Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
8.1 Perkenalan
8.1.1 Definisi
Validasi Metode Bioanalitik merupakan prosedur kerja untuk mendemonstrasi bahwa
metode analisis yang digunakan untuk analisis kuantitatif dari analit pada matriks biologi dapat
dipercaya dan reproducible sehingga dapat mencapai tujuan; kuantitas dari analit dengan derajat
akurasi dan presisi yang tinggi. Metode kuantitatif yang digunakan termasuk metode kurva
standar dari standar internal. Konsentrasi analit dapat dilihat dari respon sampel yang disebut
standar kalibrasi. Blangko digunakan untuk mengetahui ada tidaknya interferen dalam matriks.
Akurasi dan presisi dari metode dapat dikalkulasi dengan mengkalkulasikan sampel yang telah
diketahui konsentrasinya atau disebut Quality Control samples (QCs).
Hal hal tersebut di atas penting untuk jaminan kepercayaan dari selektifitas dan
sensitifitas metode bioanalitik sebelum digunakan untuk evaluasi kuantitatif dari obat dan
metabolismenya. Data yang dihasilkan dari metode ini harus reproducible dan terpercaya karena
digunakan untuk evaluasi dan interpretasi dari bioavailibilitas, bioequivalen, farmakokinetik dan
pre-clinical findings. Validasi yang dapat digunakan untuk metode bioanalitik dapat
menggunakan teknik analisis seperti: GC (Gas Chromatography); HPLC (High-Pressure Liquid
Chromatography); teknik mass spectrometric seperti: LC-MS, LC-MS/MS, GC-MS dan GCMS/MS; atau immunological dan prosedur mikrobiologi seperti radioimmunoassay (RIA) dan
enzyme-linked immunosorbant assay (ELISA) untuk pemisahan kuantitatif obat dan/atau
metabolit dalam matriks biologi seperti sampel darah, serum, plasma, urin, feses, saliva, septum
(dahak), CSF (cerebrospinal fluid), jaringan-jaringan dan kulit.
Meskipun terdapat banyak prosedur dalam validasi bioanalitik, proses pengujian yang
spesifik dikembangkan, divalidasi, dan digunakan dalam analisis sampel rutin dapat dibagi
dalam 4 tahap utama:
-
Preparasi standar referensi (larutan stok, pelarut, spiked calibrators, dan QCs.
Pengembangan metode bioanalitik dimana prosedur pengujian ditetapkan.
Validasi metode bioanalitik dan definisi kriteria penerimaan untuk analisis.
Parameter dasar dalam validasi bioanalitik termasuk akurasi, presisi, selektifitas, sensitifitas,
reproducible, stabilitas obat dalam matriks pada kondisi penyimpanan, range, recovery dan
fungsi
respon.
Bagaimanapun,
pengujian
memiliki
karakteristik
unik
yang
harus
Prosedur validasi untuk metode bioanalitik dalam evolusi yang berkelanjutan sejak
metode bioanalitik terus mengalami perubahan perbaikan, dan dalam banyak kasus teknologi
canggih.
8.2.1 Definisi
Sebagai langkah awal, penting untuk memiliki jelas dalam definisi pikiran istilah analisis
yang digunakan antara lain :
Akurasi : tingkat keeratan nilai terdekat untuk nilai sebenarnya nominal atau dikenal
biologi.
Analitik (atau batch) : satu set lengkap sampel analitis dan studi dengan jumlah yang
sesuai standar dan QCs untuk validasi mereka. Beberapa berjalan (atau batch) dapat
diselesaikan dalam satu hari, atau satu run (atau batch) dapat memakan waktu beberapa
konsentrasi analit dalam QCs dan dalam sampel penelitian diketahui ditentukan.
Standar internal : Uji senyawa (s) (misalnya, struktural analog yang sama, senyawa
berlabel stabil) ditambahkan ke kedua standar kalibrasi dan sampel pada konsentrasi yang
Efek Matrix : perubahan langsung atau tidak langsung atau gangguan dalam menanggapi
karena adanya analit yang tidak diinginkan (untuk analisis) atau zat mengganggu lainnya
dalam sampel.
Metode : deskripsi komprehensif dari semua prosedur yang digunakan dalam analisis
sampel.
Presisi : kedekatan perjanjian (derajat scatter) antara serangkaian pengukuran yang
diperoleh dari beberapa sampel dari sampel homogen yang sama di bawah kondisi yang
ditentukan.
Olahan sampel : ekstrak akhir (sebelum analisis instrumental) dari sampel yang telah
hubungan konsentrasi-respon.
Recovery : efisiensi ekstraksi dari proses analisis, dilaporkan sebagai persentase dari
jumlah dikenal dari suatu analit dilakukan melalui langkah-langkah ekstraksi sampel dan
pengolahan metode.
Reprodusibel : ketepatan antara dua laboratorium. Ini juga merupakan ketepatan metode
di bawah kondisi operasi yang sama selama periode waktu yang singkat.
Sampel : istilah umum meliputi kontrol, kosong, tidak diketahui, dan sampel diproses,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
o Kosong : sampel matriks biologi yang ada analit telah ditambahkan yang digunakan
untuk menilai spesifisitas metode bioanalisis.
o Sampel kontrol kualitas (QC) : Contoh yang digunakan untuk memantau kinerja
metode bioanalitis dan untuk menilai integritas dan validitas hasil sampel yang tidak
Batas atas kuantifikasi (ULOQ) : jumlah tertinggi analit dalam sampel yang dapat
Hubungan Konsentrasi-Respon
Kondisi berikut dapat ditemui dalam mengembangkan kurva kalibrasi :
1. Deviasi LLOQ kurang dari 20% dari nominal konsentrasi.
2. Deviasi 15% dari standar selain LLOQ dari nominal konsentrasi.
Setidaknya pada 4-6 nonzero standar harus ditemukan kriteria di atas, termasuk LLOQ dan
standar kalibrasi pada konsentrasi tertinggi. Dalam penambahan, kecuali standar yang tidak
ditemukan kriteria di atas tidak boleh mengubah model respon konsentrasi yang digunakan.
Microbiological and Immunoassay. Kurva standar microbiologi dan immunoassay nonlinear,
dan umumnya, lebih banyak titik konsentrasi mungkin di rekomendasikan untuk menetapkan
range kurva standar daripada pengujian kadar senyawa kimia. Terkait karakteristik nonlinear,
hubungan respon-kesalahan untuk kurva standar immunoassay merupakan fungsi varibel dari
respon (heteroscedisticity).
Untuk alasan ini, sebuah jumlah paling kecil dari 6 nonzero konsentrasi kalibrator di
rekomendasikan untuk diduplikasi. Penggunaan titik penjangkaran yang sejajar dengan
konsentrasi tinggi dan rendah yang mengakhiri kurva standar dapat memberikan peningkatan
pada kurva secara keseluruhan. Umumnya, titik penjangkaran ini akan ada pada konsentrasi
dibawah LLOQ dan di atas ULOQ. Sampel replikasi harus diukur selama validasi untuk
meningkatkan akurasi, prosedur sama harus diikuti untuk sampel yang tidak diketahui.
8.2.5 Precision and Accuracy
Akurasi ditetapkan mereplikasi analisis sampel yang mengandung jumlah analit yang diketahui.
Akurasi diukur menggunakan minimal lima kali penetapan per konsentrasi. Nilai rata-rata harus
kurang dari 15% dari nilai sebenarnya kecuali pada LLOQ, dimana itu tidak boleh menyimpang
lebih dari 20%. Deviasi pada rata-rata dari nilai sebenarnya dijadikan sebagai akurasi.
Presisi harus diukur menggunakan minimal lima kali penetapan per konsentrasi. Presisi
ditetapkan pada tiap level konsentrasi tidak melebihi 15% dari CV kecuali untuk LLOQ, dimana
itu tidak melebihi 20% dari CV
Presisi dibagi menjadi :
Presisi intrabatch atau repeatability, dimana menilai presisi selama analisis tunggal
berlangsung
Presisi interbatch atau presisi intermediate, dimana penilaian presisi dengan waktu dan
melibatkan analisis, peralatan, reagen, dan laboratorium yang berbeda
Pada nilai terendah, tiga konsentrasi yang mewakili keseluruhan range dari kurva standar harus
dipelajari : satu dalam tiga kali LLOQ (sampel QC rendah), satu dekat pusat (pertengahan QC)
dan satu dekat batas teratas dari kurva standar (QC tinggi). Perhitungan akurasi dan presisi, tidak
termasuk nilai-nilai yang secara statistik ditetapkan sebagai penyimpangan, dapat juga di
laporkan pada data validasi metode.
8.2.6 Pengenceran
Kemampuan untuk mengencerkan sampel asli di atas batas tertinggi pada kurva standar harus di
demonstrasikan dengan parameter akurasi dan presisi pada validasi.
8.2.7 Recovery
Recovery dari analit tidak perlu 100%, tapi tingkat recovery analit dan dari standar internal harus
konsisten,
presisi,
dan
reprodusibel.
Recovery
percobaan
harus
dilakukan
dengan
membandingkan hasil analisis untuk sampel yang diekstraksi pada 3 konsentrasi (rendah, sedang,
tinggi) dengan standar yang tidak diekstraksi mewakili recovery 100%.
Untuk Microbiological dan immunoassay, jika pemisahan dilakukan sampai pengujian kadar
dalam studi sampel tapi tidak untuk standar, penting untuk menetapkan recovery dan
menggunakannya dalam menentukan hasil. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menilai
efisiensi dan reprodusibilitas dari recovery :
Penggunaan trace analit (jumlah terlalu sedikit untuk berpengaruh pada pengujian kadar)
Peningkatan dalam penentuan recovery yang reprodusibel
Penggunaan standar internal yang tidak dikenali oleh antibodi tapi dapat ditentukan
dengan teknik lainnya
8.2.8 Stabilitas
Stabilitas dari analit yang ada dalam matrix dan sistem tidak boleh diektrapolasi ke dalam
matrix dan sistem lainnya. Prosedur untuk menentukan stabilitas harus dapat mengevaluasi
stabilitas dari analit selama pengumpulan sampel dan handling sampel setelah mengalami
beberapa perlakuan.
Kondisi yang digunakan adalah kondisi yang menggambarkan keadaan yang sama seperti
keadaan sampel yang sebenarnya di dalam proses handling dan analisis. Prosedur uji stabilitas
harus dilakukan juga untuk evaluasi dari stabilitas larutan stok dan sampel yang digunakan
disiapkan dari larutan stok yang dibuat.
Ada beberapa macam uji stabilitas, yaitu :
a. Freeze and Thaw Stability
Stabilitas analit dapat diketahui jika sudah dilakukan siklus 3 kali. Setiap bagian dengan
konsentrasi berbeda disimpan di suhu penyimpanan selama 24 jam dan dilelehkan di
temperatur ruangan, setelah leleh dibekukan kembali 12 sampai 24 jam dalam kondisi
yang sama dan diulangi sampai 3 siklus
b. Short-Term Temperature Stability
3 bagian dengan berbagai konsentrasi rendah dan tinggi dilelehkan dalam suhu ruangan
dan suhu dijaga selama 4 sampai 24 jam kemudian dilakukan analisis.
c. Long term stability
waktu penyimpanan untuk evaluasi stabilitas jangka panjang harus melewati waktu antara
tanggal pertama kali pengumpulan sampel dan tanggal terakhir kali sampel dianalisis.
Stabilitas jangka panjang dapat ditentukan dengan menyimpan setidaknya tiga bagian
dari setiap konsentrasi rendah dan tinggi pada kondisi yang sama dan dilihat
konsentrasinya dari awal pengujian hingga hari terakhir.
d. Stock Solution Stability
Stabilitas larutan stok dari suatu obat atau standar internal harus dievaluasi pada suhu
ruangan sedikitnya 6 jam. Kalau stok pernah dibekukan maka stabilitas harus dicatat dan
setelah waktu penyimpanan, stabilitasnya harus dites dengan membandingkan dengan
larutan yang baru
e. Postpreparative Stability
Stabilitas sampel harus dideterminasi dan reprodusibilitas dari penginjekan ulang harus
dievaluasi sehingga jika terjadi kesalahan dalam instrumen dapat dianalisis ulang.
8.2.9 Verifikasi tambahan
Ada berbagai macam verifikasi tambahan:
a.
Full Validation
Hal ini penting dilakukan ketika mengembangkan dan menerapkan metode baru maupun
Partial Validation.
Partial Validation ini dapat menjangkau penentuan nilai akurasi dan presisi yang kecil dan
dilakukan untuk modifikasi dari metode yang sudah divalidasi. Partial validation dapat
meliputi:
c.
Perubahan instrument
Selektivitas untuk memisahkan analit dengan adanya senyawa lain secara bersamaan
Cross-Validation
Merupakan perbandingan ketika dua atau lebih metode bioanalytical digunakan untuk
mengolah data dengan studi yang sama atau antar studi yang berbeda. Contohnya metode
yang sudah divalidasi dijadikan referensi dan metode lain dijadikan pembandingnya.
8.2.10 Dokumentasi
Detail dari metode bioanalytical harus ditulis. Tulisan ini bisa dijadikan lembar protokol,
lembar perencanaan pembelajaran, laporan, dan/atau SOP
8.3
8.3.1
1990 Conference:
kepercayaan.
IUPAC: Konsentrasi yang memberikan signal 10 kalli dari standar deviasi blanko.
Upper Limit of Quantification
2000 Conference:Jumlah teritinggi dari analit dalam sample yang dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan presisi dan akurasi.
Accuracy
2000 Confernece: Derajat kedekatan untuk mengetahui nilai sebenaranya dibawah suatu kondisi.
Uraian:
satu batch.
Interassay accuracy: RE dari mean replikasi analisis dari validasi sample selama validasi
semua batch.
1990 Conference: kedekatan nilai untuk mengetahui nilai sebenarnya. umumnya, recovery dari
penambahan analit untuk kisaran konsentrasi yang tepat dari sebagai indikasi akurasi.
ISO: Pernyataan kedekatan antara hasil tes dengan nilai referensi yang diterima.
8.3.2. Selektivitas / spesifisitas
Selektivitas merupakan suatu kemampuan pengukuran dari metode bioanalytical dan
membedakan kehadiran dari analit di komponen tersebut, sedangkan spesifisitas adalah
kemampuan untuk mengukur dengan tepat kehadiran analit yang diharapkan pada komponen
tersebut. Pada umumnya, metode analitis sudah selektif, hanya dibeberapa kasus juga sudah
spesifik (misalnya LC-MS/MS sebuah metode bioanalytical termasuk metode dengan
selektivitas yang tinggi tapi tidak selalu spesifik dikarenakan adanya kemungkinan untuk
munculnya matriks kompleks biologis sebagai pengganggu dengan waktu retensi, berat molekul,
dan struktur utama yang sama dengan analit).
Selektivitas (spesifisitas) dari metode ini untuk memverifikasi bahwa:
Respon dari puncak pengganggu pada waktu retensi analit kurang dari 20% dari respon
LLOQ standar, atau respon pada konsentrasi LLOQ lima kali lebih besar dari
metode yang telah ditetapkan tidak boleh diganti selama proses validasi, atau bahkan
selama analisis sample.
Dalam model regresi, fungsi polynominal yang dipertimbangkan adalah y = b0 + b1x +
b2x2 + b3x3 + ...., untuk model linier kondisi x2 atau lebih dari itu diabaikan, sedangkan
untuk model kuadratik term lebih besar dari x2 tidak dipertimbangkan. Meskipun model
kuadratik diperbolehkan di beberapa laboratorium bioanalisis, namun penggunaan model
linier harus dilakukan atau dicoba terlebih dahulu. Hasil yang tidak linier tergantung pada :
a.
b.
c.
d.
e.
Teknik injeksi
Kehilangan sample karena adanya kontak dengan peralatan kaca
Cross-talk di MS/MS
Adanya interferensi
Range konsentrasi yang terlalu besar
Pada tahun 2000, Washington conference guideline menyebutkan bahwa pemilihan
penimbangan harus dilakuakan dengan benar. Fungsi penimbangan yakni adalah untuk
mengurangi pengaruh hasil yang didapatkan untuk konsentrasi tinggi di slope dan
intercept. Berdasarkan pertimbangan statistik, fungsi penimbangan yang paling umum
digunakan untuk LC-MS dan LC-MS/MS-berbasis penetapan kadar harus 1/x, karena fakta
bahwa variansi di y meningkan di proporsi konsentrasi. Di HPLC-UV-berbasis penetapan
kadar, penggunaan 1/x2 dalam analisis regresi linear secara signifikan dapat mengurangi
nilai LLOQ yang didapatkan. Keuntungan dalam kasus ini untuk studi farmakologi dan
farrmakokinetik adalah ketika nilai konsentrasi yang diukur mendekati nilai LLOQ.
Penolakan Standar Kalibrasi Standar kalibrasi harus dieliminasi atau dihilangkan
dalam perhitungan jika : (a) Suatu masalah ditemukan dan di dokumentasi selama
pemrosesan sampel, (b) Suatu masalah kromatografi atau malfungsi sistem ditemukan dan
didokumentasikan.
Jika nilai % recovery > 20 % lebih tinggi atau lebih rendah dari pada nilai teoritis atau
>15 % lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai teoritis untuk semua standar lainnya. Dua
pendekatan berbeda yang dapat diambil :
1.
Pendekatan yang paling sederhana dan tepat, digunakan di banyak laboratorium, yakni
untuk mengeliminasi semua standar kalibrasi yang tidak termasuk kurang lebih 15%
2.
teori artinya data tidak diterima. Q-test yang bagus lebih dari 5 dengan batas kepercayaan
teori 95%.
Pendekatan lain yakni menggunakan table distribusi T dengan probabilitas 95%. Jika
rasio relative error dan SD lebih dari nilai t 95 pada derajat keadaan (nilai kalibrasi -1).
RE/SD lebih besar t95, tidak diterima. RE beda dengan % akurasi dan rata-rata. Deviasi ratarata ditolak saat keluar dari limit 95%.
8.3.5. Presisi dan Akurasi
Besar dari ketidakpastian dihubungkan dengan pengukuran yang seharusnya selalu
dievalusi hingga diperoleh hasil terbaik, yakni bebas kesalahan kurva standar dan bebas dari
kesalahan konsentrasi . Presisi dan akurasi penting untuk standar metode bioanalitical.
Sistematik error dan random error Hasil dari suatu analisis dapat dipengaruhi oleh
suatu kombinasi dari dua macam experimental error yakni sistematik error dan random error.
Sistematik error berhubungan dengan akurasi dari suatu metode analisis dan merupakan
perbedaan antara rata-rata nilai yang didapat dengan nilai sebenarnya.
Random error berhubungan dengan presisi dari metode analisa. Menurut definisi ICH,
presisi dibedakan menjadi tiga yakni :
Washington Tahun 1990 dan 2002 mengharuskan presisi harus lebih baik dari 15/20% untuk
intra dan interbatch. Namun, dalam praktiknya penerimaan metode ketika presisi intrabatch
dekat 15/20% dapat menyebabkan metode gagal divalidasi lebih lanjut.
Syarat persetujuan
Dua pendekatan digunakan untuk mendefinisikan syarat persetujuan: (1) dengan mematuhi
standar deviasi data yang didapatkan ketika validasi dan (2) dengan referensi dengan syarat
eksternal yang ditentukan. Aspek dari pengujian yang dapat atau boleh diberikan di Syarat
persetujuan meliputi:
Akurasi
Presisi
Jumlah standar yang bisa menggagalkan syarat persetujuan
Jumlah QC yang dapat menggagalkan syarat persetujuan
Kontaminasi dari blangko dari asalnya
Variasi maksimal dalam intensitas standar internal
Persetujuan minimum intensitas standar internal
Jika golongan kurva belajar sampel
Bagaimana QC dapat didistribusikan dalam suatu batch
Perbedaan yang luas
Hasil dari kesesuaian system sampel
Standar Internal
Penggunaan standar internal sangat penting dalam metode bioanalytical untuk memperbaiki
presisi dan akurasi. Peran dari standar internal adalah untuk meniru kepentingan analit. Standar
internal harus ditambahkan sebelum preparasi sampel/ekstraksi sebagai pencegahan kehilangan
atau kesalahan yang terjadi selama proses. Semakin banyak langkah-langkah penanganan
sampel, maka semakin besar kesalahan terjadi. Pada kasus ini, penggunaan standar internal
adalah untuk meminimalisir kesalahan yang signifikan.
Standar internal yang benar harus memiliki sifat fisika dan kimia yang mirip dengan analit.
Dalam pengujian LC-MS dan LC-MS/MS, coelution standar internal merepresentasikan situasi
yang ideal. Maka dari itu, kedua struktur analog dan bentuk labeled isotop yang stabil dapat
digunakan. Standar internal labeled isotope yang stabil adalah pilihan yang ideal untuk pengujian
menggunakan mass spektrofotometer karena mereka menawarkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Tetapi bagaimanapun juga, tidak semua bentuk labeled isotope yang stabil dari analit memiliki
sifat yang sama ketika digunakan sebagai standar internal. Sebenarnya, komponen analog dapat
berkelakuan lebih baik daripada standar internal labeled isotope yang salah.
Karena itu, labeled isotope stabil yang sempurna harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1. Dia harus bisa bergabung dengan C,N, dan O daripada deuterium (H) sebagai pilihan
pertama untuk meminimalisis efek isotop dan kemungkinan untuk berubah. Atom
deuterium yang banyak dapat menghasilkan efek isotop yang signifikan.
2. Labeled isotope harus memiliki lebih dari dua atom labeled, untuk menghindari
kontribusi isotop ke dalam analit.
3. Labeled isotope harus memiliki kemurnian isotopic yang tinggi untuk mencegah
beberapa puncak berjarak hanya 1 amu karena bentuk labeled yang hanya sebagian.
4. Isotop yang tidak labeled harus dihilangkan karena dapat memengaruhi kuantifikasi analit
dan menghasilkan hasil yang bias.
5. Atom labeled harus tidak mengalami pertukaran pada tahap-tahap analisis manapun.
Kerugian dari standar internal labeled isotop yang stabil adalah harganya tidak murah dan
ketersediaannya terbatas. Standar internal labeled isotop sangat mahal karena mereka
membutuhkan sintesis yang dimodifikasi.
Sejumlah standar internal yang ditambahkan harus mendekati dengan jumlah analit yang terdapat
dalam sampel. Pada kenyataannya, kesalahan dapat diminimalisisr ketika respon relative untuk
analit dan standar internal adalah sebanding.
Seperti peraturan pada umumnya, dengan 6 ringkatan kurva kalibrasi, konsentrasi standar
internal harus berada diantara tingkatan kedua dan ketiga dari konsentrasi standar kalibrasi
tergantung dari respon alat relative untuk analit dan standar internal dan presisi pada saat level
LLOQ.
8.3.6 Pengenceran
Validasi dari pengenceran pada matriks biological dapat dibutuhkan ketika validasi
metode atau setelah validasi initial apabila konsentrasi sampel diharapkan lebih tinggi dari
ULOQ dan/atau apabila volume sampel untuk bebrapa sampel itu sedikit yang digunakan untuk
setelah sample pretreatment (co: LLE, SPE, pengendapan protein, dll) untuk menghilangkan
zat-zat endogen
- Perbandingan dari tinggi puncak atau area dari sampel standard yang terekstraksi
dengan tinggi puncak atau area yang didapatkan ketika blangko yang terekstraksi
di-spike dengan analit yang diinjeksikan dengan konsentrasi yang sama dengan
-
sampel terekstraksi.
Efek Matrix (peningkatan atau penekanan) efek dari matrix biological dalam respon
instrument dengan analit
- Perbandingan dari tinggi puncak atau area dari blangko yang di-spike dengan
analit dengan tinggi puncak atau area yang didapatkan ketika larutan standar
disuntukkan dengan konsentrasi yang sama dengan sampel blangko yang di-spike
Derivatisasi atau hasil reaksi (apabila ada). Derivatisasi digunakan ketika analit tidak
stabil atau tidak terlalu sensitive dalam bentuk struktur kimia aslinya untuk teknik yang
nanti digunakan.
Carryover: Peak kromatografi pada waktu retensi dari analit atau standar internal dapat
dideteksi dengan salah satu kondisi tertentu, yaitu :
1. Blank (kosong)
2. Pada STD0 ( matrik sampel yang sudah diekstraksi tidak mengandung analit, akan tetapi
mengandung standar internal pada level yang spesifik dalam assay)
3. Rekonstitusi pelarut kosong yang disebabkan karena terdapat sisa analit ( atau standar
internal ) dari penginjekkan sampel sebelumnya
Carryover harus dievaluasi dengan cara menginjeksikan rekonstitusi pelarut kosong
secepatnya setelah didapatkan ULOQ dari kurva standar. Kriteria umum yang biasa digunakan
dapat dilihat di 2000 Washington conference, yaitu ULOQ 20% dari LLOQ.
Kecocokan sistem
Tes kecocokan sistem dilakukan pada sistem yang spesifik secara periodik (biasanya
harian) atau pada setiap batch selama validasi dan analisi sampel untuk mendeterminasi kinerja
dari sistem.
Tes kecocokan sistem meliputi :
1. Reprodusibilitas waktu retensi
2. Sensitifitas yang adekuat untuk mengkuantifikasi LLOQ (minimum respon detektor)
3. Ketepatan sensitifitas pada perhitungan ULOQ (masuk rentang dari detetor)
4. Pemisahan kromatografi
Pengujian menggunakan LC-MS/MS-based assay sangat mungkin untuk tes
kecocokan sistem dengan penggunaan paling tidak 5 kali replikasi dari konsentrasi
larutan dibandingkan dengan kalibrasi yang paling mendekati LLOQ.
Untuk memenuhi kriteria larutan ini harus mempunyai presisi untuk 5
replikasinya, yaitu 5% (dalam keadaan sistem seluruhnya sudah setimbang /
terekuilibrasi ).
Sensitifitas tidak boleh kerang dari sama dengan 40% karena sensitifitas 40%
belum cukup adekuat untuk mengkuantifikasi LLOQ.
8.3.8 Stabilitas
Stabilitas analit akan memburuk apabila:
Dekomposisi photolitik
Dekomposisi thermal
Reaksi fisika kimia dengan komponen sampel lainnya ( contohnya: ikatan protein)
Bekerja dengan es
Dinginkan autosampler
Sebelum digunakan vial, tabung, dan wadah lainnya di dingin kan terlebih dahulu
Pengukuran metabolit
Eliminasi dari obat biasanya terjadi pada metabolit yang lebih polar dibandingkan dengan obat
itu sendiri untuk meningkatkan ekskresinya lewat urin atau empedu. Beberapa keadaan tertentu
bioavailabilitas/bioequivalen membutuhkan determinasi metabolit:
a. Saat zat aktif obat tidak dapat di ukur pada sampel biologis and hanya metabolit yang
dapat di deteksi
b. saat zat aktif bersama dengan metabolit aktif dan atau metabolit inaktif dapat terukur
c. Saat lebih dari satu metabolit yang ada
d. Saat akumulasi metabolit teraugmentasi
Semua metode yang digunakan untuk menentukan metabolit ataupun zat aktif dan level
metabolit harus divalidasi dengan parameter umum dan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Pengujian stereoisomer
Banyak obat yang terdaftar merupakan campuran rasemat. Obat itu mungkin akan
melewati stereoselektif metabolisme atau eliminasi dan satu isomer dapat menjadi lebih aktif
dibandingkan dengan isomer lainnya.
8.3.9 Dokumentasi
Metode melaporkan harus mencakup:
a. Daftar yang lengkap dari perlengkapan, kondisi, reagen, dan deskripsi preparasi dari
reagen yang digunakan.
b. Prosedur kurva standar, validasi, dan quality control preparasi sampel.
c. Prosedur ekstraksi sampel atau perlakuan sampel untuk analisis.
d. Deskripsi dari sistem ketepatan uji untuk digunakan pada analisis sampel, apakah kriteria
diterima atau ditolak.
e. Limit dari batas quantifikasi.
f. Pengujian spesifik yang diterima dan kriteria penolakan untuk kurva standar dan kontrol
kualitas.
g. Rangkuman dari validasi data, termasuk hasil akurasi dan presisi.
h. Rangkuman dari perhitungan untuk memperoleh nilai kurva standar saat validasi.
Dapat digunakan tanpa ada perubahan keduanya baik sampel hewan dan manusia
Hanya membutuhkan satu validasi untuk semua matriks plasma
Memungkinkan penggunaan kalibrator, QCs, dan sampel yang sebenarnya pada matriks
praklinis dimana range kuantifikasinya sangat luas yang digunakan untuk mengakomodasi
variabel konsentrasi dari analit pada sample. Dalam metode bioanalitical menggunakan:
LC-MS/MS-based assay
Garis linear untuk akurasi yang tinggi rasio luas vs konsentrasi
Template perkembangan metode standart sistematik mudah diaplikasikan pada bahan
apapun
Range template dapat mengcover hampir semua permintaan scientist ADME
- 0.5 sampai 500 ng/mL
- x 10 pengenceran sampai 5000 ng/mL
- x 100 pengenceran sampai 50000 ng/mL
Inhibitor enzim universal untuk semua tipe plasma
Kelebihan dari metode ini adalah:
Mudah dan prosedurnya standar untuk pengembangan metode, validasi, dan analisis
sampel:
Analisis sampel lebih sederhana dan lebih cepat jika sampel dari matriks berbeda
dapat diuji bersama pada single batch menggunakan standar yang disiapkan pada
pada lingkungan GLP harus mempromosikan produksi baru, SOP upgrade mengenai validasi
metode dan analisis sampel, dan bisa menjadi masukan bagi lembaga regulator untuk meninjau
kembali pedoman pada bidang bioanalytical.
Metode. Metode matrix-independen plasma sudah diperoleh dengan menambahkan
inhibitor enzim spesifik untuk semua matriks plasma, dan efek matriks yang tidak signifikan
sudah diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Standar Kalibrasi, QCs, dan sampel harus diencerkan dalam air 5 atau 10 (tergantung
pada respon LLOQ) sebelum pengolahan sampel untuk membuat matriks yang berbeda
seragam
Sumber APCI harus digunakan dalam LC-MS / MS. Sumber APCI memiliki efek matriks
gangguan endogen. Bahan pra dan postpeak harus dialihkan. Prosedur ini mengurangi
efek memori pada sumber ion.
Hasil. Kemungkinan mengembangkan dan memvalidasi "universal" metode bioanalytical
sudah didemonstrasikan menggunakan kedua obat komersial dan entitas kimia baru.
Pengembangan metode dan validasi untuk Gemcitabine (cytidine analog nukleosida digunakan
dalam pengobatan beberapa jenis tumor) dan metabolit yang dideaminasi akan digunakan
sebagai contoh untuk menunjukkan penerapan dari teori universal metode bioanalitis. Metode
gemcitabine memenuhi keenam kriteria di atas. Oleh karena itu metode ini memiliki efek matriks
signifikan. Kelebihan besar tetrahydrouridine (THU) sudah ditambahkan ke sampel actual dan
sampel validasi untuk mencegah konversi enzimatik dari Gemcitabine menjadi bentuk
metabolitnya. Selain validasi plasma manusia, metode ini crossvalidated pada anjing, tikus,
minipig, dan tikus kecil menggunakan kalibrator plasma manusia.
Validasi Metode Bioanalitikal
Tentukan fase gerak
menggunakan
sumber APCI
Sensitivitas rendah
80/20
80/20
80/20
80/20
MeOH/5 mM
CH3COONH4
ACN/5 mM
CH3COONH4
MeOH/1%/CH3COOH
ACN/1%/CH3COOH
Sensitivitas medium
Sensitivitas tinggi
Sensitivitas rendah
60/40
95/5
60/40
95/5
MeOH/5
mM/CH3COONH4
MeOH/5
mM/CH3COONH4
ACN/5
mM/CH3COONH4
ACN/5
mM/CH3COONH4
Sensitivitas rendah
Sensitivitas tinggi
Sensitivitas medium
Sensitivitas rendah
40/50
100%
MeOH/5
mM/CH3COONH4
ACN
Bagan diatas ini merupakan bentuk decision tree (pohon keputusan) dengan tahap-tahap
Sensitivitas dalam
tinggi
Sensitivitas
pengembangan metode sistematik untuk memilih
suatubagus
senyawa sebagai fase gerak
dengan melihat sensitifitas yang terbaik di LC-MS/MS menggunakan sumber APCI (sumber
Atmospheric pressure chemical ionization) dan mengurangi efek matriks. Contoh Fase gerak
yang diuji sensitivitas pada bagan di atas adalah MeOH/5mM, MeOH/1%, ACN (Asetonitril) /
5mM dan ACN/1%. Keempat fase gerak tersebut diuji sensitivitasnya masing-masing dengan
fase diam (pelarutnya) yang sama yaitu CH2COONH4 dengan masing-masing perbandingan
MeOH/5mM CH2COONH4 (80/20); ACN/5mM CH2COONH4 (80/20), MeOH/1% CH2COONH4
(80/20) dan ACN/1% CH2COONH4 (80/20). Hasilnya MeOH/5mM CH2COONH4 (80/20)
dengan sensitivitas medium ; ACN/5mM CH2COONH4 (80/20) dengan sensitivitas tinggi ; dan
MeOH/1% CH2COONH4 (80/20) dan ACN/1% CH2COONH4 (80/20) dengan sensitivitas rendah.
Kemudian yang diambil adalah sensitivitas medium dan sensitivitas tinggi untuk diuji lagi.
Sensitivitas medium dibuat 2 perbandingan yaitu MeOH/5mM CH2COONH4 (60/40) dan
MeOH/5mM CH2COONH4 (95/5) sedangkan sensitivitas tinggi dibuat juga dua perbandingan
ACN/5mM CH2COONH4 (60/40) dan ACN/5mM CH2COONH4 (95/5). Hasilnya diperoleh
MeOH/5mM CH2COONH4 (60/40) dengan sensitivitas medium, dan MeOH/5mM CH2COONH4
(95/5) dengan sensitivitas rendah sedangkan ACN/5mM CH2COONH4 (60/40) dengan
sensitivitas rendah dan ACN/5mM CH2COONH4 (95/5) dengan sensitivitas tinggi. Maka
dilanjutkan lagi uji sensitivisitasnya yaitu dengan MeOH/5mM CH2COONH4 (60/40) dengan
sensitivitas medium dan ACN/5mM CH2COONH4 (95/5) dengan sensitivitas tinggi. Kedua
perbandingan ini akan diubah konsentrasinya untuk MeOH/5mM CH2COONH4 (40/60) dan
ACN/5mM CH2COONH4 (95/5) menjadi ACN 100%. Hasilnya MeOH/5mM CH2COONH4
(40/60) dengan sensitivitas tinggi dan ACN 100% dengan sensitivitas paling bagus.
Gambar 8.2 dan 8.3 merupakan pengembangan metode sistematik fase gerak menggunakan
eksperimen infusi (percobaan fase gerak dengan infus). Tujuan infus untuk melihat sensitifisitas
fase gerak di LC-MS/MS menggunakan sumber APCI ( sumber Atmospheric pressure
chemical ionization) dan mengurangi efek matriks. Fase geraknya pada gambar 8.2 yaitu ACN
100%, 95%, 60%, dan 100% sedangkan untuk gambar 8.3 fase geraknya MeOH 100%, 60%, dan
40%. Hasilnya menunjukkan ACN dengan konsentrasinya paling tinggi 100% memiliki
sensitifitas yang tinggi sedangkan MeOH dengan konsentrasi 40% (rendah) memiliki
sensitifisitas yang tinggi. Namun antara ACN 100% dan MeOH 40% yang memiliki sensitifitas
yang lebih tinggi adalah ACN 100% yang dapat dilihat panjang pick masing-masing konsentrasi
yaitu pick metabolit dan parent (senyawa induk) dari ACN dibandingkan dengan Pick metabolit
dan parent dari MeOH
Run time adalah 3,5 menit menggunakan 96,5: 3,5 asetonitril/1mM amonium acetateas sebagai
fase gerak. Hanya puncak yang tinggi (meningkat-ningkat) yang dikumpulkan; dan sisanya
dialihkan untuk limbah (diverted to waste).
Tabel (8.1) diatas menunjukan tentang akurasi dan presisi Interbatch dari Gemcitabine
dan metabolit yang terdeaminasi yang terdapat dalam sampel-sampel plasma manusia yang
dilutionkan (pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan) dengan larutan plasma dan air.
Pada parent dan metabolit,interbatch % RE untuk Gemcitabine adalah 2,67 untuk 10
pengenceran dan 0,68 untuk 100 dilusi dalam plasma dan 2,97 untuk 10 pengenceran dan
1,34 untuk 100 pengenceran dalam air.
Total recorvery, efisiensi ekstraksi dan efek matriks untuk (a) gemcitabine dan (b)
metabolit yang terdeaminasi (reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus amina
dari molekul senyawa asam amino) dari plasma manusia.
Dievaluasi pada 0,5, 250, dan 500 ng/mL menggunakan kalibrator dalam plasma manusia
dan standar QC pada manusia, anjing, tikus, minipig, dan plasma tikus. Plasma manusia
dilakukan enam replikasi pada setiap tingkat diukur dalam empat batch; plasma hewan dilakukan
enam replikasi pada setiap tingkat diukur dalam satu batch untuk setiap spesies (anjing, tikus,
minipig, mouse). Batas atas maksimum semua tingkat konsentrasi dilaporkan.
(Gambar 8.5) Efek matriks pada recovery itu diminimalkan hanya 5-8,2 % (Tabel 8.2).
Kesimpulan
Metode analisis otomatis ekstraksi fase padat LC-MS / MS telah dikembangkan untuk mengukur
Gemcitabine dan metabolit dideaminasi pada sampel plasma manusia dan hewan. Sejak validasi
bersilang pada anjing, tikus, minipig, dan sampel plasma tikus menggunakan kalibrator plasma
manusia yang berhasil untuk kedua obat induk dan metabolit, kemungkinan menggunakan
kalibrator plasma manusia untuk mengukur analit dalam matriks hewan yang telah ditunjukkan
bersama-sama dengan kemungkinan menggunakan air bukan matriks kosong sebagai pengencer
atau diluen.