Ipi 189149
Ipi 189149
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the perceptions of accounting students
regarding the ethical crisis that usually occurs within the scope of accounting
world, especially related to the issue of ethical violation involving the
accountanst. Furthemore, this research attempts to examine the orientation of
idealism, relativism, degree of knowledge, and gender toward their assesment to
the ethical crisis of the profesional accountants. As a sampling method, this
research uses purposive sampling method. The samples of this research are 143
accounting students from Brawijaya University and University of Muhammadiyah
Malang who have passed the subject of Audit I. The data analysis uses Multiple
Regression with SPSS software. The result shows that the idealism and the degree
of knowledge negatively influence the accounting students perceptions regarding
the ethical crisis among the profesional accountans. On the other hand, idealism
and gender have no particular effect on this matter. This reserach implies that the
student who have high level of idealism and knowledge are more likely to give
negative opinion or decisive response against the accounting scandal. Whereas,
the students who are relativist are likely to give positive perception because they
still put the ethical values into the consideration in responding to ethical issues.
Gender is also less likely to become the factor that influences the perception
because men and women that share the same social environment tend to have the
same perception regarding the ethival issues in the accounting world.
1.
PENDAHULUAN
Etika akuntan telah menjadi issue yang sangat menarik sejakmerebaknya kasus
Enron suatu perusahaan di Amerika Serikat yang pernah menjadi satu dari tujuh
perusahaan terbesar menurut Fortune 500, yang melibatkan salah satu kantor
akuntan publik The Big Five Arthur Andersen. Skandal yang menyebabkan
kejatuhan Enron dimulai dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan
untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi
nama special purpose partnership memang memiliki karateristik yang
istimewa.Skandal Enron tersebut seharusnya tidak terjadi jika setiap akuntan
memiliki pengetahuan, pemahaman dan menetapkan etika secara memadai dalam
pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.
Skandal yang terjadi antara Enron dan KAP Arthur Andersen serta berbagai kasus
serupa yang terjadi di Indonesia sebagai contoh skandal manipulasi laporan
keuangan PT. Kimia Farma Tbk yang melibatkan akuntan publik Hans
Tuanakotta dan Mustofa (HTM),membuktikan pentingnya etika profesi khususnya
bagi profesional di bidang akuntansi semakin menjadi perhatian. Issue ini
memberikan pelajaran berharga mengenai dampak dari unethical decisionuntuk
keberlanjutan sebuah organisasi.
Dalam penelitian sebelumnya Comunale (2006) menggunakan variabel
orientasi etis, gender, umur, dan pengetahuan mengenai skandal keuangan dan
profesi akuntansi untuk mengetahui reaksi mahasiswa akuntansi terkait dengan
opini mereka terhadap auditor dan corporate manager.Dalam penelitian ini
diketahui reaksi mahasiswa terhadap krisis etisprofesional dalam bidang profesi
akuntansi yang telah terjadi, dilihat dari dua aspek orientasi etis para mahasiswa
akuntansi, yaitu mahasiswa yang memiliki orientasi idealis dan mahasiswa yang
memiliki orientasi relativis.Pada dasarnya idealisme dan relativisme adalah dua
aspek moral filosofi seorang individu. Seorang individu yang idealis akan
menghindari berbagai tindakan yang dapat menyakiti maupun merugikan orang di
sekitarnya, seorang idealis akan mengambil tindakan tegas terhadap suatu
kejadian yang tidak etis ataupun merugikan orang lain. Sedangkan individu yang
relativis justru tidak mengindahkan prinsip-prinsip yang ada dan lebih melihat
keadaan sekitar sebelum akhirnya bertindak merespon suatu kejadian yang
melanggar etika.Relativisme etis berbicara tentang pengabaian prinsip dan tidak
adanya rasa tangggung jawab dalam pengalaman hidup seseorang.
Selain orientasi etis, gender juga menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi
persepsi mahasiswa setelah mereka mengetahui adanya skandal keuangan. Di
Indonesia, isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik perempuan tidak terlepas
dari masalah gender (Hasibuan, 1996 dalam Margawati, 2010). Dalam penelitian
ini dikatakan bahwa meskipun partisipasi wanita dalam pasar kerja di Indonesia
meningkat secara signifikan, adanya diskriminasi terhadap wanita yang bekerja
tetap menjadi suatu masalah besar. Salah satu bidang yang terkena dampak dari
ketidakadilan struktur ini adalah bidang akuntansi yang tidak terlepas dari
diskriminasi gender (Hasibuan, 1996).
Selain orientasi etis, gender juga menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi
persepsi mahasiswa setelah mereka mengetahui adanya skandal keuangan. Di
Indonesia, isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik perempuan tidak terlepas
dari masalah gender (Hasibuan, 1996 dalam Margawati, 2010). Dalam penelitian
ini dikatakan bahwa meskipun partisipasi wanita dalam pasar kerja di Indonesia
meningkat secara signifikan, adanya diskriminasi terhadap wanita yang bekerja
tetap menjadi suatu masalah besar. Salah satu bidang yang terkena dampak dari
ketidakadilan struktur ini adalah bidang akuntansi yang tidak terlepas dari
diskriminasi gender (Hasibuan, 1996).
Di Indonesia, dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perilaku etis akuntan (Sudibyo, 1995 dalam Margawati, 2010), oleh
sebab itu perlu diketahui pemahaman calon akuntan (mahasiswa) terhadap
masalah-masalah etika dalam hal ini berupa etika bisnis dan etika profesi akuntan
yang mungkin telah atau akan mereka hadapi nantinya. Terdapatnya mata kuliah
yang berisi ajaran moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada
mahasiswa dan keberadaan pendidikan etika ini juga memiliki peranan penting
dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi di Indonesia (Murtanto dan
Marini, 2003 dalam Margawati,2010).
Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini mencoba meneliti kembali variabelvariabel yang telah diteliti oleh Comunale etal. (2006) namun dalam penelitian ini
variabel gender tidak disertakan, karena jenjang umur responden yanag akan
diteliti tidak terlalu jauh seperti responden dalam penelitian comunale et.al di
tahun 2006. Selain itu, penelitian ini juga mengadapatasi istrumen penelitian yang
dipakai oleh Comunale etal. (2006) namun disesuaikan lagi dengan kondisi
akuntansi yang ada di Indonesia.
2.
Menurut Sasanti (2003), definisi persepsi adalah suatu proses pengenalan atau
identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima
individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui
proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam
diri individu.Sabri (1993) juga mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang
memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai
kepadanya melalui alat inderanya.Proses terjadinya persepsi menggambarkan
bagaimana stimulus yang berupa objek, kejadian maupun orang diterima oleh
indera serta bagaimana masukan persepsi itu diseleksi,diorganisasi dan
selanjutnya diinterprestasikan sehingga dapat memberikan arti tentang sesuatu hal
bagi pemersepsi. Proses terjadinya persepsi berkaitan erat dengan bagaimana
persepsi terbentuk dan mempengaruhi sikap serta perilaku orang.
Forist (1992) mendefinisikan idealisme sebagai suatu sikap yang menganggap
bahwa tindakan yang tepat atau benar akan menimbulkan konsekuensi yang atau
hasil yang diinginkan.Seseorang yang idealis mempunyai prinsip bahwa
merugikan orang lain adalah hal yang selalu dapat dihindari dan mereka tidak
akan melakukan tindakan yang mengarah pada tindakan yang berkonsekuensi
negatif. Jika terdapat dua pilihan yang keduanya akan berakibat negatif terhadap
individu lain, maka seorang yang idealis akan mengambil pilihan yang paling
3.
METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi dari dua
universitas di Malang, yaitu Universitas Brawijaya Malang dan Universitas
Muhammadiyah Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1
Akuntansi Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah mengambil matakuliah Audit I.Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh melalui pengumpulan data primer, yaitu dengan cara menyebarkan
kuesioner. Kuesioner adalah satu set pertanyaan yang telah dirumuskan untuk
mencatat jawaban dari para responden (Sekaran, 2003). Kuesioner yang
digunakan diadopsi dari Ethics Position Questionnaire yang dikembangkan oleh
Forsyth (1992) dan akan diukur dengan skala Likert.
Penilaian atas orientasi etis mahasiswa (idealisme) meliputi 10 pertanyaan
mengenai tindakan yang dilakukan oleh individu apakah akan menyakiti atau
merugikan individu lain. Tindakan yang merugikan orang lain, sekecil apapun
tindakan itu, tidak dapat ditolerir dan dianggap sebagai tindakan yang salah.
Penilaian atas orientasi etis mahasiswa (relativisme) terdiri atas 10 butir
pertanyaan yang meliputi adanya etika yang bervariasi dari satu situasi dan
masyarakat ke situasi dan masyarakat lainnya. Selain itu, tipe-tipe moralitas yang
berbedatidak dapat dibandingkan dengan keadilan. Serta, pertimbangan etika
dalam hubungan antar orang begitu kompleks, sehingga individu seharusnya
diijinkan untuk membentuk kode etik individu mereka sendiri.
Penilaian tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai profesi dan skandal keuangan
terdiri atas 10 pertanyaan yang meliputi perbandingan antara jumlah kantor
internasional dan domestik yang dimiliki oleh KAP Big 4 dan KAP Non Big
4. Kemudian pengetahuan mengenai KAP yang tadinya tergabung di dalam Big
5 dan yang hancur atau tutup karena melakukan pelanggaran berat adalah Arthur
Andersen. Selain itu juga diberikan pertanyaan tentang perijinan yang dimiliki
oleh KAP di Indonesia.
Persepsi mahasiswa terhadap krisis etika akuntan professional diproksikan dalam
5 pertanyaan mengenai kasus pelanggaran oleh Enron dan kasus yang terjadi di
Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari variabelvariabel bebas ( idealisme, relativisme, tingkat pengetahuan, dan gender) terhadap
variabel terikat (persepsi) , karenanya pengujian yang digunakan adalah analisis
regresi berganda. Selain itu juga dilakukan uji validitas dan realibiitas untuk
menguji kualitas data yang telah diperoleh.
4.
Usia
20 tahun
12
8,39%
21 tahun
89
62,23%
22 tahun
34
29,37%
Jumlah
143
100%
49
34,26%
Perempuan
94
65,73%
Jumlah
143
100
89
62,24%
VIII
54
37,76%
Jumlah
100
100%
143
100%
Belum
Sedang
143
100%
Jumlah
Sumber: Data Primer Diolah
Variabel
r Tabel Keterangan
idealisme
0.359 0.671
0.164
Valid
relativisme
0.450 0.623
0.164
Valid
tingkat pengetahuan
0.260 0.692
0.164
Valid
persepsi mahasiswa
terhadap krisis etika akuntan
profesional
0.549 0.774
0.164
Valid
Koefisien
Reliabilitas
Hasil Uji
Idealisme
0.743
Reliabel
Relativisme
0.751
Reliabel
Tingkat pengetahuan
0.631
Reliabel
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas maka dapat dikatakan bahwa seluruh variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, hal tersebut dikarenakan
koefisien Cronbachs Alpha diatas 0,6.
4.2 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh parsial masing-masing variabel independen,
yaitu variabel idealisme, relativisme,tingkat pengetahuan dan gender berpengaruh
secara parsial terhadap persepsi mahasiswa mengenai krisis etika akuntan
profesional, maka digunakan uji t (t- test) yaitu dengan cara membandingkan nilai
signfikan t. Apabila nilai Sig.t < 0,05 berari Ho ditolak, sebaliknya bila nilai Sig.t
> 0,05 berari Ho diterima. Di bawah ini disajikan hasil uji t.
Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Tingkat Pengetahuan dan Gender
Terhadap Persepsi Mahasiswa Mengenai Krisis Etika Akuntan Profesional
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
X1
X2
X3
X4
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
21.881
2.831
-.115
.055
-.010
.048
-.155
.064
-.041
.572
Standardized
Coefficients
Beta
-.188
-.017
-.210
-.006
t
7.730
-2.103
-.206
-2.442
-.072
Sig.
.000
.037
.837
.016
.942
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.807
.917
.874
.992
1.240
1.091
1.144
1.008
a. Dependent Variable: Y
11
Hipotesis
Keterangan
12
Diterima
Ditolak
Diterima
Ditolak
1.
13
Secara teoritis hasil penelitian ini tidak sesuai dengan konsep yang
menyatakan bahwa seseorang yang memiliki relativisme tinggi akan lebih
memberi toleransi dalam menemukan masalah moral serta dalam melaksanakan
nilai-nilai (aturan) moral universal yang berlaku atau yang membimbing perilaku
mereka. High relativist seharusnya memberikan opini yang lebih toleran atas
krisis etika akuntan profesional dalam skandal keuangan. Namun demikian,
penelitian ini memberikan hasil yang berbeda yang mungkin dikarenakan
walaupun mahasiswa akuntansi memiliki tingkat relativisme yang tinggi, ternyata
mereka masih memperhatikan nilai-nilai etika yang berlaku dalam menjustifikasi
suatu perilaku yang dapat dikategorikan etis atau tidak. Hal ini dapat juga
dikarenakan bahwa mahasiswa akuntansi belum dihadapkan dalam situasi yang
benar-benar riil, sehingga mereka belum dapat memahami situasi yang dihadapi
dan kemudian membuat suatu penilaian secara tepat apakah suatu tindakan etis
atau tidak.
3.
14
4.
15
2.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
Salam, B.H. 2000. Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral. Penerbit PT.
Rineka Cipta Jakarta.
Sasanti. 2003. Pengertian Persepsi. Jakarta.
Santoso, S. 2002.Statistik Multivariat. Jakarta. PT Elex Media Komoutindo.
Steiner, G. 1972. Social Policies for Business. California Management Review.
Winter, pp 17-24.
Surajiyo. 2010.Filsafat ilmu & perkembangannya dindonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2005.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
19
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Identitas Responden
Nama (optional)
:..
Usia
:.................................................
Jenis Kelamin
: L/P
Semester
:..................................................
: Ya / Belum / Sedang
sangat positif
5
Pernyataan
Skandal akuntansi/bisnis yang
terjadi pada perusahaan Enron telah
memberikan pengaruh ...............
terhadap opini saya atas akuntan.
Skandal akuntansi/bisnis yang
terjadi pada perusahaan PT. Kimia
Farma telah memberikan pengaruh
............... terhadap opini saya atas
akuntan.
Penggelapan pajak yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan di
Indoneia memberikan pengaruh
............. terhadap opini saya atas
akuntan.
Kecurangan laporan keuangan
dengan maksud untuk menarik
minat investor telah memberikan
pengaruh ............. terhadap opini
saya atas akuntan.
20
No
5
Pernyataan
Pemberian sanksi yang tegas dan
berat terhadap pihak-pihak yang
terbukti melakukan kecurangan
akuntansi telah memberikan
pengaruh ............ terhadap opini
saya atas akuntan.
4
5
7
8
sangat setuju
5
Pernyataan
1
Seorang individu harus
memastikan bahwa tindakan yang
ia lakukan tidak akan menyakiti
atau merugikan individu lain.
Tindakan yang merugikan orang
lain, sekecil apapun tindakan itu
tidak dapat ditolerir.
Melakukan tindakan yang
merugikan orang lain, akan selalu
menjadi tindakan yang salah,
walaupun akan memberikan
keuntungan bagi kita.
Seorang individu tidak boleh
menyakiti individu lainnya, baik
secara fisik maupun psikologis.
Apabila suatu tindakan akan
merugikan individu lain yang tidak
bersalah, maka tindakan tersebut
seharusnya tidak dilakukan.
Seorang individu tidak boleh
melakukan tindakan yang dapat
mengancam martabat dan
kesejahteraan individu lain.
Tindakan bermoral adalah
tindakan yang hampir sesuai
dengan tindakan yang sempurna.
Memutuskan suatu tindakan
dengan menyeimbangkan antara
dampak positif dan dampak negatif
yang akan didapat, adalah perilaku
yang tidak bermoral.
21
No
9
10
Pernyataan
Martabat dan kesejahteraan
seorang individu harus menjadi
perhatian utama di dalam
masyarakat.
Mengorbankan kesejahteraan
orang lain adalah hal yang
seharusnya tidak dilakukan.
sangat setuju
5
Pernyataan
Etika bervariasi dari satu situasi
dan masyarakat ke situasi dan
masyarakat lainnya.
Standar moral seharusnya dibuat
berdasarkan individu masingmasing, karena suatu tindakan
yang bermoral dapat dianggap
tidak bermoral oleh individu lain.
Tipe-tipe moralitas yang berbeda
tidak dapat dibandingkan dengan
keadilan.
Pengertian etis bagi tiap individu
sulit untuk dipecahkan karena
pengertian moral dan imoral
berbeda bagi tiap individu.
Standar moral adalah aturan
pribadi sederhana yang
mengindikasikan bagaimana
seorang individu harus bertindak
dan tidak dapat digunakan untuk
melakukan penelitian terhadap
orang lain.
Pertimbangan etika dalam
hubungan antar orang begitu
kompleks, sehingga individu
seharusnya diijinkan untuk
membentuk kode etik individu
mereka sendiri.
22
No
7
10
Pernyataan
1
Pengkodean secara kaku suatu
posisi etika yang mencegah
beberapa tipe tindakan dapat
dijadikan sebagai jalan untuk
menciptakan hubungan &
penyesuaian hubungan manusia
yang lebih baik.
Tidak ada standar yang mengatur
mengenai masalah berbohong.
Suatu kebohongan dapat
diperbolehkan atau tidak
tergantung pada situasi yang
terjadi.
Sebuah kebohongan dapat dinilai
sebagai tindakan moral atau imoral
tergantung pada situasi yang
terjadi.
Tidak ada prinsip etika yang sangat
penting untuk dijadikan bagian dari
suatu kode etik.
No
1
2
3
sangat setuju
5
Pernyataan
KAP Big 4 memiliki lebih banyak
kantor internasional dan domestik
dibandingkan dengan KAP non-Big
4.
Di Indonesia, Audit fee dibayar
oleh klien audit.
Kantor Akuntan Publik harus
memiliki izin untuk membuat
laporan keuangan klien.
Sertifikasi CPA dibutuhkan untuk
profesi akuntan di bidang akuntan
publik.
23
No
5
8
9
10
Pernyataan
Auditor eksternal bertanggungjawab untuk melakukan tinjauan
yang objektif atas keuangan dan
sistem operasi suatu perusahaan,
namun tidak berhak untuk
merubah sistem yang ada.
KAP yang tadinya tergabung di
dalam Big 5 dan hancur atau
tutup karena melakukan
pelanggaran berat adalah Arthur
Andersen.
Di dalam kasus Enron terdapat
KAP besar yang dinyatakan
bersalah karena menghancurkan
dokumen yang berkaitan dengan
dokumen audit.
Di Indonesia auditor berkerja
untuk kepentingan perusahaan.
Di Indonesia semua KAP harus
tunduk pada peraturan dan standar
audit.
Laporan Keuangan diterbitkan
untuk kalangan pemegang saham,
kreditur, dan pemerintah.
TERIMA KASIH
24