Chapter LL PDF
Chapter LL PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara
2.1.1 Pengertian Payudara dan Anatomi Payudara
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria
organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada
wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang
lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan
ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan
bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia
lanjut.13
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh
jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya.16 Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis,
juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut
terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan
payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai
struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.14 Jaringan ikat memisahkan
payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior.16
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis
lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke
vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke
vena torakalis lateralis.15 Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian
lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran ke
kelenjar interpektoralis.14
Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar berikut:
merangsang
perkembangan
duktus
mamilaris.
Progesteron
memulai
a. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa hidup
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon
hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8
haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin
dilakukan. Begitu haid dimulai, semuanya berkurang.
c. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis
anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
2.2. Definisi Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada
wanita muda, dan jarang ditemukan setelah menopause.14 Fibroadenoma adalah kelainan
pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal
pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran
air susu di payudara.3
2.3. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada
masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas
jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran
luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya.2 Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan
secara kebetulan.20 Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi
sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada
kedua payudara.38
Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui
secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan
penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya
kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara
lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan.
Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat
tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap
estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi
karsinoma.43
pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak
bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar, sehingga
perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.17
2.4.3. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden
0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile
fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.18 Tumor jenis ini lebih banyak
ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.21
Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:2
a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa
lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi.
2.6. Epidemiologi
2.6.1. Distribusi Frekuensi Penyakit Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering
didiagnosa pada wanita muda.22 Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9%
penduduk wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama
siklus menstruasi dan masa kehamilan.3
Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute, fibroadenoma umumnya
terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50
tahun.3 Belum ada data yang pasti mengenai insiden fibroadenoma pada
populasi umum. Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma
pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13% sementara
itu pada studi yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50%
semua biopsi payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi payudara wanita
yang berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998).18 Data dari penelitian di Depatemen
Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan
bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus (48%) penderita fibroadenoma,
dan sebanyak 11 kasus (35%) terjadi pada kelompok remaja (<19 tahun).12 Penelitian di
Nigeria Timur, melaporkan 318 kasus fibroadenoma yang terjadi pada usia rata-rata 1632 tahun.6 Berdasarkan hasil Laboratorium Histopatologi di Yaman melaporkan bahwa
dari seluruh kasus tumor jinak (79,9%), FAM merupakan tumor jinak yang paling banyak
terjadi (30,0%) yang terjadi pada usia rata-rata 22,2 tahun (Al Thobhani, 2006).24
Fibroadenoma mammae terutama sering terjadi pada wanita muda di Afrika.12
Sebuah analisis klinikopatologi melaporkan bahwa dari 202 lesi jinak payudara terjadi
pada wanita kulit hitam. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian puncak fibroadenoma
terjadi pada usia lebih dini yang terjadi pada pasien kulit hitam dibandingkan pada pasien
kulit putih.23
memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983).28 Tidak
seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma
memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara.18
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga
akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang
yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI
95%1.16-1.76) artinya orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita
FAM dibandingkan dengan orang yang tidak stress.27
h. Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons
(PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli,
et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat
tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan
desain case control dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang
tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita
FAM.27 PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh
pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu,
batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa.36 Banyak senyawa-senyawa aromatik,
termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik
(tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk
dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit
diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun
adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat
(adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan
diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini
tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.37
2.7. Pencegahan
2.7.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat
agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari
pencegahan primer adalah untuk menurunkan insiden penyakit.25 Cara yang dilakukan
adalah dengan menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan
sel-sel tumor antara lain:
a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu berkembangnya
sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian pil kontrasepsi
dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat tersebut jika dipakai terus
menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan jaringan pada payudara yang
meningkatkan angka kejadian FAM.29 Selain itu menghindari terpapar dengan zat
Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang bersifat karsinogenik.27
b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan
kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan
alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya FAM.29
c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)32
c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari
puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan
bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara
dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
c.7. Pemeriksaan no. c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena
dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.14
b.2. Mammografi
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai
jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada
mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda
primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara
ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada
struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi
dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke kelenjar (gambaran
ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia tua
sekitar 60-70 tahun.31
b.3. Ultrasonografi (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika
menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor
yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan
ketepatan diagnosa yang tinggi.31
c. Penatalaksanaan Medis
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:3
c.1. Ukuran
c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c.3. Usia pasien
c.4. Hasil biopsi
Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang
dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa
faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan
dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya
Terapi dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara
tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal
secara perlahan.31
< 15 tahun
15-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
> 45 tahun
Batak
Jawa
Melayu
Minang
Aceh
Nias
Lain-lain
c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita FAM sesuai yang tercatat
dalam kartu status dibedakan atas:
1. Katolik
2. Protestan
3. Islam
Tidak sekolah
SD/ sederajat
SLTP/ sederajat
SLTA/sederajat
Akademi/ perguruan tinggi
e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita FAM sesuai dengan
yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.9.3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami penderita FAM sesuai yang
tercatat di kartu status dibedakan atas:
1.
2.
3.
4.
2.9.4. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal adalah metode KB hormonal yang
digunakan oleh penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan
atas:
1. Pernah
2. Tidak pernah
2.9.5. Riwayat Menyusui adalah riwayat penderita FAM yang menyusui anaknya sejak
lahir yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Pernah
2. Tidak pernah
2.9.6. Letak fibroadenoma adalah lokasi pada payudara penderita dimana FAM
ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status
dibedakan atas:
1. Payudara kanan
2. Payudara kiri
3. Payudara kanan dan kiri
2.9.7. Ukuran diameter fibroadenoma adalah besar diameter FAM yang dialami penderita
menurut ukuran fibroadeoma terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang
tercatat dalam kartu status dibedakan atas:
1. 5 cm
2. > 5 cm