Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 9
TUGAS
TEORI AKUNTANSI
PENDAPATAN
OLEH :
KELOMPOK 9
YULIMEL SARI (13067/2009)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
PERTEMUAN 11
PENDAPATAN
Urutan yang logis setelah pembahasan aset dan kewajiban adalah ekuitas karena
ketiganya merupakan elemen neraca. Pendapatan dan biaya dibahas terlebih dahulu sebelum
ekuitas karena merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang berasal dari kegiatan
operasi perusahaan dan pembentuk statemen laba rugi yang menentukan laba perusahaan.
Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil dan capaian harus diperoleh dengan
upaya atau bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian menanggung biaya.jadi, tidak adda
capaian tanpa upaya. Konsep dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan dihasilkan
oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya pendapatan dapat tercipta dan bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya.
Walaupun demikian, secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya diukur lebih dahulu
dan baru kemudian biaya yang diperkirakan menghasilkan pendapatan tersebut diukur
sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat. Seperti aset dan kewajiban, pembahasan
pendapatan meliputi pengertian, pengukuran, pengakuan dan penilaian. Masalah teoritis
pendapatan dapat dilukiskan dalam gambar berikut.
Definisi
Pengaku
an
Saat
Pengaku
an
Prosedur
Pengaku
an
1.
Income is increase in economic benefits during the accounting period in the form
inflows or enhancement of assets or decreases of liabilities that result in increase in
equity, other than those relating to equity participants (hlm. 17).
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan peserta ekuitas (hlm.
17)
The definition of income acompasses both revenue and gains. Revenue arises on the
course of the ordinary activitiesof an enterprise and is referred to by a variety of
different names including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm.
18).
Definisi penghasilan ecompasses baik pendapatan dan keuntungan. Pendapatan timbul
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan disebut dengan berbagai nama yang
berbeda termasuk penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti, dan sewa (hlm.18)
Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may not,
arise in the course of the ordinary activities of an enterprise. Gaints represent
increase in economic benefit and as such are no different in nature from revenues.
Hense, they are not regarded as constituting a separate element in this framework
(hlm. 18).
Keuntungan merupakan item lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam perjalanan dari aktivitas normal
perusahaan. Keuntungan merupakan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian
tidak berbeda di alam dari pendapatan. Oleh karena itu, mereka tidak dianggap
sebagai merupakan elemen yang terpisah dalam kerangka kerja ini (hlm. 18)
Definisi-definisi di atas memisahkan antara pengertian dan pengakuan sehingga tidak
ada yang menjukkan kriteria pengakuan. Sementara itu, APB (1970) mendefinisikan
pendapatan dengan memasukkan kriteria pengakuan sebagai berikut (APB Statement No 4
prg 134) :
Revenue-gross increase in assets or gross decreases in liabilities recognized
and measured in confirmity with generally accepted accounting principles
that result from those types of profit-directed activities of an enterprise that
can cange owners equity.
Pendapatan - kenaikan bruto dalam aset atau penurunan bruto dalam kewajiban yang
diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
3
periode. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan
saat pengakuan dengan proses penciptaan pendapatan. IAI harus membatasi bahwa
kenaikan aset tersebut adalah yang menaikkan ekuitas kecuali yang berasal dari
transaksi dengan pemilik.konsep ka\enaikan aset mengalami masalah dalam hal aliran
masuk yang berupa pembayaran di muka yang berasal dari pelanggan. Walaupun
pembayaran semacam ini merupakan bagian dari operasi utama perusahaan, pada
kenyataannya aliran masuk tersebut tidak atau belum dianggap pendapatan. Demikian
juga, walaupun penjualan kredit menimbulkan piutang usaha, piutang sering dianggap
buakan suatu aliranmasuk aset.
2.
non-operasi
kurang
deskriptif
untuk
mengklasifikasikan
beberapa
3.
Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya
misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan
merupakan
pendapatan
karena
perusahaan
belum
melakukan
prestasi
yang
menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang
diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau pendapatan tangguhan
yang statusnya adalah kewajiban sampaiada prestasi dari perusahaan berupa
pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa
akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian itu mengubah
kewajiban menjadi pendapatan.
4. Suatu Entitas
Dimasukkan kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan
bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisikan
sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk itulah
yang disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi, karena
hubungan perusahaan dengan pemilik merupakan hubungan utang-piutang, pada saat
aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan
jumlah yang sama. Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam
pendefinisian. Karena pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukan kenaikan
ekuitas.
5. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan.
Di sini pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral
terhadap saat pengakuan. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur
tetapi bukan pendapatan itu sendiri; produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan usaha
itulah pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian
(efford and accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian upaya produktif
perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Dengan pengertian
ini, pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan
produktif tanpa harus menunggu kejadian atau saat penyerahan produk kepada
pelanggan.
Ada dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisis dan
moneter. Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter dan hal tersebut
6
berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan. Dalam hal
ini, Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek atau kejadian.
Untuk menjawab hali tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran tersebut yaitu:
a. Aliran fisis berupa:
Objek, yaitu jumlah rupiah aset atau produk yang dihasilkan atau
dijual.
6. Pertukaran
Ini dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter
untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah
kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen.
7. Berbagai bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos
dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan
misalnya disebut dengan penjualan.
Untung
IAI dan APB tidak membedakan untung dan pendapatan dan keduanya digabung
dalam konsep penghasilan. Kata kunci yang melekat pada untung adalah :
1. Kenaikan ekuitas (aset bersih)
2. Transaksi periferal atau insidental
3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Dari ketiga karakteristik di atas, yang paling membedakan dengan pendapatan adalah
karakteristik (2) sebagai lawan dari operasi utama. Karakteristik (akibat konsep kesatua
usaha). Tidak ada petunjuk bahwa kenaikan aset yang menyebabkan kenaikan ekuitas (akibat
konsep kesatuan usaha). Tidak ada petunjuk bahwa kenaikan aset yang menyebabkan
kenaikan ekuitas tersebut merupakan jumlah kotor atau bersih. Jadi, untung dapat merupakan
jumlah kotor atau jumlah bersih. Karakteristik (3) juga merupakan karakteristik pendapatan
karena untuk disebut pendapatan kenaikan aset harus bukan berasal dari transaksi dengan
7
pemilik (investasi oleh pemilik). Karena secara konseptual dan essensial karakteristik
pendapatan tidak berbeda dengan untung. IAI dan APB tidak memandang untung sebagai
elemen tersendiri dan didefinisi secara formal. APB memandang untung semata-mata
merupakan klasifikasi pendapatan dalam penyajian statemen laba-rugi. Menurut APB,
pendapatan dapat berasal dari penjualan aset selain produk perusahaan.
FASB membedakan antara untung dan pendapatan karena adanya karakteristik
sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Karakteristik sumber dari untung itu
sendiri adalah :
a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfer) dengan pihak lain : misalnya hadiah
dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaan ganti rugi pemenangan
tuntutan perkara hukum.
c. Penahanan aset (holding asset) : misalnya kenaikan harga sekuritas investasi,
kenaikan nilai tukar valuta asing, dan kenaikan karena penahanan sediaan (holding
gains)
d. Faktor lingkungan : misalnya ganti rugi asuransii musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak.
FASB sendiri mengakui bahwa pembedaan tersebut sebenarnya lebih dimaksudkan
untuk kepentingan penyajian pendapatan atas dasar sumbernya daripada untuk membedakan
secara tegas karakteristik antara pendapatan dan untung.
(Sumber Suwardjono, 2005 : 351-362)
2.
usaha.
Biaya
merepresentasikan
upaya
dan
pendapatan
Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa
semua tahap kegiatan atau unsur di dalamnya (direpresentasikan) mempunyai
kedudukan atau arti penting yang sama dalam menghasilkan pendapatan (Paton
dan Littleton 1970 : 67 dalam Suwardjono, 2005 : 364).
Implikasi dari konsep ini adalah semua tahap kegiatan memberi sumbangan
dalam penciptaan pendapatan yang secara proporsional sama dengan besarnta kos.
Jadi, begitu kos suatu objek biaya terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk
sehingga laba juga terbentuk.
b. Realisasi Pendapatan
Kosep realisasi pendapatan:
Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk
telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Dengan kata lain, pendapatan
terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsusng atau pada saat terjual atas
dasar kontrak penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum diserahkan ). Berdasarkan
konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau
kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi
atau terbentuk.
Konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan sangat penting artinya dalam
pengakuan pendapatan. Berdasarkan konsep dasar upaya dan hasil, konsep penghimpunan
pendapatan secara konseptual lebih unggul dan lebih konsisten daripada konsep realisai bila
dikaitkan dengan definisi pendaptan secara umum, karena didukung oleh konsep dasar upaya
10
dan hasil serta konsep homogenitas kos. Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah
pengukuran pemdapatan secara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada
bersifat makna pendapatan. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan
kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu :
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.
2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset
lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi
merupakan koonfirmasi proses penghimpunan dana.
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesei diproduksi dan penjualan
benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain,
pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. Hal ini
didasarkan pada gagasan bahwa pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus
didasarkan pada konsep dasar keterukuran dan reliabilitas; jumlah rupiah harus cukup pasti
dan ditentukan secara objektif oleh pihak independen.
Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk mengakui pendapatan
sebelum barang atau jasa sudah cukup selesai dikerjakan walaupun jumlah rupiah pendapatan
telah terealisasi karena belum ada upaya yang membentuk pendapatan. Atas dasar konsep
kesatuan usaha, tidak ada pendapatan tanpa upaya. Tanpa upaya yang cukup pendapatan
belum dapat diakui. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang
keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):
a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi
Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk telah terjual atau ditukarkan dengan
kas atau klai atas kas. Dan dikatakan cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan
yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang
cukup pasti jumlahnya.
11
tidak berbeda dengan kriteria b dari FASB. (Sumber Suwardjono, 2005 : 362-369)
Saat Pengakuan Pendapatan
Masalah kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing)
pengakuan pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan mengenai hal ini :
a. Pada Saat Kontrak Penjualan
Dapat terjadi ketika perusahaan telah menandatangani kontrak perusahaan dan bahkan
sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai
memproduksi barang. Pendapatan sudah terealisasi tetapi belum terbentuk karena hanya
satu kriteria yang terpenuhi dan tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Sementara itu,
pembayaran dimuka harus diakui sebagai kewajiban sampai barang atau jasa diserahkan
kepada pembeli, biasanya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Pada umumnya,
perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi
dan jarak antara penandatangan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang
dari satu tahun).
b. Selama proses produksi secara bertahap
Dalam industri tertentu, pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama.
Misalnya dalam industri konstruksi bangunan. Biasanya produk semacam itu
12
diperlakukan sebagai projek dan dilaksankan atas dasar kontrak sehingga pendapatan
terealisasi untuk seluruh periode kontrak tetapi mungkin belum cukup terbentuk pada
akhir tiap periode akuntansi. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan dapat dilakukan
secara bertahap (per periode akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau
sekaligus pada saat projek selesai dilakukan. Yang pertama disebut metode persentase
penyelesaian, sedangkan yang terakhir disebut metode kontrak selesai.
Permasalahan teoritis yang kemudian dapat terjadi jika seluruh pendapatan diakui dengan
memakai metode kontrak selesai, akan terjadi kemungkinan terjadi ketidakseimbangan
volume pendapatan dan kegiatan produksi antar tahun. Masalah juga timbul kalau
perusahaan tidak memperlakukan tiap kontrak sebagai projek dan mengakui pendapatan
pada saat produk diserahkan tanpa mengakumulasi kos yang berkaitan dengan produk
sehingga penandingan yang tepat tidak tercapai.
Suatu alternatif untuk memecahkan masalah di atas adalah penggunaan projek atau
angkatan produksi sebagai wadah atau takaran penentuan dan pelaporan laba bukannya
periode waktu. Sebagai alternatif lain, perusahaan dapat mengakui pendapatan secara
bertahap dan tetap menggunakan periode sebagai takaran penghitung laba.
Persentase kemajuan fisis produk bukan merupakan proporsi yang tepat untuk dasar
pengukuran pendapatan yang harus diakui karena persentase tersebut belum tentu
menunujukkan persentase penyerapan kos kecuali kenyataannya memang demikian.
Demikian juga, jumlah rupiah kas yang telah diterima atas dasar termin pembayaran
kontrak tidak dapat dijadikan basis untuk menentukan pendapatan yang harus diakui.
Walaupun kontrak konstruksi menetapkan adanya harga yang pasti, hasil pekerjaan
belum pasti sehingga kos bagi perusahaan kontraktor juga tidak pasti. Karena hal inilah
pengukuran pendapatan dengan metode kontrak selesai lebih umum digunakan.
Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini adalah :
1. Akresi. Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah
lainnya. Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas
telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara
objektif. Tapi yang terjadi sekarang adalah pendapatan sudah terbentuk tapi belum
terealisasi.
produksi masih diperlukan dan masih diikuti dengan perubahan aset menjadi aset
lancar baru. Oleh karena itu, tidak selayaknya karesi dianggap sebagai
pendapatan.
2. Apresiasi. Yaitu, selisih nilai pasar wajar aset perusahaan dengan kos (atau nilai
buku aset terdepresiasi). Dibandingkan akresi, apresiasi lebih kurang memenuhi
13
Menutup kos (potensi jasa) yang terserap untuk melaksanakan kegiatan produksi
yang berkulminasi dengan penyerahan produk.
Menyediakan dana sebagai imbalan untuk pembayaran pajak kepada pemerintah,
bunga kepada kreditor, dan dividen kepada pemegang saham.
Kendati saat penjualan menjadi standar umum pengakuan pendapatan, terdapat beberapa
hal yang sering diajukan sebagai keberatan terhadap dasar tersebut. Hal pertama yaitu
berkaitan dengan kepastian pengukuran pendapatan akibat kos purna jual dan masalah
kedua adalah adanya kemungkinan retur barang. Akhirnya kemungkinan akan ada
piutang tak tertagih, sehingga piutang tidak dapat dijadikan bukti terealisasinya
pendapatan.
Masalah pengakuan saat penjualan :
1. Kembalian dan potongan tunai
Adanya hak pengembalian tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat
penjualan. FASB menyatakan bahwa suatu perusahaan menjual produknya dengan
hak mengembalikan maka pendapatan dapat diakui pada saat penjualana kalau syaratsyarat berikut terpenuhi (SFAS No. 48 prg.6):
- Harga jual cukup pasti
- Pembeli sudah membayar kepada penjual
- Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi penculikan
-
bersangkutan
- Jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir secara layak.
Adanya potongan tunai tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat
penjualan. Masalah yang timbul tidak berkaitan dengan pengakuan pendapatan tetapi
berapa jumlah rupiah pendapatan harus dicatat.
2. Kos purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan
penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin akan
terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur
yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah
rupiah yang sama ke dalam satu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
3. Kerugian piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang menyatakan bahwa
piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi pendapatan.
15
Alasannya, piutang bukan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran sehingga kurang tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan. Masalah
kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos purna jual,
yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Dengan demikian pendapatan
disajikan dalam statemen sejumlah piutang yang benar-benar dapat direalisasi.
4. Transaksi penjualan
Secara umum, penjualan adalah transaksi pertukaran barang atau jasa hasil produksi
perusahaan dengan kas atau klaim atas kas. Secara teknis, transaksi penjualan adalah
transaksi pertukaran aset secara aktual bukan transaksi kontrak itu sendiri. Penjualan
dikatakan telah terjadi secara teknis bila produk (dan risiko yang melekat) telah
ditransfer ke pembeli dan sebagai penghargaan penjual mendapat kas atau klaim atas
kas.
Kontrak penjualan yang belum disertai transfer produk secara teknis belum dapat
dikatakan sebagai transaksi penjualan betapapun perusahaan telah menerima uang
muka. Namun, secara konseptual kontrak penjualan dapat dipandang sebagai realisasi
pendapatan. Masalah lebih banyak terletak pada kriteria realisasi. Melalui PSAK No.
23, IAI membuat ketentuan dapat mengakui pendapatan dari penjualan barang sebagai
berikut (Pasal 13 atau 38)24:
Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
dengan kemajuan pekerjaan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengakuan
pendapatan pada saat kas terkumpul adalah:
Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Pendek
Dalam perusahaan jasa seperti perusahaan angkutan dan bioskop, transaksi
dilakukan dalam waktu yang relatif pendek. Penerimaan kas hampir bersamaan
dan sejalan dengan penyerahan jasa. Ini berarti bahwa saat penerimaan kas atau
penyerahan jasa dapat dijadikan pengujian untuk dasar pengukuran dan
pengakuan pendapatan.
Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Panjang
Di lain pihak, apabila jasa yang diberikan adalah kompleks dan baru akan
selesai dalam periode yang relatif panjang seperti halnya penyewaan ruang, maka
besar kemungkinan akan terjadi perbedaan yang mencolok antara jumlah rupiah
pendapatan yang diakui dengan basis akrual dan basis kas.
Argumen Pendukung
Validitas pengakuan pendapatan secara proporsional dengan penerimaan kas
didasarkan atas tiga pertimbangan yang saling berkaitan, yaitu:
Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aset yang
kredit (biasa).
Alasan Penyanggah
Patton dan Litteton (1970) menegaskan bahwa pengakuan pendapatan dasar
kas (untuk perusahaan jasa) kurang dapat didukung dengan alasan:
Tagihan (piutang) yang timbul akibat penyerahan jasa pada dasarnya
mempunyai kedudukan yuridis yang sama dengan piutang yang timbul
Jadi, pada dasarnya pengakuan pendapatan atas penerimaan kas hanya berlaku untuk
jasa profesi yang mempunyai karakteristik: (1) jasa bersifar unik dan tidak dapat
ditentukan secara jelas dan pasti pada permulaan pekerjaan, dan (2) jumlah
17
pendapatan total yang harus ditagih tergantung pada hasil pekerjaan yang
bersangkutan.
Prosedur Akuntansi Dasar Kas
Patton dan Litteton (1970) menggambarkan prosedur akuntansi untuk
mencapai penandingan yang tepat sebagai berikut:
Pada saat kontrak penjualan angsuran dan pengiriman seluruh barang,
perusahaan mencatat sebagai berikut:
Pengiriman Barang-Dasar Kas
xxx
Sediaan Barang Dagangan
xxx
Jumlah di atas dicatat atas dasar kos. Piutang angsuran dicatat secara memorial
(tidak dijurnal). Pengiriman barang-dasar kas mempunyai status sebagai aset
xxx
Penjualan-Dasar Kas
xxx
Seluruh jumlah rupiah kas yang telah diterima dari penjualan dalam suatu
periode yang tampak dalam saldo akun Penjualan-Dasar Kas yang merupakan
xxx
Kalau ternyata ada akhir periode terdapat penjualan yang sudah diterima
kasnya tetapi barang belum dikirim maka kos barang tersebut harus ditaksir
dan ditambahkan ke kos barang terjual dasar kas. Jurnal yang harus dibuat
pada akhir periode adalah:
Kos Barang Terjual-Dasar Kas
xxx
Utang Pengiriman Barang-Dasar Kas
xxx
Dalam neraca, pos Pengiriman Barang-Dasar Kas akan disajikan sebagai aset
lancar sebesar kosnya dan pos Utang Pengiriman Barang-Dasar Kas dapat
dilaporkan sebagai kewajiban atau dikontrakan dengan pos Pengiriman
Barang-Dasar Kas.
Biaya Administrasi dan Penjualan
Pada umumnya kos administrasi dan penjualan bukan merupakan kos yang
dapat diperlakukan seperti kos sediaan yaitu tersediakan. Kos tersebut harus
segera dibebankan ke pendapatan sebagai biaya periode. Dalam hal inilah
18
Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan,
Dalam PSAK No. 23, IAI menetapkan bahwa pengakuan pendapatan atas dasar
kemajuan pelaksanaan merupkan ketentuan utama sedangkan kaidah lain merupakan
pengecualian dari kaidah ini. IAI mengeksplisitkan asumsi atau kondisi yang melandasi
keterterapan pengakuan atas dasar kemajuan pelaksanaan yaitu:
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal.
Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
pengiriman barang, pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman.
Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara
bertahap dengan metode persentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk
tersebut berubah.
Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset non moneter yang
tidak segera dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung rugi dapat
diakui pada saat telah terhak atau transaksi telah selesai asalkan nilai wajar
20
4. Pada saat
penjualan.
Penerimaan order
pembelian. Penerimaan uang
muka. Pengiriman barang.
Pengiriman faktur penjualan.
Penerimaan nota terima
barang dari pembeli.
Pengiriman surat tagihan
angsuran. Penerimaan kas
atau alat pembayaran lain.
Penyesuaian akhir tahun.
Penyajian
Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa
dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi.
(Sumber Suwardjono, 2005 : 369-392)
Pendapatan Menurut Bragg
Pendapat Bragg mengenai pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut :
1. Mengukur pendapatan untuk penjualan barang
Pendapatan diukur pada jumlah nilai wajar yang akan diteriuma, dengan memasukkan jumlah
potongan harga dan rabat penjualan berdasarkan jumlah yang dibeli, yang diterima oleh
entitas. Bila perusahaan dibayar secara tunai, jumlah pendapatan yang diakui adalah jumlah
kas yang diterima atau piutang usaha.
2. Mengukur pendapatan saat ada pembayaran yang ditangguhkan
Dalam hal pembayaran tunai yang ditangguhkan, jumlah nilai wajar dari penerimaan dapat
dikurangi. Bila pembayaran tertunda secara efektif merupakan transaksi pendanaan,
pendapatan harus diakui sebagai arus kas transaksi yang didiskontokan., dengan
menggunakan tingkat bunga yang dapat ditentukan lebih jelas, yaitu (a) tingkat bunga yang
berlaku untuk sebuah transaksi yang sama oleh entitas dengan sebuah peringkat kredit yang
sama; atau (b) tingkat bunga yang mendiskontokan transaksi berdasarkan pada harga tunai
saat ini dari barang atau jasa.
Apabila suatu transaksi didiskontokan untuk tujuan pengakuan pendapatan, maka selisih
antara nilai wajar dan jumlah nilai nominal yang dibayarkan dicatat sebagai pendapatan
bunga.
3. Mengakui pendapatan dalam barter
21
Sebuah transaksi tidak menghasilkan pendapatan jika melibatkan pertukaran barang atau jasa
yang sifat atau nilainya sama. Jika pertukarannya untuk barang atau jasa yang berbeda,
transaksi ini menciptakan pendapatan; ini diukur pada nilai wajar dari nilai barang atau jasa
yang diterima, sebagaimana telah diubah oleh jumlah uang tunai yang ditransfer. Jika nilai
wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur dengan andal, maka gunakan
nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, sebagaimana telah diubah oleh jumlah uang
tunai yang ditransfer.
4. Kapan dapat diakui penjualan barang
Pendapatan dari penjualan barang dapat diakui bila seluruh kondisi berikut telah diakui :
a. Jaminan manfaat. Manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas.
b. Pengukuran biaya. Biaya yang berkaitan dengan transaksi tersebut dapat diukur secara
andal.
c. Pelepasan kepemilikan. Entitas tidak lagi memegang kendali manajemen atas barang
yang dijual.
d. Pengukuran pendapatan. Jumlah pendapatan yang diakui dapat diakui secara andal.
e. Pemindahan risiko dan manfaat. Semua risiko dan manfaat yang signifikan yang
terkait dengan barang telah dialihkan kepada pembeli. Hal ini biasanya bertepatan
dengan pengalihan hak-hak hukum atau kepemilikan kepada pembeli.
5. Pengakuan pendapatan dalam transaksi penerimaan kas pada saat pengiriman.
Jika seorang penjual menjual barang berdasarkan syarat penerimaan kas pada saat
pengiriman, maka perusahaan harus mengakui pendapatan ketika perusahaan mengirimkan
barang dan menagih kas dari transaksi tersebut.
6. Mengakui pendapatan dari penjualan langganan
Ketika penjual melakukan pengiriman publikasi dan barang yang sama kepada pembelian
dengan perjanjian berlangganan, perusahaan biasanya mengakui pendapatan atas dasar garis
lurus selama periode ketika barang tersebut diberikan. Namun, jika barang tersebut berbeda
nilainya setiap periode, maka penjual harus mengakui pendapatan berdasarkan nilai penjualan
masing-masing barang secara proporsional terhadap total estimasi nilai penjualan dari semua
barang yang termasuk dalam berlangganan.
7. Mengakui pembayaran uang muka
Pembeli dapat mengirimkan pembayaran penuh atau pembayaran sebagian kepada penjual
sebelum pengiriman barang. Penjual mungkin belum memiliki barang dalam persediaan,
barang tersebut mungkin masih dalam proses produksi, atau barang akan dikirim oleh pihak
ketiga. Dalam keadaan ini, penjual tidak boleh mengakui pendapatan sampai barang
diserahkan kepada pembeli.
8. Mengakui penjualan angsuran
22
kepada entitas.
Pengukuran penyelesaian. Tahap penyelesaian pada akhir periode pelaporan dapat
lurus selama perioda waktu yang ditentukan, kecuali beberapa metode lain yang
Keterangan
Pengertian
IAS 18
Pendaptan
(revenue)
itu
sendiri
PSAK 23
Penghasilan (income) meliputi
pendapatan
(revenue)
maupun
keuntungan (gain). Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul
selama dalam aktivitas normal
entitas
dan
dikenal
dengan
bermacam-macam sebutan yang
berbeda
seperti
penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga,
dividen dan royalti.
2. Fee;
3. Bunga;
4. Dividend;
5. Royalti
2
Ruang lingkup
24
Istilah
penting/
definisi
dan dividen.
Nilai wajar adalah jumlah darimana
pihak-pihak
pihak
yang
berpengetahuan,
yang
berkeinginan
wajar.
transaksi
memahami
untuk
wajar
dan
melakukan
(arms
length
transaction).
Pendapatan(revenue)
adalah
arus
periode
yang
ditimbulkan
entitas
apabila
arus
masuk
Pendapatan(income)
adalah
arus
tersebut
mengakibatkan
Pengukuran
pendapatan
nilai
wajar
yang
diterima
atau
diterima.
Pengidentifikasia
entitas.
Dalam kondisi yang umum, kriteria
n transaksi
diterima.
Pendapatan atas
suatu transaksi.
Pendapatan (revenue) dari penjualan
penjualan barang
dipenuhi:
(a) entitas telah memindahkan risiko
kepada pembeli.
b. Entitas tidak memiliki kendali yang
dengan
kepemilikan
ataupun
melakukan
yang
berkelanjutan
hingga
suatu
dapat
diukur
atas
pengendalian
yang
barang
terkait
manfaat
dengan
25
transaksi
tersebut
akan
mengalir
diukur
dengan andal.
Pendapatan dari
penyerahan jasa
tahap
penyelesaian
dari
untuk
dengan
penjualan
jasa
dapat
imbalan
dan
(Penjualan jasa)
Jika hasil transaksi yang terkait
menyelesaikan
sehubungan
dengan
Bunga,
royalti,
dan dividen
a.
lain
diukur
dengan andal
Pendapatan (revenue) harus diakui atas
a.
b.
dengan
yang
menghasilkan
bunga,
besar
sehubungan
manfaat
dengan
dengan andal.
29. Pendapatan diakui dengan dasar
(IAS 39)
Royalti harus diakui atas dasar akrual
sebagai berikut:
26
(a)
relevan
c. Dividen
harus
diakui
bilamana
bunga
diakui
menggunakan
2006):
pembayaran.
Instrumen
keuangan:
8 dan PA 17-20;
(b) royalti diakui atas dasar akrual
sesuai dengan substansi perjanjian
yang relevan; dan
(c) dividen diakui jika hak pemegang
saham untuk menerima pembayaran
9
Pengungkapan
Pengungkapan
berikut
harus
dilakukan :
a.Kebijakan akuntansi yang diadopsi
ditetapkan.
Entitas mengungkapkan:
(a)
kebijakan akuntansi
digunakan
untuk
yang
pengakuan
transaksi
yang
terkait
dengan
penyerahan jasa.
b. Jumlah dari setiap kategori dari
pendapatan
diakui
yang
selama
signifikan
periode
yang
berjalan
tersebut,
termasuk
dalam
setiap
kategori
Keuangan.Edisi
3,
27
28