Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan sebagai Diare akut, yaitu
diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, diare Disentri, yaitu diare yang disertai
dengan darah., Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari, dan
Diare yang disertai dengan malnutrisi berat.1,2
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan
kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba).1
Di Amerika Serikat, insiden disentri amoeba mencapai 1-5% sedangkan
disentri basiler dilaporkan kurang dari 500.000 kasus tiap tahunnya. Sedangkan
angka kejadan disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan
tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat
menderita disentri basiler.2
Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi akibat
disentri basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun. Kebanyakan kuman
penyebab disentri basiler di negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang
masih kurang. Disentri amoeba tersebar hampir keseluruh dunia terutama di negara
yang sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor
kepadatan penduduk, higien individu, sanitasi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi
serta kultural yang menunjang.2
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: By. AM
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 8 bulan
Tanggal lahir
: 13 Maret 2014
Tanggal Masuk RS
Anamnesa
Keluhan utama
: BAB cair
Riwayat keluarga
yang sama, tidak ada riwayat alergi, dan memiliki riwayat asma dari nenek pasien
Riwayat Kebiasaan & Lingkungan : Pasien suka mengisap benda-benda mainan,
sering bermain dengan anak tetangga yang sekarang juga diare. Ayah pasien perokok
aktif
Riwayat persalinan & kehamilan : G3P2A0, anak lahir spontan langsung
menangis, lahir dirumah di rumah sakit dibantu oleh bidan, pasien cukup bulan,
dengan BBL = 2800 gram, dan PBL tidak diketahui. Kondisi ibu hamil dalam
keadaan normal.
Kemampuan dan Kepandaian Bayi : Anak mulai tengkurap dan mengangkat
kepala saat usia 4 bulan, mulai berdiri saat usia 8 bulan.
Anamnesis Makanan
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Berat badan
: 6 kg
Tinggi badan
: 59 cm
Status Gizi
Tanda vital
: 38,2oC
Pernapasan
: 56 x/menit
: ruam (-), turgor baik, CRT < 2 detik. Warna sawo matang
Kepala
cahaya (+/+)
Hidung
: Sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (+/+)
Telinga
: Sekret (-/-)
Mulut
: bibir tidak tampak sianosis, bibir kering (+),
lidah kotor (-), gusi normal, tonsil T1/T1 hiperemis (-)
Leher
Paru
Inspeksi
Inspeksi
Palpasi
midklavikula sinistra
Perkusi
: batas jantung atas teraba di sela interkosta II
Jantung
: ictus cordis tidak tampak
: ictus cordis teraba pada interkosta V linea
Abdomen
Genitalia
: Normal
Anggota gerak
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Tulang belakanh
Otot-otot
Refleks
Pemeriksaan Laboratorium :
a. Pemeriksaan Darah Lengkap
WHOLE BLOOD
Hemoglobin
RBC
WBC
HCT
PLT
Hasil
11,6
4,27
15,2
33,9
338
Rujukan
11,6-14,8
4,10-5,50
5-15
36- 44
200-400
Satuan
g/dl
106/mm3
103/mm3
%
103/mm3
b. Pemeriksaan Feses
Eritrosit = 5
Leukosit = 3
Epitel = positif
Telur cacing = tidak ditemukan
RESUME
Pasien perempuan usia 8 bulan datang dengan keluhan BAB cair sejak 22 jam
sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 6 kali volume banyak, konsistensi lunak, ada
darah 9 jam saat di rumah sakit, warna hijau kemerahan, rewel saat BAB, bau
busuk. Muntah 10 kali sejak 22 jam sebelum masuk rumah sakit, muntah berisi
makanan. Orang tua pasien mengeluh bahwa pasien panas sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, panas naik turun, dan turun dengan obat antipiretik, pasien juga
batuk berlendir. BAK biasa, nafsu makan menurun saat sakit dan minum seperti
kehausan. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, ubun-ubun cekung,
serta pada pemeriksaan abdomen ditemukan peristaltik usus positif kesan meningkat
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
TERAPI
-
ANJURAN
-
Kultur feses
FOLLOW-UP
Tanggal
: 10 November 2014
Subjek (S)
: BAB cair (+) 5 kali, darah (+), lendir (+), ampas (+) warna
hijau kemerahan, bau tinja busuk, demam (+).
Objek (O)
o
o
o
o
:
Denyut Nadi
: 120 kali/menit
Respirasi
: 40 kali/menit
Suhu
: 380 C
Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali
cepat, peristaltik (+) meningkat, hipertimpani 4 kuadran abdomen.
Skor dehidrasi : Keadaan umum gelisah, palpebra cekung (-), bibir basah,
minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)
Assesment (A)
Plan (P)
Tanggal
: 11 November 2014
Subjek (S)
: BAB cair (+) 2 kali, darah (+), lendir (+), ampas (+) warna
hijau kemerahan, bau tinja busuk, demam (+).
Objek (O)
o Denyut Nadi
o Respirasi
o Suhu
: 140 kali/menit
: 60 kali/menit
: 390 C
o Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali
cepat, peristaltik (+) meningkat, hipertimpani 4 kuadran abdomen.
Skor dehidrasi : Keadaan umum gelisah, palpebra cekung (-), bibir basah,
minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)
Assesment (A)
Plan (P)
Tanggal
: 12 November 2014
Subjek (S)
: BAB cair (+) 2 kali, darah (-), lendir (-), ampas (+) banyak,
warna kuning kehijauan, bau tinja biasa , demam (+)
Objek (O)
o
o
o
o
:
Denyut Nadi
: 128 kali/menit
Respirasi
: 30 kali/menit
Suhu
: 380 C
Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali
cepat, peristaltik (+) normal, timpani 4 kuadran abdomen.
Skor dehidrasi : Keadaan umum baik, palpebra cekung (-), bibir basah,
minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)
Assesment (A)
Plan (P)
Tanggal
: 13 November 2014
Subjek (S)
:
Denyut Nadi
: 110 kali/menit
Respirasi
: 40 kali/menit
Suhu
: 37,40 C
Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali
cepat, peristaltik (+) normal, timpani 4 kuadran abdomen.
Skor dehidrasi : Keadaan umum baik, palpebra cekung (-), bibir basah,
minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)
Assesment (A)
Plan (P)
DISKUSI
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu, dys (gangguan) dan enteron (usus),
yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air
besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar
dengan tinja bercampur lendir (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus).2
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan
tukak terbatas di kolon yang ditandai dengan gejala khas disebut sebagai sindroma
disentri, yakni : 1) sakit perut yang sering ditandai tenesmus; 2) berak-berak; dan
3) tinja mengandung darah dan lendir.3
Diagnosis pada kasus ini ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengalami
BAB warna kuning kehijauan dan kemerahan, muntah, nyeri abdomen ketika BAB
dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status gizi : gizi baik, anak tampak
gelisah dan kehausan, mata normal, mukosa mulut basah, peristaltik usus meningkat
dan turgor kulit kembali cepat. Dari hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan
leukositosis (15.200). Dari hasil ini ditegakan diagnosis diare dengan dehidrasi
ringan.
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada anak adalah:4
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin dari virus atau bakteri) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga
usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitis usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan.
Untuk membedakan antara infeksi antara disentri amoeba dan disentri basiler
dapat digunakan sebagai berikut :4
Disentri Basiler
Gejala klinik
Shigella
24-48 jam
Salmonella
6-72 jam
+
Jarang
Tenesmus dan
+
Sering
Tenesmus dan
Nyeri kepala
Gejala lain
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Mukus
kolik
+
Kejang
Sedikit
>10x/hari
Kental
+
kolik
+
Bakterimia
Sedikit
Sering
Berair
+
Darah
Sering
Masa tunas
Panas
Mual muntah
Nyeri perut
Tidak berbau
Hijau
busuk
Hijau
Leukosit
Pada kasus ini, belum bisa dibilang sebagai diare disentri sebab hanya muncul
bercak darah, namun bila berdasarkan kriteria diatas diare yang dialami oleh pasien
kemungkinan besar adalah disentri basiler. Kondisi yang ada pada pasien sesuai
dengan kriteria disentri yang disebabkan oleh salmonella yaitu ada mual muntah,
tenesmus, volume sedikit, ada darah, warna kehijauan dan berbau amis. Untuk
memastikan penyebab diare pada kasus ini harus dilakukan pemeriksaan feses.
Pemeriksaan penunjang yang disarankan pada kasus kali ini yaitu feses rutin dan
kultur feses. Tetapi pada kasus kali ini tidak dilakukan pemeriksaan kultur feses.
Terdapat kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengenai
penetapan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita
anak balita, baik dirawat dirumah maupun sedang dirawat dirumah sakit, yaitu:4,5
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasan R. dkk., 2005. Buku Kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry
NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New
York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
3. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the
Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:33151.
4. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the
Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:33151.
5. Juffrie, M. Dkk.,2012. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi. jilid I. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI.
6. Depkes RI. 2008. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS).Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.