Anda di halaman 1dari 65

Jangan Malas Dong,

Bessy...

Name

NIM

Occupation

Adelia Melanti

405070017

Penulis

Adrian Hartanto L

405070039

Anggota

Eeng Sapta Hadi

405070078

Anggota

Nina Amelia Gunawan

405070092

Angota

Dian Natalia

405070097

Anggota

Anthony Kane B

405070098

Anggota

Devi Regina

405070099

Ketua

Agnes Santoso

405070100

Anggota

Clement Drew

405070104

Sekretaris

Risma Kamilah

405070121

Anggota

Christiani

405070161

Anggota

Nazrien

405070133

Anggota

Tutor: dr . Linda
Budiharso

Group 6

Skenario
Bessy, anak perempuan 7 tahun dilaporkan sering mengantuk di
kelas. Nilai ulangannya semakin banyak tertinggal, karena sebelumnya
ia tergolong anak yang lamban mengangkap pelajaran. Ia juga
kurang berminat untuk bermain dengan teman-temannya. Ibu
gurunya mulai khawatir dengan kesehatan Bessy. Akhir-akhir ini Bessy
memang tidak cukup tidur di malam hari karena gelisah. Ia biasa
mengorok saat tidur, dan belakangan ini ia sering mengalami
obstructive sleep apnea yang memaksanya bangun untuk mengatur
napas. Karena mudah terengah-engah, kamar tidur Bessy sudah
dipindahkan dari lantai atas ke lantai bawah. Tidak seperti kedua
orangtuanya yang berpostur langsing, sejak kecil Bessy
bertubuh gemuk. Kegemarannya akan ice cream dan fast food
serta kebiasaan menonton televisi sambil mengkonsumsi
camilan manis-manis semakin membuat pipinya bertambah
tembem, dagu rangkap bertumpuk dan perut membuncit
berlipat-lipat. Kedua tungkainya membentuk huruf X dengan
laserasi di bagian dalam kedua pangkal paha akibat sering
bergesekan. Kulitnya beberapa kali terinfeksi oleh jamur, dan bila
diperhatikan lipatan leher dan ketiaknya tampak menghitam.
Pemeriksaan antopometri : BB 45 kg TB 115 cm. Hasil ro bone age :
sesuai dengan 66 bulan. Pemeriksaan laboratorium : kadar insulin
plasma , C-peptide , LDL-kolesterol , hipokalsemia dan
hipofosfatemia.
Apa yang dapat Saudara pelajari dari kasus ini?

LO

Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
obesitas
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui

dan
dan
dan
dan
dan

memahami
memahami
memahami
memahami
memahami

definisi obesitas
epidemilogi obesitas
etiologi obesitas
patofisiologi obesitas
penatalaksanaan

dan
dan
dan
dan

memahami
memahami
memahami
memahami

pencegahan obesitas
komplikasi obesitas
prognosis obesitas
ro bone age

Obstructive sleep apnea


Obstructive sleep apnea (OSA) is a
common sleep apnea caused by
obstruction of the airway
This can be the result of an upper
respiratory infection that causes
nasal congestion, along with swelling
of the throat, or tonsillitis that
temporarily produces very enlarged
tonsils.

Faktor resiko

Jenis kelamin :
Dibandingkan wanita, pria lebih berisiko tinggi mengalami OSAHS
Mungkin berhubungan dengan pengaruh hormonal.
Usia
Prevalensi OSAHS lebih tinggi pada usia tua daripada usia muda.
Faktor keturunan (familial)
Kebiasaan merokok
Asap rokok memicu inflamasi dan kerusakan mekanik dan
saraf pada saluran nafas atas, serta risiko kolaps otot-otot
faring selama tidur.
Alkohol
Alkohol memperpanjang durasi apnea dan memperberat
hipoksemia. Mekanisme alkohol dalam memicu atau
memperburuk kolaps otot faring belum diketahui.
Percobaan pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa alkohol
mengurangi respiratory motor output pada saluran nafas
atas, dan mengakibatkan hipotonia pada otot orofaring.

Kondisi lain : sindrom polikistik ovarium (SPO), hipotiroid, dan


kehamilan.
SPO
Penumpukan lemak visceral dan kadar androgen yang tinggi
pada SPO menjadi faktor predisposisi terjadinya OSAHS.
hipotiroid :
Diduga kadar hormon tiroid yang menurun dan obesitas yang biasa
ditemukan pada pasien hipotiroid berperan terhadap terjadinya
OSAHS. subkutan.
Deposit mukoprotein pada saluran nafas atas --> pembesaran
lidah, faring, membran mukosa laring --> kecenderungan kolaps
saluran nafas atas saat tidur.
Kehamilan terutama trimester ketiga
Diduga karena pertambahan berat badan selama masa gestasi,
penurunan ukuran lumen faring, dan perubahan fisiologi paru
Kelainan kraniofasial
hipertrofi tonsil (terutama pada anak), retrognathia, dan
mikrognathia

Etiologi sleep apnea


1. karena sewaktu tidur otot-otot
pernafasan mengendur;
2. karena melemahnya otot tenggorokan
dan otot lidah;
3. karena adanya amandel yang terlalu
besar;
4. karena lidah jatuh ke belakang akibat
posisi tidur yang terlentang, dan
5. karena adanya benjolan pada
tenggorokan sebagai akibat kegemukan
atau penyakit tertentu.

Patogenesis
Fisiologis :
Saat inspirasi : tekanan intralumen (-)
udara dari luar bisa masuk ke dalam paru
cenderung menyebabkan kolaps otot-otot saluran nafas atas.
Aktivasi otot fasik (Contoh : genioglossus) untuk melawan
kolaps jalan nafas tetap terbuka.

Pada obesitas, dapat terjadi :


penumpukan jaringan lemak pada pada anterolateral
saluran nafas -->lumen saluran nafas menyempit
Terlebih saat tidur, aktivasi refleks tekanan negatif, namun
tidak mati total --> otot faring mudah kolaps

Penumpukan lemak viseral

Lingkar leher :
<37 cm --> risiko rendah
>48 cm --> risiko tinggi

PENATALAKSANAAN
Terapi yang efektif pada OSAHS
adalah continous positive airway
pressure (CPAP).
Mandibular advancement splint (
MAS )
Terapi bedah
Pemberian oksigen tambahan

KOMPLIKASI
Pada ekografi ditemukan adanya disfungsi
sistolik dan diastolik pada OSAHS.
Semakin berat derajat OSAHS, semakin rendah
pula fraksi ejeksi jantung.
Mekanisme itu mungkin disebabkan efek hipoksia
dan perubahan tekanan intratorakal berulang.
Tekanan negatif intratorakal -> afterload ventrikel
kiri, relaksasi ventrikel kiri.
Hipoksia menyebabkan daya kontraktilitas dan
relaksasi otot jantung --> volume ventrikel kiri (saat
sistolik akhir maupun diastolik akhir).
Aktivasi saraf simpatis, baik saat hipoksia maupun
terbangun (arousal), memicu takikardi dan
vaskonstriksi perifer sehingga semakin meningkatkan
afterload ventrikel.

Laserasi
Luka robek, compang-camping, dan
rusak.

Bone age
Bone age is a way of describing the
degree of maturation of a child's
bones.
the bones of the skeleton change in
size and shape. These changes can
be seen by x-ray

Obesitas
Definisi
Obesitas merupakan suatu penyakit
multifaktorial, yg terjadi akibat akumulasi
jaringan lemak berlebihan, sehingga
dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel
lemak bertambah pd seseorang, bila
seseorang bertambah berat badannya
maka ukuran sel lemak akan bertambah
besar & kemudian jumlahnya akan
bertambah banyak.

Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas


Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut
Menurut Kriteria Asia pasifik
Risiko Ko-Morbiditas
Lingkar perut
Klasifikasi

IMT (kg/m2) <90 cm (laki2)


<80 cm
(perempuan)

90 cm (laki2)
80 cm
(perempuan)

Berat Badan
kurang

<18,5

Rendah (risiko
meningkat pada
masalah klinis
lain)

Sedang

Kisaran normal

18,5 22,9

Sedang

Meningkat

Berat badan
lebih

23,0

Berisiko:
-Obes I
-Obes II

23,0 - 24,9
25,0 -29,9
30,0

Meningkat
Moderat
Berat

Moderat
Berat
Sangat berat

Klasifikasi Obesitas pada


anak

Epidemiologi

Etiologi obesitas

P
a
t
o
g
e
n
e
s
i
s

NPY
menimbulkan
rasa lapar
POMC
menimbulkan
rasa kenyang

Manifestasi Klinis Obesitas


Pada Anak
Adipositas di aderah dada laki-laki sering
berkesan tumbuh payudara
Abdomen menggantung, ada strie putih atau
merah lembayung
Genitalia eksterna anak laki-laki tampak
kecil, penis sering terbungkus lemak pubis
Pubertas dapat terjadi lebih awal
Ekstremitas biasanya lebih besar di lengan
atas dan paha
Tangan relatif kecil dan jari sedikit demi
sedikit mengecil
Sering ada lutut bengkok (genu valgum)
Gangguan psikologis

Android

Dada, pundak, leher, dan


muka
Kegemukan tipe ini lebih
banyak terjadi pada pria dan
wanita yang sudah
mengalami menopause. Tipe
android ini potensial berisiko
lebih tinggi terhadap
serangan penyakit yang
berhubungan dengan
metabolisme lemak dan
glukosa seperti penyakit
gula, jantung koroner, stroke,
pendarahan otak, dan
tekanan darah tinggi. Selain
itu, kemungkinan untuk
terserang kanker payudara
enam kali lebih besar
dibandingkan dengan mereka
yang mempunyai berat tubuh

Kegemukan tipe ini


banyak terjadi pada
wanita.
Dari segi kesehatan tipe
ini lebih aman bila
dibandingkan dengan
tipe android karena risiko
kemungkinan terkena
penyakit degeneratif
lebih kecil.
Akan tetapi, lebih sukar
menurunkan kelebihan
berat tubuh pada tipe ini
karena lemak-lemak
tersebut lebih sukar
mengalami proses

Ginoid

Mengukur Lemak Tubuh


Underwater weight.
BOD POD.
DEXA (dual energy X-ray
absorptiometry)
Jangka kulit
Bioelectric impedance analysis
(analisa tahanan bioelektrik)

Tatalaksana Obesitas Pada


Anak
Prinsip dari tatalaksana obesitas
adalah mengurangi asupan energi
serta meningkatkan keluaran energi,
dengan cara pengaturan diet,
peningkatan aktifitas fisik, dan
mengubah / modifikasi pola hidup

Penatalaksanaan
Diet & Exercise
Low fat diets
Low carbohydrate diets

Surgical Treatment
Pharmacologic :
Appetite Suppresant drugs : Sibutramine,
Fenfluramine, Phentermine, Endocannabinoid
Fat Absorption Inhibitors : Orlistat
Thermogenic agents : Thyroid Hormone,
Symphatomimetic agents ( cigarete )
Leptin

Nutrition partitioning agents


Androgen
Growth Hormone
Resistance Exercise

Alternative Therapies
Chromium Supplementation
Herbal Ephedrine

Pengaturan aktifitas fisik


20-30 menit per hari.

Terapi bedah di indikasikan bila berat


badan > 200% BB Ideal.
Prinsip terapi ini adalah untuk
mengurangi asupan makanan atau
memperlambat pengosongan lambung
dengan cara gastric banding, dan
mengurangi absorbsi makanan dengan
cara membuat gastric bypass dari
lambung ke bagian akhir usus halus.
Sampai saat ini belum banyak
penelitian tentang manfaat dan
bahaya terapi ini pada anak

Dalam pengaturan diet ini perlu


diperhatikan tentang :
Menurunkan berat badan dengan tetap
mempertahankan pertumbuhan normal.
Diet seimbang dengan komposisi
karbohidrat 50-60%, lemak 20-30%
dengan lemak jenuh < 10% dan protein
15-20% energi total serta kolesterol < 300
mg per hari.
Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak
usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis
menggunakan rumus: (umur dalam tahun
+ 5) gram per hari

Prognosis
Bila ditangani secara cepat dan tepat
dan penuh dengan komitmen,
obesitas dapat ditangani tanpa
komplikasi
Namun, jikalau berkepanjangan,
prognosisnya akan menjadi buruk
karena banyaknya komplikasi yang
dapat terjadi

Hipotiroid
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisistiroid-end organ, dengan akibat terjadinya
defisiensi hormon tiroid, ataupun
gangguan respon jaringan terhadap
hormon tiroid.
Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak
dibedakan menjadi 2 :
- Hipotiroid kongenital.
- Hipotiroid didapat

Etiologi
Sebab-sebab bawaan (kongenital) :
Disgenetik kelenjar tiroid: ektopik, agenesis, aplasi atau hipoplasi.
Dishormonogenesis.
Hypothalamic-pituitary hypothyroidism
Bersifat sementara :
Induksi obat-obatan.
Antibodi maternal.
Idiopatik.

Ibu mendapat
Bahan goitrogen.
Pengobatan yodium radio-aktif.

Sebab-sebab yang didapat (acquired):

Tiroiditis limfositik menahun.


Bahan-bahan goitrogen (yodium, tiourasil, dsb).
Tiroidektomi.
Penyakit infiltratif (sistinosis, histiositosis-X).
Defisiensi yodium (gondok endemik).
Euthyroid sick syndrome.
Hipopituitarisme

Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis
hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan
terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
-Hipotalamus membuat thyrotropin releasing hormone
(TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
-Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid
stimulating hormone = TSH) yang merangsang kelenjar
tiroid.
-Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid
(triiodothyronin = T3 dan tetraiodothyronin = T4 =
thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang
meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas tubuh,
fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak,
dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormonhormon lain.

GEJALA KLINIS
Gejala pada anak :
-Dengan goiter maupun tanpa goiter.
-Gangguan pertumbuhan (kerdil).
-Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi,
tulang, dan pubertas.
-Ganguan perkembangan mental permanen
terutama bila onset terjadi sebelum umur 3 tahun.
-Aktivitas berkurang, lambat.
-Kulit kering.
-Miksedema.
-Tekanan darah rendah, metabolisme rendah.
-Intoleransi terhadap dingin

PEMERIKSAAN DAN
DIAGNOSIS
Anamnesis
Gejala klinis
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar
hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak adanya
gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan
kemungkinan hipotiroid kongenital.
Laboratorium :
- Darah, air kemih, tinja, kolesterol serum.
- T3, T4, TSH
Radiologis :
- USG atau CT scan tiroid.
- Tiroid scintigrafi.
- Umur tulang (bone age).
- X-foto tengkorak

Diagnosis hipotiroid dapat dilakukan :


-In utero :
Pemeriksaan USG (ada tidaknya goiter).
-Post natal
Uji tapis tiroid pada bayi baru lahir
(setelah hari ketiga)
Pelaksanaan bisa dilakukan dengan 3 cara:
- Pemeriksaan primer TSH.
- Pemeriksaan T4 ditambah dengan
pemeriksaan TSH dari sampel darah yang
sama, bila hasil T4 rendah.
- Pemeriksaan TSH dan T4 sekaligus pada
satu sampel darah

Kesimpulan
Bessy mengalami obesitas
BMI = 32
Lifestyle yang dimiliki Bessy sangat
mendukung terjadinya obesitas

Saran
Berikan edukasi mengenai pola
makan dan pola hidup yang lebih
sehat dengan berolah raga
Berikan obat sesuai dengan
indikasinya

Daftar pustaka
Sherwood,L.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta :EGC
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,
Jameson JL, et al, editors. Harrisons principle of internal
medicine. 17 th ed. USA: Mc.Graw Hill medical, 2008
Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2006.
Jakarta: FKUI
Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia,Konsensus,pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. 2006
Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran
pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders, 2005.

Anda mungkin juga menyukai