DISUSUN OLEH :
TIM PENELITI BALITBANG
PROPINSI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
rahmat-Nya sehingga Penulisan laporan hasil penelitian ini dapat terwujud sesuai
dengan yang diharapkan.
Penelitian ini berjudul Studi Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) di Sumatera Utara. Pada prinsipnya Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan di lingkungan pendidikan dasar
mencakup aspek pelaksanaan dan pengembangan kurikulum dan pembelajaran
KBK di sekolah. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam merencanakan
pendidikan, penguasaan bidang studi yang diajarkan, menggunakan metode/
strategi/teknik pembelajaran yang sesuai, pengelolaan kelas yang efektif,
pengunaan media yang benar, dan mengevaluasi hasil pembelajaran serta upayaupaya yang terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di sekolah. Selain itu, untuk
menemukan hambatan-hambatan yang menjadi kendala dalam upaya pelaksanaan
KBK di SD Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini tak lupa kami sampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera
Utara yang mempercayakan kepada kami agar penelitian ini dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penelitian ini baik langsung maupun tidak
langsung.
Akhirnya semoga penelitian ini memberikan manfaat dan kontribusi bagii
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan peningkatan
kualitas pendidikan di Sumatera Utara pada khususnya dan lebih khusus lagii
peningkatan kualitas guru-guru yang mengajarkan di Sekolah Dasar
Medan, Oktober 2005
Badan Penelitian dan Pengembangan
Propinsi Sumatera Utara
Kepala,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
. ii
DAFTAR ISI
.. iii
DAFTAR TABEL
. .
iv
DAFTAR DIAGRAM
vii
BAB I. PENDAHULUAN
..
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
..
6
C. Tujuan Penelitian
6
D. Sasaran Penelitian
7
E. Manfaat Penelitian
.
7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
8
8
10
11
13
15
16
17
A. Lokasi Kegiatan
.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
.
C. Instrumen Penelitian
.
D. Teknik Pengumpulan Data
.
E. Teknik Analisis Data
..
19
19
19
20
22
22
1. Perencanaan Pembelajaran
..
2. Penguasaan Bidang Studi
..
3. Penggunaan Metode, Strategi dan Teknik Pembelajaran
.
4. Pengelolaan Kalas
5. Penggunaan Media
............................................................
6. Evaluasi Hasil Belajar
.......................................................
7. Upaya-Upaya Perbaikan Mutu Pendidikan
........................
24
24
26
30
35
41
46
50
57
...
64
74
...
3
77
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
... 77
. 80
.
82
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Penyebaran Jumlah Sekolah per Wilayah
............................. 20
. 20
....................... 21
................ 21
................... 24
........................... 26
.....
28
....... 28
Tabel 4.7
27
29
29
30
31
32
35
36
37
38
......................................... 41
43
........................................ 46
................ 47
48
49
50
51
................................
.....
52
Tabel 4.35 Pengetahuan Guru tentang Bentuk dan Jenis-Jenis Alat Evaluasi 53
Tabel 4.36 Kemampuan Guru Menerapkan Alat Evaluasi yang Tepat Agar
Hasil Belajar Siswa Terukur Sesuai dengan Tuntutan
Kompetensi
............................................................................. 53
Tabel 4.37 Pengetahuan Guru tentang Alat Evaluasi yang Dapat Digunakan
untuk Mengukur Kompetensi Siswa
...................................... 54
Tabel 4.38 Kemampuan Guru dalam Membuat Alat Evaluasi yang baik
untuk Digunakan dalam KBM
................................................ 55
Tabel 4.39 Kemampuan Guru dalam Menganalisis Hasil Evaluasi untuk
Mengetahui Kemampuan Siswa
.......................................... 56
Tabel 4.40 Kemampuan Guru dalam Menganalisis Hasil Evaluasi untuk
Melakukan Perbaikan Program Pembelajarannya
........................
56
57
.................. 60
... 61
Tabel 4.48 Mutu Pendidikan Ditinjau dari Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.49 Deskripsi Data Pelaksanaan KBK Secara Keseluruhan
......
.. 62
63
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Tingkat Pelaksanaan KBK di SD
Diagram 4.2 Perencanaan Pembelajaran
.......................................... 25
................................................. 26
.................................. 31
. 36
............................................................... 42
....................................... 46
............. 51
...................... 58
HALAMAN PENGSAHAN
HIBAH BERSYARAT
A. Judul Penelitian : STUDI TENTANG KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU
SEKOLAH DASAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
B. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dan gelar
b. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Jabatan sekarang
e. Fakultas / Jurusan
f. Perguruan Tinggi
C. Anggota Peneliti
NAMA
BIDANG
KEAHLIAN
FAKULTAS/
JURUSAN
PERGURUAN
TINGGI
Pendidikan
Teknik/Teknik
Elektro
Universitas
Negeri Medan
Teknik Elektro
Teknik/Teknik
Elektro
Universitas
Negeri Medan
: 1 (satu) tahun
Biaya Total
: Rp 20.000.000,Medan,
Nopember 2004
Mengetahui:
a.n. Ketua Lembaga Penelitian Unimed
Ketua Peneliti,
Sekretaris,
NIP. 131112282
NIP. 130935473
10
BAB I
PENDAHULUAN
adalah
keterampilan
disebutkannya
berbahasa
kompetensi-kompetensi
(language
skills)
dengan
dasar
tiap-tiap
indikator-indikator
hanya garis besar dan guru harus membuat perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan di kelas sendiri. Permasalahnnya adalah bahwa belum semua guru
mampu meninggalkan cara mengajar yang lama. Apalagi jika mereka mengajar
di dua kelas dengan sistem yang berbeda, yakni di kelas KBK dan kelas
kurikulum lama, mengingat KBK belum diterapkan secara merata.
Tahun pertama pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
pada tahun palajaran 2004/2005 ini masih diwarnai ketidaksiapan implementasi
di lapangan. KBK sebagai kebijakan pendidikan nasional diharapkan bisa
diterapkan di semua sekolah sesuai dengan tuntutannya, tetapi kenyataannya
menunjukkan masih adanya berbagai kelemahan terutama kesiapan,
kemampuan, dan kondisi sekolah di beberapa daerah. Berdasakan kenyataan
tersebut, maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian keterlaksanaan KBK
tersebut di sekolah-sekolah termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan dan mutu pendidikan, yaitu kurikulum dan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Agar pelaksanaan penelitian dapat terarah, maka masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan dan kesiapan guru dalam merencanakan
pemelajaran, penguasaan bidang studi yang diajarkan, menggunakan
metode/strategi/teknik pemelajaran yang sesuai, pengelolaan kelas yang
efektif, pengunaan media yang benar, dan mengevaluasi hasil pembelajaran
serta upaya-upaya yang terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di
sekolah?
15
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian yang terkait dengan peningkatan mutu
pendidikan di lingkungan pendidikan dasar mencakup aspek pelaksnaan dan
pengembangan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan dan kesiapan guru dalam merencanakan
pendidikan, penguasaan bidang studi yang diajarkan, menggunakan
metode/strategi/teknik pembelajaran yang sesuai, pengelolaan kelas yang
efektif, pengunaan media yang benar, dan mengevaluasi hasil pembelajaran
serta upaya-upaya yang terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di
sekolah.
2. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan KBK yang diselenggarakan di
pendidikan dasar dan menengah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan.
3. Hambatan-hambatan yang menjadi kendala yang dihadapi oleh peleksanan
KBK dalam melaksanakan dan mengembangkan KBK.
4. Untuk mengetahuan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan KBK di sekolah.
16
D. Sasaran Penelitian
Berdasarkan
tujuan-tujuan
yang
akan
dicapai,
sasaran
yang
diharapkan untuk diperoleh adalah rekomendasi yang terkait dengan: upayaupaya sosialisasi KBK yang efektif pada tingkat sekolah untuk meningkatkan
peran serta guru dan kepala sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum
dan peningkatan proses pemelajaran di sekolah, menetapkan kewenangan dan
tanggung jawab pihak terkait dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan
KBK sesuai tuntutan KBK yang sesungguhnya, menetapkan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan berupa kemampuan
guru-guru yang bertugas sebagai guru SD, serta menemukan berbagai faktor
yang mempengaruhi kemampuan guru, sehingga dapat ditemukan upaya-upaya
yang relevan untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh guru.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
18
spesifikasi
kesesuaian
indokator-indokator
pencapaian
kompetensi;
evaluasi
dan
untuk
menentukan
pengembangan
system
yang
harus
dikuasai
oleh
siswa,
penilaian
dilakukan
2. Komponen KBK
19
perhatian
dari
masyarakat
pendidikan.
Pada
hakekatnya
kelas dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa, hasil karya, penugasan, kinerja, dan
tes tertulis.
Standar kompetensi guru dapat digunakan sebagai acuan dalam
peningkatan dan pembinaan guru yang lebih profesional dan dapat
dipertanggung jawabkan secara akademik. Standar kompetensi guru ini
bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru
untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Menurut Ditjen Dikdasmen (2003) standar kompetensi
guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar
berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas,
kualifikasi, dan jenjang pendidikan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
manfaat standar kompetensi guru kiranya dapat memberikan kontribusi
dalam dua hal yaitu (1) menjadi tolok ukur semua pihak yang
berkepentingan di bidang pendidikan dalam rangka pembinaan, peningkatan
kualitas dan penjenjangan karir guru dan (2) meningkatkan kinerja guru
dalam bentuk kreativitas, inovasi, keterampilan, kemandirian dan tanggung
jawab sesuai dengan jabatan profesinya.
22
peningkatan
penggunaan
efisiensi
sumber-sumber
dan
efektivitas
pendidikan,
pengelolaan
melalui
dan
pembagian
pembelajaran
dapat
berlangsung
secara
tenang
dan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Kegiatan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar yang berstatus
sekolah negeri. Wilayah penelitian meliputi wilayah mebidang (Medan, Binjai, dan Deli
Serdang) propinsi Sumatera Utara.
27
3. Dari setiap daerah untuk sample diambil sekolah yang favorit dan nonfavorif.
4. Secara rinci jumlah sekolah yang diambil untuk setiap wilayah dapat dilihat
dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Penyebaran Jumlah Sekolah per Wilayah
Jumlah Sekolah
No.
Favorit
Kab/Kota
Non Faforit
1 Medan
18
2 Binjai
15
3 Deli Serdang
15
Jumlah
48
Kab/Kota
Birokrat Orangtua/
Diknas Masyarakat
Sekolah
Guru
1 Medan
18
54
10
2 Binjai
15
45
10
3 Deli Serdang
15
45
10
48
144
10
30
Jumlah
28
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dalam bentuk pedoman observasi terhadap pelaksanaan KBK oleh
guru dan berupa panduan wawancara untuk kapala sekolah, dinas pendidikan
dan masyarakat. Pedoman observasi terhadap pelaksanaan KBK oleh guru
digunakan oleh peneliti saat melakukan evaluasi (observasi) terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
Kisi-kisi instrumen pedoman observasi pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Observasi Terhadap
Pelaksanaan KBK Oleh Guru
No.
Indikator
No. Butir Instrumen
1, 2, 3, 4, 5
1. Perencanaan pembelajaran
6, 7, 8, 9, 10, 12
2. Penguasaan bidang studi
3. Penggunaan metode, strategi dan 11, 13, 19, 38, 39
teknik pembelajaran.
14, 15, 16, 17, 18
4. Pengelolaan kelas
20, 21, 22, 23, 24
5. Penggunaan media
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31
6. Evaluasi hasil
32, 33, 34, 35, 36, 37, 40
7. Upaya-upaya perbaikan mutu
Sedangkan kisi-kisi pedoman wawancara terhadap kepala sekolah, dinas
pendidikan dan masyarakat dapat dihat dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Untuk Kepala Sekolah,
Dinas Pendidikan dan Masyarakat
No.
1.
Indikator
2.
Upaya-upaya
yang
dapat
dilakukan dalam memperbaiki
dan meningkatkan evektivitas
pelaksanaan KBK
14
3.
Hambatan-hambatan
yang
dihadapi guru, kepala sekolah
dalam pelaksanaan KBK.
30
31
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Distribusi Data Tingkat Pelaksanaan KBK di SD
No. Kl.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelas Interval
87 - 95
96 - 104
105 113
114 122
123 131
132 140
141 149
150 158
159 167
Jumlah
F
17
4
6
30
46
15
17
7
2
144
%F
11,806
2,778
4,167
20,833
31,944
10,417
11,806
4,861
1,389
100,000
% Relatif
11,806
14,583
18,750
39,583
71,528
81,944
93,750
98,611
100,000
Frekuensi
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
46
30
17
15 17
4
2
1
No. Kelas Interval
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Diagram 4.1 ternyata distribusi skor tingkat
pelaksanaan KBK di SD terbesar berada pada kelas interval 123 131, yaitu
sebesar 312,944%. Distribusi data tingkat pelaksanaan KBK di SD terendah
terletak pada kelas interval 159 167, yaitu sebesar 1,389%.
Selanjutnya dilakukan deskripsi data tingkat pelaksanaaan KBK di SD
untuk setiap komponen (indicator) variable sebagai berikut.
Pendeskripsian
33
1. Perencaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil tabulasi dan analisis data instrumen yang telah diisi
oleh responden ternyata skor maksimum = 25 dan skor minimum = 10.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh rata-rata skor = 15,46
modus = 15 dan median = 15 serta varians = 9,481 dan simpangan baku =
3,079. Kesemua data tersebut disusun dalam bentuk daftar distribusi
frekuansi seperti diperlihatkan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Data Perencanaan Pembelajaran
Frekuensi
No KI
1
2
3
4
5
6
7
8.
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
KI
10 - 11
12 - 13
14 - 15
16 - 17
18 - 19
20 - 21
22 - 23
24 - 25
Jumlah
F
24
1
45
46
10
16
0
2
144
45
%F
16,667
0,694
31,250
31,944
6,944
11,111
0,000
1,389
100,000
% Relatif
16,667
17,361
48,611
80,556
87,500
98,611
98,611
100,000
46
24
16
10
1
0
1
No. Kelas Interval
34
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dibuat histogram untuk menggambarkan bentuk distribusi data perencanaan
pembelajaran. Bentuk Histogram tersebut dapat dilihat dalam Diagram 4.2.
Tabel 4.3
Pengetahuan Guru tentang Perencanaan Pembelajaran
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
56
64
22
144
%F
1,389
38,889
44,444
15,278
100,00
% Relatif
1,389
40,278
84,722
100,000
-
35
52,778%, dan yang masuk dalam kategori baik sebesar 28,472%., yang termasuk tidak
baik sebesar 17,36%.
Tabel 4.4
Kualitas Perencanaan Pembelajaran yang Dibuat Oleh Guru
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
41
76
25
144
%F
1,389
28,472
52,778
17,360
100,00
% Relatif
1,389
29,861
82,639
100,000
-
Tabel 4.5
Kualitas Komponen dalam Perencanaan Pembelajaran
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
17
99
26
144
%F
1,389
11,806
68,750
18,056
100,00
% Relatif
1,389
13,194
81,944
100,000
-
36
Tabel 4.6
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
26
85
31
144
%F
1,389
18,056
59,028
21,528
100,00
% Relatif
1,389
19,444
78,472
100,000
-
Tabel 4.7
Bobot
5
37
Jumlah
2
%F
1,389
% Relatif
1,389
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
4
3
2
1
36
81
25
144
25,000
56,250
17,361
100,00
26,389
82,639
100,000
-
Berkaitan dengan pengetahuan guru tentang penyusunan TUP dan TKP dalam
suatu perencanaan pembelajaran, hasil evaluasi terhadap pengetahuan guru tersebut dapat
diperhatikan dalam Tabel 4.7.
Dalam Tabel 4.7 dapat diperlihatkan bahwa sebesar 56,25% guru memiliki
pengetahuan yang cukup baik tentang penyusunan TUP dan TKP dalam suatu
perencanaan pembelajaran. Sebesar 25,00% guru memiliki pengetahuan yang baik
tentang penyusunan TUP dan TKP dalam suatu perencanaan pembelajaran. Namun
masih ada sebesar 17,361% pengetahuan guru tidak baik tentang penyusunan TUP dan
TKP dalam suatu perencanaan pembelajaran.
Tabel 4.8
Distribusi Data Penguasaan Bidang Studi Oleh Guru
No KI
1
KI
11 - 13
F
3
%F
2,083
38
% Relatif
2,083
2
3
4
5
6
7
14 - 16
17 - 19
20 - 22
23 - 25
26 - 28
29 - 31
Jumlah
6
45
49
38
2
2
144
4,167
31,250
34,028
26,389
1,389
1,389
100,000
6,250
37,500
71,528
97,917
99,306
100,694
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut dapat dibuat histogram untuk menggambarkan bentuk distribusi data
Frekuensi
penguasaian materi bidang studi oleh guru. Bentuk Histogram tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.3.
49
45
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
38
6
2
1
No. Kelas Interval
Diagram 4.3. Penguasaan Bidang Studi Oleh Guru
Untuk mengetaui secara mendalam tentang penguasaan guru pada materi bidang
studi yang diajarkan, berikut ini dikemukakan hasil evaluasi secara lebih rinci. Pertamatama dikaji mengenai pengetahuan guru tentang bahan pelajaran yang akan diajarkannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil evaluasi dapat dilihat seperti dalam Tabel 4.9
Tabel 4.9
Penguasaan Bidang Studi Oleh Guru
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
Bobot
5
4
3
2
39
Jumlah
11
87
40
6
%F
7,639
60,417
27,778
4,167
% Relatif
7,639
68,056
95,833
100,000
144
100,00
Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut, ternyata sebagian besar (60,417) guru telah
menguasai materi bidang studi dengan baik dan sebesar 27,778% guru cukup baik
menguasai materi bidang studi yang akan diajrkannya. Dari hasil evaluasi ternyata guru
sangat baik menguasai bidang studi yang akan diajarkan sebesar 7,639%. Namun
demikian ada sebagian kecil (4,167%) hasil evaluasi yang menyatakan guru tidak baik
menguasai bidang studi yang akan diajarkannya.
Untuk dapat mengajar dengan baik guru juga harus mampu menguasai materimateri pelajaran sebelum mengajar di depan kelas. Berkaitan dengan kemampuan guru
menguasai materi-materi pelajaran sebelum mengajar di depan kelas tersebut, hasil
evaluasi dapat dilihat dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
94
44
4
144
%F
1,389
65,278
30,556
2,778
100,00
% Relatif
1,389
66,667
97,222
100,000
-
Dalam Tabel 4.10 diperlihatkan bahwa sebagian besar (65,278%) guru dengan
baik memiliki kemampuan menguasai materi-materi pelajaran sebelum mengajar di
depan kelas dan sebesar 30,556% hasil evaluasi guru cukup baik menguasai mmateri
pelajaran sebelum mengajar di depan kelas. Dari hasil tersebut ternyata sebagian besar
40
guru telah menyadari bahwa betapa pentingnya penguasaan materi pelajaran sebelum
mengajar sebelum dimulainya pembelajaran dan juga sebagai langkah awal kegiatan
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap kemampuan guru dalam memahami suatu materi
pelajaran dari buku bacaan sebelum mengajar di kelas dapat dilihat dalam Tabel 4.11
Tabel 4.11
Kemampuan Guru dalam Memahami suatu Materi Pelajaran
dari Buku Bacaan Sebelum Mengajar
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
4
80
53
6
1
144
%F
2,778
55,556
36,806
4,167
0,694
100,00
% Relatif
2,778
58,333
95,139
99,306
100,000
-
Tabel 4.12
Bobot
5
41
Jumlah
2
%F
1,389
% Relatif
1,389
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
4
3
2
1
69
53
9
11
144
47,917
36,806
6,250
7,639
100,00
49,306
86,111
92,361
100,000
-
Selain kemampuan memahami materi pelajaran dari buku bacaan, terlu diketaui
juga kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran yang dimuat dalam silabus.
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil evaluasinya dapat dilihat dalam Tabel 4.12.
Jika diperhatikan Tabel 4.12 ternyata hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebesar
47,917% guru-guru SD telah memiliki kemampuan dengan baik dalam menguasai materi
pelajaran yang dimuat dalam silabus dan sebesar 36,806% pengasaan guru materi yang
tercantum dalam silabus termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi dari hasil evaluasi
ada sebesar 7,639% dari guru-guru SD yang sangat tidak baik dalam penguasaan materi
yang tercantum dalam silabus.
Selain hal tersebut di atas, guru juga harus memiliki kemampuan dalam
mengajarkan materi pembelajaran di dalam kelas. Hasil evaluasi terhadap kemampuan
guru dalam mengajarkan materi pelajaran di dalam kelas dapat dilihat dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Kemampuan dalam Mengajarkan Materi
Pembelajaran di dalam Kelas
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
42
Jumlah
2
44
81
17
0
144
%F
1,389
30,556
56,250
11,806
100,00
% Relatif
1,389
31,944
88,194
100,000
-
Tabel 4.14
Kemampuan Guru dalam Menyesuaikan Materi Pembelajaran
dengan Metode yang Digunakannya di dalam Kelas
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
33
94
15
0
144
%F
1,389
22,917
65,278
10,417
100,00
% Relatif
1,389
24,306
89,583
100,000
-
Sebesar 65,278% ternyata kemampuan guru cukup baik dalam menyesuaikan materi pembelajaran dengan
metode yang digunakan di dalam kelas, sebesar 22,917% ternyata kemampuan guru dalam menyesuaikan materi
pembelajaran dengan metode yang digunakan di dalam kelas termasuk dalam kategori baik, dan sebesar 10,417%
kemampuan guru tidak baik dalam menyesuaikan materi pembelajaran dengan metode yang digunakan.
43
baku = 2,349. Kesemua data tersebut disusun dalam bentuk daftar distribusi
frekuansi seperti diperlihatkan dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15
Distribusi Data Penggunaan Metode, Strategi,
dan Teknik Pembelajaran
No KI
1
2
3
4
5
6
7
KI
9 - 10
11 - 12
13 - 14
15 - 16
17 - 18
19 - 20
21 - 22
Jumlah
F
4
11
23
68
20
16
2
144
%F
2,778
7,639
15,972
47,222
13,889
11,111
1,389
100
% Relatif
2,778
10,417
26,389
73,611
87,500
98,611
100,000
Berdasarkan Tabel 4.15 tersebut dapat dibuat histogram untuk menggambarkan bentuk distribusi data
penggunaan metode, strategi dan teknik pembelajaran. Bentuk Histogram tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.4.
68
70
60
Frekuensi
50
40
23
30
20
10
20
11
16
0
1
No. Kelas Interval
Diagram 4.4. Penggunaan Metode, Strategi
dan Teknik Pembelajaran
Dalam pembelajaran ditemui banyk kesulitan, terutama saat-saat pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas,
oleh karena itu seorang guru harus mampu menggunakan metode pembelajaran, strategi dan teknik yang paling cocok
untuk setiap materi yang diajarkan.
tama yang akan dideskripsikan adalah pengetahuan guru tentang metode pembelajaran
yang diterapkan di dalam kelas. Hasil evaluasinya dapat dilihat seperti dalam Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Pengetahuan Guru tentang Metode Pembelajaran
yang Diterapkan di dalam Kelas
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
31
99
12
0
144
%F
1,389
21,528
68,750
8,333
100,00
% Relatif
1,389
22,917
91,667
100,000
-
Tabel 4.17
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
45
74
11
12
144
%F
1,389
31,250
51,389
7,639
8,333
100,00
% Relatif
1,389
32,639
84,028
91,667
100,000
-
46
Tabel 4.18
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
1
22
95
24
2
144
%F
0,694
15,278
65,972
16,667
1,389
100,00
% Relatif
0,694
15,972
81,944
98,611
100,000
-
Tabel 4.19
Kemampuan Siswa dalam Menerima Pelajaran
yang Diajarkan oleh Guru
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
47
Jumlah
5
31
96
12
0
%F
3,472
21,528
66,667
8,333
-
% Relatif
3,472
25,000
91,667
100,000
-
144
100,00
Tabel 4.20
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
16
112
192
0
144
%F
0
11,111
77,778
11,111
100,00
% Relatif
0,000
11,111
88,889
100,000
-
Dalam Tabel 4.20 dapat diperlihatkan bahwa sebesar sebagian besar (77,778%)
siswa memiliki kemampuan cukup baik dalam mengemukakan pendapat di dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Sedangkan kemampuan siswa mengemukakan
48
pendapat yang termasuk dalam kategori baik dan tidak baik masing-masing sebesar
11,111%.
4. Pengelolaan Kelas
Berdasarkan hasil analisis data hasil evaluasi tentang pengelolaan
kelas, diperoleh skor maksimum = 22 dan skor minimum = 8. Berdasarkan
analisis statistik deskriptif diperoleh rata-rata skor = 15,299 modus = 15 dan
median = 15 serta varians = 8,057 dan simpangan baku = 2,838. Kesemua
data tersebut disusun dalam bentuk daftar distribusi frekuansi seperti
diperlihatkan dalam Tabel 4.21.
Tabel 4.21
Distribusi Data Pengelolaan Kelas
No KI
1
2
3
4
5
6
7
8
KI
8 - 9
10 - 11
12 - 13
14 - 15
16 - 17
18 - 19
20 - 21
22 - 23
Jumlah
F
2
6
29
46
33
18
3
7
144
%F
1,389
4,167
20,139
31,944
22,917
12,500
2,083
4,861
100
% Relatif
1,389
5,556
25,694
57,639
80,556
93,056
95,139
100,000
Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dibuat histogram untuk mengetahui bentuk distribusi data kemampuan guru
dalam pengelolaan kelas. Bentuk Histogram tersebut dapat dilihat dalam Diagram 4.5.
Untuk mengetaui secara mendalam tentang kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, berikut ini diuraikan
hasil evaluasi dari setiap pertanyaan secara lebih rinci. Pertama-tama dikaji tentang penilaian atas kemampuan guru
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan tuntutan KBK dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini akan
dikemukakan hasil evaluasi, seperti diperlihatkan dalam Tabel 4.22
46
50
Frekuensi
40
30
20
29
33
49
18
7
Berdasarkan analisis data yang diperlihatkan dalam Tabel 4.22, ternyata sebesar 67,361% kemampuan guru
sudah cukup baik dalam menerapkan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan tuntutan KBK. Walaupun demikian
jumlah guru yang tidak baik kemampuannya dalam menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan tuntutan KBK ada
sebesar 18,056%. Sedangkan sebesar 9,028% dari guru SD memiliki kemampuan dalam kategori baik dalam
menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan tuntutan KBK..
Tabel 4.22
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
13
97
26
8
144
%F
0
9,028
67,361
18,056
5,556
100,00
% Relatif
0,000
9,028
76,389
94,444
100,000
-
Berkaitan dengan pengetahuan guru tentang prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang kondusif untuk kegiatan
belajar mengajar, hasil evaluasi dapat dilihat dalam dalam Tabel 4.23.
Tabel 4.23
Bobot
5
50
Jumlah
6
%F
4,167
% Relatif
4,167
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
4
3
2
1
25
93
12
8
144
17,361
64,583
8,333
5,556
100,00
21,528
86,111
94,444
100,000
-
Tabel 4.24
Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Kelas untuk
Dapat Terlaksanannya KBM Berdasarkan KBK
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
5
19
84
36
0
144
%F
3,472
13,194
58,333
25,000
100,00
% Relatif
3,472
16,667
75,000
100,000
-
termasuk dalam kategori baik (13,194%). Walaupun demikian sebagian dari guru tidak
baik (25,00%) memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas untuk dapat terlaksananya
kegiatan belajar mengajar berdasarkan KBK.
Selain itu, kemampuan guru menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang
tepat sehingga terjadi kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan kompetensi
siswa harus dievaluasi dengan cermat. Berkaitan dengan evaluasi kemampuan guru
tersebut, hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.25.
Tabel 4.25
Kemampuan Guru Menerapkan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Untuk Dapat Meningkatkan Kompetensi Siswa
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
34
97
11
0
144
%F
1,389
23,611
67,361
7,639
100,00
% Relatif
1,389
25,000
92,361
100,000
-
Berdasarkan Tabel 4.25 ternyata kemampuan guru dalam menerapkan prinsipprinsip pengelolaan kelas dalam kegiatan belajar mengajar untuk dapat meningkatkan
kompetensi siswa cukup baik, yaitu sebesar 67,361%. Sedangkan sebesar 23,611% hasil
evaluasi menunjukkan kemampuan guru tersebut termasuk dalam kategori baik, dan
sebesat 7,639% kemampuan guru tidak baik.
Kemampuan menata ruang kelas juga termasuk dalam komponen pengelolaan
kelas, oleh karena itu komponen itu juga harus dievaluasi dalam peleksanaan KBM oleh
guru. Hasil evaluasi tentang kemampuan guru menata ruang kelas sehingga siswa aktif
belajar di dalam kelas tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.26
Tabel 4.26
52
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
1
54
76
13
0
144
%F
0,694
37,500
52,778
9,028
100,00
% Relatif
0,694
38,194
90,972
100,000
-
5. Penggunaan Media
Hasil analisis data kemampuan guru dalam penggunaan media
diperoleh skor maksimum = 21 dan skor minimum = 5. Berdasarkan analisis
statistik deskriptif diperoleh rata-rata skor = 14,285 modus = 15 dan median
= 15 serta varians = 11,226 dan simpangan baku = 3,350. Kesemua data
tersebut
disusun
dalam
bentuk
daftar
distribusi
frekuansi
seperti
KI
5 - 6
7 - 8
9 - 10
11 - 12
13 - 14
F
8
0
13
14
18
53
%F
5,556
0,000
9,028
9,722
12,500
% Relatif
5,556
5,556
14,583
24,306
36,806
6
7
8.
9.
15 17 19 21 Jumlah
16
18
20
22
66
10
13
2
144
45,833
6,944
9,028
1,389
100
82,639
89,583
98,611
100,000
Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dibuat histogram untuk mengetahui bentuk distribusi data pemahaman guru
Frekuensi
dalam menggunakan media. Bentuk Histogram tersebut dapat dilihat dalam Diagram 4.6.
66
70
60
50
40
30
20
10
0
13 14
18
10 13
2
1 Media Pembelajaran
Diagram 4.6. Penggunaan
Kelas Interval
Untuk mengetaui secara mendalam tentang penggunaan media pembelajaran, berikut ini dideskripsikan hasil
evaluasi secara lebih rinci. Terlebih dahulu pendiskripsian tentang pengetahuan guru tentang media pembelajaran. Hasil
evaluasi secara lengkap tentang hal tersebut dapat dilihat seperti dalam Tabel 4.28.
Tabel 4.28
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
2
36
82
16
8
144
%F
1,389
25,000
56,944
11,111
5,556
100,00
% Relatif
1,389
26,389
83,333
94,444
100,000
-
Tabel 4.29
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
27
78
31
8
144
%F
0
18,750
54,167
21,528
5,556
100,00
% Relatif
0,000
18,750
72,917
94,444
100,000
-
Tabel 4.30
Kemampuan Guru dalam Mempedomani Kompetensi-Kompetensi
yang harus Dimiliki Siswa dalam Penerapan Media Pembelajaran
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
13
89
34
8
144
%F
0
9,028
61,806
23,611
5,556
100,00
% Relatif
0,000
9,028
70,833
94,444
100,000
-
Tabel 4.31
Bobot
5
56
Jumlah
0
%F
0
% Relatif
0,000
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
4
3
2
1
14
88
33
9
144
9,722
61,111
22,917
6,250
100,00
9,722
70,833
93,750
100,000
-
Tabel 4.32
Kemampuan Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran di Depan Kelas yang mampu Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
28
80
27
9
144
%F
0
19,444
55,556
18,750
6,250
100,00
% Relatif
0,000
19,444
75,000
93,750
100,000
-
Jika diperhatikan Tabel 4.32 ternyata sebagian besar (55,556%) kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran di depan kelas yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa cukup baik. Kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran di depan kelas yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang termasuk
dalam kategori baik ada sebesar 19,444% dan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran di depan
57
kelas yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang termasuk tidak baik dan sangat tidak baik masing-masing
ada 18,750% dan 6,250%.
Tabel 4.33
Distribusi Data Evaluasi Hasil Belajar
No KI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
KI
13 - 14
15 - 16
17 - 18
19 - 20
21 - 22
23 - 24
25 - 26
27 - 28
29 - 30
Jumlah
F
8
21
10
16
55
19
6
4
5
144
%F
5,556
14,583
6,944
11,111
38,194
13,194
4,167
2,778
3,472
100
% Relatif
5,556
20,139
27,083
38,194
76,389
89,583
93,750
96,528
100,000
60
55
Frekuensi
50
40
30
58
Untuk mengetaui secara mendalam tentang evaluasi hasil belajar, berikut ini dideskripsikan hasil evaluasi
instrumen secara lebih rinci. Berkaitan dengan evaluasi hasil belajar, terlebih dahulu dikaji mengenai pengetahuan guru
tentang evaluasi hasil belajar siswa. Hasil evaluasi instrumen secara lengkap tentang hal tersebut dapat dilihat seperti
dalam Tabel 4.34.
Tabel 4.34
Pengetahuan Guru tentang Evaluasi Hasil Belajar Siswa
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
5
42
83
14
0
144
%F
3,472
29,167
57,639
9,722
100,00
% Relatif
3,472
32,639
90,278
100,000
-
Berdasarkan Tabel 4.34 ternyata guru memiliki pengetahuan yang cukup baik
tentang evaluasi hasil belajar siswa, yaitu sebesar 57,639%. Sedangkan pengetahuan guru
tantang evaluasi hasil belajar siswa yang termasuk dalam kategori baik adalah sebesar
29,167% dan yang termasuk dalam kategori yang sangat baik adalah sebesar 3,472%.
Tetapi ada juga pengetahuan guru tentang evaluasi hasil belajar siswa yang tidak baik
sebesar 9,722%.
59
Tabel 4.35
Pengetahuan Guru tentang Bentuk dan Jenis-Jenis Alat Evaluasi
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
5
23
94
22
0
144
%F
3,472
15,972
65,278
15,278
100,00
% Relatif
3,472
19,444
84,722
100,000
-
Selain itu, guru juga harus memiliki kemampuan menerapkan alat evaluasi yang
tepat sehingga dapat terukur hasil belajar siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penilaian terhadap instrumen penelitian dapat dilihat
dalam Tabel 4.36.
Tabel 4.36
60
Kemampuan Guru Menerapkan Alat Evaluasi yang Tepat Agar Hasil Belajar
Siswa Terukur Sesuai dengan Tuntutan Kompetensi
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
12
97
34
1
144
%F
0
8,333
67,361
23,611
0,694
100,00
% Relatif
0,000
8,333
75,694
99,306
100,000
-
Ternyata sebesar 67,361% guru memiliki kemampuan cukup baik dalam menerapkan alat evaluasi yang tepat
sehingga dapat terukur hasil belajar siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tetapi banyak juga guru yang tidak baik
(23,611%) kemampuannya dalam menerapkan alat evaluasi yang tepat sehingga dapat terukur hasil belajar siswa sesuai
dengan tuntutan kompetensi, bahkan ada yang sangat tidak baik sebesar 0,694%. Kemampuan guru yang termasuk
dalam kategori baik ada sebesar 8,333%.
Selain itu, guru juga harus memiliki pengetahuan tentang alat evaluasi hasil
belajar siswa yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi siswa. Berkaitan dengan
itu telah dilakukan penilaian terhadap pengetahuan guru tersebut dan hasilnya seperti
diperhatikan dalam Tabel 4.37.
Tabel 4.37
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
19
90
35
0
144
%F
0
13,194
62,500
24,306
100,00
% Relatif
0,000
13,194
75,694
100,000
-
Tabel 4.38
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
5
13
86
39
1
144
%F
3,472
9,028
59,722
27,083
0,694
100,00
% Relatif
3,472
12,500
72,222
99,306
100,000
-
62
Tabel 4.39
Kemampuan Guru dalam Menganalisis Hasil Evaluasi
untuk Mengetahui Kemampuan Siswa
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
22
76
46
0
144
%F
0
15,278
52,778
31,944
100,00
% Relatif
0,000
15,278
68,056
100,000
-
Tabel 4.40
Kemampuan Guru dalam Menganalisis Hasil Evaluasi
untuk Melakukan Perbaikan Program Pembelajarannya
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
63
Jumlah
0
15
93
35
1
%F
0
10,417
64,583
24,306
0,694
% Relatif
0,000
10,417
75,000
99,306
100,000
144
100,00
analisis
data
tentang
upaya-upaya
memperbaiki
mutu
Tabel 4.41
Distribusi Data Upaya-Upaya Perbaikan Mutu Pembelajaran
No KI
1
2
3
4
5
6
7
8.
9.
KI
17 - 18
19 - 20
21 - 22
23 - 24
25 - 26
27 - 28
29 - 30
31 - 32
33 - 34
Jumlah
F
11
19
55
22
18
18
0
0
1
144
64
%F
7,639
13,194
38,194
15,278
12,500
12,500
0,000
0,000
0,694
100
% Relatif
7,639
20,833
59,028
74,306
86,806
99,306
99,306
99,306
100,000
Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dibuat histogram untuk mengetahui bentuk distribusi data upaya-upayan
permabikan mutu pendidikan. Bentuk Histogram tersebut dapat dilihat dalam Diagram 4.8.
60
55
Frekuensi
50
40
30
20
10
19
22
18 18
11
0
Kelas Interval
Untuk mengetaui secara mendalam tentang upayupaya perbaikan mutu pembelajaran, berikut ini
dideskripsikan hasil evaluasi secara lebih rinci. Terlebih dahulu dilakukan pendiskripsian tentang kemampuan guru dalam
berupaya memperbaiki kualitas hasil belajar siswa. Hasil evaluasi secara lengkap tentang hal tersebut dapat dilihat dalam
Tabel 4.42.
Tabel 4.42
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
1
26
99
18
0
144
%F
0,694
18,056
68,750
12,500
100,00
% Relatif
0,694
18,750
87,500
100,000
-
adalah sebesar 18,056%. Tetapi ada juga guru yang kemampuannya dalam
berupaya memperbaiki kualitas hasil belajar siswa termasuk dalam kategori
tidak baik, yaitu sebesar 12,500%.
Demikian juga kemampuan guru dalam meningkatkan upaya memperbaiki mutu
pendidikan perlu dievaluasi secara baik agar mutu pendidikan di SD akan terus lebih
baik. Hasil evaluasi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.43
Tabel 4.43
Kemampuan Guru dalam Meningkatkan Upaya
Memperbaiki Mutu Pendidikan
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
1
32
105
6
0
144
%F
0,694
22,222
72,917
4,167
100,00
% Relatif
0,694
22,917
95,833
100,000
-
66
Tabel 4.44
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
3
43
96
2
0
144
%F
2,083
29,861
66,667
1,389
100,00
% Relatif
2,083
31,944
98,611
100,000
-
Tabel 4.45
Posisi Disilin Guru dalam Pembelajaran di Kelas
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
67
Jumlah
2
51
84
7
0
144
%F
1,389
35,417
58,333
4,861
100,00
% Relatif
1,389
36,806
95,139
100,000
-
Tabel 4.46
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
4
44
81
15
0
144
%F
2,778
30,556
56,250
10,417
100,00
% Relatif
2,778
33,333
89,583
100,000
-
Dalam Tabel 4.46 diperlihatkan bahwa sebesar 56,250% cukup baik upaya
perbaikan mutu pendidikan melalui perbaikan kemampuan mengajar yang ditunjukkan
guru dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan yang termasuk dalam kategori baik
sebesar 30,556% dan yang termasuk dalam kategori tidak baik upaya perbaikan mutu
pendidikan melalui perbaikan kemampuan mengajar yang ditunjukkan guru dalam
kegiatan belajar mengajar sebesar 10,417%.
68
Selain hal tersebut di atas, dalam upaya perbaikan mutu pembelajaran dapat
dilihat dari kemampuan siswa belajar yang diperlihatkannya di dalam kelas. Berkenaan
dengan hal tersebut, hasil evaluasinya dapat dilihat dalam Tabel 4.47.
Tabel 4.47
Upaya Perbaikan Mutu Pembelajaran Dilihat dari
Kemampuan Siswa Belajar di dalam Kelas
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
Jumlah
0
38
94
12
0
144
%F
0
26,389
65,278
8,333
100,00
% Relatif
0,000
26,389
91,667
100,000
-
Keterangan
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
Bobot
5
4
3
2
1
69
Jumlah
0
28
100
16
0
%F
0
19,444
69,444
11,111
-
% Relatif
0,000
19,444
88,889
100,000
-
144
100,00
Ternyata sebesar 69,444% hasil evaluasi menyatakan mutu pendidikan dapat juga dilihat dari rata-rata hasil
belajar siswa di dalam kelas termasuk dalam kategori cukup baik. mampuan cukup baik dan sebesar 19,444% termasuk
dalam kategori baik serta sebesar 11,111% termasuk dalam kategori tidak baik.
Tabel 4.49
Deskripsi Data Pelaksanaan KBK Secara Keseluruhan
No
Indikator
1. Perencanaan
pembelajaran
bidang
2. Penguasaan
studi
3. Penggunaan metode,
strategi dan teknik.
Pengelolaan kelas
4. Penggunaan media
5. Evaluasi hasil
6. Upaya-upaya
7. perbaikan mutu
15,46
Me
16
Mo
15
s
s2
Indeks Kategori
C. Baik
3,079 9,481 3,093
20,58
21
18
3,020 9,126
3,430
C. Baik
15,42
15
15
2,349 5,519
3,085
C. Baik
15,29
14,28
20,62
22,44
15
15
21
21
15
15
21
21
2,838
3,351
3,725
3,040
3,059
2,857
2,945
3,206
C. Baik
C. Baik
C. Baik
C. Baik
8,057
11,26
13,87
9,242
Keterangan :
X = Rata-rata
Me = Median
Mo = Modus
s = Standar deviasi
s2 = Varians
CB = Cukup Baik
Untuk keseluruhan hasil deskripsi tentang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
menyangkut tujuh indikator, yaitu: (1) perencaan pembelajaran, (2) penguasaan bidang studi, (3) penggunaan metode,
strategi dan teknik, (4) pengelolaan kelas, (5) penggunaan media, (6) evaluasi hasil, dan (7) upaya-upaya perbaikan
mutu dapat digambarkan dalam Tabel 4.49.
Berdasarkan rangkuman yang ada dalam tabel tersebut, ternyata semua indikator yang menunjukkan pada
pelaksanaan KBK termasuk dalam kategori cukup baik. Berarti semua indikator tersebut sedang dapat digunakan untuk
menyatakantingkat keberhasil pelaksanaan KBK di SD. Hal tersebut diperkuat oleh perbandingan kedudukan rata-rata,
median dan modus. Besar nilai ketiga kecenderungan tersebut hampir sama untuk semua indikator, yang berarti
penyebaran data pelaksanaan KBK adalah normal dan cenderung memusat di tengah yaitu pada karegori cukup baik.
70
dijabarkanlah
dalam
bentuk
keputusan-keputusan
menteri
71
72
KBK, dan pelaksanaan KBK jauh lebih baik. Pelaksanaan KBK dapat membuat
kegiatan belajar lebih aktif (lebih hidup) dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya dan telah mampu meningkatkan kemampuan belajar anak sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan. Oleh karena pelaksanaan KBK ini masih
pada tahap awal maka sangat wajar masih adanya kekurangan-kekurangan,
tetapi terus dilakukan perbaikan, seperti perbaikan pembelajaran, administrasi
guru yang berhubungan dengan pelaksanaan KBK dan administrasi sekolah.
Masyarakat menyambut baik pelaksanaan KBK di sekolah, karena
menurut mereka pelaksanaan KBK dapat meningkatkan kemampuan siswa
benar-benar berkopetensi dan apabila siswa telah berkopetensi berarti hasil
pendidikan lebih meningkat mutunya dan kepada siswa dtuntut agar dapat
melaksanakan pelajaran dengan hasil yang baik. Adapun beberapa pendapat
masyarakat: (1) setuju dilaksanakan KBK karena siswa dapat dipersiapkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (2) pelaksanaan KBK baik karena
tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang benar-benar lebih
baik, (3) pelaksanaan KBK ini sangat didukung karena tujuannya untuk
meningkatkan nilai pendidikan dan meningkatkan kualitas anak didik, (4)
pelaksanaan KBK baik, karena pada dasarnya semua kurikulum yang dulu
hingga yang sekarang menginginkan kompetensi siswa dan gurunya, (5)
pelaksanaan KBK baik, karena sudah saatnya sekolah memiliki kurikulum yang
berbasis pada kompetensi siswa, (6) sangat baik asal sarana dan prasarana
dilenpkapi oleh pemerintah, (7) baik, kalau memang hasilnya benar untuk
meningkatkan mutu pendidikan, (8) ini sangat bagus apabila dijalankan dengan
sebaik-baiknya dan ditunjang dengan sarana da parasara yang lengkap, (9)
agar KBK dapat dilanjutkan demi peningkatan mutu pendidikan, KBK perlu
74
anak
di
daerah
masing-masing,
(11)
baik,
sebab
KBK
menyediakan anak didik berwawasan luas dan kreatif, (12) benar, tetapi perlu
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung proses proses
belajar mengajar, antara lain: tenaga kependidikan yang profesional dan alat
bantu pelajaran yang lengkap, (13) KBK merupakan kurikulum yang sudah
sesuai diberlakukan di Indonesia karena kita meginginkan SDM yang siap pakai
dan terampil, (14) kehadiran KBK dapat mebantu keunggulan potensi siswa,
(15) sangat baik asalkan sosialisasi dan juknis ada pada sekolah secara
lengkap, dan (16) baik, tetapi bagi anak SD belum mampu menerima model
KBK karena materi yang disampaikan kepada anak terlalu tinggi sehingga anak
sulit menerimanya.
Namun
demikian
ada
masyarakat
yang
menarh
harapan
pada
75
siswa
perlu
diberikan berbagai
KBK tersebut dapat diperoleh secara optimal. Adapun upaya yang telah
dilakukan oleh kepala sekolah di antaranya meningkatkan disiplin KBM sesuai
KBK, menyusun program sekolah bersama guru, membimbing guru membuat
silakus, menyediakan sarana sesuai dengan kemampuan sekolah, memotivasi
guru untuk melaksanakan KBK, melaksanakan supervisi, berkoordinasi dengan
dinas terkait, memberi petunjukkan alokasi waktu jam mengajar KBK, memberi
arahan dan petunjuk penggunaan alat peraga, melakukan penilaian secara
berkala, menyusun renstra pelajaran, sosialisasi dan pembahasan KBK di rapatrapat supervisi, mencari informasi tentang pelaksanaan KBK, mengadakan KKG
dan KKKS, membantu guru sedaya mungkin, mengadakan pelatihan guru,
menyediakan contoh program pembelajaran, menugaskan guru berbuat sesuai
dengan kompetensi, mengevaluasi kerja guru dan memperbaikinya, mengirim
guru mengikuti pelatihan-pelatihan, memotivasi guru, membuat perencanaan
MBS, mengadakan observasi ke kelas, mengadakan pembinaan guru,
memecahkan masalah dengan musyawarah, mengadakan diskusi dengan guruguru di sekolah, mengundang nara sumber, memberikan penyuluhan tentang
KBK, memberikan bimbingan langsung kepada guru, secara bertahap
melengkapi alat peraga, mengadakan pertemuan secara berkala, menyebarkan
visi misi sekolah, menyediakan silabus, rencana pelajaran, buku-buku referensi,
meningkatkan sdm guru melalui kerja kelompok
Sedangkan upaya peningkatan pembelajaran agar pelaksanaan KBK
lebih efektif yang dilakukan guru misalnya melakukan praktek langsung dalam
kegiatan belajar mengajar, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan
pelaksanakan
KBK,
misal
kerja
yang
membentuk
kreativitas,
alat
peraga
di
lingkungan
yang
sesuai
yang
dapat
peraga atau media pembelajaran yang berorientasi pada KBK membuat sulitnya
dapat berlangsung kegiatan belajar mengajar dengan baik; kurangnya bukubuku pelajaran untuk siswa dan buku pegangan guru yang sudah sesuai
dengan program KBK; belum ada buku-buku yang dapat menunjangkan KBK,
dan kurang atau tidak adanya sarana penunjang seperti laboratorium, komputer,
sarana olahraga. Kekurangan yang tidak kalah pentingnya dengan lainnya yang
dirasakan oleh sekolah, orang tua siswa dan guru adalah persoalan dana. Dana
yang dibutuhkan sekolah dan orang tua siswa untuk melaksanakan KBK cukup
besar, sedangkan dana yang tersedia untuk itu tidak dapat terpenuhi sehingga
pelaksanaan KBK berjalan apa adanya.
Hambatan lain lagi yang tidak dapat diabaikan begitu saja keran dapat
terganggu kegiatan belajar menghajar berdasarkan KBK adalah di sekolah
belum sepenuhnya menerapakan manajemen berbasis sekolah (MBS), guru
belum spesialis/guru bidang studi, materi pelajaran terlalu banyak, kurang
disiplin guru dalam melaksanakan tugas, tidak efektifnya KKG dan KKS dalam
mebahas KBK, jumlah siswa terlalu banyak dalam satu kelas, belum
terpenuhinya kebutuhan kesejahteraan guru, kurangnya kerjasama antara guru
dan orang tua siswa, dalam pembelajaran kurang memperhatikan lingkungan
sekitar atau lainnya, kurangnya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan
mutu pendidikan; guru kurang mau menambah wawasan dengan membaca;
kurang pembinaan guru dari pengawas, sarana fisik sekolah sudah banyak
yang tidak dapat dipakai, sekolah tidak memiliki kebebasan sebagai otonomi
sekolah, cara mengajar guru lebih aktif dari pada siswanya, dan belum siap
merubah pola pikir yang dan belum menempatkan siswa berperan kreatif dan
kritis,
82
83
84
85
86
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan dan
dikemukakan sebelumnya dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di Sekolah Dasar secara umum dapat dijelaskan telah
memadai. guru SD telah berupaya melaksanakan KBK sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dalam
pembelajaran, guru telah berupaya untuk menerapkan aspek-aspek pelaksanaan KBK, yaitu (1) perencaan
pembelajaran, (2) penguasaan bidang studi, (3) penggunaan metode, strategi dan teknik pembelajaran, (4)
pengelolaan kelas, (5) penggunaan media pembelajaran, (6) evaluasi hasil belajar, dan (7) upaya-upaya perbaikan
mutu pendidikan. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata semua aspek di atas tergolong dalam kategori cukup
baik. Berarti semua aspek tersebut sudah dapat digunakan untuk menyatakan tingkat keberhasil pelaksanaan KBK
di SD. Demikian juga jika ditinjau dari besar nilai kecenderungan untuk semua aspek itu hampir sama, yang berarti
aspek-aspek pelaksanaan KBK cenderung memusat di tengah yaitu pada kategori cukup baik.
(a)
Ketujuh aspek pelaksanaan KBK itu, ternyata lebih besar kemampuan guru adalah pada aspek penguasaan
bidang studi. Hal ini sangat penting karena bagi guru yang telah mempu menguasai bidang studi yang akan
diajarkannya, berarti dia akan mampu juga mengelolan kelas dan menguasai kelas sangat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Guru yang profesional salah satu kompetensinya adalah penguasaan bidang studi
dengan baik.
(b)
Kelemahan guru dalam pelaksanaan KBK adalah pada kemampuan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Tampaknya guru memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam aspek ini, dalam arti guru masih belum
mampu melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan baik.
2.
Secara umum guru telah melaksanakan KBK, tetapi belum berjalan secara efektif. Guru telah berupaya menyusun
program pelbelajaran dengan baik, mengembangkan silabus, menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran
(alat peraga dan media pendidikan) dengan baik, memanfaatkan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan
belajar mengajar. Upaya guru tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar karena pedoman pelaksanaan KBK
yang baku belum ada, sarana dan prasarana sekolag belum memadai, dan banyak guru yang belum memperoleh
pelatihan tentang pelaksanaan.
3.
Palaksanaan KBK di SD sangat didukung oleh masyarakat, karena mereka telah lama menunggu perbaikan mutu
pendidikan di sekolah pada khususnya dan pembaikan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya. Secara lebih
spesifik lagi, menurut masyarakat pelaksanaan KBK dapat meningkatkan kemampuan siswa yang benar-benar
87
berkopetensi yang mereka dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Siswa memiliki kemampuan luas
dan kreatif dan menjadi SDM yang terampil. Kehadiran KBK dapat membantu mengembangkan potensi siswa.
4.
Dalam pelaksanaan KBK di SD ditemukan beberapa hambatan yang membuat tidak lancarnya kegiatan belajar
mengajar di kelas, di antaranya:
(a)
Belum ada pedoman yang baku dalam pelaksanaan KBK baik yang bersifat nasional maupun kedaerahan,
sehingga masing-masing sekolah atau guru melaksanakan KBK sesuai dengan persepsi mereka. Pada hal
buku pedoman pelaksanaan KBK yang dibutuhkan agar tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan tuntutan
UU No 20 Tahun 2003.
(b)
Sarana dan prasarana (termasuk media pendidikan, buku pelajaran, alat peraga, dan lain-lain) belum tersedia
yang memadai di sekolah, sehingga para guru melaksanakan pembelajaran kurang efektif. Guru yang kreatif
berupaya memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi
pada umumnya guru masih mengajar seperti sebelum pelaksanaan KBK.
(c)
Sebagian guru-guru yang melaksanakan KBK belum pernah mengikuti latihan tentang KBK sehingga mereka
melaksanakan tugas berdasarkan hasil pengarahan dari kepala sekolah atau mempelajari sendiri hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan KBK.
5.
Upaya-upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi kendalam tersebut, adalah dengan mengadakan pelatihanpelatihan terhadap guru-guru SD, terutama kelas satu dan empat agar mereka mampu melaksanakan KBK dengan
baik. Pelatihan-pelatihan tersebut baik yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Lembaga Penjaman Mutu
Pendidikan (LPMP), BEP, dan oleh sekolah atas kerja sama beberapa kepala sekolah.
B. Rekomendasi
Bedasarkan pada analisis data penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di
atas, berikut ini dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:
1. Direkomendasikan kepada
para
2. Karena sampai saat ini belum ada pedoman yang baku untuk pelaksanaan
KBK tahun 2004, maka sudah diperlukan ada suatu peraturan daerah atau
kebijakan daerah untuk menyusun pedoman tersebut sehingga para guru
dan kepala sekolah mempunyai pegangan dalam melaksanakan KBK
tersebut.
3. Pengadaan sarana dan prasarana merpakan kendala yang besar dalam
pelaksanaan KBK, maka direkomendasikan kepada pembuat kebijakan agar
dikeluarkan suatu kebijakan tentang pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang dapat melibatkan pemerintah, sekolah, dan masyarakat,
terutama para pengusaha atau masyarakat peduli pendidikan yang terdekat
dengan lokasi sekolah agar mau membantu sekolah.
4. Apabila ada kebijakan baru yang harus dilaksanakan oleh guru, sebaiknya
para pengambil kebijakan melakukan sosialisasi kepada guru tentang
kebijakan itu. Dengan demikian sebelum guru melaksanakan kebijakan baru
tersebut, mereka sudah benar-benar memahami tentang kebijakan baru itu.
5. Kepada kepala sekolah agar selalu menciptakan hubungan yang harmonis
dengan orang tua siswa dan masyarakat, sehingga persoalan-persoalan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
KBK
dengan
mudah
dapat
89
DAFTAR PUSTAKA
90
91