Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KONJUNGTIVA

Embriologi
Mata berkembang dari tiga lapisan embrional primitif, yaitu:
ektoderm permukaan, ektoderm neural, dan mesoderm. Pembentukan lapisan
germinal mesoderm terjadi pada masa-masa gestasi awal.

Secara anatomis,

perkembangan konjungtiva dimulai pada stadium pertumbuhan palpebra.


Stadium differensisasi palpebra berlangsung pada minggu ke 4-5 hingga bulan
kedua masa gestasi. Stadium pertumbuhan palpebra dimulai dengan proliferasi
dari lapisan ektoderm membentuk lembaran palpebra sampai 1 menjadi satu.
Pada akhirnya palpebra superior dan inferior terlihat jelas pada minggu ke 6.
Pada minggu ke-6, invaginasi optic cup menjadi lengkap dan lens vesikel sudah
terpisah dari ektoderm permukaan. Pada minggu ke 7-8 masa gestasi, ektoderm
permukaan membentuk konjungtiva. 5

Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan
kelopak bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh
sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva
divaskularisasi oleh arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior,
dipersarafi oleh nervus trigeminus (N.Opthalmicus).2
Konjungtiva terdiri dari tiga bagian, yaitu:2
1. Konjungtiva palpebra, hubungannya dengan tarsus sangat erat.
Gambaran dari glandula Meibom yang ada di dalamnya tampak
membayang sebagai garis sejajar berwarna putih. Permukaan licin,
dicelah konjungtiva terdapat kelenjar Henle. Histologis: terdiri dari sel
epitel silindris. Di bawahnya stroma dengan bentuk adenoid dengan
banyak pembuluh darah.
5

2. Konjungtiva forniks, strukturnya sama dengan konjungtiva palpebra.


Tetapi hubungan dengan jaringan di bawahnya lebih lemah dan
membentuk lekukan-lekukan. Juga mengandung banyak pembuluh darah.
Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi, bila
terdapat peradangan mata.Dengan berkelok-keloknya konjungtiva ini
pergerakan mata menjadi lebih mudah. Di bawah konjungtiva forniks
superior terdapat glandula lakrimal dari Kraus. Melalui konjungtiva
forniks superior juga terdapat muara saluran air mata.
3. Konjungtiva bulbi, tipis dan tembus pandang meliputi bagian anterior
bulbus okuli

Di bawah konjungtiva bulbi terdapat kapsula tenon.

Strukturnya sama dengan konjungtiva palpebra, tetapi tak mempunyai


kelenjar. Dari limbus, epitelkonjungtiva meneruskan diri sebagai epitel
kornea. Di dekat kantus internus, konjungtiva bulbi membentuk plika
semilunaris yang mengelilingi suatu pulau kecil terdiri dari kulit yang
mengandung rambut dan kelenjar yang disebut caruncle.

Ket. Gambar : (1) limbus (2) ) Konjungtiva Bulbi, (3) Konjungtiva


Forniks, (4) Konjungtiva Palpebra, (5) Pungtum Lakrimalis,
(6) Konjungtiva Marginalis
Gambar 1. Anatomi konjungtiva5

Kurang lebih 3 mm dari limbus, perlekatan antara konjungtiva


bulbi, kapsula tenon, dan sklera menjadi erat, sehingga konjungtiva tidak dapat
diangkat dengan mudah. Garis yang terbentuk pada pertemuan antara konjungtiva
dan kornea disebut limbus konjungtiva. Ia terletak kira-kira 1 mm anterior ke tepi
kornea (limbus kornea), yang merupakan pertemuan antara kornea dan sklera.5,12

Gambar 2. Batas batas limbus 12


Kelenjar
Epitel konjungtiva mengandung sejumlah kelenjar yang penting
untuk mempertahankan kelembaban dan menghasilkan lapisan air mata. Kelenjar
lakrimal asesorius ditemukan pada konjungtiva forniks dan sepanjang tepi
superior lempeng tarsus. Kelenjar Krause ditemukan pada forniks superior
sebanyak kira-kira 20-40 buah, sedangkan pada forniks inferior hanya 6-8
kelenjar. Kelenjar-kelejar ini ditemukan pada jaringan ikat subkonjungtiva.
Kelenjar Krause memiliki struktur yang sama dengan kelenjar lakrimal utama
yang terletak pada rongga orbita. Kelenjar lakrimal asesorius lainnya adalah
kelenjar wolfring. Kelenjar ini ditemukan pada sepanjang tepi superior lempeng
tarsus sebanyak 2 hingga 5 buah. 13,5

Vaskularisasi
Pembuluh darah okular berasal dari arteri oftalmika, yang
merupakan cabang dari arteri karotis interna. Arteri oftalmika bercabang menjadi
arteri retina sentralis, arteri siliaris posterior, dan beberapa arteri silaris anterior. 12
Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu : 2,12,13
1. Arteri Palpebralis Pleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi
oleh arkade marginal dan perifer dari palpebra superior akan
memperdarahi konjungtiva palpebralis. Arteri yang berasal dari arkade
marginal palpebra akan melewati tarsus, mencapai ruang subkonjungtiva
pada daerah sulkus subtarsal membentuk pembuluh darah marginal dan
tarsal. Pembuluh darah dari arkade perifer palpebra akan menembus otot
Muller dan memperdarahi sebagian besar konjungtiva forniks. Arkade ini
akan memberikan cabang desenden untuk menyuplai konjungtiva tarsal
dan juga akan mengadakan anastomose dengan pembuluh darah dari
arkade marginal serta cabang asenden yang melalui forniks superior dan
inferior untuk kemudian melanjutkan diri ke konjungtiva bulbi sebagai
arteri konjungtiva posterior.
2. Arteri Siliaris Anterior Arteri siliaris anterior berjalan sepanjang tendon
otot rektus dan mempercabangkan diri sebagai arteri konjungtiva anterior
tepat sebelum menembus bola mata. Arteri ini mengirim cabangnya ke
pleksus perikorneal dan ke daerah konjungtiva bulbi sekitar limbus. Pada
daerah ini, terjadi anastomose antara pembuluh darah konjungtiva anterior
dengan cabang terminal dari pembuluh darah konjungtiva posterior,
menghasilkan daerah yang disebut Palisades of Busacca.

Gambar 3 arteri konjungtiva 16


Flora Normal Konjungtiva
Pada permukaan konjungtiva terdapat sejumlah populasi bakteri
dan jamur. Walaupun memiliki jumlah yang konstan, populasi ini mengalami
siklus berkelanjutan dengan spesies yang berulang. Pada saat kelahiran,
konjungtiva dalam keadaan steril. Namun setelah 5 hari, ia akan mendapatkan
flora bakteri seperti yang ditemukan pada orang dewasa. Flora bakteri pada kedua
mata biasanya sama, dan perubahan yang terjadi pada salah satu mata, biasanya
juga akan terjadi pada mata sebelahnya. 2,5
Organisme-organisme

yang

menghuni

konjungtiva

bersifat

fakultatif patogen. Mereka tidak akan menimbulkan gejala inflamasi bila


hubungan parasit dan penjamu (host) berada dalam keadaan seimbang. Bila
keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul proses inflamasi. 2
Fisiologi
Sel epitel konjungtiva sebagai sumber sekresi elektrolit dan air
Sebagaimana halnya kornea, konjungtiva juga mensekresi Na+ , Cl- , dan air.
Oleh

karena

konjungtiva

lebih

banyak

menempati

permukaan

okular

dibandingkan kornea, ia merupakan sumber potensial elektrolit dan air dalam


lapisan akuous tear 16 film. Saat ini, sekresi elektrolit dan air konjungtiva sudah

10

mulai diteliti. Informasi terakhir menyebutkan bahwa saraf simpatis dapat memicu
sekresi tersebut. 13
Mekanisme sekresi elektrolit dan air pada konjungtiva serupa
dengan yang terjadi pada glandula lakrimal dan epitel kornea. Sekresi Cl- ke
dalam air mata melalui mekanisme transport aktif konjungtiva mencapai 60%70%. Sisanya berasal dari absorbsi Na- -glukosa dari air mata. Hal ini
menunjukkan bahwa konjungtiva juga mengabsorbsi elektrolit dan air. 13
Sel goblet konjungtiva sebagai sumber sekresi musin. Salah satu
sumber utama lapisan musin pada tear film adalah sel goblet konjungtiva. Sel
goblet yang terdistribusi ke seluruh konjungtiva akan mensekresi musin. Musin
merupakan glikoprotein dengan berat molekul besar. Musin dibentuk oleh protein
yang didukung oleh rantai yang terikat dengan sejumlah karbohidrat. Oleh karena
rantai karbohidrat tersebut bersifat heterogen, maka gen-gen yang mensintesis
protein dapat digunakan untuk menentukan jenis-jenis musin yang dihasilkan.13
Musin

diproduksi

oleh

permukaan

kasar

dari

retikulum

endoplasma dan tertahan pada ikatan membran-granula dalam bentuk filamen.


Granula-granula tersebut akan bersatu menjadi satu bentuk droplet yang besar
untuk kemudian dikeluarkan ke permukaan melalui membran sel yang ruptur.
Membran sel tersebut akan menyusun kembali dirinya, menutup muara yang
terbentuk. Sel yang telah terpakai tadi akan beristirahat dalam jangka waktu yang
bervariasi untuk kemudian kembali memulai siklus sekretorisnya atau
berdeskuamasi dan digantikan oleh sel yang lain. 13
Fungsi musin :
1. Musin berperan penting dalam menjaga integritas permukaan okular
oleh karena ia melapisi dan melindungi sel epitel. Musin bekerja dengan
jalan mengurangi tegangan permukaan tear film untuk menjaga
stabilitasnya.
2. Musin berperan dalam mempertahankan imunitas lokal dengan menjadi
medium tempat immunoglobulin (IgA) dan lisosim mikrobisidal melekat.
3. Musin juga berperan dalam mekanisme pembersihan mata dengan jalan
mengikat debris sel, benda asing, dan bakteri. Saat mata berkedip, ikatan

11

ini akan bergerak ke arah kantus medial, untuk kemudian dikeluarkan ke


kulit.
4. Musin juga berperan saat terjadi respon inflamasi oleh karena ia
memiliki sistem produksi superoksida. 5
Sistem pertahanan konjungtiva terhadap infeksi Selain bertanggung jawab
terhadap produksi musin, konjungtiva juga memiliki kemampuan yang besar
dalam melawan infeksi . Hal ini dapat dipahami oleh karena :
1. Epitel konjungtiva yang intak mencegah invasi dari mikroba
2. Konjungtiva mengandung banyak imunoglobulin
3. Adanya flora bakteri normal di konjungtiva
4. Sekresi musin oleh sel goblet konjungtiva dapat mengikat mikroba untuk
kemudian dikeluarkan melalui sistem ekskresi lakrimal
5. Aktivitas enzimatik konjungtiva memungkinkan jaringan ini dalam melokalisir
dan menetralisir partikel-partikel asing
6. Conjunctiva-Associated Lymphoid Tissue (CALT). 2,13

Anda mungkin juga menyukai