Anda di halaman 1dari 4

Embassy of the

Federal Republic of Germany

Press Release
Indonesia Menjadi Tuan Rumah Konferensi Regional TVET 2014
Memastikan Kualitas TVET Menuju ASEAN Economic Community 2015
Jakarta, 1 April 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Kementerian Kerja
Sama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman, bekerjasama dengan Kementerian
Tenaga kerja dan Transmigrasi Indonesia, Kementerian Perindustrian Indonesia dan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (Bappenas), menggelar Konferensi Regional
Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Kerja (TVET-Technical and Vocational Education and Training)
pada tanggal 1-2 April 2014 di Jakarta. Konferensi yang bertemakan Menjamin Kualitas Pendidikan
Kejuruan dan Pelatihan Kerja, dalam rangka persiapan Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 bertujuan
untuk memfasilitasi kerja sama dan pengembangan bersama pendidikan kejuruan dan pelatihan
kerja di ASEAN. Para peserta diajak untuk berbagi dan belajar dari pengalaman yang berhasil,
memperluas jaringan kerja sama dan kolaborasi dengan kalangan profesional di bidang pendidikan
kejuruan dan pelatihan kerja dari negara-negara ASEAN. Penyelenggara berharap diskusi tersebut
akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan kualitas dan orientasi kebutuhan
pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap proses
integrasi regional.
Konferensi yang dibuka oleh Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S., Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Bidang Pendidikan dan Bapak Thomas Silberhorn, the Parliamentary State
Secretary untuk Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman,
dihadiri oleh para pembuat kebijakan, praktisi TVET, perwakilan dari komunitas bisnis, organisasiorganisasi bilateral dan multilateral, lembaga-lembaga pelaksana dan akademisi, yang berasal dari
14 negara, khususnya Indonesia, negara-negara ASEAN dan Jerman.
Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S mengatakan, Masih banyak permasalahan yang harus
diselesaikan dalam pendidikan dan pelatihan kejuruan, seperti kurangnya tenaga kerja terampil,
keterbatasan untuk mendapatkan praktek pelatihan di sekolah menengah kejuruan, hingga
harmonisasi regulasi yang terkait sistem pelatihan kerja dan pasar kerja. Konferensi regional ini
merupakan ajang yang baik untuk pertukaran pengalaman dan memperluas jaringan kerja antar
pembuat keputusan dan para aktor di bidang pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja di wilayah
ASEAN. Acara ini menekankan pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja sebagai salah satu penggerak
utama bagi peningkatan keterampilan dan mobilitas tenaga kerja di masa depan sekaligus
meningkatkan produktivitas sektor bisnis, dan mempromosikan pengembangan ekonomi.
Khusus bagi Indonesia sebagai negara penyelenggara, konferensi ini merupakan peluang yang baik
untuk mempromosikan kerjasama regional dan mempresentasikan pengalaman dan pengetahuan di
sektor ini, dimana pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja dapat meningkatkan kemampuan
1

generasi muda Indonesia untuk mendapatkan penghasilan yang layak dan sukses untuk kehidupan
mereka. Hal ini merupakan tugas kita bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan
dan pelatihan kerja dan memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki
keterampilan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja, ujar Wakil Menteri Kasim.
Bapak Thomas Silberhorn mengatakan, Untuk kerja sama pembangunan Jerman, pendidikan
khususnya pendidikan kejuruan menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Kami ingin masyarakat
memiliki kemampuan untuk membentuk masa depan mereka sendiri, lebih luas lagi masa depan
Negara mereka secara mandiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Landasan untuk menuju
kemandirian tersebut berasal dari pendidikan yang baik dan luas. Itulah sebabnya kami melihat
pendidikan sebagai tugas sosial yang penting di abad ke-21.
Konferensi ini diselenggarakan dalam momen yang tepat: kami ingin menggunakan momentum
politik kebangkitan Komunitas Ekonomi ASEAN untuk berdiskusi dengan Negara-negara di kawasan
mengenai masa depan pendidikan kejuruan di Asia. Oleh karena itu, kami memilih Jakarta sebagai
tempat pembukaan konferensi hari ini, dimana terdapat kantor pusat ASEAN. Penciptaan suatu
ruang ekonomi bersama diantara Negara-negara ASEAN dalam suatu Komunitas Ekonomi ASEAN
yang akan dimulai tahun depan, akan membuka banyak kesempatan kerja sama diantara negaranegara di kawasan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Barang, jasa dan modal akan bergerak
dengan mudah tanpa hambatan. Ini berarti banyak peluang terbuka untuk Negara-negara ASEAN
dan khususnya bagi masyarakat di negara-negara tersebut.
Seperti termaktub di Deklarasi Jakarta yang ditandatangani oleh Presiden Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono dan Kanselir Jerman Angela Merkel di tahun 2010, Indonesia sejak lama telah
menjalin kerja sama erat dalam bidang pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja dengan Jerman.
Kedua negara ini sama-sama menilai satu sama lain sebagai salah satu mitra utama dalam
mengembangkan dan memperkuat kerja sama regional di sektor pendidikan kejuruan dan pelatihan
kerja.
Kerja sama antara Indonesia dan Jerman di sektor pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja para lulusan sekolah kejuruan dan calon tenaga
kerja di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam jangka panjang, kerja sama ini secara khusus berfokus
pada peningkatan kemampuan kerja dan transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja bagi lebih dari
10,000 lulusan (termasuk sedikitnya 40% wanita dan 30% dari kelompok masyarakat yang kurang
beruntung) di lima provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Selatan dan Kalimantan
Timur). Kerja sama Jerman-Indonesia tengah mendukung 23 sekolah dan institusi kejuruan melalui
bantuan keahlian teknis, peralatan dan keuangan melalui program Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (SED-TVET / Sustainability Economic
Development-TVET).
Indonesia optimis bahwa kerja sama dengan Jerman di sektor ini dapat menjadi salah satu katalis
untuk meningkatkan pembangunan sosial ekonomi, guna meningkatkan daya saing bisnis dan daya
tarik Indonesia sebagai negara tujuan bisnis. Pengalaman yang dimiliki Jerman juga dapat membantu
Indonesia dalam mempersiapkan diri menuju intergrasi ekonomi di ASEAN pada tahun 2015, ujar
Wakil Menteri Kasim.
2

Wakil Menteri Kasim juga mengatakan bahwa, Melalui kerja sama jangka panjang baik Indonesia
maupun Jerman mendapakan manfaat secara sosial dan ekonomi. Indonesia yakin persahabatan
Indonesia-Jerman melalui pertukaran pengetahuan semacam ini memiliki kontribusi dalam
meningkatkan kualitas masa depan para generasi muda.
Bapak Silberhorn menegaskan kembali dukungan Jerman di bidang pendidikan kejuruan dan
pelatihan kerja: Jerman sangat senang untuk terus bekerjasama dengan Indonesia demi
pengembangan pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja yang lebih baik. Kami telah menjadi
donatur kerja sama terbesar di sektor ini di seluruh dunia. Kami memiliki program kerja sama
dengan lebih dari 80 negara untuk sektor ini. Kami telah bekerjasama dengan Indonesia di sektor ini
sejak tahun 1958 dan banyak hal yang sudah dilakukan. Indonesia merupakan anggota G20 dan
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perekonomian dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
tahunan sebesar 6%. Kami gembira dengan pencapaian Indonesia dan juga dengan kerja sama yang
sudah dibangun sejak lama, dimana kami telah mampu memberikan kontribusi melalui
pengembangan sistem ganda pendidikan kejuruan (German dual system). Sistem ganda yang
menghubungkan sistem pembelajaran di sekolah kejuruan dengan dunia kerja ini sangat diakui di
dunia internasional. Kini, pendekatan Jerman yang juga disesuaikan dengan kebutuhan negara
seperti ini, menjadi basis pelaksanaan konsep Teaching Industry.
Negara-negara anggota ASEAN saat ini tengah mempersiapkan penerapan pasar bebas tenaga kerja
di Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Untuk tujuan ini mereka tidak hanya memperkuat kompetensi
tenaga kerja agar berhasil dalam persaingan di pasar bebas regional, tetapi juga memperkuat kerja
sama guna menjamin standarisasi bersama dan kesepakatan pengakuan bersama.
Sehubungan dengan pasar bebas tenaga kerja, Wakil Menteri Kasim mengatakan, Para lulusan
pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja secara khusus akan menjadi pekerja lintas negara di
berbagai sektor seperti konstruksi, manufaktur dan pariwisata. Harmonisasi standar di bidang ini
akan meningkatkan kualitas daya saing mereka di kawasan regional. Hal ini akan memungkinkan
pekerja terampil berkontribusi dalam mendorong perekonomian nasional melalui berbagi
pengetahuan dan kemampuan di negara asal mereka.
Jika kita berhasil menciptakan kesetaraan peluang untuk semua, pasar bebas ASEAN akan menjadi
satu kisah sukses dan meningkatkan taraf hidup banyak orang, ujar Wakil Menteri Kasim.
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pendidikan kejuruan di Jerman adanya keterkaitan yang
erat dengan sektor swasta. Hal ini karena ketika para murid menerima pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, mereka akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang baik setelah
mereka menyelesaikan pelatihan tersebut. Dan inilah tujuan kami. Pendekatan seperti juga mulai
dilakukan di Indonesia. Sebagai contoh, setelah munculnya peraturan baru di salah satu lokasi kerja
sama Jerman-Indonesia dalam program pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja, 1.700 perusahaan
berkomitmen untuk berkontribusi dalam pemagangan, pembiayan bersama dalam pengukuran
kualitas pendidikan kejuruan dan pelatihan, dan pelaporan lowongan pekerjaan ke pusat-pusat
penempatan kerja lokal, ujar Bapak Silberhorn.

Beliau menambahkan, Kami ingin berkontribusi untuk memperkuat pembangunan ekonomi Negara
berkembang dalam jangka panjang dan juga untuk menekan angka kemiskinan. Namun, untuk
mencapai tujuan tersebut, kondisi perekonomian harus mampu menyediakan tidak hanya lapangan
kerja namun juga pekerjaan yang layak. Lingkungan kerja yang adil adalah tujuan penting kebijakan
pembangunan Jerman. Hal ini karena lingkungan kerja yang adil juga merupakan pondasi kesuksesan
ekonomi Jerman. Kesehatan dan keselamatan kerja, hukum tenaga kerja dan upah yang layak adalah
prasyarat untuk memenuhi sistem perlindungan sosial, permintaan pasar domestik, hingga
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selesai

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta 10270 - Indonesia
Kedutaan Besar Republik Federal Jerman
Jl. M.H. Thamrin 1, Jakarta 10310
Tel.: (021) 398 55 000, Fax: (021) 398 55 130
E-mail: pr-100@jaka.diplo.de
http://www.jakarta.diplo.de
http://www.facebook.com/KedutaanJermanJkt
http://www.twitter/KedubesJermann

Anda mungkin juga menyukai