BAB Satu
BAB Satu
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam dunia kerja Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks bisnis, adalah
orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula disebut karyawan. Sumber
Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan, tanpa
manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat mengahasilkan laba atau
menambah nilainya sendiri.
Manajemen Sumber Daya Manusia didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan
adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktek-praktek yang
perlu dilaksanakan oleh manajer, mengenai aspek-aspek Sumber Daya Manusia dari
Manajemen Kerja.
Seperti halnya kompensasi dan benefit, dalam MSDMhal ini sangat mempengaruhi dari
kinerja para karyawan dalam rutinitas kegiatan kerja mereka mencakup masalah seperti
kompensasi langsung maupun tidak langsung dan juga manfaatnya bagi para karyawan
yang bekerja yang berupa program-program pelayanan karyawan.Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam pembahasan makalah ini.
1. Mengetahui tentang apakah yang dimaksud dengan kompensasi langsung dan tidak
langsung?
2. Mengetahui tentang apakah itu Benefit dan manfatnya?
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun, pakaian dinas, kafetaria, mushala,
olahraga, dan darmawisata.
Dessler (2010) Kompensasi karyawan merujuk kepada semua bentuk bayaran
atau hadiah bagi karyawan dan berasal dari pekerjaan mereka. Kompensasi karyawan
memiliki dua komponen utama :
Pembayaran langsung: Dalam bentuk Upah, Gaji, Insentif, Komisi, dan Bonus
Pembayaran tidak langsung: Dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi
dan liburan yang dibayar oleh pengusaha.
Penekanan Gaji, bagaimana mengurus penekanan gaji adalah, masalah kebijakan
yang lainnya. Penekanan gaji yang artinya gaji karyawan yang lebih lama bekerja
adalah lebih rendah daripada karyawan yang masuk perusahaan pada saat ini.
kompensasi
manajemen
seperti
upah
dan
gaji
atau pay
for
performance seperti insentif dan Gainsharing. Sementara itu, kompensasi tidak langsung
dapat berupa tunjangan atau jaminan keamanan dan kesehatan. Pemberian kompensasi
dapat terjadi tanpa ada kaitannya dengan prestasi, seperti upah dan gaji. Upah adalah
kompensasi dalam bentuk uang dibayarkan atas waktu yang telah dipergunakan
sedangkan gaji, adalah kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan atas pelepasan
tanggungjawab atas pekerjaan. Upah dipergunakan untuk memberikan kompensasi
kepada tenaga kerja yang kurang terampil sedangkan untuk tenaga terampil biasanya
digunakan
pengertian
gaji.Namun,
kompensasi
dapat
pula
diberikan
dalam
bentuk insentif, yang merupakan kontra prestasi di luar upah atau gaji, dan mempunyai
hubungan dengan prestasi sehingga dinamakan pula sebagai pay for performance atau
pembayaran atas prestasi. Apabila upah dan gaji diberikan sebagai kontra prestasi atas
kinerja standar pekerja, dalam insentif merupakan tambahan kompensasi atas kinerja di
atas standar yang ditentukan. Adanyainsentif diharapkan menjadi faktor pendorong
untuk meningkatkan prestasi kerja di atasstandar. Di samping upah, gaji dan insentif,
kepada
pekerja
dapat
diberikan
rangsangan
lain
berupa
penghargaan
atau reward. Perbedaan antara insentif dan reward adalah insentif bersifat memberi motivasi
agar pekerja lebih meningkatkan prestasinya, pada reward, pekerja lebih bersifat pasif. Atas
prestasi kerjanya, atasan memberikan penghargaan tambahan lain kepada pekerja. Bentuk
kompensasi lain berupa tunjangan, yang pada umumnya tidak dikaitkan dengan prestasi
kerja. Tunjangan lebih
banyak
dikaitkan
dengan
pemberian
kesejahteraandan
penciptaan kondisi kerja sehingga pekerja menjadi lebih merasa nyaman dan merasa
mendapat perhatian atasan.
Byars and Rue (2005), mengungkapkan bahwa kompensasi mengarah kepada
semua reward extrinsik yang diterima karyawan sebagai imbalan terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka. Gaji mengarah kepada uang yang nyata diterima karyawan
sebagai imbalan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh mereka. Biasanya kompensasi
terdiri dari upah dasar, gaji , insentif, bonus serta benefit lainnya. Upah dasar atau gaji
adalah pembayaran berdasarkan jam, mingguan atau bulanan, yang diterima karyawan
untuk pekerjaan mereka. Insentif adalah reward yang ditawarkan disamping upah dasar
atau gaji dan biasanya secara langsung dikaitkan dengan kinerja. Benefit adalah reward
yang diterima karyawan sebagai hasil pekerjaan mereka atau posisi dalam organisasi.
Tunjangan cuti, asuransi kesehatan dan rencana pensiun adalah contoh dari benefit.
Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja. Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak
daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya
jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif
semakin besar.
2)
3)
4)
Produktivitas Kerja Karyawan. Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka
kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktifitas kerjanya buruk serta
sedikit maka kompensasinya kecil.
Biaya Hidup/Cost of Living. Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi/upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah
maka tingkat kompensasi/upah relatif kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar
dari Bandung, karena tingkat biaya hidup di Jakarta lebih besar daripada di Bandung.
7) Posisi Jabatan Karyawan. Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima
gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan yang lebih
renda akan memperoleh gaji/kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang
mendapat
kewenangan
dan
tanggung
jawab
yang
besar
harus
mendapatka
Pendidikan dan Pengalaman Kerja. Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja
lebih lama maka gaji/ balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta
keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan
pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji/kompensasinya kecil.
9)
10) Jenis dan Sifat Pekerjaan. Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai
risiko (finansial, keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar
karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis
dan sifat pekerjaannya mudah dan risiko (finansial, kecelakaannya) kecil, tingkat
upah/balas jasanya relatif rendah. Misalnya, pekerjaan merakit komputer balas jasanya
lebih besar daripada mengerjakan mencetak batu bata.
Kebenaran dan Keadilan. Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian kompensasi
kepada masing-masing karyawan atau kelompok karyawan harus sesuai dengan
kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi.
Dengan demikian tiap karyawan merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya
kepada organisasi sesuai dengan pandangannya.
5)
Biaya Hidup. Penyesuaian besamya kompensasi, terutama yang berupa upah/gaji, dengan
biaya hidup karyawan beserta keluarganya sehari-hari, harus mendapatkan perhatian
pimpinan
organisasi/perusahaan.
Namun
demikian
cukup
sulit
pula
dalam
pelaksanaannya, karena biaya hidup seseorang sehari-hari sangat relatif sifatnya, karena
tak ada ukuran yang pasti seberapa besar "hidup yang layak" itu.
6) Pemerintah. Fungsi pemerintah untuk melindungi warganya dan tindak sewenang-wenang
majikan/pimpinan organisasi ataupun perusahaan dalam pemberian balas jasa karyawan
jelas berpengaruh terhadap penetapan kompensasi. Karena itu pemerintahlah yang ikut
menentukan upah minimum ataupun jumlah jam kerja karyawan, baik karyawan pria
ataupun wanita, dewasa atapun anak-anak pada batas umur tertentu.
10
3)
4) Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
5) Stabilitas Karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karenaturnover relatif kecil.
6)
Disiplin. Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
7) Pengaruh Serikat Buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh
dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8) Pengaruh Pemerintah. Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan
yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
11
1) Kebutuhan fisik dan keamanan, menyangkut kepuasan kebutuhan fisik atau biologis
seperti makan, minum, tempat tinggal dan semacamnya, di samping kebutuhan akan rasa
aman dalam menikmatinya.
2)
Kebutuhan sosial, karena manusia tergantung satu sama lain maka terdapat berbagai
kebutuhan yang hanya bisa dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong atau
diakui oleh orang lain.
Kepuasan-kepuasan di atas ada yang dinikmati di luar pekerjaan, di sekitar pekerjaan, dan
lewat pekerjaan. Kebutuhan fisik terpuaskan di luar pekerjaan, kebutuhan sosial
terpuaskan melalui hubungan pribadi di sekitar pekerjaan, sedangkan hubungan egoistik
terutama terpuaskan melalui pekerjaan. Status adalah kebutuhan sosial, tetapi status yang
diperoleh dari jabatan penting, sama-sama dinikmati baik di luar maupun di dalam
pekerjaan. Pujian adalah kebutuhan sosial lainnya, tetapi pujian dari majikan paling
mudah dicapai dengan cara mengerjakan pekerjaan sebaik mungkin. Dengan mengetahui
motif orang mau bekerja dan aneka ragam kebutuhan yang ingin dicapai dari hasil kerja
maka dapat diketahui tujuan pemberian kompensasi.
12
1)
Asas Adil. Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan
dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggungjawab, jabatan pekerja,
dan memenuhi persyaratan internal konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap karyawan
menerima kompensasi yang sama besarnya. Asas adil harus menjadi dasar penilaian,
perlakuan, dan pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan. Dengan asas adil
akan tercipta suasana kerja sama yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan
stabilisasi karyawan akan lebih baik.
2)
Asas Layak dan Wajar. Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi
kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif,
penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan
eksternal konsistensi yang berlaku. Manajer personalia diharuskan selalu memantau dan
menyesuaikan kompensasi dengan eksternal konsistensi yang sedang berlaku. Hal ini
penting supaya semangat kerja dan karyawan yang qualified tidak berhenti, tuntutan
serikat buruh dikurangi, dan Iain-lain.
Metode kompensasi (balas jasa) dikenal metode tunggal dan metode jamak. Metode
tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya didasarkan atas
ijazah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki karyawan. Jadi, tingkat golongan dan
gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas ijazah terakhir yang dijadikan standarnya.
Misalnya pegawai negeri ijazah formal S-l, maka golongannya ialah III-A, dan gaji
pokoknya adalah gaji pokok III-A, untuk setiap departemen sama. Metode jamak yaitu
suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti
ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan
besarnya gaji pokok seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat
pada perusahaan-perusahaan swasta yang di dalamnya masih sering terdapat diskriminasi.
13
Meskipun sudah dilakukan evaluasi jabatan dengan sangat hati hati untuk
membuat rangkingatau klasifikasi jabatan untuk menentukan gaji yang layak sesuai
dengan kelasnya, seringkali hal itu tidak dapat dilakukan sebab diluar hal tersebut
( Internal equity dan external equity) masih ada sejumlah faktor atau kekuatan yang
mempengaruhi tingkatan gaji yang kadang berada diluar kendali organisasi.
14
15
memberikan cuti hamil sampai dengan 12 minggu , yang juga diberikan kepada pekerja
untuk merawat pasangannya atau anggota keluarganya yang menderita ganguan
kesehatan serius.
2.10MANFAAT SUKARELA / Voluntary Benefits
Manfaat sukarela meupakan manfaat yang biasanya akibat dari keputusan sepihak
manajemen di beberapa perusahaan dan dari negosiasi manajemen dengan serikat pekerja.
Menurut Mondy & Noe(2005) yang merupakan voluntary benefits, diantaranya :
a. Pembayaran untuk waktu tidak bekerja / payment for time not worked
b. Perawatan kesehatan / health care
c. Asuransi jiwa / insurance life
d. Rencana pensiun / retirement plans
e. Employee stock option plans (ESOP)
f. Supplemental unemployment benefits (SUB)
g. Layanan karyawan / Employee service
h. Pembayaran premi / premium pay
i. Benefit bagi karyawan paruh-waktu / benefits for part-time employees
2.11 UU JAMINAN KESEHATAN
Menurut Mondy dan Noe sejarah dari undang-undang di Amerika tentang
pemberian kompensai yaitu :
a.
b.
c.
d.
16
17
Congenial Co-Workers
Hubungan yang baik dengan rekan kerja akan memberikan kompensasi tersendiri
bagi pekerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi organisasi untuk memelihara dan
mengembangkan hubungan yang baik antara pekerja, agar mereka dapat berbagi
pendapat dan mencapai tujuan dengan harmonis, sehingga kerja tim dapat terlaksana
dengan lebih efektif.
4. Appropriate Status Symbols
Appropriate Status Symbols adalah rewards yang diberikan organisasi dimana
pekerja diperbolehkan mengatur sendiri bantuk kantornya, seperti luas kantor dan lokasi,
ukuran meja dan kualitasnya, sekretaris pribadi, penutup lantai., dan lain-lain
5.
yang nyaman. Pekerja akan merasa puas karena kondisi dimana mereka bekerja terasa
nyaman.
18
Flextime
Yaitu pratek yang mengijinkan pekerja untuk memilih sendiri jam kerjanya,
dalam beberapa batasan. Dalam system Flextime, pekerja bekerja dalam jumlah kerja
yang sama perharinya dengan jumlah jam kerja mereka pada jadwal normal. Tetapi,
mereka
tetap
bekerja
pada
jam yang
disebut
mana
Compressed Workweek
Yaitu susunan jam kerja yang mengijinkan pekerja untuk memenuhi kewajiban
bekerja mereka dalam hari yang lebih sedikit dari pada lima hari kerja yang biasa.
3. Job Sharing
Yaitu pendekatan pekerjaan yang menarik bagi orang yang ingin bekerja lebih sedikit dari
40 jam perminggu. Dalam Job Sharing dua orang yang berbeda dengan waktu kerja yang
berbeda membagi satu pekerjaan dalam cara yang telah disepakati dan dibayar sesuai
dengan kontribusi mereka.
19
4.
Yaitu mengijinkan pekerja untuk memilih dari beberapa alternatifbenefit yang ada.
Karyawan biasanya ditawari benefit dasar dan benefit pilihan. Benefit dasar misalnya
tunjangan kesehatan seadanya, asuransi jiwa setara gaji satu tahun, dan waktu libur
berdasarkan lama pelayanan. Nantinya, karyawan bisa menggunakan kredit fleksibelnya,
misalnya untuk tunjangan kesehatan lengkap termasuk mata dan gigi atau hari libur yang
lebih panjang.
5. Telecommuting
Yaitu susunan pekerjaan yang mengatur karyawan agar dapat bekerja dari luar kantor, dan
melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan computer atau alat elektronik lain sebagai
penghubung mereka dengan kantor. Kesadaran akan perlunya life balance, ditambah
kombinasi komponen waktu, biaya, belum lagi kemacetan bagi para pekerja di kota besar
membuat model bekerja ini menjadi tren.
6. Part-Time Work
Yaitu mengijinkan pekerja untuk bekerja paruh waktu dari waktu biasa. Mereka dibayar
sesuai dengan jam kerja mereka.
20
21
Jadi Kompensasi dalam sebuah perusahaan merupakan sebuah imbal balik atau
feedback dari kinerja seorang pegawai pada perusahaan tersebut. Kompensasi selalu
bergerak se arah dengan efektifitas kinerja karyawan pada sebuah perusahaan maksudnya,
semakin baik kinerja karyawan tersebut dan perusahaan semakin besar keuntungannya
(laba) maka kompensasi yang diberikan juga semakin baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, 2009, Manajemen Kinerja, Rajawali Press, Jakarta, hal. 158
Op.Cit. hal. 277
Op. Cit hal. 286
Mondy, R. W., et all, 2005, Human Resources Management, Prentice Hall, New York,
hal. 598
Martoyo, S., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta, hal. 128.
Op.Cit. hal. 128-129
Op.Cit. hal. 117-118
Dessler, Gary, 2010, Manajemen Sumberdaya Manusia 10th, PT INDEKS, JAKARTA
Rachmawati, Ike K, 2008, Manajemen Sumberdaya Manusia, ANDI OFFSET
JOGJAKARTA
Handoko, T. Hani, 2010, Manajemen Personalia Dan Sumberdaya Manusia, BPFPJOGJAKARTA
23