Leukosit 3
Leukosit 3
ABSTRACT
The objectives of the research were to inverstigate whetter leucocyte and neutrophyl
calculations had diagnostic values, to distinguish stroke types which were connected
with lesion volume based on the pictures of the head CT scan so that the stroke diagnosis
could be enforced quickly and is management could be design. This was an
observational research with a cross-sectional study design. The result of the research
reveals that the average leucocyte calculation on haemorrhagic stroke is higher that
ischemic stroke, the average neutrofil calculation on haemorrhagic stroke is higher than
ischemic stroke. The cutting point of leucocyte and neutrophyl calculation on the
ischemic and haemorrhagic strokes are 10150.00 mm3 and 7780.00 mm3. Leucocyte
calculation cannot be use to distinguish exactly the iscemic stroke and haemorrhagic
stroke altought tendency that the leucocyte amount on the haemorrhagic stroke patients
is higher than the ischemic stroke, and they are combined with their clinic parameter.
The higher the lesion volume, the higher leucocyte (neutrophyl) amount either on the
ischemic stroke or hemorrhagic stroke so that the high luecocyte amount can be used to
predicr of the lesion volume.
Key Words : Ischemic stroke, haemorrhagic stroke, Leucocyte, Neutrophyl
2. Tujuan Khusus
1. Menentukan diagnosis strok hemoragik dan strok iskemik berdasarkan hasi CT
Scan kepala.
2. Menentukan rerata hitung leukosit dan neurofil pada strok hemoragik dan strok
iskemik.
3. Menentukan hubungan serta membandingkan antara hitung leukosit dan neutrofil
pada strok hemoragik dan strok iskemik.
4. Menentukan titik potong (cut of point) hitung leukosit dan neutrofil pada strok
hemoragik dan strok iskemik.
5. Menentukan besarnya volume lesi pada strok hemoragik dan strok iskemik
berdasarkan gambaran CT Scan kepala.
6. Menentukan hubungan jumlah leukosit ( neutrofil ) dengan besarnya volume lesi
pada strok hemoragik dan strok iskemik.
HIPOTESIS.
Hitung leukosit dan neutrofil penderita strok hemoragik lebih tinggi daripada
strok iskemik.
Semakin besar volume lesi semakin tinggi jumlah leukosit , demikian pula
semakin tinggi jumlah leukosit darah semakin besar volume lesi pada fase akut
strok hemoragik dan strok iskemik.
MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan tenaga medis tentang
pentingnya peranan pemeriksaan CT Scan kepala dalam menentukan diagnosis
dan penanganan strok
2. Dapat membantu para klinisi dalam menentukan jenis strok bila fasilitas CT
scan yang dimiliki tidak memadai.
3. Dengan diketahuinya secara cepat dan tepat jenis stroknya, maka penanganan
yang tepat dapat segera dilakukan demi mengurangi defisit neurologis yang
akan terjadi serta sebagai informasi untuk dunia kedokteran khususnya yang
berkaitan dengan faktor risiko strok.
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian pada 60 penderita strok iskemik dan hemoragik yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, terdiri dari 30 penderita
strok iskemik dan 30 penderita strok hemoragik yang datang ke bagian Radiologi
RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo pada bulan juni sampai bulan oktober 2010.
Tabel
Faktor Risiko
Hipertensi
Diabetes Melitus
Jantung
Riwayat Stroke Keluarga
Merokok
Stroke Hemoragik
Jumlah
%
28
93,3%
2
6,7%
3
10%
5
16,7%
15
50%
Tabel 2. Rerata awitan, tekanan darah, suhu dan GCS menurut jenis strok.
Stroke Iskemik
Rerata
SD
10,40
7,38
172,67
30,95
96,00
15,88
14,97
0,18
36,00
0,36
Karakteristik
Awitan (jam)
TD Sistolik (mmHg)
TD Diastolik (mmHg)
GCS
Suhu (0 Celcius)
Stroke Hemoragik
Rerata
SD
7,35
6,03
189,83
32,06
113,33
13,73
10,70
3,68
37,50
0,91
Leukosit
8750
8950
9050
9150
9450
9800
10000
Sensitivitas
100
93,3
93,3
93,3
93,3
93,3
93,3
Spesifisitas
56.7
66,7
700
73,3
76,7
80,0
83,3
10150
83,3
83,3
10250
10350
10450
10700
11000
83,3
70,0
66,7
66,7
63,3
86,7
86,7
86,7
90,0
90,0
3
14.
15.
16.
17.
18.
11350
11750
12050
12350
12750
63,3
60,0
60,0
56,7
56,7
90,0
93,3
96,7
96,7
100
Jenis Stroke
Iskemik
Hemoragik
95% CI
25
5
5
25
0,000
6,43 97,20
24
6
6
24
0,000
4,51 56,69
STROK
HEMORAGIK
STROK ISKEMIK
Tabel 5. Hubungan antara jumlah leukosit, neutrofil dengan volume lesi pada strok
iskemik
variabel
Koefisien korelasi
Probabilitas
R = 0,875
P = 0,00
R = 0,765
P = 0,00
R = 0,939
P = 0,00
R = 0,926
P = 0,00
PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian pada 60 penderita strok iskemik dan strok hemoragik .
Perbandingan jenis kelamin laki laki dan wanita pada seluruh subyek penelitian adalah
1 : 1,06. Pada strok hemoragik, perbandingan jenis kelamin adalah 1 : 1,14 lebih tinggi
dibandingkan strok iskemik yaitu 1 : 1 .
Pada penelitian ini didapatkan sebaran usia pada strok hemoragik tidak berbeda
bermakna dengan strok iskemik (p=0,401). Insiden strok meningkat dengan
bertambahnya umur , angka insidensi akan meningkat 10% tiap pertambahan 1 tahun.
Sebagian besar strok terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.(Sacco RL, 2003). Mengingat
faktor faktor tersebut, maka tidak dilakukan pembatasan usia pada penelitian ini .
Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik
( strok hemoragik 14536,67 4717,94 ; strok iskemik 8516,67 1726,08).Terdapat
beberapa asumsi yang dapat menerangkan mengapa hitung leukosit pada strok
hemoragik lebih tinggi daripada strok iskemik. Pada strok iskemik , mediator
proinflamatori akan menstimulasi reaksi inflamasi, antaralain dengan peningkatan
permeabilitas vaskuler sehingga terjadi migrasi leukosit melalui sawar darah otak yang
masih utuh. Sedangkan pada strok hemoragik, mediator proinflamatori yang berasal dari
komponen darah seperti thrombin, komplemen dan produk degradasi fibrin secara
langsung menginduksi reaksi inflamasi yang lebih besar. (Reichlin S,1993).
Pada penelitian ini diperoleh rerata volume lesi pada strok iskemik adalah 10,198
cc ( SD = 6,896 ), dan pada strok hemoragik rerata volume lesi adalah 21,204 cc ( SD
= 16,311 ) dan rerata volume lesi baik pada strok hemoragik maupun iskemik adalah
15,701 cc ( SD = 13,599 ). Dari hasil penelitian ini ditemukan hubungan yang
bermakna (p<0,05) antara jumlah leukosit (neutrofil ) dan volume lesi. Hasil ini tidak
jauh berbeda dengan penelitian Audebert, et. al., dimana terdapat hubungan yang
bermakna antara jumlah volume lesi dan leukosit selama tiga hari penilaian. Pada
penelitian tersebut didapatkan penderita dengan strok iskemik akut peningkatan leukosit
tiga hari pertama dan CRP dalam 5 hari pertama, secara bermakna berhubungan dengan
beratnya strok pertama dan besarnya volume lesi.( Audebert, et.al.2004).
Dengan semakin tinggi jumlah leukosit darah, semakin besar volume lesi.. Hal ini
disebabkan pada leukosit teraktivasi menyebabkan kerusakan lebih jauh pada lesi
iskemik melalui mekanisme reperfusi atau cedera sekunder ( Wang, Q.,2007 ). Dalam
waktu satu jam setelah strok iskemik, leukosit menjadi aktif dan menimbulkan inflamasi
( Djoenaidi,2002).
Walaupun pada penelitian ini tidak dilakukan uji diagnostik, leukosit dapat
digunakan sebagai salah satu parameter laboratorik untuk membantu menegakkan
diagnosis jenis strok khususnya bila digabung dengan parameter klinisnya.
Keterbatasan penelitian ini adalah dalam pengambilan sampel ( pasien strok hemoragik
atau strok iskemik ) , riwayat infeksi tidak betul betul secara optimal dapat
disingkirkan karena riwayat infeksi tersebut hanya diketahui melalui anamnesis, gejala
klinis, pemeriksaan foto thoraks dan urinalisa. Maka untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya diperiksa CRP untuk mendeteksi adanya infeksi sebelumnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian profil hitung leukosit darah pada fase akut strok hemoragik dan non
hemoragik dihubungkan volume lesi pada pemeriksaan CT Scankepaladapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik adalah 14536,67 4717,94 dan pada
strok iskemik adalah 8516,67 1726,08.
2. Rerata hitung neutrofil pada strok hemoragik adalah 12136,27 4676,19 dan
pada strok iskemik adalah 6151,37 1607,39.
3. Rerata volume lesi pada strok hemoragik adalah 21,204 16,31 dan pada strok
iskemik adalah 10,19 6,89.
4. Titik potong hitung leukosit dan neutrofil pada strok iskemik dan strok
hemoragik adalah 10150,00 mm3 dan 7780,00 mm
5. Hitung leukosit tidak bisa digunakan untuk membedakan secara pasti strok
iskemik dengan strok hemoragik walaupun ada kecenderungan jumlah leukosit
pada penderita strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik serta
digabung dengan parameter klinisnya.
6. Semakin tinggi volume lesi maka semakin tinggi pula jumlah leukosit (neutrofil)
baik pada strok iskemik maupun strok hemoragik, sehingga jumlah leukosit yang
tinggi dapat digunakan untuk memprediksi besarnya volume lesi.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan M. Diagnostik CT pada penderita strok di rumah sakit akademis jaury
ujung pandang. Majalah kedokteran universitas hasanuddin. 1994.
hal. 15:1-6.
Afifi AK. Bergman RA. Cerebral vascular syndromes in
neuroanatomy text and atlas. New York : McGraw Hill Companies Inc;
p. 359-63
functional
2005.