PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar
pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula
darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan
masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan
sebagai bahan energi dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai
energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian
tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh
kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulaupulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak
dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.
Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan
penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan
pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test
1 | Page
gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah
mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini
adalah : Untuk memperoleh informasi (data) tentang hubungan pola makan dengan
diabetes mellitus.
C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan :
1. Sebagai masukan informasi dan data bagi para mahasiswa keperawatan untuk
meningkatkan penanganan penyakit diabetes mellitus.
2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat serta melatih
kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.
2 | Page
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,
2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
B. Etiologi
Penyebab terbanyak dari DM tipe 1 yaitu kehilangan sel beta. Pada diabetes tipe 1
ada kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi
autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh atau malfungsi
kalenjar pankreas, Terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan
makanan. Dan juga adanya faktor -faktor yang mempengaruhi, yaitu ; Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b.
Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
3 | Page
C. Klasifikasi
Ada 3 tipe Diabetes Mellitus yang sering ditemukan, yaitu :
1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)
2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)
3. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
4. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
D. Patofisiologi
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset
diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sampai saat ini IDDM tidak
dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga.
Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik
saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada
tahap awal. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara
alami dengan cara :
-
4 | Page
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah
berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula
disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormon insulin
sebagai stabilizer alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan
sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan
hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat
besar sekali.
E. Manifestasi Klinis
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan
kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita
kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau
dikerubuti semut. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia).
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
5 | Page
F. Komplikasi
Katarak
- Ulkus Neurotropik
Glaukoma
- Penyakit Ginjal
Retinopati
- Penyakit Koroner
Pruritus Vulvae
- Hipertensi
- Amiotropi
Dermatopati
-
- Neuropati perifer
Neuropati visceral
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,
akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak
terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
G. Pemeriksaan Diagnostik
6 | Page
Kadar
glukosa
darah
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
<>
100-200
>200
<80
80-200
>200
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kadar
glukosa
darah
puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.
7 | Page
BAB III
ASKEP TEORI
Askep Teori
Data dasar pengkajian pasien :
8 | Page
A. Aktivitas/ Istirahat :
Gejala : letih, lemah, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Gangguan tidur/istirahat.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat/aktivitas.Letargi/disorientasi, koma,
penurunan kekuatan otot
B. Sirkulasi :
Gejala : adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama.
Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural; hipertensi. Nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, kulit panas, kering, dan kemerahan; bola mata
cekung
C. Integritas Ego :
Gejala : Stres tergantung pada orang lain
Tanda : ansietas, peka rangsang
D. Eliminasi :
Gejala : perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ) diare. Rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih, ISK baru/berulang, nyeri abdomen
Tanda : urine encer, pucat, kuning; poliuri urine berkabut, bau busuk (infeksi)
abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun
E. Makanan / Cairan :
Gejala : hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
9 | Page
K. Penyuluhan/Pembelajaran :
Gejala : faktor risiko keluarga; DM, stroke, penyakit jantung, hipertensi
Penyembuhan yang lambat
Penggunaanobat seperti steroid, diuretic (tiazid) dilantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 5,9 hari.
Rencana Pemulangan
Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan glukosa darah.
1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
1.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
3.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
4.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
5.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi
energi
metabolik.
2. Rencana Keperawatan
No
Tujuan
D
x
11 | P a g e
Intervensi
Rasional
1.
Mendemonstrasi
kan hidrasi
adekuat
dibuktikan oleh
tanda vital stabil,
nadi perifer
dapat diraba,
turgor kulit dan
pengisian kapiler
baik, haluaran
1. Pantau tanda
tanda vital
2. Kaji nadi perifer,
pengisian kapiler,
turgor kulit, dan
membran mukosa.
3. Pantau masukan
dan keluaran,
catat berat jenis
urine.
4. Timbang berat
badan setiap hari.
5. Berikan terapi
cairan sesuai
indikasi.
2.
Mencerna jumlah
kalori/nutrien yang
tepat
1. Hypovolemia
dapat
dimanifestasika
n oleh hipotensi
dan takikardia.
2. Merupakan
indikator dari
tingkat
dehidrasi, atau
volume
sirkulasi yang
adekuat.
3. Memberikan
perkiraan
kebutuhan akan
cairan
pengganti,
fungsi ginjal,
dan keefektifan
dari terapi yang
diberikan.
4. Memberikan
hasil pengkajian
yang terbaik
dari status
cairan yang
sedang
berlangsung dan
selanjutnya
dalam
memberikan
cairan
pengganti.
5. Tipe dan jumlah
dari cairan
tergantung pada
derajat
kekurangan
cairan dan
respons pasien
secara
individual.
Menunjukkan tingkat
energi biasanya
Berat badan stabil atau
bertambah
1. Tentukan program
diet dan pola makan
pasien dan
bandingkan dengan
12 | P a g e
1. Mengidentifikasi
kekurangan dan
penyimpangan
dari kebutuhan
makanan yang
dapat dihabiskan
oleh pasien.
2. Timbang berat
disukai/dikehenda
ki termasuk
kebutuhan
etnik/kultural.
4. Libatkan keluarga
pasien pada
perencanaan
makan sesuai
indikasi.
Mengidentifikasi
5. Berikan
intervensi untuk
pengobatan
mencegah/menurunka
insulin secara
n resiko infeksi.
teratur sesuai
Mendemonstrasikan
indikasi.
teknik, perubahan
gaya hidup untuk
mencegah terjadinya
infeksi.
1. Observasi tanda4.
13 | P a g e
terapeutik.
2. Mengkaji
pemasukan
makanan yang
adekuat
(termasuk
absorbsi dan
utilisasinya).
3. Jika makanan
yang disukai
pasien dapat
dimasukkan
dalam
perencanaan
makan,
kerjasama ini
dapat
diupayakan
setelah pulang.
4. Meningkatkan
rasa
keterlibatannya;
memberikan
informasi pada
keluarga untuk
memahami
nutrisi pasien.
5. Insulin reguler
memiliki awitan
cepat dan
karenanya
dengan cepat
pula dapat
membantu
memindahkan
glukosa ke
dalam sel.
1. Pasien mungkin
masuk dengan
infeksi yang
biasanya telah
mencetuskan
untuk pencegahan
dengan
melakukan cuci
tangan yang baik
pada semua orang
yang berhubungan
dengan pasien
termasuk
pasiennya sendiri.
3. Pertahankan
teknik aseptik
pada prosedur
invasif.
4. Berikan
perawatan kulit
dengan teratur dan
sungguh-sungguh.
Mempertahankan
5.
5. Lakukan
Tingkat
perubahan posisi,
kesadaran/orientasi.
anjurkan batuk
Mengenali dan
Mengkompensasi
dalam.
keadaan
ketoasidosis
atau dapat
mengalami
infeksi
nosokomial.
2. Mencegah
timbulnya
infeksi silang.
3. Kadar glukosa
yang tinggi
dalam darah
akan menjadi
media terbaik
bagi
pertumbuhan
kuman.
4. Sirkulasi perifer
bisa terganggu
yang
menempatkan
pasien pada
peningkatan
resiko
terjadinya
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit
dan infeksi.
5.Membantu
dalam
memventilasi
adanya kerusakan
semua
sensori.
paru
daerah
dan
memobilisasi
sekret.
1. Sebagai dasar
Untuk
Membandingkan
temuan
abnormal.
kembali sesuai
dengan
kebingungan
kebutuhannya.
dan membantu
3. Pelihara aktivitas
untuk
rutin pasien
mempertahanka
sekonsisten
n kontak
mungkin, dorong
dengan realitas.
untuk melakukan
3. Membantu
kegiatan sehari-
memelihara
hari sesuai
pasien tetap
kemampuannya.
berhubungan
4. Selidiki adanya
Mengungkapkan
2. Menurunkan
dengan realitas
keluhan
dan
parestesia, nyeri
mempertahanka
atau kehilangan
n orientasi pada
sensori pada
lingkungannya.
paha/kaki.
peningkatan
4. Neuropati
perifer dapat
tingkat energi.
mengakibatkan
Menunjukkan
rasa tidak
perbaikan
nyaman yang
kemampuan
berat,
untuk
kehilangan
berpartisipasi
sensasi
dalam aktivitas
sentuhan.
yang diinginkan.
1. Diskusikan dengan
pasien kebutuhan
akan aktivitas.
2. Berikan aktivitas
15 | P a g e
1. Pendidikan
dapat
memberikan
alternatif dengan
motivasi untuk
periode istirahat
meningkatkan
yang cukup.
tingkat aktivitas
3. Pantau nadi,
meskipun
frekuensi
pasien mungkin
pernafasan dan
sangat lemah.
tekanan darah
2. Mencegah
sebelum/sesudah
kelelahan yang
melakukan
berlebihan.
aktivitas.
3. Mengindikasikan
tingkat aktivitas
yang dapat
ditoleransi
secara
fisiologis.
:NB
: 76 tahun
: Link. III Kel, Teling Bawah kec. Wenang
: SD
:: Perempuan
: Ambon
: Kristen Protestan
: Tidak Menikah
: 26 November 2012
16 | P a g e
Riwayat imunisasi:
: 130 / 80
: 37 0 C
: 85
: 17
: 150
: 45
b. Sistem Integumen.
17 | P a g e
c. Sistem Hemopoiietik.
Tidak ada kelainan dalam sistem hemopietik.
d. Kepala
e. Mata
Klien sudah menggunakan kaca mata, kalau tidak menggunakan kaca mata klien
sudah tidak dapat melihat dengan baik.
f. Telinga
18 | P a g e
h. Leher
Trakea: normal
Arteri karotis: -
i. Sistem Pernafasan
19 | P a g e
j. Sistem Kardiovaskular.
k. Sistem Gastrointestinal.
Saluran pencernaan klien normal, biasanya dalam sehari klien 2x BAB.
l. Sistem Perkemihan.
Lancar, dalam sehari kira-kira 5 6 x sehari
m. Sistem Genitoreproduksi(pria/wanita).
Klien tidak ada keluhan di bagian reproduksi.
n. Sistem Muskuloskeletal.
Masih baik meskipun kadang klien mengeluh sering sakit di bagian kaki, apabila
terlalu sering berkerja.
p. Sistem Endokrin.
Mempengaruhi penyakit DM.
20 | P a g e
b. Eliminasi
Berkemih: lancar
Frekuensi : lancar
c. Higiene personal
Mandi
Frekuensi: 2x sehari
Higiene oral
Frekuensi : 2x sehari
Cuci rambut
Frekuensi: 3x seminggu
21 | P a g e
f.
Olahraga: (tidak)
Kebiasaan
Merokok : (tidak)
Frekuensi/jumlah/lama pakai) : -
PERTANYAAN TAHAP I :
22 | P a g e
PERTANYAAN TAHAP II :
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Ada, masalah mengenai keadaan rumah
MASALAH EMOSIONAL
a. Spiritual
Aktifitas agama/kepercayaan yang dilakukan
(macam dan frekuensi) : tidak
Percaya adanya kematian : tidak
KATZ Indeks :
23 | P a g e
Kriteria
Dengan bantuan
Mandiri
Keterangan
10
Frekuensi:
o
1.
Makan
sehari
Jumlah:
2.
3x
dalam
jumlah sedang
Jenis : nasi, ikan,
Frekuensi:
7x
Minum
sehari
Jumlah: banyak
3.
Berpind
10
ah dari
kursi roda
ketempat
tidur,se
balikny
4.
a
Personal
10
toilet(c
uci
muka,
menyisi
r
rambut,
gosok
5.
gigi)
Keluar
24 | P a g e
10
masuk
toilet
(Mencu
ci
pakaian
,menye
ka
tubuh,
menyir
am)
Mandi
6.
7.
jalan
10
Frekuensi: 2x
10
diperm
ukaan
datar
Naik
8.
10
turun
tangga
Mengenaka
9.
10
n
pakaian
Kontrol
10.
10
Frekuensi: 3x
Konsistensi: baik
10
Frekuensi: 7x
Warna: jernih
10
Frekuensi:
5 - 10
Jenis:
Jenis:
Frekuensi:
Bowel
11.
(BAB)
kontrol
Bladder
12.
(BAK)
olaraga/
13.
Latihan
Rekreasi /
pemanf
aatan
waktu
luang
25 | P a g e
Keterangan :
a. 130
:Mandiri
b. 65-125
:Ketergantungan sebagian
c. 60
:Ketergantungan total
BENA
SALA
NO
PERTANYAAN
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Aspek Kognitif
26 | P a g e
Nilai
Nilai
Mak
klie
sima
Kriteria
l
1
Orientasi
10
Orientasi
10
Regristasi
10
Menyebutkan
dengan
benar:
-Tahun
-Musim
-Tanggal
-Hari
-Bulan
Dimana kita sekarang
berada?
-Negara indonesia
-Propinsi Sulawesi utara
-Kota Manado
Sebutkan nama 3 objek
(Oleh pemeriksa) 1
detik untuk
mengatakan masingmasing
objek.Kemudian
tanyakan kepada klien
ketiga objek
tadi(untuk disebutkan)
-objek
- objek
- objek
Perhatian
dan
10
kalkulasi
Minta
klien
untuk
kemudian
di
kurangi 7 sampai 5
4
Mengingat
10
kali/tingkat
Minta
klien
untuk
mengulangi
ketiga
obyek
pada
No.2
Bahasa
10
masing-masing obyek.
Tunjukan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
27 | P a g e
pada klien.
Minta klien untuk mengulang
kata berikut tak ada jika,
dan atau, tatepi .
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah ambil kertas
di tangan anda, lipat dua, dan
taruh di lantai .
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
Interpretasi hasil :
24-30 : Tidak ada gangguankognitif
18-23 :Gangguan kognitif sedang
0-17
Bangun dari kursi : bangun dari tempat duduk dengan satu gerakan, dan
stabil saat berdiri.
28 | P a g e
Menahan dorongan pada sternum : klien ketika duduk tidak ada dorongan
pada sternum.
Mata tertutup : ketika dalam mata tertutup klien masih mampu menjaga
keseimbangan.
Perputaran leher : klien masih mampu untuk bergerak secara bebas, dan
masih mampu menjaga keseimbangan.
Gerakan berjalan
Gaya berjalan klien masih normal, meskipin di bagian sendi dan kaki
sudah meraskan sakit. Dan kaki klien sudah mulai tidak simetris.
29 | P a g e
Penyimpangan jalur pada saat berjalan : tidak ada persimpangan jalur saat
klien berjalan.
3. Analisa Data
No
30 | P a g e
Data
Etiologi
Masalah
1.
efektifnya Pemeliharaan
koping individu
kesehatan
tidak efektif
mengalami
2.
Klien
sudah
mengetahui informasi,
tentang
penyakit misinterpretasi
masih
kurang
info,
sehingga
masih
klien
kurang
mengetahui
makanan
3.
Klien
mengatakan Ketidakcukupan
sudah
kotor
karena
Kurang pengetahuan.
perencanaan
sedikit keluarga
klien
sudah
jarang
membersihkan
akibat
kelelahan.
Hari /
T
31 | P a g e
Wa
Ndx
k
Penatalaksan waktu
aan
Evaluasi
gl
Keperawata
1.
Senin
14.
1.
1.
memberikan 15.00
klien
informasi
26
tentang
ttg
S:
klien
bahwa
mengatakan
klien
sudah
prnyakit ini.
air
12
2.
20
12
banyak
dengan baik.
menyarankan
A:
masalah
belum
teratasi :
-
Klien
ternyata
belum
mengkonsu
msi
air
dalam takar
yang cukup
P: intervesi lanjut, dan
di lakukan oleh klien
sendiri.
2.
1.
memberikan 15.15
informasi
klien
pada
tentang
nutrisi
yang
cukup
untuk
nutrisi
utk
kebutuhan tubuh
O: klien tampak tenang
tubuh klien
32 | P a g e
2. memberitahuka
A:
pada
teratasi.
klien
masalah
sudah
tentang
3.
perubahan nutrisi
P:
pada klien.
hentikan.
1.
memberikan 16.00
intervensi
di
informasi kepada
mengetahui perubahan
klien
status.
tetntang
perubahan nutrisi
dan
perubahan
hubungan.
A:
2.
memberikan
masalah
sudah
teratasi.
keterangan pada
klien
tentang
P:
intervensi
perubahan status
tersebut.
lanjutkan
sendiri.
33 | P a g e
di
oleh
klien
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor utama penyebab diabetes mellitus selain dari faktor keturunan atau genetik
adalah cara pola makan yang tidak sehat yaitu pola makan yang tinggi karbohidrat dan
yang langsung mengandung gula (glukosa).
Pola makan yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia biasanya pada saat makan
mengkonsumsi karbohidrat yang berlebih. Setiap karbohidrat yang masuk ke dalam
tubuh akan dicerna dan dipecah menjadi glukosa yang dapat memicu kenaikan kadar
gula darah. Untuk itu, perlu pandai-pandai memilih jenis karbohidrat yang akan
dikonsumsi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan :
-
Perlu adanya kerjasama sang penderita dengan kelurga dan tenaga kesehatan
dalam penanggulangan diabetes mellitus.
34 | P a g e