Konjungtivitis
Konjungtivitis
KONJUNGTIVITIS VERNAL
Epidemiologi
Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di
daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu lebih parah selama musim semi,
musim panas dan musim gugur daripada di musim dingin. 1 Di daerah yang
panas, didapatkan sepanjang masa, terutama pada musim panas.4
Insidensi
12
13
Patofisiologi
Menurut lokalisasinya dibedakan tipe palpebral dan tipe limbal.2,3
Tipe palpebra.
Pada tipe palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsalis
superior. Terdapat hipertrofi papil difus pada konjungtiva tarsalis
superior. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (Cobble stone)
yang diliputi sekret yang mukoid. Perubahan mendasar terdapat di
substansia propia. Substansia propia terinfiltrasi sel-sel limfosit,
plasma dan eosinofil. Pada stadium lanjut jumlah sel-sel limfosit,
plasma dan eosinofil akan semakin meningkat, sehingga terbentuk
tonjolan jaringan di daerah tarsus, disertai pembentukan pembuluh
darah baru. Degenerasi hyalin di stroma terjadi pada fase dini dan
semakin menghebat pada stadium lanjut. Secara klinik papil besar
ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak (polygonal) dengan
permukaan yang rata dan dengan kapiler ditengahnya2
Tipe limbus.
14
Rasa gatal
Ptosis
Terjadi ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan
dibandingkan yang lain. Ptosis terjadi karena infiltrasi cairan ke
dalam sel-sel konjungtiva palpebra dan infiltrasi sel-sel limfosit
plasma, eosinofil, juga adanya degenarasi hyalin pada stroma
konjungtiva.
15
Kotoran mata
Keluhan gatal umumnya disertai dengan kotoran mata
yang
Kelainan di kornea
Dapat berupa pungtat epithelial keratopati. Keratitis epithelial difus
khas ini sering dijumpai. Kadang-kadang didapatkan ulkus kornea
yang berbentuk bulat lonjong vertikal pada superfisial sentral atau
para sentral, yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan
sikatrik yang ringan. Kadang juga didapatkan panus, yang tidak
menutupi seluruh permukaan kornea, sering berupa mikropanus,
namun panus besar jarang dijumpai. Penyakit ini mungkin juga
disertai keratokonus. Kelainan di kornea ini tidak membutuhkan
16
pengobatan khusus, karena tidak tidak satu pun lesi kornea ini
berespon baik terhadap terapi standar.
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan sekret atau kerokan konjungtiva dengan
pewarnaan Giemsa di daerah tarsus atau limbus didapatkan sel-sel eosinofil dan
eosinofil granul.
Diagnosis Banding3
Konjungtivitis vernal.1
Trakoma
Gambaran
klinis
atau
bercak
bertaburan
Konjungtivitis
Konjungitvitis
folikularis
vernal
Penonjolan merah-
muda
dalam
tersusun
seperti
kuning
beads
(folikel
pucat
teratur
deretan
cobble
susunan
stone
pada konjungtiva
tarsal
atas
dan
17
trakoma).
Pada
bawah, diselimuti
konjungtiva
tarsal
lapisan susu
(kasus
lanjut)
granula (menyerupai
butir
sagu)
parut,
dan
terutama
konjungtivatarsal
atas
Ukuran lesi
Lokasi lesi
konjungtiva
tarsal
Penonjolan kecil
Penonjolan besar
terutama
konjungtiva tarsal
palpebra;
lipatan
konjungtiva
kornea-panus,
bawah
tarsus
terlibat,
tidak terlibat.
forniks
bebas.
retrotarsal
tarsus
tarsus terlibat.
bulbus;
limbus
terlibat
forniks
bebas,
konjungtiva
tarsus bebas (tipe
campuran lazim)
tarsus
tidak
terlibat
Tipe sekresi
Mukoid
purulen
atau
Bergetah, bertali,
seperti susu
stadium lanjut.
Pulasan
Kerokokan
konjungtiva
karakteristik
karakteristik dan
kornea
(Koch-Weeks,
konstan
memperlihatkan
Morax-Axenfeld,
sekresi
ekfoliasi, proliferasi,
mikrokokus
dan
tidak
Eosinofil
pada
18
inklusi seluler.
kataralis
stafilokokkus,
pneumokokkus)
Penyulit
atau sekuela
Kornea:
panus,
kekeruhan
kornea,
xerosis, kornea
Kornea:
ulkus
kornea
Palpebra:
Kornea: infiltrasi
kornea
(tipe
limbal)
Konjungtiva:
blefaritis,
Palpebra:
simblefaron
ektropion
pseudoptosis (tipe
Palpebra: ektropion
atau
tarsal)
entropion
trikiasis
Pengobatan
Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati, dan perlu
diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil
jangka-pendek, berbahaya jika dipakai jangka-panjang.1,2
Oleh karena dasarnya alergi, diberi larutan kortikosteroid, yang
pada stadium akut diberikan setiap 2 jam 2 tetes, atau dalam bentuk salep mata.
Steroid topikal atau sistemik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit
mempengaruhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya (glaukoma, katarak,
ulkus kornea,dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan. Sekali penderita
memakai kortikosteroid dan merasa keluhan-keluhannya menjadi sangat
berkurang, ada kecenderungan untuk memakai kortikosteroid secara terusmenerus. Sebaiknya kortikosteroid lokal diberikan setiap 2 jam selama 4 hari,
untuk selanjutnya digantikan dengan obat-obatan yang lain. Kalau ada kelainan
kornea, jangan diberikan kortikosteroid lokal, kalau perlu dapat diberikan secara
sistemik, disamping ditambah dengan sulfas atropin 0,5 % 3 kali sehari 1 tetes.
Cromolyn topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai
berat. Vasokonstriktor, kromolin topikal dapat mengurangi pemakaian steroid.
Kompres dingin selama 10 menit beberapa kali sehari dapat mengurangi
keluhan-keluhan penderita. Tidur (jika mungkin juga bekerja) di ruang sejuk ber
19
Gambar
5.
Tingkatan Tatalaksanan
Konjungtivitis Vernal7
Prognosis
Konjungtivitis vernal diderita sekitar 4-10 tahun, dengan remisi
dan eksaserbasi. Penyulit konjungtivitis vernal terutama disebabkan oleh
pengobatan dengan kortikosteroid lokal, yang tidak jarang mengakibatkan
glaukoma kronik simpel yang terbengkalai yang dapat berakhir dengan
kebutaan.3