Anda di halaman 1dari 8

PROFIL HITUNG LEUKOSIT DARAH PADA FASE AKUT STROK

HEMORAGIK DAN STROK ISKEMIK DIHUBUNGKAN VOLUME LESI PADA


PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA
Profile of Blood Leucocyte Calculation on Acute Phases of Haemorrhagic and
Ischemic Strokes Cennected with Lesion Volume on the examination of Head CT
Scan
Sri Wahyuni Hatta, Muhammad Ilyas, Bachtiar Murtala, Frans Liyadi
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah hitung leukosit dan neutrofil, mempunyai
nilai diagnostik untuk membedakan jenis strok yang dihubungkan dengan volume lesi
berdasarkan gambaran CT Scan kepala sehingga diagnosis strok dapat ditegakkan secara
cepat serta dapat direncanakan penatalaksanannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian
observasional dengan desain cross sectional study. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rerata hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik ,
rerata hitung neutrofil pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik , rerata
volume lesi pada strok hemoragik adalah lebih tinggi dibanding strok iskemik , titik
potong hitung leukosit dan neutrofil pada strok iskemik dan strok hemoragik adalah
10150,00 mm3 dan 7780,00 mm. Hitung leukosit tidak bisa digunakan untuk
membedakan secara pasti strok iskemik dengan strok hemoragik walaupun ada
kecenderungan jumlah leukosit pada penderita strok hemoragik lebih tinggi dibanding
strok iskemik serta digabung dengan parameter klinisnya. Semakin tinggi volume lesi
maka semakin tinggi pula jumlah leukosit (neutrofil) baik pada strok iskemik maupun
strok hemoragik, sehingga jumlah leukosit yang tinggi dapat digunakan untuk
memprediksi besarnya volume lesi.
Kata kunci : Strok Iskemik, Strok Hemoragik, Leukosit, Neutrofil, Volume Lesi.

ABSTRACT
The objectives of the research were to inverstigate whetter leucocyte and neutrophyl
calculations had diagnostic values, to distinguish stroke types which were connected
with lesion volume based on the pictures of the head CT scan so that the stroke diagnosis
could be enforced quickly and is management could be design. This was an
observational research with a cross-sectional study design. The result of the research
reveals that the average leucocyte calculation on haemorrhagic stroke is higher that
ischemic stroke, the average neutrofil calculation on haemorrhagic stroke is higher than
ischemic stroke. The cutting point of leucocyte and neutrophyl calculation on the
ischemic and haemorrhagic strokes are 10150.00 mm3 and 7780.00 mm3. Leucocyte
calculation cannot be use to distinguish exactly the iscemic stroke and haemorrhagic

stroke altought tendency that the leucocyte amount on the haemorrhagic stroke patients
is higher than the ischemic stroke, and they are combined with their clinic parameter.
The higher the lesion volume, the higher leucocyte (neutrophyl) amount either on the
ischemic stroke or hemorrhagic stroke so that the high luecocyte amount can be used to
predicr of the lesion volume.
Key Words : Ischemic stroke, haemorrhagic stroke, Leucocyte, Neutrophyl

LATAR BELAKANG MASALAH


Strok atau gangguan peredaran darah otak adalah sindrom klinis berupa defisit
neurologis fokal maupun umum yang terjadi secara mendadak berlangsung selama 24
jam atau lebih, atau berakhir dengan kematian yang diakibatkan oleh gangguan
peredaran darah ke otak. (Aliah A, 2003; Grey, 2003).
Membedakan strok hemoragik dari strok iskemik secara cepat adalah langkah yang
penting karena perbedaan penatalaksanaannya. Cara yang paling akurat adalah dengan
pemeriksaan CT Scan kepala. Tetapi karena keterbatasan fasilitas dan biaya, tidak selalu
dapat dilaksanakan CT Scan kepala pada semua pasien strok. Pada strok fase akut terjadi
inflamasi dan akibatnya terjadi leukositosis yang dapat memperburuk defisit neurologik
dan meningkatkan angka mortalitas.(Simandjaja P,2007)
Penelitian mengenai perbedaan kadar leukosit dan hubungannya dengan volume
lesi pada fase akut strok hemoragik dan iskemik, sepanjang penelusuran penulis belum
pernah dilakukan di Indonesia.Atas dasar kenyatan dan pemaparan diatas kami tertarik
untuk mengetahui apakah hitung leukosit dan neutrofil, mempunyai nilai diagnostik
untuk membedakan jenis strok yang dihubungkan dengan volume lesi berdasarkan
gambaran CT Scan kepala sehingga diagnosis strok dapat ditegakkan secara cepat serta
dapat direncanakan penatalaksanaan yang tepat dan cepat.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sbb :
Apakah ada perbedaan jumlah leukosit pada fase akut strok hemoragik dengan fase akut
strok iskemik serta adakah hubungannya dengan volume lesi berdasarkan gambaran CT
Scan kepala?
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan jumlah leukosit dan neutrofil pada fase akut strok hemoragik
dengan fase akut strok iskemik serta hubungannya dengan volume lesi berdasarkan
gambaran CT Scan kepala.

2. Tujuan Khusus
1. Menentukan diagnosis strok hemoragik dan strok iskemik berdasarkan hasi CT
Scan kepala.
2. Menentukan rerata hitung leukosit dan neurofil pada strok hemoragik dan strok
iskemik.
3. Menentukan hubungan serta membandingkan antara hitung leukosit dan neutrofil
pada strok hemoragik dan strok iskemik.
4. Menentukan titik potong (cut of point) hitung leukosit dan neutrofil pada strok
hemoragik dan strok iskemik.
5. Menentukan besarnya volume lesi pada strok hemoragik dan strok iskemik
berdasarkan gambaran CT Scan kepala.
6. Menentukan hubungan jumlah leukosit ( neutrofil ) dengan besarnya volume lesi
pada strok hemoragik dan strok iskemik.
HIPOTESIS.
Hitung leukosit dan neutrofil penderita strok hemoragik lebih tinggi daripada
strok iskemik.
Semakin besar volume lesi semakin tinggi jumlah leukosit , demikian pula
semakin tinggi jumlah leukosit darah semakin besar volume lesi pada fase akut
strok hemoragik dan strok iskemik.
MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan tenaga medis tentang
pentingnya peranan pemeriksaan CT Scan kepala dalam menentukan diagnosis
dan penanganan strok
2. Dapat membantu para klinisi dalam menentukan jenis strok bila fasilitas CT
scan yang dimiliki tidak memadai.
3. Dengan diketahuinya secara cepat dan tepat jenis stroknya, maka penanganan
yang tepat dapat segera dilakukan demi mengurangi defisit neurologis yang
akan terjadi serta sebagai informasi untuk dunia kedokteran khususnya yang
berkaitan dengan faktor risiko strok.

HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian pada 60 penderita strok iskemik dan hemoragik yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, terdiri dari 30 penderita
strok iskemik dan 30 penderita strok hemoragik yang datang ke bagian Radiologi
RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo pada bulan juni sampai bulan oktober 2010.

Tabel

1. Gambaran faktor resiko subyek penelitian menurut jenis strok


Stroke Iskemik
Jumlah
%
24
80%
6
20%
6
20%
7
23,3%
16
53,3%

Faktor Risiko
Hipertensi
Diabetes Melitus
Jantung
Riwayat Stroke Keluarga
Merokok

Stroke Hemoragik
Jumlah
%
28
93,3%
2
6,7%
3
10%
5
16,7%
15
50%

Tabel 2. Rerata awitan, tekanan darah, suhu dan GCS menurut jenis strok.
Stroke Iskemik
Rerata
SD
10,40
7,38
172,67
30,95
96,00
15,88
14,97
0,18
36,00
0,36

Karakteristik
Awitan (jam)
TD Sistolik (mmHg)
TD Diastolik (mmHg)
GCS
Suhu (0 Celcius)

Stroke Hemoragik
Rerata
SD
7,35
6,03
189,83
32,06
113,33
13,73
10,70
3,68
37,50
0,91

Tabel 3. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Jumlah Leukosit terhadap


Strok Hemoragik.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Leukosit
8750
8950
9050
9150
9450
9800
10000

Sensitivitas
100
93,3
93,3
93,3
93,3
93,3
93,3

Spesifisitas
56.7
66,7
700
73,3
76,7
80,0
83,3

10150

83,3

83,3

10250
10350
10450
10700
11000

83,3
70,0
66,7
66,7
63,3

86,7
86,7
86,7
90,0
90,0
3

14.
15.
16.
17.
18.

11350
11750
12050
12350
12750

63,3
60,0
60,0
56,7
56,7

90,0
93,3
96,7
96,7
100

Tabel 4. Hubungan antara Leukosit dan neutrofil terhadap Jenis


Stroke
Variabel
Leukosit
<= 10150
>10150
Neutrofil
<= 7780
> 7780

Jenis Stroke
Iskemik
Hemoragik

95% CI

25
5

5
25

0,000

6,43 97,20

24
6

6
24

0,000

4,51 56,69

STROK
HEMORAGIK

STROK ISKEMIK

Tabel 5. Hubungan antara jumlah leukosit, neutrofil dengan volume lesi pada strok
iskemik
variabel

Koefisien korelasi

Probabilitas

Leukosit dgn vol lesi

R = 0,875

P = 0,00

Neutrofil dgn vol lesi

R = 0,765

P = 0,00

Leukosit dgn vol lesi

R = 0,939

P = 0,00

Neutrofil dgn vol lesi

R = 0,926

P = 0,00

Grafik 1. Hubungan antara jumlah leukosit dengan volume lesi pada


strokiskemik

PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian pada 60 penderita strok iskemik dan strok hemoragik .
Perbandingan jenis kelamin laki laki dan wanita pada seluruh subyek penelitian adalah
1 : 1,06. Pada strok hemoragik, perbandingan jenis kelamin adalah 1 : 1,14 lebih tinggi
dibandingkan strok iskemik yaitu 1 : 1 .
Pada penelitian ini didapatkan sebaran usia pada strok hemoragik tidak berbeda
bermakna dengan strok iskemik (p=0,401). Insiden strok meningkat dengan
bertambahnya umur , angka insidensi akan meningkat 10% tiap pertambahan 1 tahun.
Sebagian besar strok terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.(Sacco RL, 2003). Mengingat
faktor faktor tersebut, maka tidak dilakukan pembatasan usia pada penelitian ini .
Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik
( strok hemoragik 14536,67 4717,94 ; strok iskemik 8516,67 1726,08).Terdapat
beberapa asumsi yang dapat menerangkan mengapa hitung leukosit pada strok
hemoragik lebih tinggi daripada strok iskemik. Pada strok iskemik , mediator
proinflamatori akan menstimulasi reaksi inflamasi, antaralain dengan peningkatan
permeabilitas vaskuler sehingga terjadi migrasi leukosit melalui sawar darah otak yang
masih utuh. Sedangkan pada strok hemoragik, mediator proinflamatori yang berasal dari
komponen darah seperti thrombin, komplemen dan produk degradasi fibrin secara
langsung menginduksi reaksi inflamasi yang lebih besar. (Reichlin S,1993).

Pada penelitian ini diperoleh rerata volume lesi pada strok iskemik adalah 10,198
cc ( SD = 6,896 ), dan pada strok hemoragik rerata volume lesi adalah 21,204 cc ( SD
= 16,311 ) dan rerata volume lesi baik pada strok hemoragik maupun iskemik adalah
15,701 cc ( SD = 13,599 ). Dari hasil penelitian ini ditemukan hubungan yang
bermakna (p<0,05) antara jumlah leukosit (neutrofil ) dan volume lesi. Hasil ini tidak
jauh berbeda dengan penelitian Audebert, et. al., dimana terdapat hubungan yang
bermakna antara jumlah volume lesi dan leukosit selama tiga hari penilaian. Pada
penelitian tersebut didapatkan penderita dengan strok iskemik akut peningkatan leukosit
tiga hari pertama dan CRP dalam 5 hari pertama, secara bermakna berhubungan dengan
beratnya strok pertama dan besarnya volume lesi.( Audebert, et.al.2004).
Dengan semakin tinggi jumlah leukosit darah, semakin besar volume lesi.. Hal ini
disebabkan pada leukosit teraktivasi menyebabkan kerusakan lebih jauh pada lesi
iskemik melalui mekanisme reperfusi atau cedera sekunder ( Wang, Q.,2007 ). Dalam
waktu satu jam setelah strok iskemik, leukosit menjadi aktif dan menimbulkan inflamasi
( Djoenaidi,2002).
Walaupun pada penelitian ini tidak dilakukan uji diagnostik, leukosit dapat
digunakan sebagai salah satu parameter laboratorik untuk membantu menegakkan
diagnosis jenis strok khususnya bila digabung dengan parameter klinisnya.
Keterbatasan penelitian ini adalah dalam pengambilan sampel ( pasien strok hemoragik
atau strok iskemik ) , riwayat infeksi tidak betul betul secara optimal dapat
disingkirkan karena riwayat infeksi tersebut hanya diketahui melalui anamnesis, gejala
klinis, pemeriksaan foto thoraks dan urinalisa. Maka untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya diperiksa CRP untuk mendeteksi adanya infeksi sebelumnya.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian profil hitung leukosit darah pada fase akut strok hemoragik dan non
hemoragik dihubungkan volume lesi pada pemeriksaan CT Scankepaladapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik adalah 14536,67 4717,94 dan pada
strok iskemik adalah 8516,67 1726,08.
2. Rerata hitung neutrofil pada strok hemoragik adalah 12136,27 4676,19 dan
pada strok iskemik adalah 6151,37 1607,39.
3. Rerata volume lesi pada strok hemoragik adalah 21,204 16,31 dan pada strok
iskemik adalah 10,19 6,89.
4. Titik potong hitung leukosit dan neutrofil pada strok iskemik dan strok
hemoragik adalah 10150,00 mm3 dan 7780,00 mm
5. Hitung leukosit tidak bisa digunakan untuk membedakan secara pasti strok
iskemik dengan strok hemoragik walaupun ada kecenderungan jumlah leukosit
pada penderita strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik serta
digabung dengan parameter klinisnya.
6. Semakin tinggi volume lesi maka semakin tinggi pula jumlah leukosit (neutrofil)
baik pada strok iskemik maupun strok hemoragik, sehingga jumlah leukosit yang
tinggi dapat digunakan untuk memprediksi besarnya volume lesi.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan M. Diagnostik CT pada penderita strok di rumah sakit akademis jaury
ujung pandang. Majalah kedokteran universitas hasanuddin. 1994.
hal. 15:1-6.
Afifi AK. Bergman RA. Cerebral vascular syndromes in
neuroanatomy text and atlas. New York : McGraw Hill Companies Inc;
p. 359-63

functional
2005.

Akopov SE, Simonian NA, Grigorian GS, Dynamics of polymorphonuclear


leucocyte accumulation in acute cerebral infarction and their correlation brain tissue
damage, Stroke 1996; 27 : 1739-43.
Aliah A. e.a. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak (GDPO). Kapita
selekta neurologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2003. hal. 81-9
Aliah A. Wijaya, D. Oedema cerebri, Pendekatan patogenetik & terapeutik. Surabaya;
1978
Aliah A. Wijaya D. Faktor resiko stroke pada beberapa rumah sakit di makassar. Medika
Nusantara; 2000. hal. 25: 1-6
Audebert, H. J. et. al. 2004. Systemic inflammatory response depends on initial stroke
severity but is attenuated by successful trombolysis, stroke 35 : 2128-2133.
Beauchamp NJ. Acute cerebral ischemic infarction in a pathophysiologic review and
radiologic perspective. 1998. http://www.emedicine.com. Retrieved 14 Maret 2007
Castillo. Molecular signatures of brain injury after intracerbral hemorrhage, Neurology
2002; 58: 624-9.
Duus P. Diagnosis topik neurologi, anatomi, fisiologi, tanda, gejala. Jakarta: EGC; 1996
Ernst E. et al. Leukocyte and the risk of ischemic diseases. JAMA; 1987 p. 257 : 231824
Folsom AR. et al. Circulation in prospective study of marker of hemostatic function with
risk of ischemic stroke. 1999. p. 100 : 73642
Gillum RF. et al. White blood cell count and stroke incidence and death. Am J
Epidemiol; 1994. p.139 : 984-902

Anda mungkin juga menyukai