Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MESIN DAN PERALATAN

Pemanfaatan Energi Radionuklida di Bidang Pertanian

OLEH
NI LUH TRI DEWI LESTARI
J1B013078

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul : Makalah Energi
Radionuklida.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya, tiada kata yang dapat kami berikan selain harapan dan terima kasih.
Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Mei 2015


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................

B. Rumusan Masala..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Radioaktif.......................................................................

B. Pengertian Radionuklida..................................................................

C. Sifat Radionuklida...........................................................................

D. Radionuklida yang digunakan dalam bidang


pertanian...........................................................................................

E. Penggunaan Radionuklida dalam bidang


pertanian.........................................................................................

12

F. Dampak dan Bahaya penggunaan


radionuklida....................................................................................

14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................

16

B. Saran.................................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radiasi dan radionuklida telah lama dikenal manusia, yaitu sejak ditemukanya teknik
perunut oleh Hevesy pada tahun 1923, sehingga menambah kemajuan teknik nuklir untuk di
gunakan dibidang kedokteran dan industri. Ada beberapa sumber radiasi dilingkungan kita,
antara lain televisi, lampu penerangan, komputer. Selain itu ada sumber radiasi yang bersifat
unsur alamiah yaitu berada di air, udara dan lapisan bumi. Sumber radiasi dari unsur alamiah
adalah thorium dan uranium berada di lapisan bumi, sedangkan karbon dan radon berada di
udara. Selain sumber radiasi alami terdapat juga sumber radiasi buatan manusia. Ada dua
sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan non pengion. Radiasi
pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan efek ionesasi apabila berinteraksi
dengan sel-sel hidup. Jenis radiasi pengion adalah alpha, beta, gamma, neutron dan sinar-X.
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak menyebabkan ionesasi apabila
berinteraksi dengan ion-ion hidup. Jenis radiasinya meliputi gelombang radio, televisi,
gelombang radar dan lain-lainnya. Radioaktif juga digunakan dalam bidang pertanian, di
antaranya adalah Fosfor-32, dan Nitrogen-15 yang digunakan dalam pemupukan, ataupun
Kobalt-60 yang digunakan dalam mutasi tanaman. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai kegunaan radionuklida dalam bidang pertanian maupun dampak negatif dari
penggunaan radionuklida tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari radioaktif?
2. Apakah pengertian dari radionuklida?
3. Apakah sifat-sifat dari radionuklida?
4. Apa-apa saja radionuklida yang digunakan dalam bidang pertanian?
5. Bagaimana penerapan radionuklida dalam bidang pertanian?
6. Apakah dampak dari penggunaan radionuklida?

C. Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pemahaman mengenai radioaktif,
radionuklida, sifat-sifatnya. Dan untuk menambah wawasan bahwa radionuklida juga dapat
berperan dalam bidang pertanian, dan bagaimana perannya tersebut, serta memahami
bagaimana menangani dan dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan radionuklida
agar dapat diperhatikan sebelum radionuklida tersebut mulai digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Radioaktif
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran
sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat
labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan
salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur
yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha (sama dengan
inti 4He), partikel beta (), dan partikel gamma ().
Radioaktif atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu bentuk energi
yang dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan melalui ruang atau materi sebagai
partikel / partikel ataupun gelombang elektromagnetik. Radioaktivitas (juga disebut radioaktif
juga merupakan fenomena alami atau buatan, dimana ditimbulkan oleh zat tertentu atau
bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau
alami: Hal ini diwujudkan dalam unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan
mencemari lingkungan seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air dan
udara) dan Radioaktivitas buatan atau induksi: radioaktif ini merupakan salah satu yang
disebabkan oleh transformasi nuklir buatan seperti Technitium-99m yang digunakan dalam
medis dan Iridium-192 yang digunakan dalam industri termasuk pembangkit listrik tenaga
nuklir.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi secara
spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion. Setiap kali jumlah
proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan. Radioaktivitas ditemukan pada tahun
1896 oleh Henri Becquerel pada garam uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas
signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk
hal ini.
Sinar radioaktif ini berbentuk seperti gelombang cahaya, gelombang radio, sinar infrared (panas), microwave dan sinar X. Antara sinar mengion yang ada adalah partikel Alfa,
partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan juga Neutron. Radioaktivitas digunakan untuk
memperoleh energi nuklir, dan juga digunakan dalam pengobatan (radioterapi dan radiologi)
dan aplikasi industri (misalnya mengukur ketebalan dan ukuran kerapatan).

B. Pengertian Radionuklida
Suatu unsur dikatakan radionuklida atau isotop radioaktip ialah apabila unsur tersebut
dapat memancarkan radiasi. Pada umumnya radionuklida digunakan untuk berbagai
keperluan seperti dalam bidang kedokteran dan industri. Radionuklida yang digunakan
tersebut tidak terdapat di alam, disebabkan waktu paruh dan beberapa factor lainnya yang
kurang memenuhi persyaratan. Untuk beberapa tujuan radionuklida harus dikombinasikan
dengan senyawa tertentu melalui bebarapa cara reaksi kimia. Dengan demikan tujuan utama
produksi radionuklida ialah menyediakan unsur atau senyawa radioaktif tertentu yang
memenuhi persyaratan sesuai penggunaanya.
Isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radionuklida dapat juga
dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radionuklida alami juga terdapat radionuklida
buatan. Dua kegiatan utama dari pemanfaatan tekhnologi nuklir khususnya mengenai
radionuklida adalah pemanfaatan dalam bidang energi dan pemanfaatan di luar energi.
Pemanfaatan di luar energi misalnya pada reaktor penelitian. Di dalam teras reaktor penelitian
dapat digunakan untuk memproduksi radionuklida dan melakukan berbagai penelitian dengan
radiasi.
Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop
stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut penyinaran neutron,
sedang bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan
masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut
bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah
sifat menjadi radioaktif.
C. Sifat Radionuklida
Peran radionuklida sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang
dimilikinya. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Radionuklida memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi.
Radionuklida ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan
cahayanya.Radionuklidadalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah
diketahui

keberadaannya. Dengan teknologi

pendeteksian radiasi

saat ini,

radionuklida dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali
dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radionuklida dalam bentuk carrier free (murni
tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh

penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh
masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
2. Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah
atom radionuklida yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh
waktu paruh, waktu yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya.
Waktu paruh ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radionuklida. Misalnya
karbon-14 memiliki waktu paruh 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang
menjadi separuhnya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radionuklida yang telah
berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paruhnya. Waktu paruh radionuklida
bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paruh ini merupakan
faktor penting dalam pemilihan jenis radionuklida yang tepat untuk keperluan
tertentu.
3. Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang
disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan
adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan
radionuklida merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
4. Radionuklida memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga
sifat kimia yang dimiliki radionuklida sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang
sama. Radionuklida karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama
dengan karbon-12.
5. Radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang
besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi
gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam
pendeteksian.
D. Radionuklida yang Digunakan dalam Bidang Pertanian
Radionuklida-radionuklida yang digunakan dalam bidang pertanian yaitu:
1.

Fosfor-32

Fosfor-32 adalah radionuklida dari fosfor. Nukleon fosfor-32 terdiri atas 15 proton dan 17
neutron, satu neutron lebih banyak dibandingkan isotop umum dari fosfor yaitu fosfor-31.
Fosfor-32 hanya terdapat dalam jumlah sedikit di bumi, karena mempunyai waktu paruh
singkat yaitu 14,29 hari sehingga meluruh dengan cepat.

Fosfor banyak ditemukan dalam molekul organik dan begitu juga fosfor-32 yang mempunyai
banyak aplikasi di bidang kedokteran, biokimia dan biologi molekuler yang dapat digunakan
sebagai pelacak molekul terfosforilasi, misalnya dalam elusidasi jalur metabolisme dan label
DNA radioaktif.
Fosfor mempunyai waktu paruh yang singkat yaitu 14,29 hari dan meluruh menjadi sulfur-32
dengan peluruhan beta, seperti dalam persamaan reaksi nuklir berikut:
15P32 16S32 + -0
1,709 MeV energi dilepaskan selama peluruhan. Energi kinetik elektron bervariasi dengan
rata-rata 0,5 MeV dan sisa energinya dibawa oleh elektron anti-neutrino yang hampir tidak
terdeteksi. Nukleus sulfur-32 dihasilkan dalam keadaan dasar sehingga tidak perlu ada
penambahan emisi sinar gamma.
Fosfor-32 mempunyai peranan penting dalam kedokteran, biokimia, dan biologi molekuler.
Waktu paruhnya yang singkat berarti jumlah yang akan digunakan harus diproduksi melalui
sintesis. Fosfor-32 disintesis dari penyinaran sulfur-32 dengan neutron yang cukup cepat
seperti ditunjukkan reaksi berikut:
16S32 + 0n1 15P32 + 1p1
Nukleus sulfur-32 menangkap neutron dan memancarkan proton, mengurangi nomor
atomnya sebanyak satu dan mempertahankan nomor massanya 32. Reaksi ini juga digunakan
untuk menentukan hasil senjata nuklir.
Energi tinggi dari pemancaran sinar beta dan waktu paruh fosfor-32 yang singkat
menjadikannya sangat berbahaya, aktivitas maksimum spesifiknya adalah 9131 Ci/mmol.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ketika bekerja dengan fosfor-32 yaitu
menggunakan dosimeter untuk memantau pencahayaan dan pelindung radiasi akrilik atau
perspex untuk melindungi tubuh. Pelindung tebal, seperti timbal, kurang efektif karena
bremsstrahlung energi tinggi yang dihasilkan dari interaksi partikel beta dan perlindungan.
Karena radiasi beta dari fosfor-32 diblok sekitar 1 m dari udara jadi juga disarankan agar
menggunakan dosimeter di anggota tubuh, misalnya jari, yang bersentuhan dengan sampel
yang mengandung fosfor-32.

2. Nitrogen-15
Nitrogen-15 adalah isotop stabil langka dari nitrogen. Isotop ini digunakan dalam
pertanian dan riset kedokteran, misalnya dalam eksperimen Meselson-Stahl untuk
menetapkan sifat dari replikasi DNA. Pelanjutan dari riset ini menghasilkan pengembangan
DNA berdasarkan penyelidikan isotop stabil, yang memeriksa hubungan antara fungsi
metabolik dan identitas taksonomi dari mikroorganisme dalam lingkungan, tanpa perlu isolasi
kultur. Nitrogen-15 juga digunakan dalam melacak senyawa mineral nitrogen (khususnya
pupuk) dalam lingkungan ketika dikombinasikan dengan penggunaan label isotop lain.
Nitrogen-15 banyak digunakan dalam Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy
(NMR), karena tidak seperti nitrogen-14 yang lebih melimpah, yang mempunyai bilangan
nuklir spin bulat, N-15 mempunyai bilangan nuklir spin 1, yang memberikan keuntungan
untuk NMR seperti panjang garis yang lebih sempit. Protein dapat diisotop labelkan dengan
membudidayanya dalam medium yang mengandung nitrogen-15 sebagai satu-satunya sumber
nitrogen. Sebagai tambahan, nitrogen-15 digunakan untuk melabeli protein dalam proteomik
kuantitatif (misalnya SILAC).
Juga, rasio 15N/14N dalam organisme dapat memberikan petunjuk tentang dietnya,
sebagai penggerak ke atas dalam rantai makanan yang cenderung mengkonsentrasi
isotop 15N, dengan 3-4 dalam setiap langkah rantai makanan. Dua sumber nitrogen-15
adalah pemancaran positron oksigen-15 dan peluruhan beta karbon-15.
3. Kobalt-60
Kobalt-60 adalah radionuklida sintesis dari kobalt dengan waktu paruh 5,2714
tahun. 60Co diproduksi secara buatan dengan aktivasi neutron dari isotop 59Co. 60Co
meluruh melalui peluruhan beta menjadi isotop stabil nikel-60.
Nukleus nikel yang aktif memancarkan dua sinar gamma dengan energi 1,17 dan 1,33 MeV,
sehingga persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
27Co59 + 0n1 27Co60 28Ni60 + -0 + 00
Kegunaan utama dari Co-60 yaitu:

Sebagai pelacak kobalt dalam reaksi kimia.

Sterilisasi peralatan kedokteran.

Sumber radiasi untuk radioterapi medis.

Sumber radiasi untuk radiografi industri.

Sumber radiasi untuk sterilisasi

Sumber radiasi untuk penyinaran makanan dan penyinaran darah.

Sumber radiasi untuk penggunaan laboratorium mutagenesis.

Kobalt telah dibahas sebagai unsur penggaram yang ditambahkan ke senjata nuklir, untuk
memproduksi bom Kobalt, senjata yang sangat berbahaya yang akan mengkontaminasi area
yang besar dengan menjatuhkan nuklir, yang membuatnya menjadi tidak dapat ditinggali.
Dalam desain hipotesis, tamper dari senjata akan dibuat dari 59Co. Ketika bom meledak,
kelebihan neutron dari fisi nuklir akan mengirradiasi Kobalt dan mentransmutasinya
menjadi 60Co. Tidak ada negara yang benar-benar serius dalam mengembangkan senjata tipe
ini.
Setelah memasuki mamalia hidup (seperti manusia), beberapa 60Co diekskresi dalam tinja.
Sisanya diambil oleh jaringan, terutama hati, ginjal, dan tulang, yang apabila terlalu lama
kontak dengan radiasi gamma akan menyebabkan kanker. Dari waktu ke waktu, Kobalt yang
diabsorbsi akan dibuang dalam urin.
Kobalt adalah senyawa paduan besi. Pembuangan tak terkontrol dari 60Co dalam besi tua
adalah penyebab radioaktivitas ditemukan dalam beberapa produk besi.
Tahun 2000, sebuah kepala bekas radioterapi yang mengandung sumber 60Co disimpan
dalam lokasi yang tidak aman di Bangkok, Thailand dan kemudian secara tidak sengaja dijual
ke kolektor. Tidak tahu bahayanya, pekerja barang rongsokan membongkar kepala tersebut
dan mengekstrak sumbernya, dan membiarkannya tak terlindungi selama beberapa hari di
tempat barang rongsokan. Sepuluh orang, termasuk kolektor dan pekerja di tempat barang
rongsokan, terpapar radiasi tingkat tinggi. Tiga pekerja barang rongsokan meninggal sebagai
akibat dari pemaparan, yang diperkirakan lebih dari 6 Gy/ Sumber 60Co tersebut telah
ditangani oleh pihak berwajib Thailand.

Pada Agustus 2012, Petco menarik kembali beberapa model besi mangkuk makanan binatang
peliharaan setelah US Customs dan Border Protection menemukan bahwa produk tersebut
memancarkan radiasi tingkat rendah. Sumber radiasi tersebut adalah 60Co yang telah
mengkontaminasi besi.
Pada Desember 2013, truk yang membawa sumber 111 TBq 60Co teleterapi bekas dari
sebuah rumah sakit di Tijuana ke tempat penyimpanan sampah radioaktif yang dibajak di
SPBU di sekitar Mexico City. Truk tersebut kemudian diamankan, tetapi diketahui bahwa
pencuri tersebut telah membuang pelindung dari sumber itu. Sumber 60Co itu ditemukan
tertinggal dan lengkap di sebuah lapangan di dekat TKP.
E. Penggunaan Radionuklida dalam Bidang Pertanian
Khusus dalam bidang pertanian, manfaat sinar radioaktif sangat besar, yaitu sebagai
berikut:
a. Mutasi Tanaman
Salah satu cara untuk mendapatkan rangkaian sifat yang baik yaitu dengan mengubah
faktor pembawa sifat (gen). Perubahan gen yang dapat menyebabkan perubahan sifat
makhluk hidup dan diwariskan disebut mutasi. Sinar radioaktif yang biasanya digunakan
untuk mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif Kobalt-60. Contohnya
adalah padi atomita dan kedelai muria.
b. Pemberantasan Hama dengan Teknik Jantan Mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi
sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang
hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul
dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi
hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
c. Pengawetan Makanan
Dilakukan agar bahan makanan yang disimpan tidak mudah rusak. Pengawetan
makanan secara tradisional seperti pengeringan, pemanasan, dan pengasapan masih memiliki
kekurangan karena pada jenis makanan tertentu sifat makanan dapat berubah, ditumbuhi

jamur, dan dapat diserang serangga. Penemuan cara pengawetan dengan teknik radiasi dapat
meminimalkan kerusakan yang terjadi pada makanan.
Manfaat sinar radioaktif dalam pengawetan makanan adalah:

Menghambat pertunasan pada beberapa bahan makanan, misalnya bawang, kentang,


jahe, kunyit dan kencur.

Memperpanjang masa simpan beberapa hasil pertanian segar, misalnya menunda


kematangan buah.

Mengurangi bakteri-bakteri pembusuk daging.

Membebaskumankan atau sterilisasi rempah-rempah.

Mengendalikan kuman-kuman penyebab penyakit dan kuman-kuman parasit yang ada


dalam makanan.

Beberapa keuntungan menggunakan sinar radioaktif dalam pengawetan makanan antara lain:

Sifat bahan makanan tidak berubah.

Dapat meningkatkan mutu.

Tidak menurunkan nilai gizi.

Tidak menimbulkan zat sisa pengawet.

Dapat dilakukan pada makanan yang dikemas sederhana.

Mengetahui masa pemupukan yang paling baik.

Fakta contoh :

Stroberi tanpa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari

Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi
dengan cara radiasi.
d. Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan

menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang
bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang
mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok
menurut ukuran dosis radiasinya. Serta dengan menggunakan unsur-unsur radioaktif, juga
dapat diketahui waktu yang paling tepat untuk melakukan pemupukan pada satu jenis
tanaman.
Radionuklida dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah
ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri
dengan mencampurkan radionuklida fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam
pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.
Radionuklida dapat juga digunakan untuk membuat benih tumbuhan dengan sifat yang lebih
unggul dari induknya. Penyinaran radioaktif ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi
pada berbagai sel tumbuhan. lonisasi ini menyebabkan turunan berikutnya mempunyai sifat
yang berbeda dengan induknya. Kekuatan radiasi diatur sedemikian rupa agar diperoleh sifat
turunan yang unggul.
Untuk mendorong kemajuan di bidang pertanian di perlukan teknik pemupukan yang baik,
pemberantasan hama tanaman yang tepat, dan penggunaan bibit unggul.
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan radionuklida
Nitrogen 15 ( N 15 ). Pupuk yang mengandung N 15 di pantau dengan alat pancaca jika
pancaca tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sepenuhnya sudah di serap oleh
tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. dari upuya ini akan
diketahui janka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman.
Kegunaan lain radionuklida dalam bidang pertanian adalah untuk pembuatan bibit unggul.
Radionuklida ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman dari proses mutasi
ini diharapkan dapat dperoleh tanaman dengan sifat sifat yang menguntungkan misalnya
tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu,

radionuklida juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk produk
pertanian.
F. Bahaya dan Dampak Penggunaan Radionuklida
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor
atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang
tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir
adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan
terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak
sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang. Atau
antara lain:

Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat
radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan
tubuh.

Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan


kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.

Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih,
sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.

Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan
tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.

Efek sertaakibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini :

Pusing-pusing

Nafsu makan berkurang atau hilang

Terjadi diare

Badan panas atau demam

Berat badan turun

Kanker darah atau leukemia

Meningkatnya denyut jantung atau nadi

Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah
putih yang jumlahnya berkurang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Radionuklida dewasa ini semakin banyak digunakan seiring dengan semakin


canggihnya teknologi. Radionuklida dapat digunakan dalam bidang kedokteran,
industri, biologi, hidrologi, pertanian, maupun kimia itu sendiri.

Radionuklida yang dapat digunakan dalam bidang pertanian adalah 15P32, 7N15,
dan 27Co60.

Kegunaan radionuklida dalam bidang pertanian yaitu dalam mutasi makanan,


pemberantasan hama serangga dengan teknik jantan mandul, pengawetan makan, dan
pemuliaan makanan.

Bila tidak ditangani dengan hati-hati, radionuklida dapat berbalik menjadi sangat
berbahaya akibat dari radiasinya, yaitu dapat memperpendek umur, terjadinya mutasi
gen, dan berbagai penyakit lainnya, atau dapat menjadi senjata yang amat berbahaya
bagi kehidupan manusia.

B. Saran
Karena berbagai manfaatnya dalam bidang pertanian tersebut, penulis mengharapkan
agar pemakaian-pemakaian ini dapat juga diterapkan dengan baik di negara ini, terutama
untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas. Namun juga untuk diperhatikan agar dipersiapkan
semua teknologi dan aspek keamanan sebagai yang didahulukan, sebelum mulai
diterapkannya radionuklida-radionuklida tersebut.

BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Bunjali, Bunbun. 2002. Kimia Inti. Bandung: ITB.
Piraux, H. 1964. Radionuclides and Their Industrial Applications. Amsterdam: Philips
Technical Library.

Anda mungkin juga menyukai