan Desa
Para Penduduk diikat bersama karena
mempunyai satu tempat kediaman mungkin
ada tempat lain yang agak kedalam ditempati
oleh anggotanya. Tetapi para kepala2
persekutuan sama2 tinggal di pusat dari
persekutuan itu.
Contohnya :
Desa di jawa Dan di Bali.

b.

Persekutuan Daerah
Apabila di dalam suatu daerah yang telah
mempunyai beberapa desa walaupun masing2
desa itu mempunyai tata susunan tersendiri,
tetapi masih termasuk sebagian dari persekutuan
daerah yang mempunyai wilayah dan harta
kekayaan, Tanah2, hutan Rimba baik yang telah
dikerjakan ataupun yang belum
Contoh nya :
Kuria di anggola dan mandailing dengan
huta2nya, marga di sumsel dengan dusun2nya,
daerah
datuk
kaya
di
Riau
beserta
kampung2nya.

Perserikatan Desa
Beberapa Desa yang letaknya berdekatan
menggabungkan diri mengadakan perjanjian
untuk sama2 memelihara kepentingan bersama.
Seperti : mengurus pengairan
Para kepala dari desa2 itu mengadakan kerja
sama (mengurus pengairan) sebagai anggota
keluarga yang sama dan dengan kedudukan
yang sama pula, perserikatan yang seperti ini
terdapat di Batak dengan HUTA2 nya.

PERKAWINAN
Perkawinan terdiri dari :
1. Menurut Jumlah
a. Monogami
b. Bigami
c. Poligami
d. Poliandry

2. Menurut Kekeluargaan
a. Exogami
Calon berasal dari luar kampung
b. Endogami
Calon berasal dari dalam kampung
c. Elektrogami
Bebas mencari jodoh, tidak terikat
Ex : masyarakat modern

3. Menurut terlaksananya
a. Peminangan
Umumnya setelah ada calon yang cocok
diadakan pengiriman utusan untuk
menyampaikan hasrat yakni melakukan
lamaran.

Ikatan ini dinyatakan dengan menyerahkan benda


dan benda itu dinilai/mempunyai nilai yang tinggi.

Nias
:
Bobo nibu

Jawa
:
Panjer, peningset

Sunda
:
Panacane

Aceh
:
Tanda Kongnarik

sulawesi selatan :
Passikkob

Diwaktu perkawinan dilangsungkan,


pihak laki2 menyerahkan pemberian
lagi untuk mempelai wanita, ada yang
berupa uang/barang. Kalau pada
masyarakat islam disebut mas kawin.

b.

Kawin kerja

Bagi pemuda yang tidak sanggup untuk


membayar mahar/mas kawin/uang jujur
sekaligus dapat mengasurnya dan bekerja
pada mertuanya (kawin kerja/kawin jasa).
Anak yang lahir di dalam masa hutang yang
belum dilunasi berada dibawah kekuasaan
mertua sampai hutang lunas sesuai janji.
Ex :
Pada zaman nabi Musa, di batak disebut
mandinding, di bali disebut numngunt.
Suami tidak mempunyai hak untuk membawa
istrinya ke tempat keluarganya, jadi mereka
tinggal di rumah orang tua istrinya.

c.

Kawin darurat

Untuk menjaga jangan sampai


mendapat malu/agar anak dalam
kandungan dari seorang wanita yang
tidak bersuami ada laki2
Laki2 tadi dipergunakan
untukmenjaga nama baik keluarga
yang bersangkutan
Ex : di jawa disebut nikah tambel
atau tambelan

d.

Kawin meminjam jago

Dalam masyarakat patrilineal, anak laki2


diperlukan untuk meneruskan keturunan dll.
Keluarga dalam kalangan ini kalau tidak punya
keturunan laki2 akan berusaha untuk
memperolehnya.
Anaknya perempuan, dikawinkan dengan
seorang pemuda dengan perjanjian bahwa
nanti anak yang akan lahir bukan masuk klen
bapak anak itu, tapi masuk klen neneknya
yang mengingini keturunan laki2
Pada perkawinan ini, anak, menantu menjadi
anggota family mendapat harta pusaka yang
nantinya akan meneruskan kepada anaknya.

e. Kawin Lari
Sebelum perkawinan terjadi, pemuda
melarikan calon istrinya yang
sebelumnya antara kedua calon telah
ada permufakatan.
Halini dilakukan biasanya untuk
menghindarkan aturan2 adat yang tidak
mungkin terpenuhi

f.

Kawin Gantung

Perkawinan dengan upacar peresmiannya


tidak serentak, ditunggu suatu masa yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
Setelah perkawinan dilaksanakan secara
agam islam, kedua suami istri belum
tinggal serumah, baru mereka tinggal
serumah setelah perkawinan diresmikan
menurut adat.

g. Kawin Paksa
Perkawinan berlangsung dengan
memaksa calon suami yang telah
melakukan perbuatan yang tidak
senonoh yang melakukan anak
keluarga.
Perkawinan ini dilangsungkan dengan
memberikan tekanan pada pihak
pemuda.

h. Kawin Ganti tikar


Jika salah seorang dari suami istri
meninggal dunia, yang masih hidup
mencari penggantinya di kalangan
keluarga yang meninggal, biasanya
saudara dari yang meninggal.

MAMAK KEPALA WARIS


Di Minang kabau sesuatu lingkungan
kekeluargaan (sapariuk), yang terdiri dari
beberapa cabang (jurai) merupakan organisasi
tersendiri dengan kepalanya sendiri.
Kepala tersebut diambil dari keluarga itu
sendiri. Kepala dari suatu jurai dinamakan
mamak kepala waris/tungganal (seseorang
laki2 tertua dalam jurai itu)
Segala sesuatunya dikalangan jurai berjalan
dengan pimpinan mamak kepala waris Misal
nya :

Mendirikan rumah gadang.

Mencarikan jodoh untuk kemenakannya

ADOPSI

Memasukkan seseorang dalam lingkungan


kelurga serta memperlakukan dia serupa
dengan anggota keluarga sendiri, jadi
sama/serupa dengan yang berhubungan darah.
Kedudukannya dalam keluarga dari segi hak
dan kewajiban tidak ada bedanya dengan
keluarga lain.
Dalam adat pengambilan anak tersebut
biasanya dilakukan upacara adat dan dibayar
sejumlah uang atau benda berharga.

ANAK ANGKAT

Di jawa pengangkatan anak tidak memutuskan


pertalian keluarga antara anak yang diangkat dan
orang tuanya sendiri. Dia hidup ditengah2 keluarga
orang tua angkatnya tidak berkedudukan sebagai
anak kandung
Di jawa biasanya anak yang akan diangkat diambil
dari lingkungan keluarganya dan alas an untuk
mengangkat anak adalah :
Untuk memperkuat pertalian kekeluargaan dengan orang
tuanya anak yang diangkat.
Dilandasi oleh rasa belas kasihan terhadap anak yang
diangkat. Adanya kepercayaan apabila kita mengangkat anak
(bagi yang belum punya anak/sulit punya anak) .

PERCERAIAN
Adalah suatu hal yang tidak diinginkan
tapi terjadi.
Alasan-alasan perceraian itu antara
lain :
Tidak memperoleh keturunan.
Salah seorang melakukan perzinahan
Suami bertindak kasar kepada istri
Adanya unsure ketidaksenangan dari
salah satu keluarga

Pemeliharaan Anak
DI Minang kabau apabila terjadi
perceraian maka pemeliharaan
terhadap anak diberikan pada ibunya.
Sebaliknya di daerah patrilineal,
pemeliharaan anak diserahkan
kepada keluarga laki2/suami.

HARTA PERKAWINAN

Pembagian harta :
1. Pusako/perkawinan
2. Harta Pusaka
3. Harta perkawinan
4. Harta pencarian
5. Harta Bersama

HARTA WARISAN
Hukum warisan mempunyai hubungan
yang erat dengan susunan kekeluargaan
serta benda yang akan diwariskan.
Pada masyarakat Parental, semua harta
kepunyaan orang tua diwariskan kepada
anak dengan bagian yang sama tanpa
ada perbedaan antara anak laki2 dan
perempuan, begitu juga pembagian
anak sulung dngan anak bungsu sama
jumlahny

Jenis-Jenis Tanah.
KERIS
Kebatinan

Wujud Hukum Adat


3 wujud yaitu :
1. Hukum yang tidak tertulis (Ius Non
Scriptum).
Inilah yang merupakan bagian terbesar.
2. Hukum yang tertulis (ius Scriptum).
Ini sebagian kecil saja.
Misalnya
Perturan perundang-undangan yang
dikeluar kan raja2 atau sultan2 dahulu
di jawa, Bali, dan di Aceh.

Uraian2 Hukum secara tertulis lazimnya.


Merupakan suatu hasil penelitian yang
dibukukan seperti antara lain :
Buku hasil penelitian Soepomo yang
berjudul Hukum Perdata Adat
Jawa Barat dan buku hasil
penelitian Jaya Diguno/Tirta
winata yang diberi judul Perdata
Adat Jawa Tengah.

HUKUM ADAT MERUPAKAN SALAH SATU


ASPEK KEBUDAYAAN
Ubi societas ibi ius = dimana ada masyarakat di situ ada
hukum (adat). Hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat
mencerminkan corak dan sifat masyarakat yang bersangkutan
(Cicero).
Hukum suatu masyarakat mengikuti Volksgeist
(jiwa/semangat rakyat) dari masyarakat tempat hukum (adat)
itu berlaku. Karena Vorkgeist masing-masing masyarakat
berbeda-beda.belum tentu sama, maka hukumnya pun belum
tentiu sama atau berbeda-beda. (Von Savigny).

SEJARAH PERKEMBANGAN
HUKUM ADAT
1. Perintis Penemu Hukum Adat
2. Penemu Hukum Adat
3. Sejarah Politik Hukum Adat

MASYARAKAT HUKUM ADAT

DASAR PERSATUAN MANUSIA:

Geneologis, Teritorial, GeneologisTeritorial / Teritorial-Geneologis


DIMANA ADA
MASYARAKAT,
DI SANA ADA
HUKUM (ADAT)

GENEOLOGIS (berdasarkan darah) =


bilateral (keibu-bapaan/parental);
Unilateral (sepihak; yang terbagi atas
bentuk Kebapaan/Patriachat dan
Keibuan/Matriachat.
TERITORIAL (berdasarkan wilayah)=
masyarakat hukum desa; masyarakat
hukum wilayah (persekutuan desa); dan
masyarakat serikat hukum desa.

MANUSIA HIDUP BERKELOMPOK-KELOMPOK DAN BAGAIMANAPUN


KECILNYA KELOMPOK ITU, SUDAH TENTU ADA HUKUM YANG
MENGATUR KEHIDUPANNYA.

Anda mungkin juga menyukai