Pelayanan Kesehatab
Pelayanan Kesehatab
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
MODUL
SPESIFIK
3.
MANAJEMEN
MUTU
PELAYANAN
I.
DESKRIPSI
Bahasan
tentang
menajemen
mutu
pelayanan
kesehatan
memberikan
pemahaman
tentang
mutu,
produk,
pelanggan,
mengapa
mutu
perlu
menjadi
pusat
perhatian
dalam
pelayanan
kesehatan,
dan
gambaran
umum
penerapan
konsep
dan
prinsip
perbaikan
mutu
dalam
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan.
Modul
ini
membahas
tentang
pengertian
mutu,
dimensi
mutu,
model-model
perbaikan
mutu,
dan
bagaimana
upaya
untuk
memperbaiki
mutu
baik
melalui
standardisasi
maupun
perbaikan
mutu
yang
berkelanjutan.
II.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Tujuan
Pembelajaran
Umum
Setelah
mempelajari
modul
ini,
Peserta
dapat
memahami
tentang
manajemen
mutu
pelayanan.
Tujuan
Pembelajaran
Khusus
Setelah
selesai
membahas
modul
mutu
dan
manajemen
mutu,
diharapkan
linatih
mampu:
I.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
V.
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
URAIAN
MATERI
Mutu
Pelayanan
dalam
bidang
kesehatan
Dalam
upaya
pengembangan
mutu
pelayanan
kesehatan
di
rumah
sakit
dan
pada
organisasi
penyedia
pelayanan
kesehatan,
langkah
awal
yang
perlu
dilakukan
adalah
melakukan
identifikasi
apa
produk
yang
dihasilkan
oleh
rumah
sakit/organisasi
penyedia
pelayanan
kesehatan,
siapa
konsumen
dari
produk
tersebut,
dan
apa
persyaratan
yang
diajukan
oleh
konsumen
terhadap
produk
yang
dihasilkan.
Produk
yang
dihasilkan
oleh
rumah
sakit
atau
unit
pelayanan
kesehatan
dapat
berupa
barang
(goods)
maupun
jasa
pelayanan
(services).
Apa
produk
pelayanan
gizi
masyarakat
(misalnya
dalam
penyelenggaraan
posyandu,
apa
produknya,
siapa
pelanggannya),
demikian
juga
dengan
pelayanan
gizi
institusi
(apa
produk
instalasi
gizi,
dan
siapa
pelanggannya).
Berbagai
alasan
mengapa
perlu
memperhatikan
mutu
pelayanan
kepada
pelanggan
adalah
sebagai
berikut:
Banyak
anggapan
yang
keliru
tentang
mutu,
mutu
diagnggap
sebagai
suatu
yang
luks,
mewah
dan
wah,
dikatakan
bermutu
jika
mahal,
mutu
adalah
sesuatu
yang
abstrak,
tidak
bisa
diukur,
dan
untuk
meningkatkan
mutu
dalam
suatu
organisasi
kesehatan
harus
dilakukan
pengorganisasian
terlebih
dahulu.
Terdapat
berbagai
macam
pengertian
mutu
yang
disampaikan
oleh
para
pakar
mutu,
antara
lain:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Philip
Crosby
memberi
pengertian
mutu
sebagai
berikut:
mutu
adalah
kepatuhan
terhadap
suatu
spesifikasi
dan
keadaan
tanpa
cacat
(confroming
to
requirement
and
zero
defect),
sedangkan
Juran
menyampaikan
pengertian
bahwa
mutu
adalah
cocok
atau
sesuai
dengan
yang
ditentukan
atau
diminta
oleh
konsumen
Berkait
dengan
pengertian
mutu,
Donabedian
juga
mengemukakan,
bahwa:
Tidak
ada
satupun
definisi
yang
tepat,
sehingga
Donabedian
mengusulkan
tiga
definisi
mutu,
yaitu:
Pengertian
mutu
menurut
DepKes
RI
adalah
sebagai
berikut:
Mutu
pelayanan
kesehatan
adalah
kinerja
yang
menunjuk
pada
tingkat
kesempurnaan
pelayanan
kesehatan,
yang
di
satupihak
dapat
menimbulkan
kepuasan
pada
setiap
pasien
sesuai
dengan
tingkat
kepuasan
rata-ratapenduduk,
serta
di
pihak
lain
tata
cara
penyelenggaraannya
sesuai
dengan
standar
dan
kode
etikprofesi
yang
telah
ditetapkan.
Pelanggan
suatu
rumah
sakit/organisasi
kesehatan
tidak
hanya
pasien
yang
datang,
tetapi
meliputi:
1.
Pelanggan
eksternal:
pasien,
keluarga
pasien,
pengunjung,
pemerintah,
asuransi
kesehatan,
dokter,
masyarakat
umum,
rekanan,
dsb.
2.
Pelanggan
internal:
tenaga
profesi
yang
ada
di
rumah
sakit,
karyawan
rumah
sakit,
maupun
pihak
manajemen.
Dimensi
mutu
Pelanggan
baik
eksternal
maupun
internal
mempunyai
keinginan-keinginan
ataupun
harapan
terhadap
produk
yang
disediakan
oleh
rumah
sakit/organisasi
penyedia
pelayanan
kesehatan.
Mereka
mempunyai
persyaratan-persyaratan
yang
diharapkan
dapat
dipenuhi
oleh
rumah
sakit/organisasi
penyedia
pelayanan
kesehatan
terhadap
produk/produk
pelayanan
yang
disediakan.
Pelanggan
eksternal
sebagai
pengguna
jasa
pelayanan
mengharapkan
apa
yang
diinginkan
dapat
dipuaskan
(customer
satisfaction),
sedangkan
tenaga
profesi
mengajukan
persyaratan
agar
pelayanan
yang
disediakan
memenuhi
standar
profesi,
sedangkan
pihak
manajemen
menghendaki
pelayanan
yang
efektif
dan
efisien.
Jadi
mutu
dapat
dipandang
dari
berbagai
sudut
pandang.
Dari
pendapat
beberapa
pakar
mutu
yang
memperhatikan
berbagai
sudut
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
pandang
tersebut,
dapat
dirangkum
disebutkan
ada
delapan
dimensi
mutu
(Brown
et
al.):
1. Akses
terhadap
pelayanan
(Access):
apakah
akses
terhadap
pelayanan
mudah?
2. Bagaimana
akses
masyarakat/pasien
terhadap
pelayanan
gizi
3. Efektivitas
(Effectiveness):
apakah
pelayanan
dilaksanakan
secara
efektif,
mencapai
tujuan
dan
kebutuhan
?
Apakah
pelayanan
gizi
yang
disediakan
dapat
mencapai
tujuan
dan
kebutuhan
yang
diharapkan
masyarakat
4. Efisiensi
(Efficiency):
apakah
pelayanan
dilakukan
secara
efisien
baik
dari
segi
pembiayaan
dan
waktu.
Apakah
pelayanan
gizi
dilakukan
secara
efisien,
baik
dari
aspek
finansial
dan
waktu
5. Keamanan
(Safety):
apakah
pelayanan
dilaksanakan
secara
aman
baik
pagi
pasien
maupun
karyawan
?
Apakah
pemberian
vitamin
A
dilakukan
dengan
aman,
apakah
penyelenggaraan
PMT
dapat
dijamin
keamanannya
?
6. Kontinuitas
pelayanan
(Continuity
of
care):
jika
memerlukan
pelayanan
lanjutan,
apakah
pelayanan
tersebut
dapat
diperoleh
?
Jika
dijumpai
kasus
gizi
yang
perlu
dirujuk
apakah
dapat
dijamin
kontinuitas
pelayanan
?
7. Kompetensi
tehnis
(Technical
Competence):
apakah
pelayanan
dilakukan
oleh
tenaga
yang
kompeten
secara
tehnis
?
Apakah
pelayanan
KIA
dilakukan
oleh
tenaga
yang
kompeten
?
8. Kenyamanan
(amenities):
apakah
pelayanan,
sarana
dan
prasarana
memberikan
kenyamanan
bagi
pasien
dan
karyawan
?
9. Hubungan
interpersonal
(Interpersonal
relationship):
apakah
pelayanan
menunjukkan
hubungan
interpersonal
yang
saling
menghargai
(respect),
perhatian,
dan
keramahan
?
Beberapa
guru
mutu
(quality
guru)
yang
pendapatnya
banyak
dipergunakan
dalam
upaya
perbaikan
mutu
adalah:
Bill
Creech,
Avedis
Donabedian,
Deming,
Joseph
Juran,
Crosby,
Shewhart,
Feigenbaum,
Ishikwa,
dan
Taguchi
Creech
mengemukakan
lima
pilar
manajemen
mutu,
yang
terdiri
dari
:
produk,
proses,struktur
organisasi,
kepemimpinan,
dan
komitmen.
Komitmen
merupakan
pilar
utama
dalam
upaya
perbaikan
mutu.
Komitmen
adalah
disepakatinya
nilai-nilai
mutu
yang
diwujud-
nyatakan
dalam
cara
berfikir,
bersikap
dan
dalam
pola
tindak.
Produk
dikembangkan
berdasarkan
persyaratan
yang
diajukan
oleh
pelanggan.
Untuk
menghasilkan
produk
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
yang
memuaskan
pelanggan
harus
melalui
proses
yang
berkualitas,
yang
selalu
diperbaiki.
Proses
yang
berkualitas
hanya
dapat
terjadi
bila
didukung
oleh
struktur
(sarana:
man,
money,
material,
method)
yang
ada
di
dalam
organisasi.
Bill
Creech
juga
mengemukakan
bahwa
dalam
upaya
perbaikan
mutu
tidak
akan
terwujud
bila
sistem
sentrokrasi
masih
diterapkan,
sebaliknya
upaya
perbaikan
mutu
memerlukan
adanya
desentralisasi
dan
pemberdayaan.
2.
Menerapkan
filosofi
mutu:
Seluruh
karyawan
mulai
dari
manajer
puncak
sampai
staf
yang
ada
di
bawah
menerapkan
filosofi
mutu,
yaitu:
berfokus
pada
upaya
untuk
memberikan
kepuasan
terhadap
kebutuhan
pelanggan,
dan
secara
konstan
(terus
menerus
dan
tidak
terputus
melakukan
perbaikan
mutu
produk
dan
pelayanan.
3.
4.
5.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Pendidikan
dan
pelatihan
karyawan:
masalah
kinerja
dapat
dilacak
oleh
karena
kurangnya
pelatihan
dan
program
orientasi.
karyawan
dan
supplier
ingin
untuk
melakukan
pekerjaan
yang
baik,
oleh
karena
itu
berikan
kepada
mereka
alat
untuk
melakukannya
7.
8.
9.
10. Membatasi
slogan
dan
target.
Adanya
slogan
yang
berlebihan
dan
target
yang
ditentukan
merupakan
tekanan
(stress)
yang
dihadapi
oleh
karyawan
11. Mengurangi
penekanan
pada
angka
kuota:
Mengejar
pencapaian
angka
yang
dipersyaratkan
bukan
berarti
mencapai
kualitas.
Orang
cenderung
untuk
mengejar
pencapaian
angka
tersebut
dan
melupakan
mutu
produk
ataupun
pelayanan.
12. Menghilangkan
hambatan
thd
kepuasan
dan
kebanggaan
kerja:
menciptakan
lingkungan
kerja
yang
menghargai
pencapaian
kerja
yang
dicapai
oleh
karyawan
13. Merencanakan
dan
melaksanakan
program
pendidikan
dan
pelatihan
yang
membangun
14. Melaksanakan
kegiatan
untuk
mencapai
perubahan
Deming
juga
mengemukanan
7
penyakit
yang
mematikan
dalam
perbaikan
mutu,
yaitu:
1.
Tidak
adanya
tujuan
yang
jelas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
3. Berikan
kami
rancangan
kegiatan
perbaikan
mutu
untuk
kami
ikuti:
Rencana
perbaikan
mutu
tidak
dapat
diberikan
oleh
orang/organisasi
lain.
Rencana
mutu
harus
dikembangkan
oleh
organisasi
itu
sendiri.
4. Masalah
kami
berbeda,
mutu
bukan
masalah
kami
5. Kami
telah
mempunyai
unit
pengendalian
mutu
yang
dapat
menyelesaikan
semua
masalah
mutu
6. Kami
sudah
menerapkan
program
kendali
mutu
7. Yang
kami
anggap
penting
adalah
asal
kami
sudah
mematuhi
spesifikasi
yang
telah
ditentukan
Crosby
mengemukan
4
syarat
absolut
untuk
manajemen
mutu,
yaitu:
1. Definisi
mutu
adalah
patuh
terhadap
persyaratan
(conformance
to
requirements),
bahwa
produk
dan
pelayanan
merupakan
refleksi
dari
kepatuhan
pada
standar
dan
terhadap
apa
yang
diinginkan
oleh
pelanggan.
Menurut
Crosby
penerapan
manajemen
mutu
akan
mewujudkan
10
%
patuh
pada
persyaratan
dan
90
%
merespons
keinginan
pelanggan
2. Sistem
untuk
menciptakan
mutu
adalah
pencegahan:
inspeksi
perlu
dikurangi,
yang
perlu
diutamakan
adalah
mencegah
melalui
perbaikan
sistem
dan
proses
3. Standar
kinerja
mutu
adalah
:
tidak
adanya
kesalahan
4. Pengukuran
mutu
adalah
harga
dari
ketidak
patuhan:
Produk
atau
pelayanan
yang
tidak
berkualitas
memerlukan
biaya
yang
lebih
besar
dibandingkan
biaya
yang
digunakan
untuk
perbaikan
mutu.
Selanjutnya
dalam
melaksanakan
kegiatan
perbaikan
mutu
Crosby
mengemukakan
14langkah-langkah,
sebagai
berikut:
1.
2.
3.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
5.
Perencanaan
cacat
nihil:
Meskipun
para
pakar
berpendapat
bahwa
tidak
mungkin
terjadi
sama
sekali
bebas
kesalahan,
tetapi
dengan
diterapkan
perencanaan
cacat
nihil
akan
menyadarkan
karyawan
bahwa
selalu
bisa
dilakukan
usaha
yang
lebih
baik
untuk
menghindari
kesalahan.
8.
Pendidikan
dan
pelatihan:
perlu
dilakukan
diklat
agar
karyawan
memahami
dan
dapat
melakukan
proses
perbaikan
mutu
yang
berkesinambungan.
Perbaikan
mutu
dapat
dilakukan
jika
kompetensi
SDM
ditingkatkan.
9.
10.
11.
12.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
13.
Pembentukan
dewan
mutu:
Perlu
dibentuk
komite
mutu
sebagai
wadah
berbagi
informasi
secara
reguler,
dan
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan
perbaikan
mutu
14.
Lakukan
sebagai
kegiatan
yang
terus-menerus
(do
it
all
over
again):
Proses
perbaikan
mutu
adalah
proses
yang
berkesinambungan.
Perbaikan
mutu
menuntut
proses
yang
dinamis,
responsif
terhadap
persyaratan
dan
standar
yang
diminta
oleh
pelanggan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
10
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
perbaikan
mutu
tidak
semata-mata
berfokus
pada
pelanggan
eksternal,
tetapi
perlu
memperhatikan
pelanggan
internal.
Karyawan
dianggap
sebagai
pelanggan
internal,
sebagai
mitra
dalam
bekerja
untuk
melakukan
perbaikan.
Karyawan
perlu
diberdayakan,
dihargai
usaha,
inisiatif,
dan
input
mereka
dalam
melakukan
perbaikan
mutu
Juran
mengemukan
tiga
hal
yang
harus
dilakukan
dalam
menerapkan
manajemen
mutu,
yaitu:
1.
Commitment
and
actions
dari
manajemen
puncak
2.
Pelatihan
manajemen
mutu
3.
Perbaikan
mutu
yang
berkesinambungan.
Selanjutnya
Juran
menyampaikan
trilogi
dalam
perbaikan
mutu,
yaitu
perencanaan
mutu,
pengendalian
mutu,
dan
peningkatan
mutu.
1.
Perencanaan
mutu:
fokus
dari
perencanaan
mutu
adalah
menjamin
bahwa
tujuan
mutu
dapat
dicapai
melalui
kegiatan
operasional.
Perencanaan
mutu
meliputi:
a. identifikasi
pelanggan
eksternal
dan
internal
b. pengembangan
gambaran/ciri/spesifikasi
produk
yang
merupakan
respon
keinginan
dan
kebutuhan
pelanggan
c. merumuskan
tujuan
mutu
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan
dengan
pembiaya
yang
efisiesn
dan
rekanan
sebagai
mitra
kerja
d. merancang
bangun
proses
untuk
memproduksi
produk/jasa/pelayanan
sesuai
dengan
spesifikasi
yang
ditentukan
e. menunjukkan
bahwa
proses
tersebut
secara
operasional
mampu
untuk
mencapai
tujuan
mutu
yang
telah
ditetapkan
2.
Perbaikan/peningkatan
mutu:
Untuk
mencapai
kinerja
yang
optimal,
proses
operasional
juga
harus
optimal.
Kegiatan
peningkatan
mutu
meliputi:
1. identifikasi
proses
spesifik
untuk
ditingkatkan
2. bentuk
tim
untuk
melakukan
perbaikan
proses
tersebut
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
11
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
12
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
13
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
dan
masyarakat
2. Jaminan
mutu
berfokus
pada
sistem
dan
proses
3. Jaminan
mutu
menggunakan
data
untuk
menganalisis
proses
penyediaan
pelayanan
4. Jaminan
mutu
mendorong
pendekatan
tim
untuk
memecahkan
masalah
dan
memperbaiki
mutu
secara
berkesinambungan.
Schroeder,
mengemukakan
konsep
dasar
perbaikan
mutu,
meliputi
1.
Fokus
pada
misi
organisasi:
- mempunyai nilai/makna
- dapat dilihat
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
14
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
pelayanan
pemberdayaan
yang
efektif
tidak
hanya
diucapkan
tetapi
diwujudkan
dalam
rencana
dan
kegiatan
nyata
6.
Kolaborasi
lintas
fungsi
7.
Fokus
pada
proses
pelayanan
8.
Fokus
pada
data
Agar
komprehensif,
komponen-komponen
penting
dalam
fungsi
mutu
(quality
function)
harus
ada
dalam
pelayanan
kesehatan:
standar
dan
guideline
(pedoman):
standar
dan
pedoman
apa
saja
yang
perlu
disusun
dalam
pelayanan
KIA/TB
?
penilaian
kinerja
individu:
bagaimana
cara
penilaian
dan
pengukuran
kinerja
pelayanan
KIA
/TB
?
kajian
dan
perbaikan
antar
pelayanan
kajian
dan
perbaikan
dalam
pelayanan
budaya
organisasi:
tata
nilai
dan
budaya
yang
perlu
disepakati
dan
dikembangkan
dalam
pelayanan
kaji
banding
antar
organisasi
Berikut
ini
adalah
ciri-ciri
program
perbaikan
mutu
dalam
pelayanan
kesehatan
yang
berhasil:
manajemen
termotivasi
/terfokus
mutu
adanya
sistem
atau
ideologi
yang
memberi
arah
mutu
dapat
diukur
mutu
dihargai
tiap
karyawan
dilatih
tehnik
untuk
mengkaji
mutu
tim
melibatkan
multiple
functions/systems
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
15
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
- ketidakpastian manajerial
- manipulative communication
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
16
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
- evolusi
- keterbukaan
VI. Penutup
Dengan
mempelajari
modul
mutu
dan
manajemen
mutu,
peserta
memahami
konsep
mutu
dan
konsep
manajemen
mutu,
yang
dapat
diaplikasikan
pada
sarana
pelayanan
kesehatan
baik
pelayanan
dasar
maupun
pelayanan
rujukan,
dan
juga
dinas
kesehatan
sebagai
regulator
pelayanan
kesehatan.
VII.
Penugasan
Penugasan
1:
Diskusikan
peran
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
dalam
menjamin
pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
bagi
masyarakat
?
Penugasan
2:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
17
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
18
Modul
Spesifik
3.
Mutu
Pelayanan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
19