PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Beberapa abad yang lalu, pada periode perkembangan bahan obat organik, telah banyak
dilakukan pencaharian adanya hubungan antara struktur kimia, sifat-sifat kimia fisika dan
aktivitas biologis senyawa aktif atau obat. Setelah ilmu pengetahuan makin berkembang,
didapatkan bahwa struktur kimia obat ternyata dapat menjelaskan sifat-sifat obat, dan
aktivitas biologisnya dipengaruhi oleh unit-unit struktur atau gugus-gugus molekul obat.
Dan untuk mencari hubungan antara struktur kimia dan aktivitas biologisnya dapat dilakukan
dengan mengaitkan gugus fungsional tertentu dengan respon biologis tertentu pula. Pekerjaan
ini kadang-kadang mengalami kegagalan karena senyawa yang memiliki kemiripan struktur
kimia, belum tentu memiliki aktivitas biologis yang sama, dan sebaliknya aktivitas biologis
yang sama belum tentu diperlihatkan oleh senyawa yang memiliki kemiripan struktur kimia.
Pada abad ke-19, bahan alamiah secara empiric telah digunakan oleh manusia untuk
pengobatan, dan mulai dikembangkan lebih lanjut dengan cara isolasi zat aktif, diidentifikasi
struktur kimianya dan kemudian diusahakan pembuatan lead compound dan analognya
secara sintetik agar ditemukan obat yang beraktivitas biologis tinggi, berefek samping rendah
(reduce side-effect) dan juga efisien dari segi produksi massal.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah ditemukannya Penicillin?
2. Apa saja senyawa yang termasuk ke dalam turunan Penicillin?
3. Bagaimana pengembangan kerja Penicillin melalui kombinasi Amoxicillin dan Asam
Klavunalat?
4. Bagaimana mekanisme biologis Penicillin dalam menghambat sintesis dinding
bakteri?
I.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui sejarah ditemukannya Penicillin.
2. Mengetahui senyawa Penicillin dan turunannya.
3. Memahami pengembangan kerja Penicillin melalui kombinasi Amoxicillin dan Asam
Klavunalat.
BAB II
OBAT ANTIBAKTERI YANG MENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL
(PENICILLIN)
I. Sejarah ditemukannya penicillin
Penicillin telah menjadi obat antibiotic aktif di dalam bidang kedokteran sejak
diproduksi massal pada tahun 1940-an.
Alexander Fleming menemukan penicillin pada tahun 1928 ketika beliau sedang
bekerja di laboratorium rumah sakit St.Mary di London. Beliau sedang mempelajari bakteri
Staphylococcus pada petridish. Beliau membiarkan beberapa petridish selama beberapa
minggu dan kembali untuk mengecek Staphylococcus yang telah berubah menjadi
transparan dan permukaannya menyerupai jamur (mold). Hal ini menunjukkan bahwa sel
bacteria tersebut telah menghilang karena proses yang disebut lisis, yaitu proses
penghancuran jaringan/mikroorganisme. Fleming menamakan kandungan aktif dalam
jamur tersebut sebagai penicillin, karena jamur tersebut termasuk ke dalam golongan
Penicillium.
Pada bulan Mei tahun 1940, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Florey dan Chain
mengembangkan penicillin ke dalam suatu sistematik agen terapetik. Dalam penelitian ini,
anak tikus yang memiliki diagnose infeksi hemolitik streptococci diuji dengan efek
terapetik penicillin. Dari hasil eksperimen yang dilakukan, ternyata tikus-tikus yang diobati
dengan penicillin masih tetap bertahan hidup, sedangkan tikus-tikus yang tidak diobati
dengan penicillin justru mati.
Pada tahun 1942 secara masal 122 juta unit penicillin di produksi untuk uji klinis.
Dan hingga sekarang proses produksi penicillin masih tetap berjalan untuk
mengembangkan kuantitas produk. Pada tahun 1944 Pfizer Plants di Brooklyn memiliki
ribuan gallon fermentor yang mampu memproduksi 100.000 unit vial penicillin. Proses
fermentasi untuk biosintesis penicillin terbukti sangat efektif dalam meningkatkan kuantitas
produksi penicillin berbasis skala besar. Pada tahun 1950, jumlah produksi penicillin
meningkat hingga 200 triliyun unit (kira-kira 150 ton) per bulan.
II.
Penicillin adalah antibiotic yang digunakan untuk mengobati bermacam jenis infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, atau lebih dikenal sebagai obat anti-bakteri. Antibiotic
seperti penicillin diproduksi oleh jamur Penicillium chrysogenum yang membunuh
mikroorganisme asing dan menghentikan replikasi mereka.
Efek samping yang terjadi tergantung dari kondisi individual pasien, cara pemakaian, serta
jenis penisilin yang dikonsumsi.
Berdasarkan sifat-sifatnya, Penisilin dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Nama
Internasional
Nama Dagang
Dosis
Fenoksimetilpenisilin
(Penicillin V)
Propicillin
Arcasin,
Beromycin,
1,2 3,5
Isocillin, Ospen,
Mega U.I
Pencompren-Mio
Baycillin,
Oricillin.
3 Mega U.I
Nama
Nama
Internasional
Dagang
Oksasilin
Dicloxacillin
Fluklokasilin
4.
Cryptocillin,
Stapenor
Dichlorstapenor
Staphylex
Dosis
2-4 gram
2 gram
1,5 gram
Nama
Internasional
Nama Dagang
Dosis
Ambiosin,
Ampycillin
Ampi-Tablinen,
2-4 gram
Binotal
AmoxiTablinen,
Amoxicillin
Amoxypen,
Clamoxyl,
3-6 gram
Sigamopen,
Uro-Clamoxyl
Episilin
Spectacillin
Azlocillin
Securopen
Mezlocillin
Baypen
Piperasilin
Pipril
Apalsilin
Lumota
3-6 gram
6-15 gram
(max.20 g)
6-15 gram
(max.20 g)
6-15 gram
(max.20 g)
6-9 gram
III.
4 12 g
Karbenisilin
Tikarsilin
Aerugipen
15 30 g
Temocillin
Temopen
12g
(max. 20 g)
(contohnya nafcillin) juga memiliki sifat resisten terhadap -laktamase karena memiliki
rantai samping dengan letak tertentu.
Campuran penicillin dengan inhibitor ini dapat menyebabkan amoxicillin sangat
efektif dalam melawan organisme penghasil penicillinase. Organisme penghasil
penicillinase dapat menginaktivasi Amoxicillin sehingga Amoxicillin menjadi tidak
mempan untuk melawan organisme/bakteri tersebut. Dan untuk menhasilkan kerja yang
agonis, maka diperlukan suatu inhibitor khusus dalam menghambat kerja penicillinase yang
dihasilkan oleh organisme/bakteri tersebut. Asam klavunalat seringkali dikombinasikan
dengan antibiotika -laktamase yang kurang stabil/tidak stabil terhadap -laktamase
mikroba. Pada pasien yang resisten terhadap amoxicillin dapat mengalami indikasi pada
infeksi saluran pernafasan dan saluran kemih.
Selain dengan Amoxicillin, senyawa asam klavunalat juga dikombinasikan dengan
senyawa penicillin lain, yaitu: Ticarcillin. Campuran keduanya membentuk inhibitor
terhadap enzim Penicillinase dan efektif dalam melawan mikroba dan menghambat sintesis
dinding sel dari bakteri Pseudomonas aeruginosa yang menginfeksi tubuh. Obat
Betabactyl mengandung kombinasi asam klavunalat dengan Ticarcillin.
IV.
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
1. Penicillin pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928, ketika
beliau mengamati Staphylococcus yang menjadi transparan dan sel mengalami lisis
dengan permukaan mirip jamur (mold).
2. Berdasarkan sifat-sifatnya, penicillin dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok
besar, yaitu: Benzilpenicillin, Penicillin oral yang sedikit/kurang stabil terhadap
Penicillinase, Penicillin yang stabil terhadap Penicillinase, dan Penicillin dengan
spectrum kerja diperluas.
3. Penicillin oral yang kurang stabil antara lain: Penicillin V dan Propicillin
4. Penicillin yang stabil terhadap Penicillinase, yaitu: Oxacillin, Dicloxacillin, dan
Fluklokacillin.
5. Penicillin dengan spectrum kerja diperluas, yaitu: Ampicillin, Amoxicillin, Episilin,
Azlosilin, Mezlosilin, Pipersilin, Apalsilin, Karbensilin, Tikarsilin, dan Temosilin.
6. Augmentan mengandung campuran Amoxicillin dan asam klavunalat (inhibitor enzim
-laktamase) yang efektif mengatasi infeksi bakteri pada saluran kemih dan kulit.
7. Mekanisme umum Penicillin menghambat sintesis peptidoglikan bakteri dengan
berikatan pada DD-transpeptidase dan melisiskan sel bakteri
DAFTAR PUSTAKA
Mutschler, Nerst. 1999. Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi, Edisi
kelima, Cetakan ketiga, diterjemahkan oleh Mathilda Widianto, dkk. Penerbit ITB.
Bandung
Neal, MJ. 2006. At a Glance Farmakologi Medis, Edisi kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta
Siswandono dan Soekardjo, Bambang. 2000. Kimia Medisinal, Edisi kedua. Airlangga
University Press. Surabaya