Anda di halaman 1dari 5

TEST WIDAL

Pemeriksaan widal adalah salah satu pemeriksaan serologi


yang bertujuan untuk menegakan diagnosa demam tipoid. Uji
widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman
Salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah
kontak/terinfeksi dengan kuman Salmonella tipe tertentu.
Pemeriksaan ini masih banyak dipakai di negara-negara
berkembang dikarenakan biayanya yg relatif terjangkau dan
hasilnyapun dapat diketahui dengan segera.
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya
antibodi (kekebalan tubuh) terhadap kuman Salmonela dengan
cara mengukur kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O
dan H dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk
antibodi jika terpapar kuman Salmonela typhi, baik kuman yg
masuk secara alamiah dan menyebabkan sakit, kuman yg
masuk namun tidak menunjukan gejala (karier) ataupun
melalui vaksinasi.
Pada pasien yg saat ini tidak sedang sakitpun pemeriksaan
widal mungkin saja menunjukan hasil yang positif, pada pasien
yang mendapat vaksinasi tipoid hasil pemeriksaan widalnyapun
bisa positif. Perlu diperhatikan sobat analis semua bahwa
pemeriksaan widal yang positif bukan hanya terjadi pada
infeksi kuman Salmonella typhi, namun juga akibat infeksi
kuman Salmonella yang lain, sehingga pada saat ini
pemeriksan ini tidak dapat lagi dijadikan acuan pemeriksaan yg
spesifik terhadap penyakit tipoid.
Pengambilan sampel pasien untuk pemeriksaan widal juga
kadang kurang tepat waktunya, karena berdasarkan perjalanan
penyakitnya antibodi terbentuk pada hari ke 5-7 ke atas,
sehingga tidak bijak jika pemeriksaan widal dilakukan sebelum
hari ke 5, dan kalaupun pada pemeriksaan wideal didapat hasil
yg positif pada sebelum hari ke 5 maka yg terdeteksi tersebut
dimungkinkan antibodi yg terbentuk tersebut berasal dari
infeksi sebelumnya. Mengingat adanya kelemahan tersebut
maka pada saat ini di era kemajuan teknik pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan tersebut seharusnya tidak lagi
menjadi pilihan, meskipun masih saja dilakukan di
laboratorium-laboratorium pratama atau di daerah-daerah
dimana teknik pameriksaan yg lain belum tersedia, namun

1.

2.

3.

4.

tetap memperhatikan hal-hal penting dalam menegakan


diagnosa tipoid yaitu tanda klinis yg menunjang (demam lebih
dari 7 hari, anamnesis dan pemeriksaan fisik) atau dilakukan
pemeriksaan widal serial pada minggu ke 1 dan minggu ke 2
dan pada periode convalescence saat demam mulai turun
(pemeriksaan cukup bermakna jika terdapat kenaikan titer 2-4
kali).
Pemeriksaan ini walaupun lebih baru namun pemeriksaannya
kurang praktis dan harganya lebih mahal.
Pemeriksan yang tepat
Dari gejala-gejala klinik yang mengarah ke arah demam
tipoid, pemeriksaan di bawah ini seharusnya direkomendasikan
oleh seorang dokter untuk menegakan diagnosanya :
Pemeriksaan laboratorium sederhana, sehingga pada
pemeriksaan tersebut didapatkan leukopenia, aneusinofilia,
trombositopenia, dan limpositosos relatif
Pemeriksaan IgM Anti Salmonella (Tubex TF)
Pada pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya antigen
spesifik dari kuman salmonella walaupun pemeriksaan
dilakukan dalam minggu pertama setelah demam.
Kultur darah
Pemeriksaan ini merupakan gold standar untuk pemeriksaan
demam tipoid
PCR (polymerase Chain Reaction).

Beberapa hal yang sering disalahartikan :


1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh,
hal ini pengertian yang salah. Uji widal hanya menunjukkan
adanya antibodi terhadap kuman Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan
menunjukkan hasil positif dianggap masih menderita tifus, ini
juga pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan,
hasil uji widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji
widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan
kesembuhan.
Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat
pengobatan tifus, bukan indikasi untuk mengulang pengobatan
bilamana tidak lagi didapatkan gejala yang sesuai.

Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :


Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih
setelah infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung
beberapa hari, sering kali hasilnya masih negatif dan baru akan
positif bilamana pemeriksaan diulang. Dengan demikian,hasil
uji widal negatif,terutama pada beberapa hari pertama demam
belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus.
Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid :
1. Tetap harus didasarkan adanya gejala yang sesuai dengan
penyakit tifus.
2. Uji widal hanya sebagai pemeriksaan yang menunjang
diagnosis.
Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat
dikatakan menderita tifus.
Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi hasil uji widal
karena kita tinggal di daerah endemik,yang mana sebagian
besar populasi sehat juga pernah kontak atau terinfeksi,
sehingga menunjukkan hasil uji widal positif. Hasil survei pada
orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal
positif pada 78% populasi orang dewasa. Untuk itu perlu
kecermatan dan kehatihatian dalam interpretasi hasil
pemeriksaan widal.
PENILAIAN
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 ,
1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) :
dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan,
apakah ada kenaikan titer. Jika
ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung
dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
Uji Widal didasarkan pada :
- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )

Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigenantibodi. ANTIBODI terhadap :
Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.
Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang
(moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan
nilai negatif bisa mencapai 30 persen.
Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:
1. Negatif Palsu
Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini
kejadian paling sering di negara kita, demam di beri
antibiotika tidak sembuh dalam 5 hari dilakukan test
Widal) menghalangi respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
2. Positif Palsu
Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S.
paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga
menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan
bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan
tifoid).
Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.
Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta,
bagi yang hobi makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai
batas minimal pada populasi normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid
sangat besar pada nilai minimal titer tertentu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Widal

Interpretasi Hasil
No
1

Type Salmonella sp
S.typhi O

Antigen O
Aglutinasi

Antigen H
-

Antigen AH
-

Antigen BH
-

S.typhi H

Aglutinasi

S.paratyphi AH

Aglutinasi

S.paratyphi BH

Aglutinasi

Titer O yang tinggi : (160) atau kenaikan titer yang tinggi menunjukan infeksi akut
Titer H yang tinggi : (160) Menunjukan pernah di faksinasi/ pernah terjadi infeksi
Untuk perolehan titer 1/80 : - Pernah mengalami Typoid : Normal
- Belum pernah Typoid
: pemriksaan dilakukan lagi dalam jangka waktu 5-7 hari
Untuk perolehan titer 1/160 : - Pernah mengalami Typoid
: pemriksaan dilakukan lagi dalam jangka waktu 5-7 hari
- Belum pernah Typoid
: (+) Typoid
Untuk perolehan titer 1/160 : - Pernah mengalami Typoid
: (+) Typoid
- Belum pernah Typoid
: (+) Typoid

Anda mungkin juga menyukai