Morinda
Morinda
1,2,3)
ABSTRAK
Mengkudu (Morinda citrifolia), yang telah diketahui mempunyai aktivitas imunomodulator, di dalam
buahnya terdapat beberapa senyawa kimia, diantaranya adalah protein, polisakarida, skopoletin,
damnakantal, prokseronin dan prokseroninase. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai kelarutan dan
aktivitas yang berbeda. Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai efek jus buah mengkudu terhadap
sel-sel hati dan adanya beberapa kasus yang dilaporkan bahwa pemberian vaksin hepatitis B dapat
menyebabkan efek samping yang menuju terjadinya penyakit auto-imun. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian terhadap mekanisme imunomodulator ekstrak n-heksana (EH), ekstrak kloroform (EK), dan
ekstrak air (EA) buah mengkudu terhadap respon imun dan sel-sel hati pada mencit yang diinduksi dengan
vaksin hepatitis B. Sejumlah mencit (umur 12 minggu, bobot 20g) yang telah dibagi dalam kelompok
I, II, III, IV dan V (@ 6 ekor), berturut-turut diberi peroral dengan EH, EK, EA (masing-masing dengan
konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 30% dalam 0,5% larutan tween 80), kontrol pelarut (air+tween 80 = AT),
dengan volume pemberian 0,5 mL/20g bobot mencit, selama dilakukan penelitian (53 hari). Semua mencit
diinduksi dengan vaksin hepatitis B, 3 kali yaitu pada hari ke 7, 35 dan 49. Pengambilan darah dilakukan
melalui plexus retroorbitalis, berturut-turut untuk penetapan jumlah IgM (hari ke 14), IgG (hari ke 21)
dengan ELISA tak langsung dan penetapan kadar SGPT (hari ke 53) dengan metode GPT-ALAT. Pada hari
ke 53 semua mencit dikorbankan untuk diisolasi sel limfosit (uji proliferasi dengan metode MTT
reduction), dan hati untuk uji hepatotoksisitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme
imunomodulator ekstrak buah mengkudu, terutama optimal pada EH 10%, dapat meningkatkan jumlah
IgM, IgG, menurunkan kadar SGPT, memperbaiki kerusakan sel-sel hati, tetapi tidak dapat meningkatkan
proliferasi sel limfosit.
Kata kunci: mengkudu, vaksin hepatitis B, imunomodulator, hepatoseluler, SGPT
ABSTRACT
Morinda citrifolia L., especially the fruit contains of protein, polysaccharide, scopoletin,
damnacanthal, proxeronine and proxeroninase. All those of active
compounds, soluble in different
solvents and have different activities. Since there were some reports concerning with M. citrifolia fruit juice
effect on hepatocellular and several case reports that hepatitis B immunization may caused adverse effect to
new cases, could shift the immune system encouraging the expression of auto-immune diseases. Due to
these reports, the aim of our study was to evaluate the immunomodulatory mechanism of the n-hexane
(HE), chloroform (CE) and aqueous (AE) extract of M. citrifolia, L. fruit and the effect on hepatocellular of
mice. To the groups of mice (group I,II,III,IV and V), which were induced by hepatitis B vaccine three
times at d 7, d 35 and d 49, treated p.o. with HE, CE and AE extract of M. citrifolia fruit (concentration of
5%; 10%; 20% and 30% in 0.5% tween 80); 0.5% tween 80 as solvent control through out of the study (53
days). We further determined the level of IgM (serum d 14) and IgG (serum d 21) by indirect ELISA, the
level of GPT-serum (d 53) by GPT-ALAT method and then all the mice were sacrificed for isolation the
lymphocyte (proliferation assay by MTT reduction method), and the liver (histopathological pattern by
histological-microscopic photograph).The result of the study can be concluded that the immunomodulatory
mechanism of M. citrifolia extracts, especially the 10% n-hexane extract, were, increased the level of IgM
and IgG, decreased the level GPT-serum, repaired the histopathological of the liver, but did not influence
the proliferation of lymphocyte cells.
Key words: Morinda citrifolia, L., hepatitis B vaccine, immunomodulatory, hepatocellular, GPT-serum
PENDAHULUAN
Mengkudu (M. citrifolia) merupakan
tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Buah mengkudu
banyak mengandung protein, polisakarida,
skopoletin, asam askorbat, prokseronin dan
prokseroninase (Sjabana dan Bahalwan,
2002). Dilaporkan oleh Furuzawa, et al.(2003)
senyawa polisakarida dalam jus buah
mengkudu mempunyai potensial sebagai
profilaktik
maupun
terapetik
sebagai
imunomodulator terhadap system tumor
sarcoma 180. Ada beberapa laporan penelitian
yang berbeda mengenai efek jus mengkudu
terhadap sel-sel hati (hepatoseluler).
Dilaporkan oleh Stadlbauer et al. (2005),
bahwa terjadi 2 kasus hepatotoksisitas setelah
mengkonsumsi Noni juice, akan tetapi
dilaporkan oleh West et al. (2006), bahwa
Noni juice tidak menyebabkan terjadinya
hepatotoksisitas
Imunomodulator adalah suatu senyawa yang
dapat mempengaruhi sistem imun humoral
maupun seluler. Ada 2 tipe imunomodulator,
yaitu imnostimulator (meningkatkan sistem
imun) dan imunosupresor (menekan sistem
imun). Beberapa senyawa yang terkandung
dalam suatu tanaman mempunyai efek
imunostimulator (misal polisakarida dalam
Aloe
vera,
dan
proteoglikan
dalam
Ganoderma lucidum, dapat meningkatkan
aktivitas limfosit (Tan and Vanitha, 2004) atau
mempunyai efek imunosupresor (misal
alkaloid tetrandrin dalam Stephania tetrandra
S.Moore,
mempunyai
potensi
untuk
autoimmune diseases, khususnya rheumatoid
arthritis (Lai, 2002).
Telah diteliti oleh Hirazumi dan Furuzawa
(1999), Adanya aktivitas anti tumor dengan
model LLC (Lewis lung carcinoma) buah
mengkudu, disebabkan oleh adanya aktivitas
sistem imun hospes. Dilaporkan pula oleh
Ediati dkk. (2004), bahwa jus mengkudu
(kadar
0,625%)
dapat
meningkatkan
proliferasi
sel
limfosit,
tetapi
tidak
meningkatkan jumlah antibodi dalam kultur
yang diberi vaksin hepatitis A. Dari penelitian
tentang senyawa yang terdapat dalam buah
mengkudu (Iglesias, 2005), skopoletin dapat
digunakan untuk anti-artritis (anti-inflamasi),
prokseronin yang dalam tubuh membebaskan
Jalannya Penelitian
a. Pembuatan ekstrak n-heksana, kloroform,
dan air buah mengkudu
Serbuk kering buah mengkudu, 300g,
berturut-turut dimaserasi dengan n-heksana,
kloroform dan air panas. Masing-masing
hasil maserasi diuapkan dengan vaccum
rotary evaporator sampai kental dan tidak
berbau pelarut, kemudian dilarutkan dalam
0,5%
tween 80,
sampai
diperoleh
konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 30%.
b. Pemberian bahan uji pada mencit
0,5 mL/hari/20 g BB mencit, p.o.
Pemberian vaksin hepatitis B:
Suspensi 0,052 mcg/125uL/20gBB mencit, per
intraperitoneal
c.Penetapan jumlah IgM, IgG dan SGPT
Sampel darah yang diambil pada hari ke 14
(IgM), ke 21 (IgG), dan ke 53 (SGPT),
melalui plexus retroorbitalis dengan pipa
kapiler berheparin. Sampel darah didiamkan
1 jam, disentrifugasi dengan pendinginan,
kemudian dipisahkan serumnya untuk
penetapan jumlah IgM dan IgG dengan
ELISA tak langsung dengan kit reagen siap
pakai untuk IgM/IgG dan SGPT secara
spektrofotometri dengan kit reagen siap pakai
dengan metode GPT-ALAT.
d.Uji proliferasi sel limfosit dengan metode
MTT reduction (Anonim,2003):
Masing-masing 100 L/sumuran suspensi sel
limfosit dengan kepadatan 1,5x106/mL dalam
medium RPMI komplit (RPMI+10% FBS+
penisilin+streptomisin+fungizon), dimasukkan
ke mikroplat 96 sumuran, diinkubasi 48 jam,
ditambahkan 10 L/sumuran MTT 5 mg/mL,
diinkubasi pada suhu 37C, selama 4 jam.
Reaksi dihentikan dengan reagen stopper,
AT
30
%
NT
R
20
%
KO
EA
EA
5%
10
%
EA
EA
30
%
EK
20
%
EK
10
%
5%
EK
EK
30
%
EH
EH
EH
EH
20
%
10
%
700
600
500
400
300
200
100
0
5%
Kelompok Perlakuan
Gambar 1 : Kurva produksi antibodi respon imun primer dan sekunder (Seehan, 1997)
Rata-rata SD
Kelompok Perlakuan
Gambar 2 : Grafik rata-rata nilai OD SD penetapan jumlah IgM (serum hari ke 14) dengan metode ELISA tak
langsung terhadap pemberian perlakuan EH, EK , dan EA serta kontrol AT pada
mencit Balb/c
yang diinduksi vaksin hepatitis B
2500
2000
1500
1000
500
30
%
EA
5%
EA
10
%
EA
20
%
E
KO A 3
0
N
TR %
O
L
A
T
EK
20
%
EK
10
%
5%
EK
EK
30
%
EH
20
%
10
%
EH
EH
EH
5%
Rata-rata SD
Gambar 3 : Grafik rata-rata nilai OD SD penetapan jumlah IgG dengan metode ELISA tak langsung terhadap
pemberian perlakuan EH, EK, dan EA serta kontrol AT pada mencit Balb/c yang
diinduksi
vaksin hepatitis B (serum hari ke 21, 14 hari setelah pemberian vaksin I)
30
%
EA
5
EA %
10
%
EA
20
E %
KO A 3
0
N
TR %
O
L
A
T
20
%
EK
10
%
EK
5%
EK
30
%
EK
20
%
EH
10
%
EH
EH
EH
5%
Kelompok Perlakuan
600
500
400
300
200
100
0
Rata-rataSD
Gambar 4 : Grafik rata-rata nilai OD SD penetapan proliferasi limfosit dengan metode MTT reduction terhadap
pemberian perlakuan EH, EK, dan EA serta kontrol AT pada mencit Balb/c yang diinduksi vaksin
hepatitis B (diisolasi pada hari ke 49; 4 hari setelah pemberian vaksin III)
15000
10000
5000
0
EH
5
EH %
10
EH %
20
EH %
30
%
EK
5
EK %
10
EK %
20
EK %
30
%
EA
5
EA %
10
EA %
20
E %
KO A
N 30%
TR
O
L
A
T
Kelompok Perlakuan
20000
Rata-rata SD (U/L)
Gambar 5 : Grafik rata-rata nilai OD SD penetapan kadar SGPT dengan metode GPT-ALAT terhadap pemberian
perlakuan EH, EK, dan EA serta kontrol AT pada mencit Balb/c yang diinduksi vaksin hepatitis B
(serum diisolasi pada hari ke 49; 4 hari setelah pemberian vaksin III)
Gambar 6 b : Pola hepatoseluler mencit yang diinduksi dengan 3 kali vaksin hepatitis B (hati diisolasi pada
hari ke 53). Terjadi nekrosis, ditunjukkan dengan tanda panah
Gambar 6 c : Pola hepatoseluler mencit yang diinduksi dengan 3 kali vaksin hepatitis B dan pemberian
EH10% (hati diisolasi pada hari ke 53), tidak terjadi nekrosis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, Protocols MTT Assay, available at,
file://A:\MTT Assay.htm, diakses Nopember
2004.
Ascherio, A., Zhang, SM., Hernan, MA., Olek, M.,
Coplan, K., Brodovicz, and Walker, A.,
2001, Hepatitis B vaccination and the risk
of multiple sclerosis, N Engl J Med ., 344:
327-32
Ediati S., Sri Mulyaningsih, dan Fajar Novianharti,
2004, Uji Aktivitas Imunostimulator Jus
buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
terhadap Vaksin hepatitis A secara in vitro,
Prosiding, Seminar Nasional dan Pra
Kongres PBBMI, ISBN 979-96008-1-2
Forbes, B.,1999,You Can Avoid KillerVaccine,The
Tribune/Thompsons Newspaper, Sunday,
Februari 7, 1999.
Furuzawa, E., Hirazumi, A., Story, S., and Jensen,
J., 2003, Antitumor potential of a
polysaccharide-rich substance from the fruit
juice of Morinda citrifolia (Noni) on
sarcoma 180 ascites tumour in mice,
Phytother Res., 17(10):1158-1164.
Hirazumi, A. and Furuzawa, E., 1999, An
immunomodulatory
polysaccharide-rich
substance from the fruit juice of Morinda
citrifolia (noni) with antitumor activity,
Phytother Res. Aug;13(5):380-7
Iglesias, C., 2005, World Data Research Center,
yang diakses dari CubaNow.net,
www.wdrc.cubaresearch.inf, 24 April 2005.
Lai, JH., 2002, Immunomodulatory effects and
mechanisms of plant alkaloid tetrandrine in
autoimmune diseases, Acta Pharmacol Sin,
Dec; 23(12): 1093-1101
Seehan C., 1997, Clinical Immunology, Principle
and Laboratory Diagnosis 2nd Ed,
Lippincott, Philadelphia, New York : 26
Sjabana, D. dan Bahalwan, R.R., 2002, Seri
referensi herbal: Mengkudu, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta.
Stadlbauer, V., Fickert, P., Lackner, C.,
Schmerlaib, J., Krisper, P., Trauner, M.,and
Stauber, RE., 2005, Hepatotoxicity of Noni
juice : Report of two cases, World J
Gastroenterol, August 14;11(30):4758-60
Tan, B.K.H. and Vanitha, J., 2004, Current
Medicinal Chemistry; 11: 1423-1430
West, BJ., Jensen, CJ., and Westendorf, J., 2006,
Noni juice is not hepatotoxic, World J
Gastroenterol, June 14; 12(22): 3616-19
Alamat korespondensi
Bagian Kimia Farmasi,Fakultas Farmasi UGM
Yogyakarta
E-mail : ediatisasmito@yahoo.com