Anda di halaman 1dari 15

OBESITAS PADA ANAK

Posted on December 9, 2012 by rikayuhelmi116


Standard

OBESITAS PADA ANAK

1. A.

PENGERTIAN

Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak secara berlebihan akibat ketidakseimbangan


Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat
diseluruh tubuh. (Indonesia, universitas 1991)
w Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (Soetjiningsih, 1995)
w Jadi Obesitas menurut kelompok adalah salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat
konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan.
1. B.

PENYEBAB
1. Masukan energy yang melebihi dari kebutuhan tubuh
1. Pada bayi

w Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali
minum harus habis.
w Kebiasaan untuk memberikan minuman atau makanan setiap kali anak menangis.
w Pemberian makanan tambahan tinngi kalori pada usia yang terlalu dini.
w Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis, kalorinya
tinggi), sehingga bayi selalu haus atau minta minum.
Obesitas pada bayi umur 1 tahun pertama, sebagian berhubungan dengan berat badan
lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada usia 6-12 bulan
masih sulit diterangkan penyebabnya.
Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi terjadinya berta badan lahir yang lebih tinggi dari
biasanya, yaitu:
v Faktor keturunan
v Ibu yang obesitas
v Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan
v Ibu diabetes atau pra diabetes
1. Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana makanan bagi anak merupakan pengganti untuk
mencapai kepuasaan dalam mencapai kepuasaan dalam memperoleh kasih sayang.
1. Gaya hidup masa kini
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan fast food yang berkalori tinggi seperti
hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es krim, aneka macam mie, dll.
1. Penggunaan kalori yang kurang
berkurangnya pemakaian energy dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas fisiknya,
seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih jika menonton TV sambil tidak berhenti makan, maka
kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.
1. Hormonal
Kelenjar pituitary dan fungsi hipotalamus
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal sehinnga
terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebih) karena ganguan pada pusat kenyang pada
otak.
FAKTOR PREDIPOSISINYA

Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya kelebihan berat badan pada
anak:

Pola makan. Mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, makanan tinggi lemak


biasanya tinggi kalori. Minuman bersoda, kudapan, permen dan makanan penutup
dapat juga menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Makanan dan minuman
seperti ini biasanya memiliki kandungan kalori dan gula atau garam yang tinggi.

Jarang bergerak. Anak-anak yang jarang bergerak akan lebih mudah mengalami
kenaikan berat badan karena mereka tidak membakar kalori melalui aktivitas fisik.

Masalah genetik. Bila anak anda datang dari sebuah keluarga yang rata-rata
anggotanya mengalami kegemukan, dia mungkin secara genetik akan mengalami
kelebihan berat badan, terutama bila berada dalam lingkungan di mana makanan
tinggi kalori selalu tersedia dan aktivitas fisik jarang dilakukan.

Faktor psikologis. Ada sebagian anak-anak yang makan terlalu banyak sebagai
pelampiasan bila ada masalah, terutama masalah emosi, seperti stres atau kebosanan.

Faktor keluarga/sosial. Kebiasaan orangtua dalam menyiapkan makanan di rumah.

Anak cacat, anak aktivitasnya kurang karena problem fisik atau cara mengasuh.

1. C.

PATOFISIOLOGI

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer)
sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya
kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis,
yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan
regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui
sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari
perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik
(meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat
katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang
diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.
Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur
penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat
disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian
merangsang anorexigenic centerdi hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide Y
(NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan
energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi
rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu

makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya
kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
1. D.

GEJALA KLINIS

Berdasarkan distribusi jaringan lemak, dibedakan menjadi :

Apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan
pinggang)

Pear shape body/gynecoid (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian pinggul
dan paha)

Secara klinis mudah dikenali, karena mempunyai ciri-ciri yang khas, antara lain :

Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap

Leher relatif pendek

Dada membusung dengan payudara membesar

Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen

Pada anak laki-laki : Burried penis, gynaecomastia

Pubertas dinigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian
dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit

1. E.

MENDETEKSI ANAK OBESITAS

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan apakah anak Anda memiliki berat
badan berlebih? Secara singkat, BB lebih dapat dilihat dengan memperhatikan KMS anak
Anda. Apabila di atas garis hijau, maka kemungkinan anak Anda memiliki berat badan
berlebih. Selanjutnya, lihatlah tinggi badan anak Anda, proporsionalkah? Dari WHO-NCHS,
tidak ada klasifikasi overweight atau obesitas. Sehingga, indikator ini sulit dilihat secara
objektif.
Cara yang lain adalah dengan melihat grafik IMT (BMI, Body Mass Index) khusus anak di
atas 2 tahun pada grafik di bawah ini
:

Klasifikasinya adalah:
Persentil >95 : obesitas
Persentil 75-95 : overweight
persentil 25 75: normal
persentil <25 : kurang

1. F. KOMPLIKASI
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi
maupun pada masa dewasa antara lain:
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila
obesitas masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupum mortalitas akan meningkat.
Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali
TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respon
imunologik sel T dan aktivitas sel polimorfonnuklear.
1. Saluran pernafasan
Pada bayi obesitas merupakan resiko terjadinyainfeksi saluran pernafasan bagian bawah,
karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan
mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan
saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom chubby puffer. Obstruksi kronis saluran
pernafasan dengan hipertrofi dan adenoid akan mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala
jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang
pendek.
1. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering disertai miliaria,
maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
1. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti leggperthee, gemu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
1. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasifdan depresif.
Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga
sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah
diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman- temannya.
1. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat
mengakibatkan:

Hipertensi pada masa adolesensi

Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi maligna pada


dewasa

Diabetes

Sindrom pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu
gangguan pada jantung dan pernafasan, hipofentilasi.

1. G.

PENCEGAHAN

Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI.
Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi ASI
mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi.

Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang anda
makan sehingga anda dapat tetap konsisten menjaga berat badan ideal

Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang sehat
bersama-sama.

Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan berat
badan anak anda dapat memberi efek terbalik dimana si anak makan terlalu banyak,
atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola makan.

Tidak perlu menjadi terlalu kritis, anda hanya perlu menekankan pada apa yang baik,
seperti senangnya bisa bermain di luar rumah, berbagai variasi buah segar yang bisa
anda dapatkan sepanjang tahun.

Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantu mereka untuk
menjaga berat badan, contohnya, banyak bergerak membuat jantung, paru-paru dan
otot-otot lain menjadi lebih kuat.

1. H.

PENANGANAN

Anak-anak, tidak seperti orang dewasa, membutuhkan nutrisi dan kalori untuk perkembangan
dan pertumbuhan mereka.
Untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun yang tidak memiliki masalah kesehatan lainnya,
tujuan penanganan ini adalah untuk menjaga berat badan bukan mengurangi berat
badan. Strategi ini menyebabkan anak-anak tetap menambah tinggi badan mereka tanpa harus
menambah berat badan, sehingga indeks massa tubuh akan terus menurun seiring dengan
bertambahnya waktu sampai pada kisaran normal. Meskipun demikian, untuk anak yang
mengalami obesitas, menjaga berat badan sambil menunggu pertambahan tinggi badan dapat
menjadi sama sulitnya dengan menurunkan berat badan pada orang-orang dewasa.
Metode-metode yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau menurunkan berat badan
adalah sama yaitu anak harus makan dengan pola makan yang sehat dan meningkatkan
aktivitas fisiknya. Kesuksesan metode ini sangat bergantung pada komitmen untuk membantu
anak melakukan perubahan ini.
1. a.

Makan dengan Pola Makan yang Sehat

Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan dan mereka juga
yang menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan perubahan sekecil apapun
dapat menyebabkan perubahan besar pada kesehatan anak.

Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan
makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat. Dan jangan pernah
menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.

Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman yang memiliki rasa
buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisi dibandingkan dengan
kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini juga dapat membuat anak anda merasa
terlalu kenyang untuk makan makanan yang lebih sehat.

Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikit


mungkin. Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya.

Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning, buah aneka
warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian karbohidrat berwarna
putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan penutup).

Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan bersama sebagai
kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan di depan televisi atau
komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa berpikir.

Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji. Banyak pilihan
menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.

Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau video
game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-buru dan
menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan.

Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang baik:

Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak yang
berkelakuan baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari solusi lain
untuk mengubah perilaku mereka.

Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya. Bayipun akan
menolak botol susu atau ASI sebagai tanda bahwa mereka sudah kenyang. Bila anakanak sudah cukup kenyang, jangan paksa mereka untuk melanjutkan makan.

Jangan berbicara soal makanan yang jelek atau sama sekali melarang adanya
permen dan makanan favorit dari menu makanan anak yang mengalami
kelebihan berat badan. Anak-anak bisa berontak dan mengkonsumsi makanan
terlarang tersebut dalam jumlah banyak di luar rumah atau menyelundupkan makanan
tersebut ke dalam rumah.

1. b.

Meningkatkan Aktivitas Fisik

Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama pada anak-anak,
adalah aktivitas fisik.
Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak anda:

Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari. Satu
cara yang jitu untuk meningkatkan aktivitas anak anda adalah dengan membatasi
waktu mereka untuk menonton televisi setiap harinya. Aktivitas diam lainnya (main
video games dan komputer atau bicara di telepon) juga harus dibatasi.

Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. Aktivitas anak anda tidak harus berupa
program olahraga yang terstruktur, tujuannya hanya agar mereka tetap
bergerak. Aktivitas bermain bebas seperti bermain petak-umpet, tarik tambang atau
lompat tali dapat menjadi cara yang jitu untuk membakar kalori dan meningkatkan
stamina.

Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda. Contohnya, bila anak anda
cenderung berjiwa seni, anda dapat pergi ke alam untuk jalan-jalan dan
mengumpulkan daun dan batu-batuan yang dapat dikoleksi oleh anak-anak. Bila anak
anda suka memanjat, anda bisa pergi ke mencari tempat bermain disektiar rumah
anda, dimana anak-anak dapat melewatkan waktu dengan memanjat alat permainan
atau tembok. Bila anak anda suka membaca, anda bisa mengajaknya jalan kaki atau
naik sepeda ke perpustakaan disekitar rumah anda.

Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif. Gunakan
tangga bukan lift atau eskalator dan parkir mobil anda di tempat yang agak jauh dari
toko. Jangan buat kegiatan olah gerak sebagai hukuman atau kewajiban. Temukan
aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.

Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga. Siapa yang banyak
mencabut rumput dari kebun sayuran? Siapa yang paling banyak mengumpulkan
sampah?

Buat aktivitas yang bervariasi. Biarkan anak-anak secara bergantian memilih


aktivitas apa yang akan mereka lakukan hari atau minggu ini. Latihan memukul,
boling, dan renang, semua ikut dihitung. Yang penting anda melakukan suatu
aktivitas.

Buat sebagai Komitmen Keluarga. Anak-anak tidak dapat mengubah sendiri pola
makan dan pola aktivitas mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan dorongan dari
keluarga dan pengasuh mereka.

Pembedahan dan Penggunaan Obat. Bila anak anda telah bergelut dengan masalah
berat badannya untuk waktu yang cukup lama, anda mungkin berpikir pembedahan
atau penggunaan obat mungkin dapat membantu masalahnya. Akan tetapi penggunaan
obat jarang sekali dilakukan pada anak-anak. Pembedahan untuk Mengurangi
Berat Badan. Penggunaan Obat-obatan

1. I.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK OBESITAS

a. PENGKAJIAN
1. Anamnesis :

Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound, remaja

Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous)

Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul

Riwayat gaya hidup :

a)

Pola makan/kebiasaan makan

b)

Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi

2.

Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan resiko seperti
penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes
melitus tipe II
Pemeriksaan fisik :

Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas

3.
Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes
fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
4.

Pemeriksaan antropometri :

Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat
badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120% BB Ideal.

Body Mass Index = BMI


Sebagai bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa tubuh (Body
Mass Index = BMI) dan menentukan dimana posisinya pada tabel pertumbuhan sesuai
usia. Indeks masa tubuh menunjukkan bila anak mengalami kelebihan berat untuk usia dan
tinggi badannya.

Untuk menghitung index massa tubuh anak anda, bagi beratnya dengan tinggi badannya yang
dipangkat 2, atau BB/TB2 = kg/meter2.
Cara yang lebih mudah untuk mendapatkan indeks massa tubuh adalah dengan menggunakan
kalkulator indeks massa tubuh. Bila telah dietahui indeks massa tubuh anak, kemudian diplot
ke tabel indeks massa tubuh yang sudah baku.

Dengan menggunakan tabel pertumbuhan, dokter dapat menentukan persentil anak, artinya
bagaimana perkembangan anak tersebut dibandingkan dengan anak lain dengan usia dan jenis
kelamin yang sama.
Penghitungan dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit di Amerika (Center for Disease Control and Prevention = CDC). Anak akan
dimasukkan dalam salah satu dari 4 kategori berikut :

BMI berdasarkan usia dibawah persentil 5 kekurangan berat

BMI berdasarkan usia antara persentil 5-85 berat normal

BMI berdasarkan usia antara persentil 85-95 memiliki risiko kelebihan berat

BMI berdasarkan usia di atas persentil 95 kelebihan berat

BMI bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada beberapa keadaan
dimana penghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah. Contohnya, orang yang
sangat berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi walaupun tidak mengalami
kelebihan berat (karena otot tambahan dapat menambah berat badan seseorang tapi tidak
menambah lemak). Sebagai tambahan, BMI seringkali sulit untuk dijelaskan masa pubertas
dimana seorang anak mengalami periode pertumbuhan yang sangat cepat. Penting untuk
diingat bahwa BMI biasanya adalah indikator yang baik (tapi bukan pengukuran secara
langsung) kadar lemak dalam tubuh. Dokter juga akan memperhitungkan pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam penilaian berat secara keseluruhan. Ini akan membantu untuk
menentukan apakah berat badan anak membutuhkan perhatian medis.
Sebagai tambahan selain BMI dan memposisikan berat badan pada tabel pertumbuhan, dokter
juga akan mengevaluasi :

Sejarah obesitas dalam keluarga dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
berat badan, seperti diabetes

Kebiasaan makan dan asupan kalori anak

Tingkat aktivitas anak

Kondisi kesehatan lain yang mungkin dimiliki oleh anak

Untuk lebih akurat dalam menentukan tebalnya lapisan lemak adalah:

Ukuran tebal lipat kulit pada trisep dan subscapula:dengan menggunakan alat
skinfold calipers.

Dual X-ray absorbtiometry : biasanya dipergunakan untuk riset dan dilakukan untuk
menentukan secara tepat komposisi tubuh anak.

Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva IMT
berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.

Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan


kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.

Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri

1. b.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah pengkajian dari anak atau remaja, beberapa diagnose keperawatan menjadi jelas.
Diagnosa yang menonjol diuraikan di bawah ini :
Diagnosa Keperawatan pada anak yang obesitas :
1. Kelebihan berat badan b.d asupan nutrisi yang berlebihan
2. Keterbatasan aktivitas b.d kelebihan berat badan: obesitas
3. 3. Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakseimbangan antara masukan kalori
dan penggunaan energy.
Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi:
1. Anak akan mengikuti diet yang memberikan kehilangan berat badan tanpa
mengganggu pertumbuhan, aktivitas normal, atau psikologik kesejahteraan.
2. Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.
3. Anak dan keluarga menerima dukungan psikologis
4. Anak dapat melakukan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
1. c. INTERVENSI
2. Bantu klien mengembangkan program penurunan berat badan yang aman yang
mempertimbangkan factor ini:
1. Jumlah penurunan yang diinginkan
2. Durasi program
3. Biaya
4. Masalah nutrisi
5. Kesesuaian dengan gaya hidup

Rasional : Tujuan yang realistic meningkatkan peluang keberhasilan. Kesuksesan member


klien nilai tambahan untuk meneruskan program
Ajarkan anak dasar- dasar masukan nutrisi seimbang meliputi
1. Memilih rencana diet yang mendorong masukan tinggi karbohidrat kompleks dan
membatasi masukan lemak
2. Makan lebih banyak ikan dan daging ayam yang mengandunng sedikit lemak dan
kalori.
Rasional : Penurunan dan pemeliharaan berat badan jangka panjang yang berhasil dapat
dicapai melalui diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat kompleks.
1. Bantu klien dan mengembangkan program latihan yang aman dan realistic dengan
mempertimbangkan factor berikut:
Rasional : Anak mungkin lebih mematuhi program latihan regular yang mudah dan
menyenangkan kemajuan latihan secara bertahap meminimalkan ketidaknyamanan dan
cedera, mendorong kepatuhan.
Bahas mulainya program latihan. Intruksikan orang tua dan anak konsul dengan dokter
sebelum memulai, bila ada indikasi.
Rasional : Anak dan orangtua akan lebih terkontrol dalam mengikuti program latihan,
sebelum memulai bila ada indikasi.
1. Tingakatkan kesadaran anak tentang bagaimana berat badan dipengeruhi oleh
kesimbangan antara masukan makanan dan aktivitas. Jelaskan bahwa keberhasilan
penurunan berat badan dan pemeliharaannya bergantung pada pencapaian
keseimbangan antara penurunan masukan kalori dan peningkatan penggunaan kalori
melalui latihan teratur.
Rrasional : Tujuan penurunan berat badan dapat dicapai melalui kombinasi penurunan
masukan kalori dan peningkatan penggunaan kalori dengan latihan. Setiap peningkatan
aktivitas fisik akan meningkatkan haluaran energy dan dan mengurangi kalori pada anak yang
mengikuti program diet penurun kalori.
1. c.

PENATALAKSANAAN

Prinsipnya adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan
cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah/modifikasi pola hidup.
1. Menetapkan target penurunan berat badan
Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan :

Usia anak : 2-7 tahun dan diatas 7 tahun

Derajat obesitas

Ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi.

Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun tanpa komplikasi, dianjurkan cukup dengan
mempertahankan berat badan. Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun dengan komplikasi
dan usia diatas 7 tahun (dengan/tanpa komplikasi) dianjurkan untuk menurunkan berat badan
(diet dan aktifitas fisik). Target penurunan berat badan dengan kecepatan 0,5-2 kg per
bulan, sampai mencapai berat badan ideal.
2. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan angka
kecukupan gizi (AKG), hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada
tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang
rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Dapat pula memakai
perhitungan kebutuhan kalori berdasarkan berat badan sebagai berikut :

BB ideal + (BB aktual-BB ideal) X 0,25


Cara pengaturan diitnya adalah sebagai berikut:
1. Pada bayi mengalami obesitas tujuan terapi bukan untun menurunkan berat badannya
seperti pada obesitas dewasa, tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat
badannya. Bayi diberikan diiit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan,
yaitu 110 kkal/kg bb/ hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg bb/ hari
untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara
diselangi dengan air tawar. Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu
rendah/ tanpa lemak.
2. Pada anak pra sekolah yang mengalami obesitas,kenaikan berat badannya harus
diperlambat, dengan memberikan diit seimbang 60 kkal/kg bb/hari, atau bisa juga
diberi makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang
mengandung kalori tinggi.
3. Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, diit yang diberikansekitar 1200
kkal/hari ata sekitar 60 kkal/kg bb/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik
secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Tidak boleh menonton Tv terlalu
lama, dan disertai makan makanan yang berkalori tinggi.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat
badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diit yang diberikan sekitar
850 kkal/hari, atau kalau ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi
kalorinya 500 kkal/hari.
3. Pengaturan aktifitas fisik
Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan
fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan

keterampilan
otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan
untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.
1. Mengubah pola hidup/perilaku
Diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, dengan cara :

Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta
mencatat perkembangannya.

Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan


rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.

Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.

Memberikan penghargaan dan hukuman.

Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya
lezat dan memilih makanan berkalori rendah.

1. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.


Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.
Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku
makan dan aktifitas yang mendukung program diet.
1. Konseling problem psikososial, terutama untuk peningkatan rasa percaya diri
2. Terapi intensif
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang
tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah
(very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.

Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB Ideal
atau IMT P > 97, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein
hewani 1,5-2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineral serta
minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan
pengawasan dokter.

Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu : mempengaruhi asupan energi


dengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi penyimpanan
energi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide
dan metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belum
direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang
masih belum jelas.

Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini
adalah untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosongan lambung
dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara
membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini
belum banyak penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak.

1. e.

DIAGNOSTIK EVALUASI

Metode untuk menentukan status berat badan, banyak seperti magnetik resonance imaging,
impedansi Bioelectrical, dan air berat, sangat akurat, tapi mahal dan invasif. Saat ini, dokter
bergantung pada ketebalan ketak (SFT), distribusi lemak tubuh, dan indeks berat badantinggi, khususnya BMI untuk menilai berat badan. pengukuran BMI menyatakan hubungan
antara tinggi dan berat badan. BMI mudah dihitung dengan menggunakan grafik
pertumbuhan yang tersedia dari CDC. grafik ini dianggap lebih akurat dibandingkan dengan
yang lebih tua berat badan-untuk grafik-tinggi badan. uji diagnostik yang tepat juga harus
dilakukan untuk menyingkirkan kelainan metabolik atau endokrin yang dapat menyebabkan
kegemukan.
1. EVALUASI
Efektivitas intervensi keperawatan ditentukan oleh penilaian ulang terus-menerus
berdasarkan pedoman observasi dan hasil yang diharapkan berikut:
v Menilai berat badan secara berkala (biasanya minggu); membahas anak atau merasa reaksi,
remaja, dan keprihatinan.
v Meninjau latihan program dengan anak atau remaja.
v Remaja tentang rencana perawatan dan kemajuan menuju tujuan jangka pendek dan jangka
panjang.
Hasil yang diharapkan

Menyebabkan pola makan untuk penurunan berat badan; anak atau remaja
mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang masalah.

Anak atau remaja bergerak dalam exerciser pilihan dan kegiatan secara teratur.

Anak atau remaja menunjukkan berat badan stabil (atau berat pemeliharaan pada anak
tumbuh)

Anak atau remaja menunjukkan pemahaman tentang pola makan.

Anak atau remaja menunjukan rasa percaya dirinya yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai