Pembahasan
2.1 Definisi/Pengertian Hambatan Gelombang
Hambatan (resistance) kapal pada suatu kecepatan adalah gaya fluida
yang bekerja pada kapal demikian rupa sehingga melawan gerakan kapal
tersebut. Melihat bahwa kapal bergerak di bidang fluida cair yang nilai
kerapatan massanya lebih besar dari udara sehingga semakin besar
kecepatan dan dimensi suatu kapal maka semakin besar pula energi yang
dibuang untuk menghasilkan energi berupa gelombang (wave), gelombang
inilah yang kemudian bergesekan dengan lambung kapal dan arahnya
melawan arah kapal sehingga menimbulkan gaya berlawanan.
Hambatan gelombang(RW) adalah hambatan yang diakibatkan oleh
adanya gerakan kapal pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang
baik pada saat air tersebut dalam keadaan tenang maupun pada saat air
tersbut sedang bergelombang.
Lpp
Lwl
Lebar :
Sarat :
Koefisien Blok :
dwl
Menghitung Displacement
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Volume Displasement
Berat Displasement : D
Luas Permukaan Basah: S
Menghitung Angka Froude
= Lwl x B x T x d
= Lwl x B x T x d x r
= 1,025.Lpp (d.B+1,7T)
v
gL
Formula :
Fn
Dimana :
v = kecepatan dinas
g = Percepatan gravitasi standar
Rn
Dimana :
v = kecepatan dinas
Vk = Koefisien Viskositas kinematik
Cf
1. Interpolasi Diagram
L / ( 1/3 )
Dalam hal ini, yang perlu dikoreksi adalah karena adanya boss baling baling, sehingga CR dinaikkkan 5 % saja.
CA 0.6 x 10-3
Displasemen = 10000 t,
CA = 0.4 x 10-3
Displasemen = 100000 t,
CA 0
= 0,07
= 0,04
CR + CF + CA + CAS
= 0,07 x 10-3
Daya
Daya
Daya
Daya
Daya
(vi)
= RTdinas x Vs
perencanaan
ini
menggunakan
single
screw
propeller,
sehingga :
w
= 0.5Cb - 0.05
atau
deduksi
dalam
gaya
dorong
baling-baling,
= 1,05
d. Perhitungan Koefisien Propulsi (Pc)
Koefisien propulsif adalah perkalian antara efisiensi lambung kapal,
efisiensi propeller dan efisiensi Relatif-rotatif.
Pc
= rr x o x H
= 0,5514
kerugian
mekanisnya
sebesar
2%.
Akan
tetapi
apabila
= DHP/sb
= SHP
b. BHP mcr
BHP-SCR adalah daya output dari motor penggerak pada kondisi
Continues Service Rating (CSR), yaitu daya motor pada kondisi 80 85% dari Maximum Continues Rating (MCR)-nya. Artinya, daya
yang dibutuhkan oleh kapal agar mampu beroperasi dengan
kecepatan servis VS adalah cukup diatasi oleh 80 - 85% daya motor
(engine rated power) dan pada kisaran 100% putaran motor
(engine rated speed).
BHPmcr = BHPscr/0.85
2.5
Cara
Mengatasi
atau
Memperkecil
Terjadinya
Hambatan Gelombang
Salah satu cara menguragi hambatan gelombang adalah dengan
menggunakan bulbous bow. bulbous bow akan mereduksi wave-making
resistance ini signifikan, karena bulbous bow akan menghasilkan system
gelombang tersendiri yang akan mengintervensi system gelombang kapal
secara negative. Dan intervensi dari kedua system gelombang ini akan saling
meniadakan masing-masingnya.
Adapun gambar tipe tipe bulbous bow yang lazim dipakai disajikan
pada gambar berikut :
kapal-kapal dengan kecepatan rendah dan kapal kecil. Untuk kapal dengan
desain lambung yang modern, bulbous bow dapat menghemat energy
propulsi 8 15%, salah satu desain terbaru adalah bulbous bow dengan
bentuk goose neck dengan bagian ujung membengkok ke atas, bulb tipe
ini memiliki panjang 4-4,5% panjang garis air, namun hasil terbaik dihasilkan
ketika panjang dinaikkan hingga 5% Lwl khususnya untuk kapal dengan
Froude Number di atas 0,3. Sectional area sebesar 6-11% dari luas midship
area, dan dapat diambil sebesar 9% dimana bagian ujung bulb muncul di
atas garis air setinggi 40 cm 60 cm
: 109,2
meter
b.
LPP
: 104
meter
c.
: 17,5
meter
d.
: 9
meter
e.
: 6,8
meter
f.
Cbwl
: 0,73
g.
Cp
: 0,76
h.
VS
: 12 knot
Dalam perhitungan Tahanan Kapal dengan Metoda GULDHAMMERHARVALD ukuran ukuran yang dipergunakan adalah:
Lpp
= 104
Lwl
= 109,2
Lebar :
= 17,5
Sarat :
= 6,8
Koefisien Blok :
wl
= 0,73
= 0,98
= 0,76
= 0,75
m
m
m
m
Volume Displasement
= Lwl x B x T x
Berat Displasement :
= Lwl x B x T x x
= 1,025.Lpp (.B+1,7T)
v
gL
Formula :
Dimana :
Fn
Sehingga :
Fn
=
= 0,188708568
Rn
Sehingga : Rn
6,17328 x143
0.00000084931
= 793729234,3
Menghitung Tahanan Gesek
0,075
(log Rn 2) 2
Cf
=
0,075
(log 793729234,3 2) 2
=
= 0,001575449
103 CR = 1,60
L/ V1/3 = 4,5
103 CR = 1,25
L/ V1/3 = 5
103 CR = 1,10
L/ V1/3 = 5,5
103 CR = 0,90
L/ V1/3 = 6
103 CR = 0,80
L/ V1/3 = 6,5
103 CR = 0,70
L/ V1/3 = 7
103 CR = 0,60
L/ V1/3 = 7,5
103 CR = 0,55
L/ V1/3 = 8
103 CR = 0,50
Y =-0.2567x + 2.4289
CR1 = 0,00110471
2. Koreksi CR terhadap B/T
B/T = 17,5 / 6,8
= 2,573529412
103 CR2 = 103 CR+ 0.16 (B/T-2.5)
CR2 = 0,000013
dari
titk
benam
memanjang
kapal
(buoyancy)
akan
103C R
LCB
LCB
Displasemen
Displasemen
= 100000 t,
CA 0
Displasemen
= 1000000 t,
CA = -0.6 x 10-3
Displasemen
= 9723,3591 t,
CA -0,3 x 10-3
Sehingga Ca = 0,0003049
Koefisien Tahanan Udara Dan Tahanan Kemudi
Koefisien tahanan udara :
103 CAA = 0,07
CAA = 0,07 x 10-3
CR + CF + CA + CAS
Sehingga:
CT
CR + CF + CA + CAS
0,0019204
= 0,07 x 10-3
= CT x ( 0,5 x x v2 x S )
= 100,0946838 kN
http://themarineer.blogspot.com/2012/01/perhitungan-tahanan-kapaldengan-metode.html
Reminder : lengkap disitus diatas cek aja