Anda di halaman 1dari 26

POLIP HIDUNG

Kelompok 4:
RIA PARAMITA J.
DONY IRVANSYAH
M. GUFRON

DEFINISI
Polip hidung adalah massa lunak,
berwarna putih atau keabu-abuan
yang terdapat dalam rongga hidung.
Paling sering berasal dari sinus
etmoid, multiple, dan bilateral.
Biasanya pada orang dewasa. Pada
anak mungkin merupakan gejala
kistik fibrosis.

KLASIFIKASI
1.Tipe Eosinofilik
2. Tipe Neutrofilik

ETIOLOGI
Reaksi hipersensitif atau reaksi
alergi pada mukosa hidung

MANIFESTASI KLINIS
Hidung tersumbat.
Sinusitis dengan keluhan nyeri
kepala dan rhinore.
Hiposmia atau anosmia.

Pembagian Stadium Polip Menurut


Mackay & Lund (1997)
Stadium 1

PATOFISIOLOGI
Menurut Teori Bemstein
terjadi perubahan mukosa hidung akibat
peradangan atau aliran udara yang
bertubulensi, terutama di daerah sempit
di kompleks ostiomeatal. Terjadi prolaps
submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi
dan pembentukan kelanjar baru. Juga
terjadi peningkatan penyerapan natrium
oleh permukaan sel epitel yang berakibat
retensi air sehingga terbentuk polip.

PENATALAKSANAAN
Pemberian kortikosteroid
Terapi medikamentosa
Polipektomi
Operasi Caldwell-Luc
BSEF (Bedah Sinus Endoskopi
Fungsional)

KOMPLIKASI
Satu

Pemeriksaan Rinoskopi

Asuhan
Keperawatan pada
Klien POLIP

1. Pengkajian (Anamnesa)

Nama : Tn. R
Umur : 27 th
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kenjeran baru 2A
Dx. medis : Polip

2. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama
Riwayat Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat psikososial
-Intrapersonal
-Interpersonal

3. Pemeriksaan Fisik
Persistem

B1 (breath): RR dapat meningkat atau


menurun, terjadi perubahan pola napas
akibat adanya massa yang membuntu jalan
napas, adanya suara napas tambahan seperti
ronchi akibat penumpukan secret, serta
terlihat adanya otot bantu napas saat
inspirasi.
B3 (brain): adanya nyeri kronis akibat
pembengkakan pada mukosa, gangguan
penghidu atau penciuman.
B5 (bowel): nafsu makan menurun, berat

4. Analisa Data

DATA

4. Analisa Data

DS: nafsu makan berkurang


DO: berat badan turun, porsi makan tidak
habis

ETIOLOGI

MASALAH

Polip Pe
indera
penciuman

DS: klien merasa ada sumbatan di hidung


DO : RR 24 x/menit, pola nafas tidak
teratur, terlihat adanya otot bantu napas
saa t inspirasi, adanya suara napas
tambahan (ronchi)

Bersihan jalan
nafas tidak
efektif

DS: klien merasa lemas, nafsu makan


turun.
DO: kurus, BB menurun (dari 65 kg
menjadi 61 kg), albumin << 3,2 , Hb <<
11 , rambut terlihat memerah pada anakanak, lapisan subkutan tipis.

Nutrisi kurang
dari kebutuhan

Resiko infeksi

DS: klien merasa lemas. DO: mukosa


mulut kering, penurunan turgor kulit.

Hidung
tersumbat

Suara sengau

DS: laporan keluarga terhadap adanya


perubahan pola interaksi pasien ,
ketidaknyamanan terhadap situasi sosial
DO: teramati pada pasien adanya
kegagalan perilaku interaksi social

Pelebaran
Hambatan
batang hidung interaksi

Nyeri
Gelisah

5. Diagnosa & Intervensi

Diagnosa

Intervensi

1. Gangguan persepsi
sensori penciuman /
hidung

Anjurkan klien untuk mengubah posisi secara


sering, meskipun hanya mengangkat satu sisi
tubuh dengan sedikit berulang

Rujuk ke perubahan proses pola berpikir yang


berhubungan dengan ketidakmampuan
mengevaluasi realitas untuk mengetahui
intervensi tambahan
Dengan meningkatkan stimulus sensori yang
bervariasi hal ini dapat membantu mencegah
perubahan akibat kemunduran sensori yang
lain
Dengan terlebih dahulu menjelaskan tentang
stimulus sensori yang akan dialami individu,
kondisi distress, tekanan dan konfusi akan
berkurang
Kualitas/kuantitas input sensori berkurang
akibat immobilitas/pengurangan

Diagnosa

Intervensi

2. Bersihan jalan nafas tidak


efektif b.d adanya massa
dalam hidung

Observasi:
Observasi RR tiap 4 jam, bunyi napas,
kedalaman inspirasi, dan gerakan dada
Auskultasi bagian dada anterior dan
posterior

Pantau status oksigen pasien

Mandiri :
Berikan posisi fowler atau semifowler
tinggi
Lakukannebulizing
Berikan O2(oksigenasi)

Kolaborasi:
Berikan obat sesuai dengan indikasi
mukolitik, ekspetoran, bronkodilator.

Edukasi:
Ajarkan batuk efektif pada pasien
Ajarkan terapi napas dalam pada
pasien

Diagnosa

Intervensi

3. Perubahan
nutrisi: kurang
dari
kebutuhan b.d
menurunnya
nafsu makan

Observasi:
Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai atau tidak
disukai.
Pantau masukan dan pengeluaran dan berat badan
secara pariodik.
Kaji turgor kulit pasien
Pantau nilai laboratorium, seperti Hb, albumin, dan kadar
glukosa darah
Mandiri:
Pertahankan berat badan dengan memotivasi pasien
untuk makan
Menyediakan makanan yang dapat meningkatkan selera
makan pasien
Berikan makanan kesukaan pasien
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
(misalkan, pindahkan barang- barang yang tidak enak
dipandang)
Dorong makan sedikit demi sedikit dan sering dengan
makanan tinggi kalori dan tinggi karbohidrat
Auskultasi bising usus, palpasi/observasi abdomen
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim analis medis untuk mengukur
kandungan albumin, Hb, dan kadar glukosa darah.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet

Diagnosa
4. Resiko infeksi b.d
terhambatnya drainase
sekret.

Intervensi
Observasi:
Pantau adanya gejala infeksi

Kaji faktor yang dapat meningkatkan


serangan infeksi

Mandiri :
Awasi suhu sesuai indikasi
Pantau suhu lingkungan
Edukasi :
Menjaga lingkungan, ventilasi, dan
juga pencahayaan dirumah tetap
bersih

Diagnosa
5. Hambatan interaksi
sosial b.d suara sengau
yang timbul akibat
sumbatan polip

Intervensi
Observasi:
Kaji pola dasar interaksi antara pasien
dengan orang lain
Mandiri:
Buat interaksi terjadwal
Identifikasi perubahan perilaku yang
spesifik
Libatkan pendukung sebaya dalam
memberikan umpan balik pada pasien
dalam interaksi sosial
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan psikolog untuk
memberikan motivasi diri pada pasien
Edukasi:
Berikan informasi tentang sumbersumber di komunitas yang akan
membantu pasien untuk melanjutkan
dengan meningkatkan interaksi sosial
setelah pemulangan

Diagnosa
6. Ansietas b.d
kegelisahan adanya
sumbatan pada
hidung

Intervensi
Observasi:
Kaji tingkat kecemasan pasien

Tanyakan kepada pasien tentang


kecemasannya
Mandiri:
Ajak pasien untuk berdiskusi masalah
penyakitnya dan memberikan kesempatan
kepada pasien untuk menentukan pilihan
Berikan posisi yang nyaman pada pasien

Berikan hiburan kepada pasien

Kolaborasi:
Berikan obat- obatan penenang jika pasien
mengalami insomnia

Edukasi:
Sediakan informasi faktual menyangkut
diagnosis, perawatan, dan prognosis
Ajarkan pasien tentang penggunaan teknik
relaksasi
Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi

DIAGNOSA
7. Nyeri kronis b.d
penekanan polip pada
jaringan sekitar

INTERVENSI
Observasi:
Bantu klien mengidentifikasi tingkat nyeri
yang logis
Observasi tanda-tanda vital dan keluhan
klien

Kaji pola tidur , pola makan, serta pola


aktivitas pasien
Mandiri:
Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi
(misal: baca buku atau mendengarkan
music)

Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi
konservatif: pemberian obat acetaminofen;
aspirin, dekongestan hidung; pemberian
analgesik
Edukasi:
Beri tahu klien bahwa peredaan nyeri secara
total tidak akan dapat dicapai

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai