Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar
pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula
darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan
masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan
sebagai bahan energi dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai
energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian
tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh
kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulaupulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak
dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.
Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan
penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan
pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test

1 | Page

gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah
mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini
adalah : Untuk memperoleh informasi (data) tentang hubungan pola makan dengan
diabetes mellitus.

C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan :
1. Sebagai masukan informasi dan data bagi para mahasiswa keperawatan untuk
meningkatkan penanganan penyakit diabetes mellitus.
2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat serta melatih
kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.

2 | Page

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,
2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
B. Etiologi
Penyebab terbanyak dari DM tipe 1 yaitu kehilangan sel beta. Pada diabetes tipe 1
ada kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi
autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh atau malfungsi
kalenjar pankreas, Terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan
makanan. Dan juga adanya faktor -faktor yang mempengaruhi, yaitu ; Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b.

Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

3 | Page

dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel


pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
sel beta.

C. Klasifikasi
Ada 3 tipe Diabetes Mellitus yang sering ditemukan, yaitu :
1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)
2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)
3. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
4. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

D. Patofisiologi
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset
diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sampai saat ini IDDM tidak
dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga.
Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik
saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada
tahap awal. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara
alami dengan cara :
-

Meningkatkan jumlah kadar gula yang disimpan di dalam hati.

4 | Page

Merangsang sel sel tubuh agar menyerap gula

Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula

Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah
berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula
disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormon insulin
sebagai stabilizer alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan
sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan
hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat
besar sekali.
E. Manifestasi Klinis
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan
kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita
kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau
dikerubuti semut. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia).
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
5 | Page

10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.


Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak
sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat
berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan,
terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

F. Komplikasi

Katarak

- Ulkus Neurotropik

Glaukoma

- Penyakit Ginjal

Retinopati

- Penyakit pembuluh darah perifer

Gatal seluruh badan

- Penyakit Koroner

Pruritus Vulvae

- Penyakit pembuluh darah otak

Infeksi bakteri kulit

- Hipertensi

Infeksi jamur di kulit

- Amiotropi

Dermatopati
-

- Neuropati perifer

Neuropati visceral
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,
akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak
terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.

G. Pemeriksaan Diagnostik
6 | Page

1. Glukosa darah sewaktu


2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Kadar

glukosa

darah

Bukan DM

Belum pasti DM

DM

<>

100-200

>200

<80

80-200

>200

<110

110-120

>126

<90

90-110

>110

sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kadar

glukosa

darah

puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.
7 | Page

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :


1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

BAB III
ASKEP TEORI
Askep Teori
Data dasar pengkajian pasien :

8 | Page

A. Aktivitas/ Istirahat :
Gejala : letih, lemah, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Gangguan tidur/istirahat.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat/aktivitas.Letargi/disorientasi, koma,
penurunan kekuatan otot
B. Sirkulasi :
Gejala : adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama.
Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural; hipertensi. Nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, kulit panas, kering, dan kemerahan; bola mata
cekung
C. Integritas Ego :
Gejala : Stres tergantung pada orang lain
Tanda : ansietas, peka rangsang
D. Eliminasi :
Gejala : perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ) diare. Rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih, ISK baru/berulang, nyeri abdomen
Tanda : urine encer, pucat, kuning; poliuri urine berkabut, bau busuk (infeksi)
abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun
E. Makanan / Cairan :
Gejala : hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
9 | Page

Badan, haus, penggunaan dieretic.


Tanda : kulit kering, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah
pembesaran tiroid, bau halitosis/manis
F. Neurosensori :
Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
Tanda : disorientasi;mengantuk, letargi, stupor/koma, aktivitas kejang
G. Nyeri / Kenyamanan :
Gejala : Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
Tanda : wajah meringis dengan palpitas; tampak sangat berhati-hati
H. Pernapasan :
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi / tidak)
Tanda : lapar udara, frekuensi pernapasan, batuk dengan/tanpa sputum purulen.
I. Keamanan :
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Tanda : demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi
menurunnnya kekuatan umum, parestesia/paralisis otot
J. Seksualitas :
Gejala : rabah vagina (cenderung infeksi) masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme
pada wanita
10 | P a g e

K. Penyuluhan/Pembelajaran :
Gejala : faktor risiko keluarga; DM, stroke, penyakit jantung, hipertensi
Penyembuhan yang lambat
Penggunaanobat seperti steroid, diuretic (tiazid) dilantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 5,9 hari.
Rencana Pemulangan
Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan glukosa darah.

1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
1.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
3.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
4.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
5.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi

energi

metabolik.

2. Rencana Keperawatan
No

Tujuan
D
x

11 | P a g e

Intervensi

Rasional

1.

Mendemonstrasi
kan hidrasi
adekuat
dibuktikan oleh
tanda vital stabil,
nadi perifer
dapat diraba,
turgor kulit dan
pengisian kapiler
baik, haluaran

1. Pantau tanda
tanda vital
2. Kaji nadi perifer,
pengisian kapiler,
turgor kulit, dan
membran mukosa.
3. Pantau masukan
dan keluaran,
catat berat jenis
urine.
4. Timbang berat
badan setiap hari.
5. Berikan terapi
cairan sesuai
indikasi.

urine tepat secara


individu, dan
kadar elektrolit
dalam batas
normal.

2.

Mencerna jumlah
kalori/nutrien yang
tepat

1. Hypovolemia
dapat
dimanifestasika
n oleh hipotensi
dan takikardia.
2. Merupakan
indikator dari
tingkat
dehidrasi, atau
volume
sirkulasi yang
adekuat.
3. Memberikan
perkiraan
kebutuhan akan
cairan
pengganti,
fungsi ginjal,
dan keefektifan
dari terapi yang
diberikan.
4. Memberikan
hasil pengkajian
yang terbaik
dari status
cairan yang
sedang
berlangsung dan
selanjutnya
dalam
memberikan
cairan
pengganti.
5. Tipe dan jumlah
dari cairan
tergantung pada
derajat
kekurangan
cairan dan
respons pasien
secara
individual.

Menunjukkan tingkat
energi biasanya
Berat badan stabil atau
bertambah

1. Tentukan program
diet dan pola makan
pasien dan
bandingkan dengan

12 | P a g e

1. Mengidentifikasi
kekurangan dan
penyimpangan
dari kebutuhan

makanan yang
dapat dihabiskan
oleh pasien.
2. Timbang berat

badan setiap hari


atau sesuai
indikasi
3. Identifikasi
makanan yang
3.

disukai/dikehenda
ki termasuk
kebutuhan
etnik/kultural.
4. Libatkan keluarga
pasien pada
perencanaan
makan sesuai
indikasi.
Mengidentifikasi

5. Berikan

intervensi untuk

pengobatan

mencegah/menurunka

insulin secara

n resiko infeksi.

teratur sesuai

Mendemonstrasikan

indikasi.

teknik, perubahan
gaya hidup untuk
mencegah terjadinya
infeksi.

1. Observasi tanda4.

tanda infeksi dan


peradangan.
2. Tingkatkan upaya

13 | P a g e

terapeutik.
2. Mengkaji
pemasukan
makanan yang
adekuat
(termasuk
absorbsi dan
utilisasinya).
3. Jika makanan
yang disukai
pasien dapat
dimasukkan
dalam
perencanaan
makan,
kerjasama ini
dapat
diupayakan
setelah pulang.
4. Meningkatkan
rasa
keterlibatannya;
memberikan
informasi pada
keluarga untuk
memahami
nutrisi pasien.
5. Insulin reguler
memiliki awitan
cepat dan
karenanya
dengan cepat
pula dapat
membantu
memindahkan
glukosa ke
dalam sel.

1. Pasien mungkin
masuk dengan
infeksi yang
biasanya telah
mencetuskan

untuk pencegahan
dengan
melakukan cuci
tangan yang baik
pada semua orang
yang berhubungan
dengan pasien
termasuk
pasiennya sendiri.
3. Pertahankan
teknik aseptik
pada prosedur
invasif.
4. Berikan
perawatan kulit
dengan teratur dan
sungguh-sungguh.
Mempertahankan

5.

5. Lakukan

Tingkat

perubahan posisi,

kesadaran/orientasi.

anjurkan batuk

Mengenali dan

efektif dan nafas

Mengkompensasi

dalam.

keadaan
ketoasidosis
atau dapat
mengalami
infeksi
nosokomial.
2. Mencegah
timbulnya
infeksi silang.
3. Kadar glukosa
yang tinggi
dalam darah
akan menjadi
media terbaik
bagi
pertumbuhan
kuman.
4. Sirkulasi perifer
bisa terganggu
yang
menempatkan
pasien pada
peningkatan
resiko
terjadinya
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit
dan infeksi.
5.Membantu
dalam
memventilasi

adanya kerusakan

semua

sensori.

paru

daerah
dan

memobilisasi
sekret.

1. Pantau tandatanda vital dan


status mental.
2. Panggil pasien
dengan nama,
orientasikan
14 | P a g e

1. Sebagai dasar
Untuk
Membandingkan
temuan
abnormal.

kembali sesuai
dengan

kebingungan

kebutuhannya.

dan membantu

3. Pelihara aktivitas

untuk

rutin pasien

mempertahanka

sekonsisten

n kontak

mungkin, dorong

dengan realitas.

untuk melakukan

3. Membantu

kegiatan sehari-

memelihara

hari sesuai

pasien tetap

kemampuannya.

berhubungan

4. Selidiki adanya

Mengungkapkan

2. Menurunkan

dengan realitas

keluhan

dan

parestesia, nyeri

mempertahanka

atau kehilangan

n orientasi pada

sensori pada

lingkungannya.

paha/kaki.

peningkatan

4. Neuropati
perifer dapat

tingkat energi.

mengakibatkan

Menunjukkan

rasa tidak

perbaikan

nyaman yang

kemampuan

berat,

untuk

kehilangan

berpartisipasi

sensasi

dalam aktivitas

sentuhan.

yang diinginkan.

1. Diskusikan dengan
pasien kebutuhan
akan aktivitas.
2. Berikan aktivitas

15 | P a g e

1. Pendidikan
dapat
memberikan

alternatif dengan

motivasi untuk

periode istirahat

meningkatkan

yang cukup.

tingkat aktivitas

3. Pantau nadi,

meskipun

frekuensi

pasien mungkin

pernafasan dan

sangat lemah.

tekanan darah

2. Mencegah

sebelum/sesudah

kelelahan yang

melakukan

berlebihan.

aktivitas.

3. Mengindikasikan
tingkat aktivitas
yang dapat
ditoleransi
secara
fisiologis.

PENGKAJIAN FISIK PADA KLIEN GERONTIK


1. Identitas Klien
Nama
Umur
Alamat
Pendidikan
Tgl masuk
Jenis Kelamin
Suku
Agama
Status Perkawinan
Tgl Pengkajian

:NB
: 76 tahun
: Link. III Kel, Teling Bawah kec. Wenang
: SD
:: Perempuan
: Ambon
: Kristen Protestan
: Tidak Menikah
: 26 November 2012

2. Status kesehatan saat ini.


Saat ini klien merasakan rasa sakit di bagian kaki daan tangan. Dan sedang
menjalankan diet kesehatan karena kadar gula darah yang tinggi.

16 | P a g e

3. Riwayat Kesehatan Dahulu.

Riwayat imunisasi:

Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan, dll):

Riwayat kecelakaan: tidak pernah

Riwayat dirawat di rumah sakit: pernah di rawat di RS 6 bulan yang lalu

Riwayat pemakaian obat: hanya minum obat biasa.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga.


Keterangan :
: Meninggal
: laki - laki
: perempuan
: klien
5. Tinjauan Sistem.
a. Keadaan Umum.
Tekanan Darah
Suhu Badan
Nadi
Pernafasan
TB
BB

: 130 / 80
: 37 0 C
: 85
: 17
: 150
: 45

b. Sistem Integumen.

Inspeksi warna : warna kulit coklat dan sedikit pucat

Inspeksi dan palpasi kelembaban : kulit tampak kering

Palpasi tekstur: agak kasar

17 | P a g e

Inspeksi dan palpasi turgor: lambat

Perhatikan hygiene: cukup bersih

Inspeksi, palpasi, dan ukur lesi: tidak ada lesi

c. Sistem Hemopoiietik.
Tidak ada kelainan dalam sistem hemopietik.

d. Kepala

Bentuk kepala: bulat

Lesi kulit kepala: tidak ada lesi di kepala

Kulit kepala dan rambut: kulit kepala agak kotor

Warna rambut: sudah beruban

e. Mata
Klien sudah menggunakan kaca mata, kalau tidak menggunakan kaca mata klien
sudah tidak dapat melihat dengan baik.

f. Telinga

Struktur telinga luar: tampak bagus

Kebersihan telinga: keadaan telinga sedikit kotor, rasa klien jarang


membersihkan.

18 | P a g e

g. Mulut dan tenggorok

Inspeksi bentuk bibir : tampak normal

Mukosa mulut: tampak kering

Gusi: sedikit pucat

Gigi: tidak bengkak

Lidah : kotor dan putih

Inspeksi tenggorokan (Tonsil): normal

h. Leher

Bentuk leher: normal

Tes ROM: baik

Trakea: normal

Kelenjar tiroid: tidak ada pembengkakan

Arteri karotis: -

Vena jugularis: baik

i. Sistem Pernafasan

Irama dan frekuensi pernafasan: tidak teratur

Bunyi nafas tambahan : Mengi =( ) krekers=( ) ronki=( )

19 | P a g e

j. Sistem Kardiovaskular.

Bunyi jantung: normal

denyut jantung: normal

k. Sistem Gastrointestinal.
Saluran pencernaan klien normal, biasanya dalam sehari klien 2x BAB.

l. Sistem Perkemihan.
Lancar, dalam sehari kira-kira 5 6 x sehari

m. Sistem Genitoreproduksi(pria/wanita).
Klien tidak ada keluhan di bagian reproduksi.

n. Sistem Muskuloskeletal.
Masih baik meskipun kadang klien mengeluh sering sakit di bagian kaki, apabila
terlalu sering berkerja.

o. Sistem Saraf Pusat.


Motorik dan Sensorik tidak ada gangguan

p. Sistem Endokrin.
Mempengaruhi penyakit DM.
20 | P a g e

6. Pola Aktivitas Sehari-hari


a. Nutrisi:

Frekuensi makan : 3x sehari

Nafsu makan: baik

Jenis makanan : nasi, ikan, sayur, buah

Makanan yang tidak disukai/ alergi/pantangan: makanan yang berminyak.

b. Eliminasi
Berkemih: lancar

Frekuensi : lancar

c. Higiene personal
Mandi

Frekuensi: 2x sehari

Higiene oral

Frekuensi : 2x sehari

Cuci rambut

Frekuensi: 3x seminggu

Penggunaan sampo: (ya)

Gunting kuku: apabila kuku sudah mulai panjang

21 | P a g e

d. Istirahat dan tidur

Lama tidur (jam/hari): 5 jam / hari

Tidur siang: (ya)

e. Aktifitas dan latihan

f.

Olahraga: (tidak)

Jenis dan frekuensi :

Kegiatan waktu luang: membersihkan halaman rumah

Keluhan dalam beraktivitas

Kebiasaan

Merokok : (tidak)

Frekuensi/jumlah/lama pakai) : -

Minuman keras : (tidak)


Frekuensi/jumlah/lama pakai): -

Ketergantungan obat : (tidak)


Jenis/frekuensi/lama pakai: -

PERTANYAAN TAHAP I :

Apakah klien mengalami sukar tidur? Sering mengalami

Apakah klien sering merasa gelisah? sering

Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? tidak

Apakah klien sering was-was atau kuatir? tidak

22 | P a g e

PERTANYAAN TAHAP II :

Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? tidak

Ada masalah atau banyak pikiran? Ada, masalah mengenai keadaan rumah

Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak ada

Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak

Cenderung mengurung diri? Tidak

MASALAH EMOSIONAL
a. Spiritual
Aktifitas agama/kepercayaan yang dilakukan
(macam dan frekuensi) : tidak
Percaya adanya kematian : tidak

g. Pengkajian Fungsional Klien


a.

KATZ Indeks :

Termasuk / kategori yang manakah klien?


A. Mandiri dalam makan, kontinesia(BAK , BAB), menggunakan pakaian,pergi
ketoilet,berpindah dan mandi.
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas.
C. Mandiri,kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri,kecuali mandi,berpakaian dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri,Kecuali mandi,berpakaian,ke toilet dan satu fungsi yang lain.

23 | P a g e

F. Mandiri,kecuali mandiri berpakaian, ketoilet,berpindah dari satu fungsi yang


lain.
G. Tergantung untuk semua fungsi diatas.

b. Modifikasi dari Barthel Indeks

Kriteria

Dengan bantuan

Mandiri

Keterangan

10

Frekuensi:

o
1.

Makan

sehari
Jumlah:

2.

3x
dalam

jumlah sedang
Jenis : nasi, ikan,
Frekuensi:
7x

Minum

sehari
Jumlah: banyak
3.

Berpind

10

ah dari
kursi roda
ketempat
tidur,se
balikny
4.

a
Personal

10

toilet(c
uci
muka,
menyisi
r
rambut,
gosok
5.

gigi)
Keluar
24 | P a g e

10

masuk
toilet
(Mencu
ci
pakaian
,menye
ka
tubuh,
menyir
am)
Mandi

6.
7.

jalan

10

Frekuensi: 2x

10

diperm
ukaan
datar
Naik

8.

10

turun
tangga
Mengenaka

9.

10

n
pakaian
Kontrol

10.

10

Frekuensi: 3x
Konsistensi: baik

10

Frekuensi: 7x
Warna: jernih

10

Frekuensi:

5 - 10

Jenis:
Jenis:
Frekuensi:

Bowel
11.

(BAB)
kontrol
Bladder

12.

(BAK)
olaraga/

13.

Latihan
Rekreasi /
pemanf
aatan
waktu
luang

25 | P a g e

Keterangan :

a. 130

:Mandiri

b. 65-125

:Ketergantungan sebagian

c. 60

:Ketergantungan total

h. Pengkajian Status Mental Gerontik


a.

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan


short portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

BENA

SALA

NO

PERTANYAAN

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10

Tanggal berapa hari ini?


Hari apa sekarang ini?
Apa nama tempat ini?
Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir?(min tahun lahir)
Siapa presiden indonesia sekarang?
Siapa presiden indonesia sebelumnya?
Siapa nama ibu anda?
Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari

setiap angka baru,semua secara menurun


Score Total =
Intrepretasi Hasil

a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh


b. Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan Intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan Intelektual Berat

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan


Mini Mental Status Exam ( MMSE)
Orientasi,registrasi, perhatian,kalkulasi, mengingat kembali,bahasa.
No

Aspek Kognitif

26 | P a g e

Nilai

Nilai

Mak

klie

sima

Kriteria

l
1

Orientasi

10

Orientasi

10

Regristasi

10

Menyebutkan

dengan

benar:
-Tahun
-Musim
-Tanggal
-Hari
-Bulan
Dimana kita sekarang

berada?
-Negara indonesia
-Propinsi Sulawesi utara
-Kota Manado
Sebutkan nama 3 objek
(Oleh pemeriksa) 1
detik untuk
mengatakan masingmasing
objek.Kemudian
tanyakan kepada klien
ketiga objek
tadi(untuk disebutkan)
-objek
- objek
- objek

Perhatian

dan

10

kalkulasi

Minta

klien

untuk

memulai dari angka


100

kemudian

di

kurangi 7 sampai 5
4

Mengingat

10

kali/tingkat
Minta
klien

untuk

mengulangi

ketiga

obyek

pada

No.2

(registrasi) tadi. Bila


benar , 1 point untuk
5

Bahasa

10

masing-masing obyek.
Tunjukan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya

27 | P a g e

pada klien.
Minta klien untuk mengulang
kata berikut tak ada jika,
dan atau, tatepi .
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah ambil kertas
di tangan anda, lipat dua, dan
taruh di lantai .
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar

Interpretasi hasil :
24-30 : Tidak ada gangguankognitif
18-23 :Gangguan kognitif sedang
0-17

:Gangguan kognitif berat

a. Pengkajian Keseimbangan untuk klien lansia


Perubahan posisi atau Gerakan Keseimbangan

Bangun dari kursi : bangun dari tempat duduk dengan satu gerakan, dan
stabil saat berdiri.

28 | P a g e

Duduk dikursi : duduk tepat di tengah kursi.

Menahan dorongan pada sternum : klien ketika duduk tidak ada dorongan
pada sternum.

Mata tertutup : ketika dalam mata tertutup klien masih mampu menjaga
keseimbangan.

Perputaran leher : klien masih mampu untuk bergerak secara bebas, dan
masih mampu menjaga keseimbangan.

Gerakan menggapai sesuatu : klien masih mampu menggapai atau


mengambil suatu barang dan masih mampu menjaga keseimbangan.

Membungkuk : klien masih mampu membungkuk dan sudah tidak mampu


menjaga keseimbangan.

b. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Gerakan berjalan
Gaya berjalan klien masih normal, meskipin di bagian sendi dan kaki
sudah meraskan sakit. Dan kaki klien sudah mulai tidak simetris.

Kontinuitas langkag kaki : masih seimbang atau normal.

Kesimetrisan langkah : masih simetris.

29 | P a g e

Penyimpangan jalur pada saat berjalan : tidak ada persimpangan jalur saat
klien berjalan.

Gerakan berbalik : klien masih mampu berbalik, meskipun dengan sedikit


lambat.

3. Analisa Data
No

30 | P a g e

Data

Etiologi

Masalah

1.

Klien mengtakan saat Tidak


ini klien sudah merasa

efektifnya Pemeliharaan

koping individu

kesehatan

tidak efektif

lebih baik, tetapi masih


sering

mengalami

pusing dan sakit kepala.

2.

Klien

mengatakan Kurangnya paparan Resiko gangguan nutrisi.

sudah

mengetahui informasi,

tentang

penyakit misinterpretasi

penyakit diabets militus informasi


tetapi

masih

kurang

info,

sehingga

masih

klien
kurang

mengetahui

makanan

patangan yang ada.

3.

Klien

mengatakan Ketidakcukupan

bahwa halaman rumah dalam


klien

sudah

kotor

karena

Kurang pengetahuan.

perencanaan

sedikit keluarga
klien

sudah

jarang

membersihkan

akibat

kelelahan.

4. Implementasi dan Evaluasi


No

Hari /
T

31 | P a g e

Wa

Ndx
k

Penatalaksan waktu
aan

Evaluasi

gl

Keperawata

1.

Senin

14.

1.

1.

memberikan 15.00

klien

informasi

26

tentang

ttg

S:

klien

bahwa

mengatakan
klien

sudah

sering minum banyak

prnyakit ini.

air

12

2.

pada klien agar

O: klien tampak tenang,

20

bisa minum air

dan klien bisa berdiri

12

banyak

dengan baik.

menyarankan

A:

masalah

belum

teratasi :
-

Klien
ternyata
belum
mengkonsu
msi

air

dalam takar
yang cukup
P: intervesi lanjut, dan
di lakukan oleh klien
sendiri.
2.

1.

memberikan 15.15

informasi
klien

pada
tentang

nutrisi

yang

cukup

untuk

S: klien sudah mampu


menjaga

nutrisi

utk

kebutuhan tubuh
O: klien tampak tenang

tubuh klien

32 | P a g e

2. memberitahuka

A:

pada

teratasi.

klien

masalah

sudah

tentang

3.

perubahan nutrisi

P:

pada klien.

hentikan.

1.

S: klien sudah bisa

memberikan 16.00

intervensi

di

informasi kepada

mengetahui perubahan

klien

status.

tetntang

perubahan nutrisi

O: klien tampak tenang,

dan

dan bisa berdiri sendiri.

perubahan

hubungan.
A:
2.

memberikan

masalah

sudah

teratasi.

keterangan pada
klien

tentang

P:

intervensi

perubahan status

hentikan, dan akan di

tersebut.

lanjutkan
sendiri.

33 | P a g e

di

oleh

klien

BAB IV

Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor utama penyebab diabetes mellitus selain dari faktor keturunan atau genetik
adalah cara pola makan yang tidak sehat yaitu pola makan yang tinggi karbohidrat dan
yang langsung mengandung gula (glukosa).
Pola makan yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia biasanya pada saat makan
mengkonsumsi karbohidrat yang berlebih. Setiap karbohidrat yang masuk ke dalam
tubuh akan dicerna dan dipecah menjadi glukosa yang dapat memicu kenaikan kadar
gula darah. Untuk itu, perlu pandai-pandai memilih jenis karbohidrat yang akan
dikonsumsi.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan :
-

Diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara pencegahan dan


pengobatan diabetes mellitus.

Perlu adanya kerjasama sang penderita dengan kelurga dan tenaga kesehatan
dalam penanggulangan diabetes mellitus.

34 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai