Anda di halaman 1dari 3

Hubungan antara kebiasaan dengan kesehatan reproduksi

Berberapa masalah kesehatan dapat terjadi akibat kebiasaan atau perilaku yang tidak sehat pada
remaja. Salah satu masalah yang daapt terjadi adalah masalah kesehatan reproduksi remaja.
Terutama masalah kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan hubungan seks pra nikah dan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Kebiasaan yang kurang sehat seperti merokok dan
meminum minuman alkohol terbukti mempunyai hubungan dengan masalah-masalah kesehatan
reproduksi remaja. Berdasarkan penelitian survey yang dilakukan oleh Lestary,Sugiharti dalam
perilaku berisiko remaja di indonesia menurut survey kesehatan reproduksi remaja indonesia
(skrri) tahun 2007, Hasil analisis menunjukkan remaja yang merokok berpeluang 124 kali lebih
besar Unt uk penyalahgunaan narkoba (p=0,000; OR=123,777; 95% 1=51,321-298,526).
Remaja yang merokok berpeluang 16 kali lebih besar untuk minum alkohol dibandingkan
dengan remaja yang tidak pernah merokok (p=0,000; OR=15,939; 95% CI=14,32717,733)Remaja yang minum alkohol berpeluang 38 kali lebih besar untuk penyalahgunaan
narkoba (p=0,000; OR=37,649; 95% CI=28,501-49,734). Remaja yang pernah melakukan
hubungan seksual pranikah berpeluang 12 kali lebih besar untuk penyalahgunaan narkoba
(p=0,000; OR=11,522; 95% CI=9,542-13,912). Hasil analisis dalam penelitian yang sama juga
menunjukkan bahwa remaja yang minum alkohol berpeluang 15,7 kali lebih besar untuk
hubungan seksual pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak pernah minum alkohol
(p=0,000; OR=15,739; 95% CI=13,111-18,894).
Lestary H, Sugiharti. Perilaku berisiko remaja di indonesia menurut survey kesehatan reproduksi
remaja indonesia (skrri) tahun 2007. Jakarta: Kemenkes RI. 2014. Jurnal kesehatan reproduksi
volume 5 No.3.
Hubungan status ekonomi dengan kesehatan reproduksi
Tingkat status ekonomi remaja juga berpengaruh pada tingkat pengetahuan, sikap,dan perilaku
terhadap kesehatan reproduksi. Kenakalan remaja juga berkaitan erat dengan kesehatan
reproduksi remaja seperti melakukan hubungan seks pra nikah,dan pengunaan obat-obatan
terlarang, Berdasarkan penelitian deskriptif yang dilakukan oleh Cristedi dalam sosial ekonomi
keluarga dan hubungannya dengan kenakalan remaja di desa lantasan baru kecamatan patumbak
kabupaten deli serdang. Terlihat adanya gambaran kenakalan remaja dari sosial ekonomi

keluarga rendah yang lebih mendominasi. kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja
ternyata dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi, remaja yang berasal dari sosial ekonomi
rendah sering melakukan kenakalan remaja seperti berkelahi, membolos sekolah, mencuri,
merokok, tawuran. Sedangkan remaja dari sosial ekonomi tinggi sering melakukan kenakalan
remaja seperti berjudi, menonton film porno, melakukan seks bebas dan mengkonsumsi obatobatan terlarang.
Barus CP. Sosial ekonomi keluarga dan hubungannya dengan kenakalan remaja di desa Lantasa
baru kecamatan patumbak kabupaten Deli serdang [online]. 2013[citied 2015 Jul 13]. Available
from: URL: http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/viewFile/2138/1172
Hubungan antara penyuluhan dengan kesehatan reproduksi
Masa remaja adalah masa awal menuju kedewasaan dimana terjadi perubahan baik secara fisik,
mental ,dan sosial. Bimbingan yang baik haruslah dilakukan agar remaja tidak terpengaruh oelh
perilaku yang salah di mata norma dan hukum. Salah satu perubahan yang memerlukan
pengenalan dan bimbingan secara dini adalah perubahan pada bidang reproduksi, pengethauan
akan kesehatan reproduksi haruslah dilakukan sedini mungkin terutama pada masa purbetas.
Salah satu metode pengenalan adalah dengan metode penyuluhan. Dengan adanyapenyuluhan
diharapkan pengetahuan,sikap,dan perilaku remaja akan kesehatan reproduksi lebih baik. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan rachma dalam pengaruh penyuluhan terhadap
tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja perempuan smp muhammadiyah 7 surakarta.
Dimana dalam hasil penelitian tersebut didapatkan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan
yang secara statistik signifikan terhadap pengetahuan remaja SMP tentang kesehatan reproduksi
remaja yang disuluh rata-rata mendapatkan 1.6 poin lebih tinggi daripada remaja yang tidak
disuluh (b=1.6; CI 95% 0.7 s.d. 2.5).
Wardani R. Pengaruh penyluhan terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
perempuan SMP Muhammadiyah 7 Surakarta [Skripsi]. Surakarta: Universitas sebelas maret.
2010
Hubungan jenis kelamin dan kesehatan reproduksi

Perubahan yang terjadi selama masa remaja tentu berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan ini tentu saja mempengaruhi tingkat pengetahuan,sikap,dan perilaku terhadap
kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hidayangsih,
Tjandarani, Mubasyiroh dan Supanni dalam Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
berisiko remaja di kota Makassar tahun 2009 memberikan hasil jenis kelamin memiliki
hubungan yang bermakna dengan perilaku berisiko kesehatan remaja, di-mana laki-laki temyata
lebih berisiko dalam berperilaku kesehatan daripada perempuan (p=0,000; OR = 5,363; 95% CI
= 2,890 - 9,954). Proporsi perilaku seksual berisiko berat (risiko melakukan hubungan seksual
bebas yang bisa mengakibatkan kehamilan) lebih tinggi pada lakilaki karena secara sosial lakilaki cenderung lebih bebas dibanding perempuan dan orang tua cenderung lebih protektif pada
anak perempuan. Pengekspresian dorongan seks pada laki-laki (hubungan seks) terkesan lebih
ditolerir dibandingkan jika hal tersebut dialami oleh kaum perempuan.
Hidayangsih PS, Tjandrarini DW, Mubasyiroh R, Supanni. Perilaku berisiko dan permasalahan
kesehatan reproduksi pada remaja. Jakarta: Kemenkes RI. 2014. Jurnal kesehatan reproduksi
volume 5 No.2.

Anda mungkin juga menyukai