Patofisiologi:
Tuberculosis paru dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Tuberculosis Anak ( Infeksi primer )
2. Tuberculosis Dewasa ( Reinfeksi )
Tuberculosis Primer
Kuman Micobacterium Tuberculosis masuk melalui droplet infection ,kemudian
kuman tersebut akan dibawa melalui saluran pernapasan, masuk ke paru paru
mencapai alveolus.
Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologik non
spesifik. Makrofag memfagosit kuman TB,tetapi sebagian kuman yang tidak dapat
dihancurkan oleh makrofag akan bereplikasi dalam makrofag.Kuman akan
berkembang biak terus sehingga makrofag mengalami lisis,dan kuman TB akan
membentuk koloni di tempat tersebut yang disebut focus Ghon ( Ghon primer )
Dari focus primer, kuman menyebar melalui saluran limfe sehingga
menyebabkan limfadenitis dan limfangitis.Gabungan ketigannya disebut kompleks
primer.
Setelah imunitas primer terbentuk,focus primer mengalami resolusi membentuk
fibrosis atau kalsifikasi.Setelah mengalami nekrosis pengejuan dan enkapsulasi.
Pada focus primer dapat terjadi 3 hal:
1. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat
2. Sembuh dengan sedikit meninggalkan fibrotik, kalsifikasi di hilus atau kompleks
Ghon
3. Komplikasi:
a. Fokus primer:
c. Penyebaran limfogen
d. Penyebaran hematogen
Tuberculosis sekunder
Tuberculosis sekunder atau reinfeksi bersifat kronis, terjadi pada orang dewasa
yang pada saat kecil pernah menderita tuberculosis primer,tetapi tudak diketahui atau
menyembuh sendiri.
Tuberculosis sekunder terdiri dari 2 fase:
1. Fase eksudatif
Infiltrasi lekosit PMN terjadi lebih banyak dibandingkan tuberculosis
Primer. Terjadi dari focus nekrosis kaseosa disertai edema, perdarahan, dan
Infiltrasi sel PMN. Di perifer terbentuk tuberkel yaitu akumulasi makrofag
mononuclear yang membengkak, pucat yang disebut sel epiteloid dan sel datia
langhans.
2. Fase penyembuhan
Edema dan eksudasi menghilang dan diganti fibrosis.Daerah nekrosis
menjadi hialinisasi. Terjadi invasi fibroblas disekitar daerah nekrosis sehingga
terbentuk dinding.Bila kaseosa dikeluarkan akan terbentuk kavitas.
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan roentgen sangat penting untuk mendiagnosis TB paru. Bila klinis ada
gejala TB paru, hampir selalu ditemukan kelainan pada foto roentgen. Bila klinis terdapat
persangkaan tapi foto roentgen tidak tampak maka bukan TB paru.Pada pemeriksaan
roentgen rutin mungkin ditemukan tanda awal TB mskipun secara klinis belum ada
gejala. Sebaliknya bila tidak ada kelainan di foto roentgen tidak berarti tidak ada TB,
karena kelainan pertama baru tampak pada foto roentgen setelah 10 minggu terinfeksi.
Dari bentuk kelainan pada foto roentgen ( bayangan bercak-bercak, awan, lubang
merupakan tanda aktif, sedangkan bayangan garis dan sarang kapur merupakan tanda
tenang). Memang dapat diperoleh kesan tentang aktivitas penyakit, namun kepastian
diagnosa harus dikombinasi dari klinis dan pemeriksaan penunjang.
Lokasi lesi tb terutama di apeks paru ( segmen apical lobus atas atau segmen
apical lobus bawah ), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah ( bagian inferior ) atau
daerah hilus menyerupai tumor paru ( pada tuberculosis endobronkial )
Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan
dengan batas yang tegas. Lesi ini disebut tuberkuloma.
Pada kavitas bayangannya bermula berdinding tipis, lama lam dinding jadi
sklerotik dan terlihat menebal.Bila terjadi fibrosis terlihat bayangan yang bergaris garis.
Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai bercak bercak padat dengan densitas
tinggi.Pada atelektasis terlihat fibrosis yang luas disertai penciutan yang dapat terjadi
pada sebagian atau 1 lobus maupun satu bagian paru
Gambaran tuberculosis milier terlihat berupa bercak bercak halus yang tersebar
merata pada seluruh lapangan paru.Gambaran radiologis yang sering menyertai TB paru
adalah penebalan pleura, massa cairan di bagian bawah paru ( efusi pleura ), bayangan
hitam radioluscent di pinggir paru ( pneumothorax ).
Pemeriksaan khusus yang kadang juga diperlukan bronkografi yakni untuk
melihat kerusakan bronkus atau paru yang disebabkan oleh TB.Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan pada pasien yang akan menjalani pembedahan paru.
Pemeriksaan radilogi yang saat ini lebih canggih adalah CT-Scan, pemeriksaan
ini lebih superior daripada pemeriksaan radiology biasa.Perbedaan densitas jaringan
terlihat lebih jelas dan sayatan dapat dibuat transversal.
Gambaran radiologis
1. Tuberculosis Primer
Seluruh bagian paru mempunyai kemungkinan yang sama untuk terkena.
Dapat mengenai :
a.
Parenkim
Terjadi konsolidasi luasnya 1 7 mm, homogen, batas tak tegas kecuali
jika berbatasan dengan fisura.
b.
Kelenjar
Terjadi pembesaran kelenjar hilus dan paratrakeal dapat unilateral atau
Bilateral, lebih banyak terjadi pada anak daripada dewasa.
c.
Trakeobronkial
Terjadi atelektasis, dapat oleh karena adanya jaringan granulasi atau
oleh karena penekanan kelenjar.
d.
Pleura
Terjadi efusi pleura. Primary effect seringkali terlihat sebagai bercak
Bercak kalsifikasi pada foto thorax orang dewasa, besarnya kira kira 5mm
2. Tuberculosis sekunder
85 % pada lobus superior segmen apical dan posterior. Kanan lebih banyak
dari kiri. Bias terjadi pada basal paru terutama pada diabetes, wanita dan Negro.
A. proses eksudatif
Konsolidasi air space, baik yang berbentuk bercak yang sesuai dengan acini
atau yang telah confluen menjadi proses yang luas. Batas tidak tegas, tidak ada
pembesaran kelenjar, dapat menghilang menyembuh. Pada penyembuhan biasanya
berbentuk fibroproduktif lesi.
B. Proses Fibroproduktif
Lesi konsolidasi diganti bayangan berbatas tegas,berbentuk garis, bintang
B.
Secara roentgenologis sarang baru dapat dinilai sembuh bila setelah jangka waktu
selama sekurang kurangnya 3 bulan bentuknya sama. Sifat bayangan tidak boleh
bercak, awan, kavitas,melainkan garis atau bintik bintik kapur.