I. PENDAHULUAN
II. KORONA
A.
Pengertian Korona
Korona merupakan proses dimana muatan
muncul dari sebuah elektroda berpotensial tinggi di
dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara,
dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan
plasma di sekitar elektroda. Ion-ion yang dihasilkan
akan melampaui muatan listrik menuju area-area
berpotensi rendah terdekat, atau bergabung kembali
untuk membentuk molekul-molekul gas netral. Saat
1
A.
Pemodelan Korona
Pada analisis ini pemodelan dengan
menggunakan ATPdraw untuk bentuk dasar dengan
diode, resistor dan kapasitor. Untuk memperkirakan
penyebaran korona pada konduktor, pemodelan
korona disambungkan pada titik pertemuan oleh
beberapa bagian dari potongan saluran transmisi.
Ab Kadir[1] mengusulkan pemodelan sistem yang
disatukan atau disamakan untuk mendapatkan hasil
analisis, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
Rs
Dioda
Cg
Vi
R=
(1)
Dimana
R = Resistansi Saluran Transmisi (Ohm)
= Resistivitas (m)
= Panjang Saluran (m)
= Luas Permukaan Konduktor (m2 )
Dengan :
A = r2
(2)
Dimana
= Konstanta
r = Jari Jari konduktor (m)
L = 2 . 10-7 ln
(3)
Dimana
L = Induktansi Saluran Transmisi (H/m)
D = Jari-jari Konduktor (m)
r = Jari Jari Konduktor setelah mendapat pengaruh
dari induktansi (Meter)
C =
0,0388
(4)
Dimana
C = Kapasitansi Saluran (F/mile)
D = Jarak Konduktor dengan Tanah (m)
r = Jari Jari konduktor (m)
Rs
Rs
Dioda
Cg
Vi
Rs
Rs
Dioda
Cg
Rs
Dioda
Cg
Vi
Dioda
Cg
Vi
Rs
Dioda
Cg
Vi
Vi
Vi =
(7)
Kapasitor
Parameter nilai yang akan dimasukkan ke dalam
kapasitor pada pemodelan didapatkan dengan
menggunakan rumus seperti dibawah ini :
18
Dimana
H = Tinggi Konduktor Terhadap Tanah (m)
r = Jari Jari konduktor (m)
Resistor
Nilai yang dimasukkan ke dalam resistor
diasumsikan bernilai sama sepanjang saluran, yaitu
sebesar 1 k
10 9
(6)
60
Dimana
Vi = Tegangan Awalan Korona (kV)
Z0 = Impedansi Gelombang Berjalan (Ohm)
r = Jari Jari konduktor (cm)
Ec = Gradien Kritis Korona (kV/cm)
Dioda
Pemodelan ini memakai dioda pada software
ATPdraw, dimana dioda ini diasumsikan dioda
ideal.
Cg =
Ec = 30 m 0,67 ( 1 +
0,3
(8)
Dimana
= Kerapatan Udara Relatif
m = Konstanta Kekasaran Permukaan Konduktor
r = Jari Jari konduktor (m)
(5)
Dimana
Cg = Kapasitansi Geometrik (F/m)
H = Tinggi Konduktor Terhadap Tanah (m)
r = Jari Jari konduktor (m)
B.3
Pemodelan Petir[6]
Untuk melakukan pengujian terhadap
pemodelan saluran transmisi dengan pengaruh
korona atau tidak, diperlukan suatu input untuk
mengetahuinya responnya. Input yang dipakai
adalah petir.
Sumber DC
Sumber DC ini merupakan pengganti dari nilai
tegangan awalan korona yang terjadi pada saluran
transmisi dengan pengaruh korona. Didapatkan
dengan menggunakan persamaan dari Ab.Kadir[1] :
IV. ANALISIS
Simulasi pengaruh korona pada saluran
transmisi ini menggunakan 5 macam tipe analisis
untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam.
Tegangan surja petir yang dipakai diasumsikan
mempunyai amplitudo 800 kV.
TABEL I
DATA SPESIFIKASI MENARA SUTT 150 KV
Tegangan
150 kV
Diameter Konduktor
Tinggi Kawat Konduktor A
25,3 mm
38,3 m
34 m
29,7 m
Rs
Rs
Rs
Rs
Rs
Rs
Rs
Ri
H
Dioda
Cg
Vi
Dioda
Cg
Vi
Dioda
Cg
Dioda
Cg
Vi
Dioda
Vi
Cg
Vi
Dioda
Cg
Vi
TABEL II
PERBANDINGAN REDAMAN SALURAN TRANSMISI
DENGAN BEDA TINGGI KONDUKTOR YANG
MENCOLOK
Tinggi Konduktor (m)
20
60
100
6.8936
6.0666
5.7461
TABEL IV
PERUBAHAN MEDAN KRITIS DAN TEGANGAN
AWALAN KORONA
Konstanta
Kekasaran
Permukaan
Konduktor
0.2
0.4
0.6
0.8
Hasil Simulasi :
Medan
Kritis
Korona
( kV/cm )
7.6
15.2
22.8
30.4
Hasil Simulasi :
TABEL III
PERBANDINGAN RESPON SURJA PETIR TERHADAP
KORONA
Tinggi
Konduktor (m)
20
60
100
Puncak Impuls
Tanpa Korona
(kV)
800
800
800
Puncak
Impuls
Dengan
Korona (kV)
481.53
499.54
507.12
Redaman
(kV)
318.47
300.46
292.88
Disimpulkan
bahwa
redaman
dengan
konstanta kekasaran permukaan konduktor sebesar
0,2 (dari gambar berwarna hijau) menghasilkan
nilai redaman paling besar dibandingkan dengan
konstanta yang lain sebesar 0,4 atau 0,6 dan 0,8.
Dengan hasil respon redaman memiliki pola yang
sama pada tiap perbedaan konstanta, namun
berbeda pada nilai puncak redamannya.
TABEL V
HASIL SIMULASI PENGARUH KORONA DENGAN
PERBEDAAN KONSTANTA KEKASARAN PERMUKAAN
KONDUKTOR
Redaman
( kV )
329.15
321.99
313.31
304.84
Prosentasi
Peredaman (%)
41.14375
40.24875
39.16375
38.105
TABEL VII
REDAMAN SURJA PETIR DENGAN PENGARUH
KORONA TERHADAP PERBEDAAN PANJANG
SALURAN
TABEL VI
DATA HASIL SIMULASI RESPON PENGARUH KORONA
PADA SALURAN TRANSMISI DENGAN VARIASI
KARAKTERISTIK WAKTU PETIR
Waktu Petir ( s ) Nilai Puncak Nilai Redaman Hasil Redaman Persentasi Peredaman
Muka Punggung Petir ( kV ) Korona ( kV ) Korona ( kV )
Korona ( % )
1.2
7
800
259.37
540.63
67.58
1.2
14
800
331.29
468.71
58.59
1.2
28
800
417.63
382.37
47.80
1.2
56
800
506.87
293.13
36.64
1.2
112
800
589.03
210.97
26.37
Puncak Impuls
Puncak Impuls
Redaman (kV)
Tanpa Korona (kV) Dengan Korona (kV)
800
569.37
230.63
800
507.74
292.26
800
494.69
305.31
800
492.55
307.45
5.
[1]
2.
3.
4.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
BIOGRAFI PENULIS
Dimas Ageng Pamungkas lahir di
kota Malang pada tanggal 19 mei
1989. Anak terakhir dari pasangan
Putut Sudjatmiko dan Diana Ina WH.
Mendapatkan Pendidikan di TK R.A
Kartini Malang pada tahun 19931995, kemudian melanjutkan ke SDN
Lesanpuro 06 Malang pada tahun
1995-2001, setelah lulus melanjutkan
pendidikannya ke SLTPN 05 Malang
pada tahun 2001-2004, pendidikan
SMA ditempuh pada tahun 2004-2007 di SMAN 1 Malang,
setelah lulus melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro Bidang
Studi Teknik Sistem Tenaga tahun 2007 - sekarang. Penulis aktif
di dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatektro) ITS
sebagai Staf dalam Departemen Lingpus periode 2008/2009. Dan
saat ini penulis aktif sebagai Asisten Laboratorium Tegangan
Tinggi di Jurusan Teknik Elektro FTI ITS.