Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sejarah pembuatan kayu lapis


Perancangan

tata letak pabrik ini merupakan satu elemen

penting dalam menjalankan suatu proses produksi karena tanpa tata


letak pabrik yang baik maka proses produksi akan kacau. Maka itu
dalam

merancang

suatu pabrik tata letak fasilitas tidak dapat

dikesampingkan dan harus diperhatikan.


(James

M. Apple) mendefinisikan

perancangan

tata letak

pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen


suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan
efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari
bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi.
Menurut Nicol dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak
hanya diperlukan saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat
mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah
struktur perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan
perubahan tata letak fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali.
Peneliti utama yang dikenal dengan teori ini adalah S.P Mitronov,
seorang peneliti asal USSR. Dalam tahun-tahun berikutnya, mulai
berkembang beberapa klasifikasi dan sistem koding (coding system).
Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak
fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas
pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi
Dalam perkembangannya, perancangan tata letak pabrik adalah
pengaturan dari fasilitas (gedung, tenaga keija, bahan baku, dan mesinmesin) yang digunakan secara bersama-sama untuk memenuhi tujuan
yang sudah ditetapkan. Jadi, perancangan tata letak pabrik dapat juga
11

diartikan pengaturan dari fasilitas-fasilitas yang ada sedemikian rupa


sehingga dapat mencapai tujuannya dengan tidak mengesampingkan
kendala yang ada
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan bahan konstruksi maka
keberadaan industri kayu lapis mulai berkembang. Perkembangan itu
dimulai setelah tahun 1930-an yang ditandai dengan penggunaan kempa
panas dari Eropa dan perekat resin sintetis sebagai perkembangan teknik
yang memiliki peranan penting pada pertumbuhan awal industri kayu
lapis. Pada tahun 1972 di Amerika Serikat ada sekitar 600 perusahaan
pembuat kayu lapis dan vinir yang telah mampu mengekspor kayu lapis
sebesar US$ 3 Milyar menurut (Haygreen and Bowyer, 1993).
Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari
lembaran-lembaran

vinir

yang

direkat

bersama

dengan

susunan

bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan
panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk
panel-panel struktural. Cikal bakal munculnya kayu lapis terjadi di Mesir
sekitar tahun 1500 SM, dimana pada masa tersebut orang-orang Mesir
telah mampu membuat vinir untuk menghiasi perabot rumah tangga
mereka.

Selanjutnya

disusul

bangsa

Yunani

dan

Roma

kuno

mengembangkan alat pemotong vinir (Haygreen and Bowyer, 1993).


Di Indonesia sendiri, perkembangan industri kayu lapis terjadi
sekitar tahun 1980-an semenjak diberlakukannya larangan ekspor kayu
bulat oleh pemerintah. Pada tahun tersebut kondisi hutan di Indonesia
masih sangat mendukung perkembangan industri kayu lapis, ketersediaan
log-log berdiameter besar dan silindris yang berasal dari hutan alam
sebagai syarat utama bahan baku dalam pembuatan kayu lapis masih
cukup melimpah (Iswanto, 2008).
Saat ini, kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri kayu
lapis

semakin meningkat

seiring

dengan

meningkatnya

jumlah

penduduk, terutama kebutuhan terhadap kayu bulat berdiameter besar.


Akan tetapi potensi kayu bulat berdiameter besar dan memiliki kualitas
bagus yang terdapat di hutan alam semakin berkurang sehingga

12

ketersediaannya menjadi terbatas. Hal ini menimbulkan permasalahan di


industri perkayuan terutama industri kayu lapis yang menggunakan
kayu bulat berdiameter besar sebagai bahan baku. Jika hal ini tetap
dibiarkan berkelanjutan, masa depan industri kayu lapis dapat terancam
kesulitan bahan baku (Arsadi, 2011).
Upaya

yang

perlu

dilakukan

untuk mengatasi keterbatasan

ketersediaan kayu bulat berdiameter besar yaitu dengan memanfaatkan


kayu bulat berdiameter kecil (Small Diameter Logs) yang berasal dari
hutan

rakyat

maupun

hutan tanaman industri. Akan tetapi dalam

pemanfaatannya terdapat kendala yakni kayu bulat berdiameter kecil


banyak mengandung kayu juvenile yang menyebabkan kerapatan dan
kekuatannya lebih rendah dari kayu mature. Selain itu, stabilitas
dimensi Small Diameter Logs (SDL) lebih rendah dari Large Diameter
Logs (LDL) (Massijaya et al. 2010). Oleh karena itu, dibutuhkan
teknologi yang baik dan pengolahan yang tepat agar diperoleh produk
yang berkualitas (Arsadi, 2011).
2.2

Jenis jenis kayu lapis


Barang yang dibuat adalah berupa Finir dan Kayu Lapis. Finir
adalah lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 0,6 mm yang diperoleh
dari penyayatan (pengupasan) dolok kayu jenis-jenis tertentu.dengan
ketebalan sama dan lebih kecil dari 6 mm. Ketebalan diatas batas ini
digolongkan ke dalam jenis papan. Penggunaan utama dari finir adalah
untuk pembuatan kayu lapis (plywood), di mana beberapa lembar finir
direkat menjadi satu dengan arah serat yang saling tegak lurus dalam
jumlah yang ganjil. Finir dapat juga dibuat menjadi papan lamina
(laminated wood) di mana lembaran-lembaran finir direkat menjadi satu
dengan arah serat yang sama. Finir juga digunakan dalam pembuatan
papan balok (block board) di mana lapisan muka dan belakang adalah finir
(lapisan luar) dan lapisan tengah adalah potongan kayu memanjang
disusun berdampingan. Selain untuk pembuatan kayu lapis, papan lamina
dan papan balok, finir juga diproduksi untuk pembuatan kotak dan batang
korek api, tusuk gigi dan lain-lain.
13

Kayu lapis adalah (plywood) adalah papan buatan dengan ukuran


tertentu yang terbuat dari beberapa lapisan finir. Plywood dengan tiga lapis
disebut tripleks, atau three-ply, lapis 5 (5 ply),, lapis 7 (7 ply), lapis 9 (9
ply). Lapis 5 dan selebihnya disebut pula multipleks atau multiply.Maksud
dan tujuan pembuatan finir dan kayu lapis untuk mendapatkan papan yang
berukuran lebar. Selain itu juga untuk :
o menghemat penggunaan kayu
o memanfaatkan jenis-jenis kayu bernilai rendah
o menambah kekuatan serta meningkatkan mutu

kayu

dengan

memperindah segi dekoratif kayu.


2.2.1

Bahan Yang Digunakan


Jenis kayu yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Meranti (Shorea spp.)
b. Keruing (Dipterocarpus spp.)
c. Kapur (Dryobalanops aromatica)
d. Kempas (Koompasia spp.)
e. Merawan (Hopea spp.)
f. Mangir (Canophyllum spp.)
g. Agathis (Damar) (Agathis spp.)
Sedangkan untuk pembuatan finir indah (fancy veneer) digunakan jenisjenis kayu yang berkualitas tinggi dengan nilai dekoratif yang indah dan
menarik, misalnya
a. Jati (Tectona grandis)
b. Sonokeling (Dalbergia laetifolia)
c. kayu hitam (Ebony) (Diospyros spp.)
d. Sonokembang (Pterocarpus indicus)
e. Rengas (Gluta rengas)
f. Kuku (Periopsis mooniana)

2.2.2

Keunggulan Bahan
Keunggulan bahan ini dengan yang lain adalah :

14

1.
2.
3.
4.
2.3

kayu yang lunak,


ringan,
kelas kuat dan kelas awetnya sekitar II-IV dan
bila dikupas tidak mudah pecah.

Penggunaan Kayu Lapis


Beberapa penggunaan kayu lapis yang dianggap penting anatara lain :
a. Bangunan
1) Rangka
2) Dinding
3) Langit-langit
4) Lantai
5) Pintu (pelapis daun pintu)
b. Alat-alat transportasi
1) Interior di mobil
2) Interior di kereta api
3) Interior di pesawat terbang
4) Interior di kapal laut
c. perabot rumah tangga
d. bahan pengemas : kopor, tas, dan lain kegunaan yang ada hubungan
dengan kemasan .
e. barang-barang industri : radio, televisi, cabinet mesin jahit, baki, alatalat rumah tangga lainnya.
f. Barang-barang kerajinan : kap lampu, hiasan dinding, alat alat kantor,
serta variasi mainan anak-anak.

2.4

Tahapan Proses Produksi


Proses pembuatan finir dimulai dengan pemotongan kayu menjadi
ukuran

yang

dikehendaki,

pemberian

perlakuan

pendahuluan,

pembersihan, pengirisan atau pengupasan menjadi finir, pemotongan finir


15

menjadi lembaran yang dikehendaki untuk kemudian dikeringkan, atau


untuk finir-finir muka / face dan belakangan / back biasanya dari pisau
pengupas kemudian finir digulung dan dikeringkan untuk selanjutnya
dipotong menjadi ukuran yang dikehendaki, setelah itu baru finir-finir tadi
dikelompokkan dan bila perlu diperbaiki.
1.

Pemanasan
Sebelum diadakan pemotongan finir maka finir terlebih dahulu

dipanaskan. Pemanasan dilakukan untuk melunakkan kayu dan mata-mata


kayunya yang membuatnya lebih mudah untuk dipotong. Pemanasan juga
untuk meningkatkan kualitas permukaan, dan mengurangi kekasaran.
Baldwin menyebutkan ada empat keuntungan memanasi kayu bulat :
o
o
o
o

Hasil finir yang lebih tinggi dapat diperoleh dari kayu bulat.
Kualitas finir meningkat
Biaya buruh berkurang
Jumlah perekat dapat dikurangi

Pemanasan dapat dilakukan dengan mengukus (uap panas), atau


menyemprotkan air panas bersuhu 93o C. Pemanasan ini dilakukan
beberapa saat sebelum blok dikupas menjadi finir.
2.

Pengupasan
Pengupasan dilakukan menggunakan pisau statis yang dikasitkan

pada blok kayu yang berputar. Hasil pengupasan ini berupa lembaran tipis
kayu yang disebut finir. Pengupasan dilanjutkan hingga diameter blok
tinggal 5,5 sampai 4,0 inchi. Oleh karena finir hasil pengupasan masih
berupa lembaran yang memanjang maka pada proses selanjutnya finir
dipotong-potong sesuai dengam ukuran panjang plywood yang telah
ditentukan.
3.

Penyimpanan dan pemotongan


Penyimpanan yang dimaksud di sini adalah bukanlah seperti

penyimpanan barang digudang atau sejenisnya. Yang dimaksudkan


hanyalah penyimpanan sementara sebelum finir dipotong sesuai ukuran.

16

Penyimpanan dapat dilakukan dengan 2 cara yakni sistem gulungan dan


sistem konveyer. Sistem gulungan dirasakan kurang praktis dan lebih
lambat dibandingkan dengan sistem konveyer. Hal ini disebabkan pada
sistem gulungan finir mesti disusun berbentuk gulungan terlebih dahulu
sebelum dibawa ke mesin pemotong untuk dipotong sesuai ukuran.
Sementara pada sistem konveyer mesin pemotong diletakkan satu jalur
dengan mesin pengupas sehingga memungkinkan pemotong dilakukan
lebih cepat.
4.

Pengeringan Finir
Pengeringan finir dilakukan dengan menyemprotkan udara panas

ke permukaan finir. Suhu yang dibutuhkan untuk pengeringan ini


mencapai 300o C. Dengan suhu setinggi ini diharapkan diperoleh
kestabilan yang merata ke seluruh bagian finir dan memudahkan proses
perekatannya.
5.

Perekatan
Sebelum lembaran disusun seperti yang diinginkan, terlebih dahulu

permukaan finir disemprot dengan perekat. Biasanya digunakan perekat


sintesis thermosetting yang biasa mengeras akibat terkena panas. Jenis
perekat yang biasa digunakan adalah Urea Formaldehide dan Fenol
formaldehyde.
Dalam pebuatan kayu lapis bahan perekat merupakan faktor penting
kerena bersifat mempersatukan lembaran-lembaran finir menjadi satu
ketebalan tertentu. Berdasarkan sifat-sifatnya perekat dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu :
a. perekat tahan kelembaban (moisture resistance)
b. perekast tahan panas dan cuaca (dry resistance )
c. perekat tahan air (water resistance)
Berdasarkan penggolongannya perekat terbagi atas ;
a.

perekat berasal dari tumbuh-tumbuhan : perekat tapioka, kedelai,

perekat
b. biji kapuk dan lain-lain.

17

c.

perekat yang berasal dari hewan : perekat kasein, perekat darah

(albumim) dan lain-lain.


d. perekat sintesis : perekat yang dibuat dari sintesis antara lain
ureaformaldehid, termosetting, fenol formaldehid, resoresinol, formaldehid
dan lain-lain.
Jenis-jenis perekat di atas digunakan untuk menghasilkan kayu lapis yang
perlu benar-benar menghasilkan kayu lapis yang yang berkualitas baik,
yiatu :
a. kayu lapis yang tahan terhadap air
b. kayu lapis yang tahan udara lembab
c. kayu lapis yang tahan terhadap suhu panas
6.

Pelaburan dan penyusunan finir


Setelah finir muka (face) dan inti (core) disusun seperti yang

dikehendaki, kemudian dilakukan pengepresan menggunakan mesin


dengan tekanan berkisar 110 200 psi tergantung pada jenis dan kerapatan
plywood yang diinginkan.
7.

Penyelesaian
Dari mesin press, kayu lapis tersebut menuju mesin gergaji untuk

dibuat ukuran-ukuran standar arah memanjang dan melebar kayu lapis


tersebut. Dan selanjutnya kayu lapis masuk pada mesin amri untuk
dihaluskan bidang permukaannya, sekaligus diadakan pengujian kualitas.
Kemudian diangkut dengan forklift untuk disimpan di dalam gudang,
disusun dengan baik dalam susunan mendatar di atas landasan yang jarak
dari lantai 10 20. lantai harus terlindungi dari kelembaban, begitu pula
keadaan gudang.

2.5.

Denah tata letak pabrik kayu lapis

18

Gambar:2.1 denah lokasi pabrik kayu lapis


Keterangan :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Bahan baku
Pengopenan
Mesin pemotongan
Mesin penyerutan
Mesin penghalusan
Mesin pemotongan menjadi strip
Tempat penyambungan
Tempat pengeleman
Mesin pengepresan

2.6

Proses Produksi Kayu Lapis


Pabrik kayu lapis Pak Ian Ari ini memproduksi kayu lapis di mulai
dari pengeringan bahan baku sampai proses akhir adalah pengepresan.
Dan dibawah ini adalah flowchart pembuatan kayu lapis di pabrik tersebut.
19

Start

Proses pemotongan
menjadi dua bagian
balok

Proses pengalusan
dengan mesin serut

Pemotongan menjadi
srtip

1.penyambungan
dengan lem
2.pengepressan

No

Reject

Kualiti kontrol

Ok

Finish
Gambar 2.2 flowchart proses produksi kayu lapis

2.7.

Tahapan pembuatan kayu lapis


Produksi pengerjaan kayu strip ini dimulai dari pengadaan bahan

berbentuk balok yang berukuran tetap, Kemudian kayu digergaji untuk


mendapatkan ketebalan kayu sesuai dengan keperluan yang telah
ditentukan. Kayu dikeringkan dengan mesin pengiring dengan tujuan
untuk mendapatkan kadar kayu 10 %. sehingga kadar airnya berkurang
Atau dijemur sampai kering kira-kira 2 sampai 3 hari, apabila cuaca
20

sedang mendung atau hujan proeses pengeringan bisa sampai 1 minggu.


disamping sebagai standar mutu pengiringan kayu juga sangat membantu
pada saat perekatan,dan proses pengerjaan, Potongan yang sudah kering
kemudian diratakan permukaannya dengan menggunakan mesin penyerut
kasar, dan dilanjutkan dengan menghaluskan permukaan dengan mesin
penyerut agar lebih halus sesudahnya dipotong untuk mendapatkan ukuran
panjang strip sesuai yang dibutuhkan atau sesuai dengan kondisi kayu itu
sendiri.
Potongan kayu yang sudah memenuhi ukuran panjang dan ketebalan
dirajang untuk mendapatkan ukuran lebar strip kayu yang dibutuhkan,
Strip kayu yang sudah ada selanjutnya disusun atau disambung ke arah
panjang dan lebar sehingga dengan memberi perekat diantara sambungan
yang ada akan di peroleh susunan strip kayu degan ukuran tertentu.
Sampai tahap ini telah di peroleh produk berupa lumber core atau joint
board. Pada tahap selanjutnya lumber core yang telah direkatkan dipress
secara dingin dalam coldpress, dilanjutkan dengan pengepresan secara
panas dengan cara memasukkan rekatan veneer dan lumber. lama
pengepresan di sesuaikan dengan bahan dan ketebalan, tidak lebih dari 30
menit.
Strip kayu adalah individu-individu potongan kayu kecil atau strip
kayu yang apabila disusun akan menghasilkan Lumber Core : papan
laminasi : papan sambung : joint board. Strip kayu tersebut dapat dilakukan
penyambungan (direkat) ke arah samping dan kearah ujung yang akan
menghasilkan lumber core.

21

Gambar 2.3 penggabungan dari strip menjadi multiplek


Kepala bagian produksi memeriksa produk (Quality Control) tersebut
apabila terdapat cacat produk bisa di proses kembali untuk dijadikan
produk berukuran lebih kecil dan apabila produk tersebut tidak
memungkinkan untuk diproses lagi maka akan dibuang atau reject, produk
yang lolos uji akan langsung dikirim ke konsumen atau disimpan di
gudang penyimpanan.
Berikut ini adalah macam macam ukuran bentuk kayu yang
diproduksi di pabrik kayu lapis Pak Ian Ari :

22

Tabel 2.1 Ukuran strip kayu


Ukuran
No
1
2
3
4
5
6

Panjang (p)

Lebar (l)

Tebal (t)

10 cm

4 cm

1 cm

20 cm

4 cm

1 cm

30 cm

4 cm

1 cm

25 cm

4 cm

1 cm

35 cm

4 cm

1 cm

15 cm

4 cm

1 cm

Ukuran tersebut menjadi patokan pembuatan strip kayu, agar


kualitas tetap terjaga.Apaila tidak sesuai dengan ukuran tabel,dalam proses
penyambungan menggunakan lem kayu akan susah karena terlalu besar
ataupun kecil.
2.8

kondisi perusahaan
Lokasi Perusahaan berada di Desa Cihaur Kecamatan Maja Kabupaten

Majalengka.Lokasi perusaahn sangat strategis ditinjau dari segi transportasi dan


terletak dipinggir jalan raya,perusahaan memiliki pabrik dengan 9 lini mesin
dengan lebar kayu 8 cm di belah menjdi 1,32 cm.bahan untuk jadi kayu lapis 1,5
m panjang dan 1,25 m lebar.

23

Anda mungkin juga menyukai