Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ni Made Putri Sasmadiyani

No: 34
Kelas : XI IPA 4

SMA NEGERI 6 DENPASAR


2010/2011

KERANGKA DASAR AGAMA HINDU

A.
Tattwa
1. Tri
Pramana
2. Panca
sradha
3. Catur
Marga

Tiga Kerangka Dasar Agama


Hindu

B.
Susila

1. Tattwamasi
2. Tri Kaya Parisudha
3. Panca yama dan niyama brata
4. Catur Paramitha
5. Tri Pararta
6. Tri Mala
7. Sad Ripu

8. Catur
Asrama
c. Upacara
d.
Kaitan
9. Catur
10.
11.
Yadnya
antara
CaturPurusa
Guru
ketiga kerangka dasar agama

1. Bagian bagian dari Tri Pramana

A. Tattwa

a. Agama Pramana
Adalah suatu ukuran atau cara yang dipakai untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan mempercayai
ucapan- ucapan
Pengertian
Tatwa kitab suci, karena sering mendengar petuah- petuah dan ceritera para guru, Resi atau orangorang suci lainnya.
2. Panca
Sradha
Konsep
pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa
Adalah
Lima
keyakinan
yang mendasari
aspekmanusia
kehidupan
bagi
umat Hindu,
tterdiriyang
dari:disebut Pramana.
dalam
agama
Hindu
dapat diserap
sepenuhnyasegala
oleh pikiran
melalui
beberapa
cara danyang
pendekatan
b. Anumana Pramana
a. Brahman
Ada
3 (tiga)Pramana
cara
(keyakinan
penyerapan
terhadap
pokok
yang
Tuhan)
disebut untuk
Tri Pramana.
Tri Pramana
ini, menyebabkan
budi dan
pengertian manusia
Anumana
adalah
cara atau
ukuran
mengetahui
dan meyakini
sesuatuakal
dengan
menggunakan
dapat
menerima
kebenaran
hakiki
dalam
tattwa,
sehingga
berkembang
menjadi
keyakinan
dan
kepercayaan.
Kepercayaan dan
b.
Atman
(
keyakinan
terhadap
Atman)
perhitungan logis berdasarkan tanda- tanda atau gejala- gejala yang dapat diamati.
keyakinan
dalam Hindu
disebut terhadap
dengan sradha.
Dalam
Hindu, sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca Sradha.
c. Karmaphala
( keyakinan
hukum
karma)
Berbekal
Panca
Sradha
yang
diserap
menggunakan
Tri Pramana
ini, perjalanan hidup seorang Hindu menuju ke satu tujuan
d. Praktyasa
Punarbhawa/Samsara
(keyakinan terhadap penjelmaan
kembali)
c.
Pramana
yang
pasti.
Ke
arah
kesempurnaan
lahir
dan
batin
yaitu
Jagadhita
dan
Moksa.
Ada 4 (empat) jalan yang bisa ditempuh, jalan itu
e.
Moksa (keyakinan
terhadap
Atman dengan
Brahman)
Pratyaksa
Pramana adalah
carabersatunya
untuk mengetahui
dan meyakini
sesuatu dengan cara mengamati langsung

disebut Catur Marga.

terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus

3. Catur Marga
Catur Marga terdiri dari kata Catur yang berarti empat, dan Marga yang berarti jalan. Jadi Catur marga berarti
empat jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup lahir dan batin (Jagadhita dan Moksa) , yang terdiri dari
a. Bhakti Marga

Bhakti Marga adalah usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan jalan sujud bakti kepada
Tuhan. Dengan sujud dan cinta kepada Tuhan Pelindung dan Pemelihara semua makhluk, maka Tuhan
akan menuntun seorang Bhakta, yakni orang yang cinta, bakti dan sujud kepada- Nya untuk mencapai
kesempurnaan. Dengan menambah dan berdoa mohon perlindungan dan ampun atas dosa- dosanya
yang pernah dilaksanakan serta mengucap syukur atas perlindungannya, kian hari cinta baktinya
kepada Tuhan makin mendalam hingga Tuhan menampakkan diri (manifest) di hadapan Bhakta itu.
Tuhan memelihara dan melindungi orang yang beriman itu, supaya hidupnya tetap tenang dan
tenteram. Jalan yang utama untuk memupuk perasaan bakti ialah rajin menyembah Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas,
seperti melaksanakan Tri Sandhya yaitu sembahyang tiga kali dalam sehari, pagi, siang, dan sore hari dan bersembahyang hari suci
lainnya.
b. Karma Marga
Karma Marga berarti jalan atau usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan melakukan
kebajikan, tiada terikat oleh nafsu hendak mendapat hasilnya berupa kemasyhuran, kewibawaan,
keuntungan, dan sebagainya, melainkan melakukan kewajiban demi untuk mengabdi, berbuat amal
kebajikan untuk kesejahteraan umat manusia dan sesama makhluk.
c. Jnana Marga
Jnana Marga ialah suatu jalan dan usaha untuk mencapai jagadhita dan Moksa dengan
mempergunakan kebijaksanaan filsafat (Jnana). Di dalam usaha untuk mencapai kesempurnaan dengan
kebijaksanaan itu, para arif bijaksana (Jnanin) melaksanakan dengan keinsyafan bahwa manusia adalah
bagian dari alam semesta yang bersumber pada suatu sumber alam, yang di dalam kitab suci Weda
disebut Brahman atau Purusa.
d. Raja Yoga Marga
Raja Yoga Marga ialah suatu jalan dan usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa melalui
pengabdian diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa yaitu mulai berlangsung dan berakhir pada konsentrasi.

2. Tri Kaya Parisudha

Tri Kaya Parisudha adalah tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran Etika Agama Hindu
yang dipedomani oleh setiap individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidupnya, meliputi:
1. Manacika (berpikir yang benar), aplikasinya sebagai berikut:

a. Tidak sekali- kali mengingini sesuatu yang bukan haknya.


b. Tidak berpikir / berprasangka buruk terhadap orang / makhluk lain.
c. Tidak mengingkari hukum Karmaphala
2. Wacika (berkata yang benar, penerapanya sebagai berikut:
a. tidak berkata jahat (ujar ahala)
b. tidak berkata kasar (ujar aprgas)
c. tidak memfitnah (raja pisuna)
d. tidak ingkar janji (tan ujar mitya)
1. Tattwamasi
Kata Susila terdiri dari dua suku kata: "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah, harmonis. "Sila" berarti
3. Kayika (berbuat yang benar)
perilaku,
Kata
tata
Tattwamasi
laku. Jadiberasal
Susila adalah
dari bahasa
tingkah
Sansekerta.
laku manusia
Terdiri
yang
dari
baik
kata
terpancar
Tat yang
sebagai
berarti
cermin
itu atau
obyektif
dia, Twam
kalbunya
a. ahimsa (tidak menyakiti)
dalamberarti
yang
mengadakan
engkau,hubungan
dan Asi dengan
yang berarti
lingkungannya.
adalah. Tattwamasi
Susila merupakan
dapat diartikan
kerangka
dia adalah
dasar Agama
engkauHindu
atau yang
kamu.Tat
kedua
b.
astenya
(tidak
melakukan
kecurangan)
setelahAsi
Twam
filsafat
(Ia adalah
(Tattwa).
engkau)
Susilamengandung
memegang peranan
makna bahwa
pentinghidup
bagi segala
tata kehidupan
makhlukmanusia
sama, menolong
sehari- hari.
orang
Realitas
lain
c.
tidak
berzina
hidup bagi
berarti
menolong
seseorang
diri sendiri,
dalam berkomunikasi
dan sebaliknyadengan
menyakiti
lingkungannya
orang lain berarti
akan menentukan
pula menyakiti
sampai
diri sendiri.
di mana
Jiwa
kadar
sosial
budi
pekerti yang
demikian
diresapi
bersangkutan.
oleh sinarla
tuntunan
akan memperoleh
kesucian Tuhan
simpati
dandari
sama
orang
sekali
lainbukan
manakala
atas dalam
dasar pamrih
pola hidupnya
kebendaan.
selalu

B. Susila

3. Panca yama dan niyama brata


a. Panca Yama Brata adalah ima jenis pengekangan diri berdasarkan atas upaya menjauhi larangan agama
sebagai norma kehidupan sebagai berikut:
1. Ahimsa Kasih kepada makhluk lain, tidak membunuh atau menganiaya
2. Brahmacari Berguru dengan sungguh- sungguh, tidak melakukan hubungan kelamin (sanggama) selama
menuntut ilmu.
3. Satya Setia, pantang ingkar kepada janji.
4. Awyawaharika Cinta kedamaian, tidak suka bertengkar dan mengumbar bicara yang tidak bermanfaat.
5. Astenya Jujur, pantang melakukan pencurian.
4. Catur Paramita
5.
Tri Pararta
b. Panca
Niyama
Brata
adalah
lima berarti
jenis pengekangan
diriyang
berdasarkan
atau
tunduk
(mengikuti)
Catur
berarti
empat.
Dan
Paramita
sifat dan sikap
utama. Jadi
Catur
Paramita
berartiperaturan
empat macam
Tri
berarti
tiga.telah
Pararta
berarti kebahagiaan,
kesejahteraan. Tri Parartha berarti tiga hal yang dapat menyebabkan
Dharma
yang
ditentukan,
sebagai
berikut:
sifat dan sikap yang utama yang patut dipedomi berdasarkan ajaran Agama Hindu.
terwujudnya
kesempurnaan,kebahagiaan,
bagiannya.
1.
Akrodha
Tidak
dikuasai
oleh nafsu kemarahan.
a. Maitri
: sahabat
atau teman.
a.
Asih, Susrusa
artinya cinta
kasih
2. Karuna
Guru
Hormat
dan
taat kepada
guru
serta
patuh padauntuk
ajaranajarannya. sigat dan kasih saying.
b.
(karunia)
: belas
kasihan.
Ajaran
yang
mengajarkan
menumbuhkan
b.
Punya
(punia)
artinya
dermawan
atau
tulus
iklas.
3. Mudita:
Sauca Senantiasa
menyucikan diri lahir batin.
c.
penuh simpati.
c.
Bhakti,
artinyaPengaturan
hormat atau
sujud.(makanan bergizi) dan tidak hidup berfoya- foya/ boros.
4.
Aharalagawa
makan
d. Upeksa: pemaaf. Adalah ajaran
yang mengajarkan seseorang untuk untuk memaafkan kesalahan orang lain.
5. Apramada Tidak menyombongkan diri dan takabur.

8. Catur Asrama
Adalah 4 tingkat kehidupan manusia dalam agama Hindu, disesuaikan dengan tahapan- tahapan jenjang
kehidupan yang mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya. Pembagiannya:
a.
Asrama adalah tingkat kehidupan berguru/ menuntut ilmu. Setiap orang harus belajar (berguru).
7. Brahmacari
Sad Ripu
Diawali
Upanayana
dandiri
diakhiri
dengan
dengan yang
pemberian
Samawartana/
Ijazah.
Sad Ripudengan
adalahupacara
enam musuh
di dalam
manusia
yangpengakuan
selalu menggoda,
mengakibatkan
ketidakstabilan
b.
Grehasta
Asrama adalah tingkat kehidupan berumahtangga. Masa Grehasta Asrama ini adalah merupakan
emosi.
Pembagiaanya:
6. Tri Mala
tingkatan
kedua setelah Brahmacari Asrama
a. Kama: nafsu
Trimala merupakan tiga jenis kekotoran dan kebatilan jiwa manusia akibat pengaruh negatif dan nafsu yang
c.
Asrama adalah tingkat kehidupan ketiga dengan menjauhkan diri dari nafsu- nafsu
b. Wanaprastha
Lobha: kelobaan.
sering tidak dapat terkendalikan dan sangat bertentangan dengan etika kesusilaan. Trimala patut diwaspadai dan
9.
Catur Purusa
Artha
keduniawian.
Pada
masa ini hidupnya diabdikan kepada pengamalan ajaran Dharma
c. Krodha:
kemarahan
diredam, karena ia akan menghancurkan hidup, meliputi:
Empat
dasar
dan
tujuan hidup
manusia,
yang
terdiri dari:
d. Mada:
Sanyasin
(bhiksuka)
Asrama
adalah
merupakan
tingkat kehidupan di mana pengaruh dunia sama sekali
kemabukan
a. Maha , berpikiran kotor.
lepas.
Yang
diabdikan adalah nilai- nilai dari keutamaan Dharma dan hakekat hidup yang benar.
a.
Dharma
e. Moha:
kebingungan
b. Mada, berbicara kotor.
f. Matsarya: iri hati

10. Catur Warna


Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata ''Catur" berarti empat dan kata
"warna" yang berasal dari urat kata Wr artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat
pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas
kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan
ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu pekerjaan. Bagiannya :
a. Warna Brahmana.

Disimbulkan dengan warna putih, adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap
Merupakan
kebenaran absolutpengabdian
yang mengarahkan
manusia untuk berbudi
pekerti
luhur sesuai
dengan ajaran
orangnya menitikberatkan
dalam swadharmanya
di bidang
kerohanian
keagamaan.
agama
yang
menjadi dasar hidup.
b.
Warna
Ksatrya.
b.
Artha
Disimbulkan
dengan warna merah adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap
Adalah
kekayaan
dalam bentuk
materi/ bendabenda
duniawi yangdimerupakan
penunjang hidup
manusia. dan
orangnya menitikberatkan
pengabdian
dalam
swadharmanya
bidang kepemimpinan,
keperwiraan
c. Kama
pertahanan keamanan negara.
Adalah keinginan untuk memperoleh kenikmatan (wisaya).
c. Warna Wesya.
d. Moksa
Disimbulkan dengan warna kuning adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap
Adalah kelepasan, kebebasan atau kemerdekaan (kadyatmikan atau Nirwana) manunggalnya hidup dengan
orangnya
menitikberatkan
pengabdiannya
di bidang
masyarakat
(perekonomian,
11.
Catur(Sang
Guru
Pencipta
Hyang Widhi Wasa)
sebagai tujuan
utama,kesejahteraan
tertinggi, dan terakhir,
bebasnya
Atman dan pengaruh
perindustrian,
dan
lainlain).
maya
serta
ikatan
subha
asubha
karma
(suka
tan
pawali
duka).
4 kepribadian yang harus dihormati oleh setiap orang Hindu.
d. Warna Sudra.

Pengertian Yadnya
Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam
kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya dapat pula
a.
Guru Swadyaya
diartikan
memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan
Tuhan
yang
Esa dalam
guru sejati
maha
guru
alam
semesta
atau
Sang Hyang Paramesti
penyerahanMaha
dengan
penuhfungsinya
kerelaansebagai
(tulus ikhlas)
berupa
apa
yang
dimiliki
demi
kesejahteraan
serta
guru.
kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa.
b.
Wisesa
Di Guru
dalamnya
terkandung nilai- nilai:
Pembagian
Yadnya
Wisesa
dalamTingkat
bahasa Pelaksanaanya
Sanskerta berarti purusa/ Sangkapurusan yaitu pihak penguasa yang dimaksud adalah
1.
Menurut
Dalam
bentuk
pemujaan
kebaktian) ditujukan kepada:
1. Rasa
tulus
ikhlas (sembah,
dan kesucian.
Pemerintah.
a)
Sang
Hyang
Widhi
Wasa.
2. Rasa
bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara
c. Guru
Pengajian
b)
Para
Dewa/
Dewi
yang
merupakan
manifestasi
kemahakuasaandan
Bangsa,
dandikemanusiaan.
Guru Parampara.
Guru
sekolah yang
telah benarbenar sepenuhNya.
hati dan ikhlas mengabdikan diri untuk
c) Para Bhatara/ Bhatari, Leluhur.
mendidik serta mencerdaskan kehidupan Bangsa.

3. Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat

Dalam bentuk penghormatan ditujukan kepada:


a) Pemerintah/ Pejabat Pemerintah.
b) Orang- orang yang lebih tua atau yang berkedudukan lebih tinggi.
c) Orang- orang yang berjasa dan para tamu.
d) Makhluk- makhluk yang nampak dan tidak nampak yang lebih rendah derajatnya daripada manusia.
c. Upacara

Dalam bentuk pengabdian, baik kepada keluarga, masyarakat, Negara, Bangsa, Tanah Air, dan kemanusiaan

Dalam bentuk cinta dan kasih sayang terhadap semua makhluk hidup, terutama dalam keadaan
melarat, menderita, terkena bencana/ malapetaka, di mana kemauan dan tindakan suka serta ikhlas
berkorban sangat berperan di dalam bentuk cinta dan kasih sayang ini, demi kebahagiaan bersama dan
kesempurnaan hidup.
Dalam bentuk pengorbanan di mana pengorbanan benda, tenaga, pikiran, jiwa dan raga dapat diberikan
demi menjunjung tinggi cita- cita yang mulia dan luhur, baik dalam hubungan dharma kepada negara

2. Menurut Jenisnya
Dewa Yadnya.
Ialah suatu korban suci/ persembahan suci kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan seluruh manifestasi- Nya
Pitra Yadnya
lalah suatu korban suci/ persembahan suci yang ditujukan kepada Roh- roh suci dan Leluhur (pitra) dengan
menghormati dan mengenang jasanya dengan menyelenggarakan upacara Jenasah (Sawa Wedana) sejak tahap
permulaan sampai tahap terakhir yang
disebut Atma Wedana.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Pitra Yadnya ini adalah demi pengabdian dan bakti yang tulus ikhlas,
mengangkat serta menyempurnakan kedudukan arwah leluhur di alam surga.
3. Menurut
Waktu Pelaksanannya
Resi
Yadnya.
Manusa
Yadnya.

Adalah suatu Upacara


Yadnya
berupa karya
keagamaan
yanghidup
ditujukan
kepada para Maha Resi,
korban suci/
pengorbanan
sucisuci
demi
kesempurnaan
manusia.
Nitya
Karma
Yadnya.
orangorang
suci, Resi, Pinandita,
Guru yang
di dalam
pelaksanaannya
dapat di
diwujudkan
Di dalam
pelaksanaannya
dapat berupa
Upacara
Yadnya
ataupun selamatan,
antaranyadalam
ialah: bentuk:
Yaitu
yang diselenggarakan/
dilaksanakan
tiap- tiap
hari.
1. Yadnya
Penobatan
calon
sulinggih
menjadi
sulinggih
yang
disebut
Upacara
Diksa.
Upacara selamatan (Jatasamskara/ Nyambutin) guna menyambut bayi yang baru lahir.
Contoh:
Tri Sandhya,
Memberi
suguhanpemujaan
Yadnya
Sesa
(Ngejot/
Saiban).
2. Membangun
tempattempat
untuk
Sulinggih.
Upacara
selamatan
(nelubulanin)
untuk
bayi
(anak)
yang baru berumur 3 bulan (105 hari).
3. Upacara
selamatan
setelah anak berumur 6 bulan (oton/ weton).
Naimittika
Karma
Yadnya.
3. Menghaturkan/
memberikan punia pada saat- saat tertentu kepada Sulinggih.
4. Menurut
Cara Menjalankan
4. Upacara perkawinan (Wiwaha) yang disebut dengan istilah Abyakala/ Citra Wiwaha/ WidhiYaitu Yadnya yang diselenggarakan pada waktu- waktu tertentu.
Widhana.
Drewya
Yadnya.
Bhuta Yadnya.
Contoh:
Upacara Persembahyangan Purnama Tilem, selamatan, Hari Raya, dan sebagainya.
Adalah
ikhlas dengan
menggunakan
barangyang
dimilikirendahan,
kepada orang
lain
Adalah suatu
suatu korban
korban suci
suci/secara
pengorbanan
suci kepada
sarwa bhuta
yaitu barang
makhlukmakhluk
baik yang
Insidential
pada
waktu,
tempat,
dan
alamat
yang
tepat,
demi
kepentingan
dan
kesejahteraan
bersama,
masyarakat,
Negara
terlihat (sekala) ataupun yang tak terlihat (niskala), hewan (binatang), tumbuh- tumbuhan, dan berbagai jenis
Yadnya
yang
dilakukan
atas
dasar
adanya
peristiwa
atau
kejadian

kejadian
tertentu
yang
tidak
terjadwal,
dan
dan
Bangsa.
makhluk
lain yang merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa.
dipandang untuk melaksankan yadnya. Contoh: upacara melaspas.

Tapa Yadnya.
Yaitu suatu korban suci dengan jalan bertapa, sebagai jalan peneguhan iman di dalam menghadapi segala jenis
godaan agar memiliki ketahanan di dalam perjuangan hidup serta menyukseskan suatu cita- cita luhur.

Swadyaya Yadnya.
Adalah suatu korban suci yang menggunakan sarana "diri sendiri" sebagai kurbannya (Sadhana), yang dilaksanakan dengan tulus
ikhlas karena terdorong oleh perasaan kasih sayang yang sangat mendalam, umpamanya berupa berbagai jenis organ tubuh, seperti
daging, darah, tenaga, pikiran, mata, jantung, dan sebagainya.
Swadyaya Yadnya dilaksanakan benar- benar demi:
1. Rasa cinta kasih yang sejati.
2. Rasa tanggung jawab yang sangat besar.
3. Panggilan rasa kemanusiaan.
4. Rasa bakti karena panggilan jiwa.
Yoga Yadnya.
Adalah suatu korban suci dengan cara menghubungkan diri (menyatukan cipta, rasa, dan karsa) ke hadapan Sang
Hyang Widhi
Wasakerangka
yang sifatnya
sehingga
si pelaksana
(Yogin)dan
tersebut
benar- suatu
benarkesatuan.
Ketiga
dasar sangat
agamamendalam,
hindu tersebut
tidak bisa
berdiri sendiri,
merupakan
merasakan bersatu serta manunggal dengan- Nya, mencapai alam kesucian atau Moksa.
Ibaratnya seperti kepala, hati, dan kaki yang tidak bisa dipisahkan untuk membentuk manusia yang
sempurna. Tattwa sebagai kepala, Susila sebagai hati, dan Upacara sebagai kaki. Atau bisa diibaratkan
Jnana Yadnya.
d. Hubungan antara
seperti
sebuah
telor,
adalah tattwa,
putih
telornyadasar
sebagai
susila, dana
kulitnya
sebagai
Jnana Yadnya
berarti
korban
sucisarinya
yang menyeluruh,
yang
berintikan
pengetahuan
dan
kesucian.
ketiga kerangka dasar

Anda mungkin juga menyukai